Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 07: Tabungan Santi dikuras Aryo
"Aku bisa kok, Mbak," balas Meli keras kepala.
Santi bingung mau naik apa pulang ke rumahnya. Dari tadi dia mengotak-atik ponselnya untuk pesan transportasi online, sudah dua menit tidak ada sama sekali ditemukan. Akhirnya dia luluh juga untuk membantu Meli, walaupun dalam keadaan pasrah, tapi tidak rela.
"Mbak, aku mau membantu menyetir mobil milik Meli," ucap Santi.
Ayu berhenti dan mengarahkan tubuhnya ke asal suara itu.
"Se-serius?" tanya Ayu terbata. Dia laksana mendapat mukjizat yang tak disangka-sangka.
Santi mengangguk dan mengulas senyum.
"Bu-bukan bohong 'kan?" tanya Ayu meyakinkan.
"Aku serius, Mbak."
Sementara Meli sudah menekan pedal gas untuk melaju pergi.
"Meli," teriak Ayu dan Santi serentak.
Ayu dan Santi berlari menghentikan Meli, agar tidak menyetir mobil itu.
"Meli jangan
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 08: Panggilan Nomor BaruPikiran Meli nanar, hatinya nelangsa. Matanya berembun membuat pandangannya tidak jelas.'Lebih baik aku mati daripada menanggung malu di dunia ini. Tidak ada lagi gunanya aku hidup,' ucapnya dalam hati.Meli menginjak tuas gas semakin kuat. Dia menyetir mobil dengan kecepatan seratus KM per jam."Mbak, kita kok bisa kehilangan jejak?" tanya Santi. Hatinya ikut was-was terjadi sesuatu pada Meli."Kurang tahu juga, San. Mungkin dia ngebut agar kita nggak bisa mengejarnya," jawab Ayu.Ayu fokus menyetir, dia takut konsentrasinya buyar kalau terlalu berpikiran negatif memikirkan Meli."Apa sebaiknya kita berhenti sejenak?" ucap Santi.Sebenarnya dia takut mengutarakan itu, tapi Santi memberanikan diri. Niatnya untuk menelpon Alia agar membujuk Aryo menghubungi Meli. Santi yakin, kalau Aryo menelpon Meli. Dia pasti tidak beran
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 08: Panggilan Nomor BaruAryo meneguk minumnya lalu menghembuskan napas kasar."Sekali lagi jangan pernah ikut campur lagi masalah mantan istriku. Aku nggak suka, sayang."Alia mengangguk dan melingkarkan jari kelingkingnya menandakan sebuah perjanjian yang tidak boleh dilanggar."Maaf iya, sayang. Aku tadi sudah marah padamu."Aryo berdiri dan mengecup kening Alia. Sebenarnya ia merasa jijik karwna Aryo mencium keningnya.'Kalau bukan karena terpaksa butuh uang, aku nggak mau dicium segala sama Aryo lelaki buaya darat,' ucap Alia dalam hati. Ia mencoba membalas senyum Aryo walaupun terpaksa."Nggak apa-apa, santai saja."Gawai milik Alia bergetar dan mengalihkan perhatiannya. Ternyata sebuah notif pesan chatt dari Santi."Ada pesan chatt masuk sayang, sin
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 09: Pergi ke Show Room MobilAyu berhenti sejenak dan menjawab panggilan telepon.[Halo!] jawab Ayu dengan nada gemetar dan takut.Wajar dia was-was karena dua bulan yang lalu Ayu kena tipu melalui panggilan telepon nomor baru.[Apa benar ini saudari Ayu Widyaningsih?] tanya pria itu di ujung sana setelah panggilan telepon terhubung.Ayu mengernyitkan kening, dia mencoba mengenali suara itu. Namun, tidak bisa dia tebak, siapa lawan bicaranya.[I-iya! A-ada apa? Ada yang bisa saya bantu?] tanya Ayu dengan suara gemetar dan penasaran.Santi duduk di kursi depan dan sibuk dengan ponsel miliknya. Suara transportasi yang lalu lalang membuat konsentrasinya buyar.[Apakah Meli kecelakaan atau bagaimana?] Perasaan Ayu semakin kacau.Ayu menggigit bibir bawah dan kedua bola matanya membulat.[Aku mohon Bu Ayu segera ke rumah sakit Bunda Thamrin jalan pelajar, se
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 09: Pergi ke Show Room Mobil[Mbak! Aku mohon jangan langsung percaya begitu saja. Jawaban yang ia utarakan sudah kelihatan jelas berbohong,] ujar Santi mencoba menasihati Ayu.Ayu bergeming dan menatap Santi. Dia merasa malu sudah mengkambing hitamkan Santi sebagai biang kerok kejadian ini.[Mbak! Tolong segera datang kemari kalau tidak silahkan transfer biaya operasi Meli ke rekening aku. pihak rumah sakit sudah meminta aku untuk membayarnya. Aku hanya berniat baik menolong saudari mbak. Nanti akan aku kirim nomor rekeningku melalui pesan chatt.]Mendengar penuturan pria itu, Ayu mulai sadar kalau dia mau ditipu.[Silahkan share lokasi dan poto kalau kamu memang sedang di depan ruangan ICU.]Sambungan telepon terputus, Ayu menghela napas. Kemudian menghampiri Santi."San! Maafkan a
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 10: Malunya itu LooAlia mengarahkan pandangannya ke asal suara itu."Astagfirullah! Kok ada ya manusia mengenalku,' ucapnya dalam hati.Pria itu menghampiri Alia dan Aryo."Siapa pria ini?" tanya Dion dengan napas ngos-ngosan.Alia bergeming, otaknya traveling mencoba mengingat siapa pria yang menegurnya."Ka-kamu siapa?" tanya Alia gugup.Alia tidak pernah dekat atau kenal dengan pria itu."Oh kamu sudah melupakan aku. Perkenalkan namaku Dion Syahputra. Masa kamu lupa sama aku."Dion mencoba mencari akal agar Alia mengingat dirinya. Namun, dari raut wajahnya Alia, dia tidak mengingat sama sekali."Kamu siapa? Kenapa sok dekat dan sok kenal dengan calon bidadari surgaku?" tanya Aryo memasang wajah cemburu.Aryo sudah pernah bertanya kepada Alia, kalau wanita calon istrinya tidak ada sama sekali dekat dengan pria lain."Seharusnya aku yang
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 10: Malunya itu Loo"Sayang, malu atu. Ini tempat umum."Aryo menepuk jidatnya dan berkata, "Astagfirullah.""Hari gini masih zaman bucin? Nggak lah ya. Dasar lelaki buaya darat!" ledek salah satu pengunjung show room.Aryo merasa dibuli, dadanya langsung bergemuruh mendengar hinaan salah satu pengunjung."Sabar, sayang. Kamu harus tahu letak di mana kita berada."Alia mencoba menasihati Aryo."Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya salah satu karyawan. Dia mencoba mencairkan suasana calon custumernya."Aku mau beli mobil keluaran tahun terbaru dan limit edisi," jawab Aryo.Karyawan tokoh terkejut dan heran mendengar penuturan Aryo. Sementara Alia mengulas senyum."Maaf, pak! Mana ada mobil limit edisi," balasnya.Aryo tersenyum, dia baru sadar ucapannya mengundang lelucon."Mari, pak di lihat-lihat terlebih dahulu. Mana tahu ada ya
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 11: Perjanjian di Atas Materai"Sayang, kita tunda dulu iya beli mobilnya," ucap Aryo. Wajahnya sudah berubah pucat pasi.Malu, jelas malu yang dirasakan Aryo. Dia nggak tahu kenapa bisa uang di ATM-nya kosong."Maksudnya, sayang?" tanya Alia. Dia pura-pura tidak tahu masalah yang menimpa Aryo. Padahal di dalam hatinya, dia merasa sangat senang karena kerja kerasnya berhasil melabui Aryo."Saldo di ATM aku ludes. Aku nggak tahu pergi ke mana. Harus cetak buku dulu, agar aku tahu ke mana uangku pergi."Penjaga kasir sudah tepat di belakang Aryo."Mau lari ke mana kamu, pak?" tanya penjaga kasir.Aryo terkejut mendengar penuturan mbak penjaga kasir."Mohon perhatian semuanya. Pria ini telah melakukan penipuan dengan pura-pura membeli satu unit mobil. Setelah data pembe
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 11: Perjanjian di Atas MateraiSanti mengulas senyum sambil menyantap makanan yang baru saja disajikan oleh pelayan cafe."Aku mohon dan harap kamu melamar kerja di tempat Mas Aryo bekerja. Nanti aku atur segala sesuatunya. Setiap kali kamu masuk kerja, usahakan selalu berpakaian seksi dan menggoda suamiku. Dan kamu jagan pernah lengah, kalau kamu itu suruhanku."Mendengar penuturan Santi, Alia terkejut atas tawaran yang diberikan oleh saudara sepupunya."Kalau boleh tahu, Mas Aryo selingkuh kah?" tanya Alia sambil menikmati hidangan.Santi menggangguk dan hanya mengulas senyum."Mas Aryo kenapa selingkuh?" tanya Alia lagi penuh penasaran.Santi mengernyitkan dahi, pertanyaan yang diberikan Alia sampai detik ini belum juga dia ketahui."Kalau masalah itu aku kurang tahu. Justru itu, aku
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per