Share

Band Dan Persahabatan

Author: Selia p
last update Last Updated: 2025-01-02 16:02:53

Hari-hari mereka jadi penuh dengan latihan, diskusi soal lagu, dan beberapa kali ngumpul di rumah Alira buat latihan. Setiap kali latihan, suasana makin seru, meskipun kadang-kadang ada aja tingkah konyol dari Tio atau Sita yang bikin semua orang ngakak.

Suatu hari, saat mereka lagi latihan di rumah Alira, Sita tiba-tiba ngeluarin ide absurd.

“Gue punya ide gila, nih,” katanya sambil duduk di lantai, ngebetulin strum gitar. “Gimana kalau kita ngadain konser kecil di sekolah? Tapi jangan yang biasa-biasa aja, kita bikin sesuatu yang beda.”

“Apaan yang beda?” tanya Tio dengan penasaran.

Sita langsung ngeliatin mereka satu per satu, “Gue pikir kita harus bikin konsep band yang unik, gitu. Misalnya, semua pemain band harus pakai kostum aneh. Gue bawa kostum unicorn, deh!” Sita langsung ketawa ngakak, seolah dia udah ngebayangin dirinya di atas panggung pakai kostum unicorn.

Alira yang dari tadi diem langsung angkat tangan. “Sita, jangan bercanda deh. Kalau lo bawa kostum unicorn, gue cabut dari band ini!”

Tio, yang udah nggak sabar, langsung nyela, “Tapi, Sita bener loh. Kita harus beda, biar orang-orang pada notice band kita. Kita nggak bisa cuma main musik doang, kita harus punya ciri khas.”

Raka yang duduk di pojokan sambil main gitar langsung nyambung, “Bener juga, sih. Tapi, kalau kostum unicorn, gue rasa itu agak kelewatan, ya.”

Alira langsung nyengir. “Kalo lo sih, Raka, nggak usah ngomong. Lo kan udah gila dari dulu. Kita udah mulai latihan serius, jangan sampai malah jadi gila beneran.”

Semua pada ketawa, termasuk Raka yang cuma bisa nyengir sambil muterin senar gitarnya. Tio, Sita, dan Alira pun sepakat buat tetep fokus ke latihan, tapi dengan ide yang lebih praktis.

Mereka mulai ngebahas soal lagu-lagu yang bakal mereka mainin di band. Raka ngasih beberapa ide lagu indie yang dia suka, sedangkan Alira dan Sita lebih suka lagu-lagu yang agak upbeat, yang bisa bikin orang bergerak. Tio yang emang paling suka eksperimen, malah usul untuk coba mainin beberapa lagu yang campuran dari berbagai genre, biar nggak monoton.

Alira, yang emang seneng sama musik, langsung angkat suara, “Oke, jadi kita harus milih lagu yang sesuai sama vibe band kita. Gimana kalau kita gabungin beberapa lagu indie, pop, sama rock, biar punya variasi?”

Sita langsung ngebetulin posisi duduknya. “Gue sih oke-oke aja, asal lagu-lagunya bisa bikin orang ikutan nyanyi, gitu. Gue nggak suka yang mellow-mellow.”

Tio yang dari tadi cuma ngangguk-ngangguk, tiba-tiba ngelebihin, “Jadi, kita mesti cari lagu yang bener-bener bisa bikin orang yang dengerin band kita merasa, ‘Wah, ini band keren!’”

Raka pun setuju, “Yang penting, kita harus punya sound yang beda. Gue rasa kita bisa mix beberapa genre jadi satu. Nggak perlu ngikutin tren, yang penting kita punya karakter.”

Alira, yang udah mulai ngebayangin konsep band mereka, ngelirik ke Raka. “Gue setuju sama lo, Rak. Kita nggak perlu ngejar popularitas, yang penting kita jadi diri kita sendiri.”

Semua sepakat dan mulai nyusun daftar lagu. Alira nulis beberapa lagu yang harus mereka kuasai dulu, dan mereka berencana latihan lebih intensif.

Hari berikutnya di sekolah, mereka mulai berbicara lebih serius tentang promosi band. Tio yang biasanya jadi pusat perhatian, kali ini mulai nyusun rencana tentang cara mereka ngenalin band mereka ke teman-teman satu sekolah. Mereka mikirin cara-cara yang lucu dan nggak biasa.

Tio langsung nyelonong, “Gimana kalau kita bikin video promosi lucu? Bikin video di mana kita lagi latihan, terus tiba-tiba ada sesuatu yang konyol. Misalnya, gue jatuh dari panggung, atau Sita malah salah main gitar.”

Sita langsung tertawa. “Wah, itu sih gokil banget, tapi kalo video kayak gitu, pasti langsung viral deh!”

Alira ngeliatin mereka dengan heran. “Lo tuh emang ide-idenya kadang nggak masuk akal, Tio. Tapi yaudahlah, coba aja. Kita butuh sesuatu yang beda buat promosiin band ini.”

Setelah itu, mereka mulai nyusun jadwal latihan yang lebih rutin dan mencari waktu yang tepat buat ngajak Deny, anak yang mereka pikir cocok jadi drummer, buat gabung. Deny memang anak yang lebih pendiam, tapi mereka semua merasa kalau dia punya potensi besar di dunia musik.

Minggu berikutnya, Alira dan Raka akhirnya mutusin buat ngajak Deny nongkrong bareng. Mereka bawa Deny ke ruang band di sekolah, berharap bisa meyakinkan dia untuk gabung.

Deny duduk dengan tenang, sementara Alira dan Raka mulai ngobrol tentang band mereka. “Deny, lo kan jago banget main drum. Kita butuh drummer kayak lo buat band ini. Gimana, mau nggak?”

Deny cuma diam sejenak, menatap mereka dengan tatapan datar. “Gue nggak yakin, sih. Gue suka main drum, tapi gue nggak yakin kalau bisa gabung sama band kalian.”

Raka, dengan gaya santainya, langsung mencoba ngeyakinin, “C’mon, Deny. Kita nggak akan maksa lo buat jadi sesuatu yang lo nggak mau. Cuma, kita butuh orang yang ngerti musik dan serius.”

Alira yang sedikit lebih tegas ngomong, “Lo tau kan kalau di band ini nggak ada tekanan. Kita cuma pengen main musik bareng, jadi kalau lo gabung, pasti asik banget.”

Setelah beberapa menit ngobrol, Deny akhirnya mengangguk pelan. “Oke, gue coba gabung. Tapi gue nggak janji bakal langsung jago, ya?”

Tio langsung loncat dari kursi, “Gue suka banget! Sekarang kita tinggal nunggu latihan bareng lo, Deny!”

Related chapters

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Nyanyi Bareng

    Setelah Deny akhirnya setuju gabung sebagai drummer, latihan mereka jadi lebih intens. Alira, Raka, Tio, Sita, dan Deny mulai merasa band mereka mulai punya bentuk. Meskipun sering bercanda, mereka serius latihan untuk tampil di depan teman-teman sekolah. Mereka mulai nyiapin lagu-lagu untuk latihan dan konser kecil yang mereka rencanain. Hari itu, mereka latihan di ruang band, ngerjain beberapa lagu dan latihan vokal bareng.“Gue udah bosen latihan doang, nih! Gimana kalau kita coba nyanyi bareng? Sekalian tes vibe band kita,” Tio yang biasanya sok serius, kali ini ngomong dengan nada gila. “Gue udah nggak sabar buat ngeliat reaksi orang-orang pas kita tampil.”“Gue setuju, lo! Gue pengen banget ngeliat band kita bikin orang-orang goyang!” Sita langsung semangat. “Lo tau kan kalau kita bisa mainin lagu indie yang asyik, pasti bisa bikin sekolah heboh!”Alira tersenyum, lalu ambil mic dari meja. “Oke, kita mulai latihan serius. Gue pilih lagu yang udah jadi favorit kita semua, ya. ‘La

    Last Updated : 2025-01-02
  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Nyanyi Bareng (2)

    Setelah nyanyi lagu kedua, mereka langsung ngobrol-ngobrol lagi. Tio mulai memberikan ide-ide gila, “Gue rasa kita harus coba bikin lagu sendiri, deh. Biar band kita bener-bener beda.”Alira mengangguk setuju. “Iya, sih. Gue juga mikir kayak gitu. Kalau kita bisa bikin lagu sendiri, itu bakal jadi nilai tambah buat kita.”Sita, dengan ekspresi serius yang langka, langsung nyaut. “Gue sih siap bikin lirik, asal lo semua bisa kasih ide yang unik. Gue nggak mau lagu kita jadi klise.”Raka yang biasanya lebih banyak diem, tiba-tiba ngomong, “Kita bisa mulai dari pengalaman kita, deh. Kadang-kadang cerita tentang persahabatan atau cinta yang nggak terbalas bisa jadi inspirasi.”Tio langsung ngangguk. “Gue setuju! Kita buat lagu tentang kehidupan kita aja. Pasti banyak yang relate.”Deny yang biasanya nggak ngomong banyak, kali ini ikut nyumbang ide. “Kalau lo pada udah nemu ide, gue siap bantu di bagian drum. Gue sih lebih suka kalau lagunya cepat, biar orang-orang nggak bosen.”Mereka mul

    Last Updated : 2025-01-02
  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Konser Dadakan

    Sehari setelah latihan seru itu, Alira, Sita, Tio, Raka, dan Deny udah mulai sibuk persiapin semuanya. Walaupun mereka nggak punya banyak waktu, semangat mereka tetap membara buat ngebuat konser dadakan yang udah direncanain di sekolah. Alira udah ngontak panitia OSIS supaya bisa ngadain acara spontan di aula sekolah, dan Sita udah mulai mikirin konsep gila-gilaan buat bikin penampilan mereka beda dari yang lain.“Jadi, kita bakal main di aula depan temen-temen kita, kan?” kata Sita dengan ekspresi serius yang langka. “Gue sih pengennya bikin konser yang bikin orang ketawa, bukan cuma karena lagunya tapi juga karena aksi-aksi kocak kita.”“Gue setuju, Sit. Tapi jangan sampe kita jadi bahan olokan, ya,” kata Alira dengan cemas, meskipun di dalam hati dia udah nggak sabar banget.Raka yang lebih kalem, malah bilang, “Gimana kalau kita bawa elemen kejutan? Kayak, tiba-tiba kita main lagu yang nggak mereka duga.”Tio yang dari tadi diam, tiba-tiba ngeluarin ide brilian, “Gimana kalau di t

    Last Updated : 2025-01-02
  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Konser (2)

    Setelah konser pertama yang sukses meski penuh kekonyolan, geng ini mulai merasakan vibes yang bikin mereka makin semangat. Reaksi teman-teman mereka yang datang ke konser itu bikin mereka makin yakin bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang besar bahkan meskipun banyak yang cuma datang buat nonton temen-temen mereka berantem di atas panggung.Di sekolah, nggak ada yang bisa berhenti ngomongin tentang Geng Seru. Setiap kali mereka nongkrong bareng, pasti ada aja yang ngegosipin penampilan mereka. "Eh, lo liat nggak Sita yang sampe joget-joget kayak orang kebakaran itu?" tanya salah satu temen sekelas Alira.Tio cuma cengar-cengar, “Yang penting seru, kan?”Deny, yang biasanya lebih kalem, malah nggak tahan ngakak sambil ngedengerin cerita temennya. “Nggak ngerti lagi deh, yang kemarin itu konser atau stand-up comedy?”Alira cuman geleng-geleng kepala sambil ngeliat ke arah temen-temennya. "Lo pada kok lebih banyak ngomongin Sita ya, bukannya soal band kita?" ujar Alira.Sita, yang mema

    Last Updated : 2025-01-02
  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Geng Seru

    Setelah konser kedua yang sukses besar, Geng Seru lagi santai-santai di kantin sambil ngebahas tren terbaru yang lagi viral. Tentu aja, seperti anak SMA pada umumnya, mereka nggak bisa lepas dari TikTok. Alira lagi asyik scroll feed TikTok di handphone, Sita sambil nyeruput es teh, dan Tio cuma ngeliatin mereka dengan tatapan bingung."Lo pada tau gak sih, tren TikTok yang lagi viral sekarang?" tanya Sita sambil nyengir lebar, kayaknya udah ada ide gila di kepalanya."Tren TikTok? Yang mana, Sit? Gue malah gak ngikutin," jawab Tio sambil ngelus-ngelus kepala gitar elektriknya yang udah mulai berdebu. "Yang gue tau, lo doang yang selalu ngikutin tren, dan kadang... ya gitu deh."Alira langsung nunjuk layar handphone-nya dan ngeliatin ke Tio. "Ini nih, liat! Lagi viral banget sekarang!" Alira nunjukin video TikTok yang lagi nge-hits, yaitu orang-orang yang nge-dance di lagu 'Siren Beat'. Dengan gerakan tangan yang cepet banget, terus kayaknya mereka pada lagi terbang-terbang. "Lo nggak

    Last Updated : 2025-01-03
  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Trending Topic

    Setelah video TikTok mereka yang penuh kekacauan itu jadi viral, geng ini jadi pusat perhatian di sekolah. Satu per satu teman-teman mereka mulai ngeh, kalau Geng Seru bukan cuma sekedar band indie kecil-kecilan, tapi juga sumber tawa dan hiburan yang nggak ada duanya. Bahkan guru-guru yang awalnya cuma ngeliat mereka sebagai kelompok siswa biasa, mulai ikut komentar.“Eh, kalian yang di TikTok ya? Video kalian lucu banget, sih! Tapi, jangan sampai ngerepotin kelas ya!” Pak Budi, guru sejarah yang biasa pendiem, ikut nimbrung pas ngeliat mereka ngumpul di depan kelas.Sita langsung nyengir, “Siap, Pak Budi! Tapi kalau kalian mau jadi viral juga, kita bisa bantuin kok!” dia ngelirik ke teman-temannya, seolah ngajak bikin proyek TikTok bareng.Alira nggak tahan ketawa. “Gak usah deh, Pak. Mending Bapak ajarin kami sejarah, biar nanti kami bisa buat video TikTok bertema sejarah! Bisa jadi tren lho!”Temen-temen di kelas mulai pada ngakak. Bahkan Raka yang biasanya lebih serius ikut ketaw

    Last Updated : 2025-01-03
  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Pertemuan

    Alira, atau yang lebih dikenal dengan sebutan si cewek barbar, melangkah dengan penuh percaya diri memasuki ruang kelas 12 IPA 2. Langkah kakinya yang cepat nggak pernah gagal untuk menarik perhatian, baik itu karena tingkahnya yang kadang aneh, ataupun karena suara musik indie yang selalu terdengar dari earphone-nya. Gue nggak tahu kenapa dia bisa jadi begitu... ya, aneh, tapi juga keren. Seperti hari-hari lainnya, Alira datang dengan outfit yang nggak pernah gagal bikin orang-orang jadi mikir dua kali. Pakaian seragam yang dia pakai selalu dipaduin dengan jaket denim, sneakers kotor, dan beanie hitam yang hampir selalu ada di kepalanya."Yo, bro!" Alira nyapa temennya yang lagi duduk di bangku paling depan, si cowok populer yang nggak pernah sepi dari penggemar. Dio, yang lagi nulis sesuatu di buku catatannya, cuma nyengir sambil angkat tangan ke arah Alira. "Eh, Lo datang juga akhirnya," katanya, suara santai khas cowok keren yang biasa dikelilingin cewek-cewek.Alira melangkah cep

    Last Updated : 2025-01-02
  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Band?

    Pagi itu, kelas Kimia terasa lebih ringan. Meskipun pelajaran itu nggak jauh dari rumus dan reaksi kimia yang bikin kepala pening, Alira merasa nyaman duduk di sebelah Raka. Mereka saling berbisik, kadang ketawa, dan sering kali ngelantur tentang musik, band, atau bahkan pengalaman konyol mereka yang nggak ada hubungannya sama pelajaran.Tapi, masalahnya adalah... meskipun suasana kelas jadi lebih hidup dengan adanya Raka, ada perasaan canggung yang mulai tumbuh di hati Alira. Sebelum Raka datang, dia selalu jadi yang paling berisik dan paling gampang didekati temen-temennya, termasuk Tio dan Sita. Tapi sekarang, dia ngerasa seolah-olah jadi lebih diam dan agak kikuk. Mungkin dia terlalu fokus sama Raka, atau mungkin karena temen-temen di sekelilingnya yang nggak berhenti ngegodain.Setelah kelas selesai, Raka ngajak Alira untuk ngobrol lagi di luar kelas. “Lo ikut nongkrong bareng gue dan anak-anak nggak?” tanya Raka, sambil melirik ke arah Sita dan Tio yang lagi duduk di kantin.Ali

    Last Updated : 2025-01-02

Latest chapter

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Trending Topic

    Setelah video TikTok mereka yang penuh kekacauan itu jadi viral, geng ini jadi pusat perhatian di sekolah. Satu per satu teman-teman mereka mulai ngeh, kalau Geng Seru bukan cuma sekedar band indie kecil-kecilan, tapi juga sumber tawa dan hiburan yang nggak ada duanya. Bahkan guru-guru yang awalnya cuma ngeliat mereka sebagai kelompok siswa biasa, mulai ikut komentar.“Eh, kalian yang di TikTok ya? Video kalian lucu banget, sih! Tapi, jangan sampai ngerepotin kelas ya!” Pak Budi, guru sejarah yang biasa pendiem, ikut nimbrung pas ngeliat mereka ngumpul di depan kelas.Sita langsung nyengir, “Siap, Pak Budi! Tapi kalau kalian mau jadi viral juga, kita bisa bantuin kok!” dia ngelirik ke teman-temannya, seolah ngajak bikin proyek TikTok bareng.Alira nggak tahan ketawa. “Gak usah deh, Pak. Mending Bapak ajarin kami sejarah, biar nanti kami bisa buat video TikTok bertema sejarah! Bisa jadi tren lho!”Temen-temen di kelas mulai pada ngakak. Bahkan Raka yang biasanya lebih serius ikut ketaw

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Geng Seru

    Setelah konser kedua yang sukses besar, Geng Seru lagi santai-santai di kantin sambil ngebahas tren terbaru yang lagi viral. Tentu aja, seperti anak SMA pada umumnya, mereka nggak bisa lepas dari TikTok. Alira lagi asyik scroll feed TikTok di handphone, Sita sambil nyeruput es teh, dan Tio cuma ngeliatin mereka dengan tatapan bingung."Lo pada tau gak sih, tren TikTok yang lagi viral sekarang?" tanya Sita sambil nyengir lebar, kayaknya udah ada ide gila di kepalanya."Tren TikTok? Yang mana, Sit? Gue malah gak ngikutin," jawab Tio sambil ngelus-ngelus kepala gitar elektriknya yang udah mulai berdebu. "Yang gue tau, lo doang yang selalu ngikutin tren, dan kadang... ya gitu deh."Alira langsung nunjuk layar handphone-nya dan ngeliatin ke Tio. "Ini nih, liat! Lagi viral banget sekarang!" Alira nunjukin video TikTok yang lagi nge-hits, yaitu orang-orang yang nge-dance di lagu 'Siren Beat'. Dengan gerakan tangan yang cepet banget, terus kayaknya mereka pada lagi terbang-terbang. "Lo nggak

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Konser (2)

    Setelah konser pertama yang sukses meski penuh kekonyolan, geng ini mulai merasakan vibes yang bikin mereka makin semangat. Reaksi teman-teman mereka yang datang ke konser itu bikin mereka makin yakin bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang besar bahkan meskipun banyak yang cuma datang buat nonton temen-temen mereka berantem di atas panggung.Di sekolah, nggak ada yang bisa berhenti ngomongin tentang Geng Seru. Setiap kali mereka nongkrong bareng, pasti ada aja yang ngegosipin penampilan mereka. "Eh, lo liat nggak Sita yang sampe joget-joget kayak orang kebakaran itu?" tanya salah satu temen sekelas Alira.Tio cuma cengar-cengar, “Yang penting seru, kan?”Deny, yang biasanya lebih kalem, malah nggak tahan ngakak sambil ngedengerin cerita temennya. “Nggak ngerti lagi deh, yang kemarin itu konser atau stand-up comedy?”Alira cuman geleng-geleng kepala sambil ngeliat ke arah temen-temennya. "Lo pada kok lebih banyak ngomongin Sita ya, bukannya soal band kita?" ujar Alira.Sita, yang mema

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Konser Dadakan

    Sehari setelah latihan seru itu, Alira, Sita, Tio, Raka, dan Deny udah mulai sibuk persiapin semuanya. Walaupun mereka nggak punya banyak waktu, semangat mereka tetap membara buat ngebuat konser dadakan yang udah direncanain di sekolah. Alira udah ngontak panitia OSIS supaya bisa ngadain acara spontan di aula sekolah, dan Sita udah mulai mikirin konsep gila-gilaan buat bikin penampilan mereka beda dari yang lain.“Jadi, kita bakal main di aula depan temen-temen kita, kan?” kata Sita dengan ekspresi serius yang langka. “Gue sih pengennya bikin konser yang bikin orang ketawa, bukan cuma karena lagunya tapi juga karena aksi-aksi kocak kita.”“Gue setuju, Sit. Tapi jangan sampe kita jadi bahan olokan, ya,” kata Alira dengan cemas, meskipun di dalam hati dia udah nggak sabar banget.Raka yang lebih kalem, malah bilang, “Gimana kalau kita bawa elemen kejutan? Kayak, tiba-tiba kita main lagu yang nggak mereka duga.”Tio yang dari tadi diam, tiba-tiba ngeluarin ide brilian, “Gimana kalau di t

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Nyanyi Bareng (2)

    Setelah nyanyi lagu kedua, mereka langsung ngobrol-ngobrol lagi. Tio mulai memberikan ide-ide gila, “Gue rasa kita harus coba bikin lagu sendiri, deh. Biar band kita bener-bener beda.”Alira mengangguk setuju. “Iya, sih. Gue juga mikir kayak gitu. Kalau kita bisa bikin lagu sendiri, itu bakal jadi nilai tambah buat kita.”Sita, dengan ekspresi serius yang langka, langsung nyaut. “Gue sih siap bikin lirik, asal lo semua bisa kasih ide yang unik. Gue nggak mau lagu kita jadi klise.”Raka yang biasanya lebih banyak diem, tiba-tiba ngomong, “Kita bisa mulai dari pengalaman kita, deh. Kadang-kadang cerita tentang persahabatan atau cinta yang nggak terbalas bisa jadi inspirasi.”Tio langsung ngangguk. “Gue setuju! Kita buat lagu tentang kehidupan kita aja. Pasti banyak yang relate.”Deny yang biasanya nggak ngomong banyak, kali ini ikut nyumbang ide. “Kalau lo pada udah nemu ide, gue siap bantu di bagian drum. Gue sih lebih suka kalau lagunya cepat, biar orang-orang nggak bosen.”Mereka mul

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Nyanyi Bareng

    Setelah Deny akhirnya setuju gabung sebagai drummer, latihan mereka jadi lebih intens. Alira, Raka, Tio, Sita, dan Deny mulai merasa band mereka mulai punya bentuk. Meskipun sering bercanda, mereka serius latihan untuk tampil di depan teman-teman sekolah. Mereka mulai nyiapin lagu-lagu untuk latihan dan konser kecil yang mereka rencanain. Hari itu, mereka latihan di ruang band, ngerjain beberapa lagu dan latihan vokal bareng.“Gue udah bosen latihan doang, nih! Gimana kalau kita coba nyanyi bareng? Sekalian tes vibe band kita,” Tio yang biasanya sok serius, kali ini ngomong dengan nada gila. “Gue udah nggak sabar buat ngeliat reaksi orang-orang pas kita tampil.”“Gue setuju, lo! Gue pengen banget ngeliat band kita bikin orang-orang goyang!” Sita langsung semangat. “Lo tau kan kalau kita bisa mainin lagu indie yang asyik, pasti bisa bikin sekolah heboh!”Alira tersenyum, lalu ambil mic dari meja. “Oke, kita mulai latihan serius. Gue pilih lagu yang udah jadi favorit kita semua, ya. ‘La

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Band Dan Persahabatan

    Hari-hari mereka jadi penuh dengan latihan, diskusi soal lagu, dan beberapa kali ngumpul di rumah Alira buat latihan. Setiap kali latihan, suasana makin seru, meskipun kadang-kadang ada aja tingkah konyol dari Tio atau Sita yang bikin semua orang ngakak.Suatu hari, saat mereka lagi latihan di rumah Alira, Sita tiba-tiba ngeluarin ide absurd.“Gue punya ide gila, nih,” katanya sambil duduk di lantai, ngebetulin strum gitar. “Gimana kalau kita ngadain konser kecil di sekolah? Tapi jangan yang biasa-biasa aja, kita bikin sesuatu yang beda.”“Apaan yang beda?” tanya Tio dengan penasaran.Sita langsung ngeliatin mereka satu per satu, “Gue pikir kita harus bikin konsep band yang unik, gitu. Misalnya, semua pemain band harus pakai kostum aneh. Gue bawa kostum unicorn, deh!” Sita langsung ketawa ngakak, seolah dia udah ngebayangin dirinya di atas panggung pakai kostum unicorn.Alira yang dari tadi diem langsung angkat tangan. “Sita, jangan bercanda deh. Kalau lo bawa kostum unicorn, gue cabu

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Latihan

    Setelah latihan pertama yang seru bareng Raka, Alira mulai ngerasa kalau band ini bener-bener punya potensi. Meskipun masih banyak yang harus diperbaiki, tapi ada chemistry yang enak antara mereka. Setidaknya, nggak ada yang merasa aneh atau canggung selama latihan. Dan meskipun Alira ngeliat kalau Raka kadang kelakuannya agak konyol, dia mulai menikmati cara Raka yang santai dan nggak terlalu serius.“Gue rasa kita butuh drummer yang lebih jago, deh,” kata Alira setelah latihan selesai, sambil ngelap keringat di dahinya. “Lo main gitar udah oke banget, Raka. Tapi kalo drummernya nggak keren, rasanya kurang pas, deh.”Raka mengangguk sambil tersenyum lebar. “Iya, sih. Tapi lo tau kan, drummer itu nggak gampang dicari. Biasanya mereka juga harus bisa nge-blend sama musik kita, nggak cuma asal beat doang.”Tiba-tiba, Tio dan Sita datang ke ruangan latihan, sambil ketawa ngakak kayak orang nggak ada kerjaan. “Ada apa nih, kenapa lo pada serius banget? Udah siap konser, nih?” Tio nyeletuk

  • Ku Tuning Cintamu Di Amplifier   Band?

    Pagi itu, kelas Kimia terasa lebih ringan. Meskipun pelajaran itu nggak jauh dari rumus dan reaksi kimia yang bikin kepala pening, Alira merasa nyaman duduk di sebelah Raka. Mereka saling berbisik, kadang ketawa, dan sering kali ngelantur tentang musik, band, atau bahkan pengalaman konyol mereka yang nggak ada hubungannya sama pelajaran.Tapi, masalahnya adalah... meskipun suasana kelas jadi lebih hidup dengan adanya Raka, ada perasaan canggung yang mulai tumbuh di hati Alira. Sebelum Raka datang, dia selalu jadi yang paling berisik dan paling gampang didekati temen-temennya, termasuk Tio dan Sita. Tapi sekarang, dia ngerasa seolah-olah jadi lebih diam dan agak kikuk. Mungkin dia terlalu fokus sama Raka, atau mungkin karena temen-temen di sekelilingnya yang nggak berhenti ngegodain.Setelah kelas selesai, Raka ngajak Alira untuk ngobrol lagi di luar kelas. “Lo ikut nongkrong bareng gue dan anak-anak nggak?” tanya Raka, sambil melirik ke arah Sita dan Tio yang lagi duduk di kantin.Ali

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status