“DEWA SATURNUS, SI DEWA PANAH” ucap mahluk mengerikan itu lagi. Bila diperhatikan sosok dewa Saturnus, si Dewa Panah ini mirip dengan orang-orang dari Negeri Atas Angin yang memiliki bentuk telinga yang lancip keatas.
Disebelahnya tampak pula sosok lelaki berperawakan gagah perkasa, dengan rambut panjang sebahu, kumis dan jambang yang menutupi sebagian wajahnya, tak mengenakan pakaian atas hingga memperlihatkan dadanya yang bidang dan perutnya yang sixpack, mengenakan celana yang terbuat dari sisik-sisik ikan, dikeningnya tampak sebuah mahkota emas, juga dipergelangan tangannya, sebuah tombak bermata tiga yang juga terbuat dari emas tampak digenggamnya dengan erat. Sosok yang satu ini benar-benar terlihat begitu gagah dan macho.
“DEWA NEPTUNUS, SI DEWA AIR” ucap mahluk mengerikan itu lagi.
Disebelah Neptunus, yang paling ujung tampak berdiri sosok laki-laki dengan wajah angker, tidak ada senyum sedikitpun diwajahnya, mengenakan pakaian se
Bintang sendiri bersama Sabina tampak mendekati Thya Sethya yang masih berdiri termangu menatap apa yang terjadi didepannya.“Thya Sethya, bagimana keadaanmu ?” tanya Sabina setelah berada didekat Thya Sethya.“Eh...oh iya... saya tidak apa-apa nyonya” ucap Thya Sethya cepat menyadari keadaannya.“Kau terluka Thya ?” ucap Bintang terkejut melihat luka yang dialami oleh Thya Sethya. Setelah mendapat anggukan dari Sabina, Bintang segera meminta Thya Sethya untuk duduk.Dibantu beberapa orang prajurit Negeri Atas Angin, Bintang mulai memeriksa keadaan luka Thya Sethya. Luka Thya Sethya memang tidak terlalu parah, tapi kalau dibiarkan akan menjadi berbahaya.Bintang segera mengerahkan Segel dewa kehidupannya ke luka Thya Sethya, telapak tangan Bintang menempel dada kanan bagian atas Thya Sethya yang terluka, dengan memadukan segel dewa kehidupan dengan ajian tapak serapnya, cahaya putih tampak keluar dari telapak tan
Berikutnya peperangan yang terjadi terlihat lebih berpihak kepada pihak persekutuan yang mampu mendesak Pasukan Neraka Perut Bumi yang semakin terdesak. Dewa Kera terlihat mengamuk dengan tongkat emas ditangannya. Ratusan Pasukan Neraka Perut Bumi menjadi korbannya.Hingga akhirnya, pasukan persekutuan berhasil memenangkan peperangan. 2.5 Juta Pasukan Neraka Perut Bumi habis dilibas, tapi dari pihak persekutuan sendiri juga banyak jatuh korban.Tak ada teriakan kemenangan, karena hampir semua pasukan persekutuan terlihat lelah setelah berhari-hari bertempur.Dagg !! Dagg !! Dagg !! Dagg !! Dagg !! Dagg !!Belum lagi hilang rasa lelah, tiba-tiba saja tanah terasa bergetar, diujung pandangan, terlihat sisa Pasukan Neraka Perut Bumi yang sejak kemarin hanya melihat saja, kini sudah mulai melangkah maju kearah pasukan persekutuan.Gemuruh langkah 2 juta lebih Pasukan Neraka Perut Bumi yang kini tengah menuju kearah mereka, membuat tempat itu terasa ber
BLEGAAARRRR !!! BOOOMMM !! Batu sebesar gunung jatuh tepat dikerumunan Pasukan Neraka Perut Bumi, sebelum batu gunung itu jatuh, sebagian Pasukan Neraka Perut Bumi masih sempat berlari menghindar, tetapi tetap saja tak terhindar dari maut, karena gelombang ledakan yang dahsyatnya menyapu seluruh tempat itu. Tapi rupanya gelombang dahsyat ledakan itu tidak saja membumi hanguskan Pasukan Neraka Perut Bumi, pasukan persekutuan yang telah berusaha menjauh, kini akan tampak kalah cepat dengan rambatan gelombang ledakan yang datang dengan sangat cepat kearah mereka. Semua terperanjat kaku ditempatnya melihat gelombang ledakan dahsyat yang datang kearah mereka, dapat dipastikan sangat sulit selamat bila terkena gelombang ledakan tersebut. Diantara ratusan orang pasukan persekutuan yang berlari menjauh dari gelombang ledakan tersebut, hanya satu orang yang berhenti dan berbalik. “Dinda Ahisma !!!” teriak beberapa istri Bintang yang melihat Ahisma raya yang berhenti d
Rombongan besar itupun kembali ke istana, walau sebagian besar dari mereka masih bertanya-tanya, siapa sosok perkasa yang dipanggil Bintang dengan sebutan Pyroeis tersebut, mereka sangat penasaran bagaimana mungkin ada manusia yang memiliki jurus bisa menjatuhkan batu sebesar gunung kepada pihak lawan mereka. Tapi semua tetap tidak ingin bertanya lebih lanjut karena Bintang memang tidak menjelaskannya.Saat semuanya tiba diwilayah istana negeri atas angin, semuanya terhenti saat melihat Leali dan Lavenia, dua hakim negeri atas angin ini beserta ribuan pasukannya tampak berhenti terdiam. Leali dan Lavenia beserta prajurit segera memberi jalan untuk Putri Ahtisa dan yang lain untuk melihat kedepan, dan betapa mengejutkannya Putri Ahtisa dan yang lain saat melihat puluhan ribu Pasukan Neraka Perut Bumi yang tewas dihadapan mereka. Sementara diujung pandangan, di pintu gerbang kotaraja terlihat barisan prajurit negeri atas angin bersama Thya Sethya yang hanya berdiri juga menatap
Malam itu, disaat semua sedang beristirahat, terlelap dalam tidur yang lelah, Ratu Ayu Pitaloka tampak mengumpulkan para panglimanya. Sepertinya ada sesuatu yang sangat penting hingga dilakukan pertemuan ditengah malam.“Bagaimana ?” tanya Ratu Ayu Pitaloka kepada para panglima harimaunya.“Panglima Sislia tidak ditemukan dimana-mana ratu” ucap kitty lagi.“Ya, saya juga tidak menemukan Sislia” sambung Puti ayu ningrum.“Apakah mungkin Sislia sudah tewas dalam peperangan ratu ?!!” ucap Messya lagi.“Tidak, itu tidak mungkin, Sislia tidak mungkin tewas” ucap salah seorang wanita muda berambut pendek, dia adalah salah satu panglima negeri bunian, salah satu dari 7 panglima harimau.“Tenanglah Maiaka” ucap Ratu Ayu Pitaloka lagi mencoba menenangkan wanita muda berambut pendek yang bernama Maiaka, Panglima Maiaka dan Panglima Sislia adalah sahabat yang sangat dekat sekali, s
Merasakan cengkraman dilehernya mengendor, wanita muda berjubah hitam ini segera ingin bertindak, membalik tubuhnya dan melepaskan tinjunya kearah pembokong dibelakangnya, tapi ;Tapp !!!Tinjunya justru ditangkap, bahkan ;“Stttt !!” sosok pembokongnya terlihat justru menyuruhnya untuk diam dan wajah wanita muda berjubah hitam terlihat berubah saat melihat siapa yang ada dihadapannya.Dikegelapan malam, diantaranya derasnya hujan, wanita muda berjubah hitam terlihat pucat memandang sosok yang ada dihadapannya.“Paduka...” ucap wanita muda berjubah hitam menyebutkan satu kata. Dihadapannya memang telah berdiri sesosok lelaki muda dengan rambut dikuncir ekor kuda, sosok yang tak lain adalah Bintang memang adanya.Bintang yang saat melakukan pertemuan dengan para dewa pelindung tanpa sengaja melihat sekelabatan bayangan hitam yang melintas, makanya Bintang menyudahi pertemuan dengan segera dan segera mengejar sosok baya
Melihat Maiaka menghentikan isak tangisnya, Bintang mengangkat wajah Maiaka hingga mengarah kearahnya, Bintang menatapnya dengan lembut, Maiaka merasakan perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyum Bintang, wajahnya terasa begitu dekat dengan wajah Bintang, tanpa sadar Maiaka malah menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Bintang sendiri tahu apa yang dirasakan Maiaka dengan insting lelakinya. “Kamu sakit Maiaka ?”, tanya Bintang berbasa basi. Maiaka menggelengkan kepala, tapi tangan Bintang tetap meraba dahinya dengan lembut, Maiaka diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bintang genggam lembut jari tangan kirinya. Udara hangat terasa menerpa telinga dari hidungnya, “Kau cantik Maiaka”, ucap Bintang setengah berbisik. Pujian Bintang membuat Maiaka makin lupa diri, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Maiaka ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dada Bint
“Boleh aku pinjam sebentar ?!!” ucap Bintang lagi“Silahkan saja paduka” ucap Maiaka seraya melepaskan gelangnya dan diserahkan kepada Bintang.“Untuk apa paduka ?” tanya Maiaka lagi.“Aku memiliki kemampuan untuk mencari keberadaan seseorang dari benda kesayangannya Maiaka” ucap Bintang lagi hingga membuat paras cantik Maiaka berubah.“Bb..be..benarkah paduka ?”“Benar”Kali ini dengan wajah cerita, Maiaka hanya tampak diam saja memperhatikan Bintang yang tampak sudah mengenggam erat gelang ditangannya. Bintang tampak memejamkan kedua matanya, diam-diam Bintang mulai merapal ajian Terawang Jagat, cukup lama Bintang tenggelam dalam tapa terawang jagatnya, hingga akhirnya kedua mata Bintang terbuka.“Bagaimana paduka ?” tanya Maiaka cepat, tak sabar ingin mengetahui hasilnya.“Sislia masih hidup” ucap Bintang singkat.“Ma