Share

Bab 157. Rindu?

Aku meraih ponsel yang masih terpasang dengan charger lalu melepasnya, terlihat di layar sudah jam 3 pagi. Aku pamit ke mereka untuk mandi dulu. Kemudian tanganku dibalut oleh plastik wrapping yang seperti pembungkus buat itu. Katanya menjaga agar tidak terkena air.

Aku pasrah dan bangkit berlalu ke kamar mandi lalu mandi ala kadarnya. Badanku masih tercium wangi, baru kemarin aku berendam di bathtub yang sudah diberi kembang mawar dan sabun cair oleh pelayan hotel.

“Kenapa sepagi ini Mbak ngehenanya?“ tanyaku kemudian seusai mandi dan sudah bersiap.

“Maaf, Kak. Karena sebentar MUA yang merias Kakak akan datang, biar nanti tidak saling bertubrukan kalau sudah selesai salah satunya,” jelasnya dengan menempelkan lem ke atas punggung tanganku.

“Ini awet ya? Atau akan lepas begitu saja?“

“Insyaallah, enggak, Kak. Kami memilih lem dan Hennanya yang kualitas terbaik sesuai pesanan, Kak.“

“Sesuai pesanan?“

“Iya, MUA nya memesan yang nomor 1, Kak.“

Aku manggut-manggut dan menatap tangannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status