Setelah semua Pasukan Neraka Perut Bumi dari serangan pertama tersedot masuk kedalam lubang hitam, Ahisma segera menghilangkan kembali lubang hitamnya dan kini menatap tajam kearah jutaan Pasukan Neraka Perut Bumi yang tersisa.
Istri-istri Bintang yang lain tampak berjalan mendekati Ahisma, sosok-sosok mereka tampak begitu angker dimata Pasukan Neraka Perut Bumi, bagaimana tidak, 100.000 Pasukan Neraka Perut Bumi dimusnahkan dalam waktu yang tidak begitu lama. Apalagi kelemahan Pasukan Neraka Perut Bumi sudah diketahui, yaitu mereka gentar bila diserang dari arah atas. Sesaat jutaan Pasukan Neraka Perut Bumi tampak terdiam seperti menunggu perintah.
“GGGRRRRR....!!!” Salah seorang dari mahluk mengerikan Pasukan Neraka Perut Bumi terlihat memberikan kode dengan tangannya.
“GGGRRRRRR !!!”
2.5 Juta Pasukan Neraka Perut Bumi terlihat maju serentak, sedangkan sisanya terlihat masih diam ditempatnya.
“Jangan gentar, serangg
Tapi sekarang, justru dengan ditutupnya pintu gerbang kotaraja menjadi senjata makan tuan bagi Thya Sethya dan para pasukannya yang semakin terdesak ke pintu gerbang.“formasi menyatu !!!” ucap Thya Sethya memerintahkan seluruh prajuritnya yang tersisa untuk berkumpul membentuk formasi dengan perisai yang disatukan.Tapi rupanya hal ini tidak membuat gentar Pasukan Neraka Perut Bumi yang terus merengsek maju. Puluhan yang tewas, justru membuat Pasukan Neraka Perut Bumi semakin beringas, sementara pasukan Thya Sethya semakin terpojok ke pintu gerbang.Kreaakkk !!!Tiba-tiba saja pintu gerbang terbuka dari dalam, hal ini tentu saja sangat mengejutkan Thya Sethya yang berusaha mati-mati bertahan didepan pintu gerbang. Terbukanya pintu gerbang memberikan kesempatan bagi pasukannya untuk mundur masuk kedalam kotaraja, tapi hal ini juga sangat beresiko, karena Pasukan Neraka Perut Bumi akan merengsek masuk kedalam. Dan ini merupakan kematian bagi or
“Dinda...” terdengar suara lembut dari balik jubah yang dikenakan sosok berjubah tersebut.Sabina terlihat mulai membuka kedua matanya saat mendengar suara yang memanggilnya terdengar sangat akrab ditelinganya. Sabina tertegun saat melihat sosok berjubah yang ada dihadapannya, wajahnya tak terlihat karena terlindung dibalik jubah yang menutupi kepalanya.Sosok berjubah tampak membuka jubah dikepalanya, dan ;“Kanda” ucap Sabina dengan suara bergetar saat melihat sosok Bintang dibalik jubah yang dikenakannya.“Dinda” ucap Bintang tersebut kearah Sabina. Sabina langsung memeluk Bintang dengan erat, Bintangpun membalas pelukan itu.Sementara itu Pasukan Neraka Perut Bumi lainnya yang melihat ada sosok yang baru saja muncul dan telah membunuh rekan-rekan mereka segera menggeram penuh kemarahan.“GGGGRRRRRR !!!”Puluhan ribu Pasukan Neraka Perut Bumi yang tersisa segera memburu kearah Bintang
“DEWA SATURNUS, SI DEWA PANAH” ucap mahluk mengerikan itu lagi. Bila diperhatikan sosok dewa Saturnus, si Dewa Panah ini mirip dengan orang-orang dari Negeri Atas Angin yang memiliki bentuk telinga yang lancip keatas.Disebelahnya tampak pula sosok lelaki berperawakan gagah perkasa, dengan rambut panjang sebahu, kumis dan jambang yang menutupi sebagian wajahnya, tak mengenakan pakaian atas hingga memperlihatkan dadanya yang bidang dan perutnya yang sixpack, mengenakan celana yang terbuat dari sisik-sisik ikan, dikeningnya tampak sebuah mahkota emas, juga dipergelangan tangannya, sebuah tombak bermata tiga yang juga terbuat dari emas tampak digenggamnya dengan erat. Sosok yang satu ini benar-benar terlihat begitu gagah dan macho.“DEWA NEPTUNUS, SI DEWA AIR” ucap mahluk mengerikan itu lagi.Disebelah Neptunus, yang paling ujung tampak berdiri sosok laki-laki dengan wajah angker, tidak ada senyum sedikitpun diwajahnya, mengenakan pakaian se
Bintang sendiri bersama Sabina tampak mendekati Thya Sethya yang masih berdiri termangu menatap apa yang terjadi didepannya.“Thya Sethya, bagimana keadaanmu ?” tanya Sabina setelah berada didekat Thya Sethya.“Eh...oh iya... saya tidak apa-apa nyonya” ucap Thya Sethya cepat menyadari keadaannya.“Kau terluka Thya ?” ucap Bintang terkejut melihat luka yang dialami oleh Thya Sethya. Setelah mendapat anggukan dari Sabina, Bintang segera meminta Thya Sethya untuk duduk.Dibantu beberapa orang prajurit Negeri Atas Angin, Bintang mulai memeriksa keadaan luka Thya Sethya. Luka Thya Sethya memang tidak terlalu parah, tapi kalau dibiarkan akan menjadi berbahaya.Bintang segera mengerahkan Segel dewa kehidupannya ke luka Thya Sethya, telapak tangan Bintang menempel dada kanan bagian atas Thya Sethya yang terluka, dengan memadukan segel dewa kehidupan dengan ajian tapak serapnya, cahaya putih tampak keluar dari telapak tan
Berikutnya peperangan yang terjadi terlihat lebih berpihak kepada pihak persekutuan yang mampu mendesak Pasukan Neraka Perut Bumi yang semakin terdesak. Dewa Kera terlihat mengamuk dengan tongkat emas ditangannya. Ratusan Pasukan Neraka Perut Bumi menjadi korbannya.Hingga akhirnya, pasukan persekutuan berhasil memenangkan peperangan. 2.5 Juta Pasukan Neraka Perut Bumi habis dilibas, tapi dari pihak persekutuan sendiri juga banyak jatuh korban.Tak ada teriakan kemenangan, karena hampir semua pasukan persekutuan terlihat lelah setelah berhari-hari bertempur.Dagg !! Dagg !! Dagg !! Dagg !! Dagg !! Dagg !!Belum lagi hilang rasa lelah, tiba-tiba saja tanah terasa bergetar, diujung pandangan, terlihat sisa Pasukan Neraka Perut Bumi yang sejak kemarin hanya melihat saja, kini sudah mulai melangkah maju kearah pasukan persekutuan.Gemuruh langkah 2 juta lebih Pasukan Neraka Perut Bumi yang kini tengah menuju kearah mereka, membuat tempat itu terasa ber
BLEGAAARRRR !!! BOOOMMM !! Batu sebesar gunung jatuh tepat dikerumunan Pasukan Neraka Perut Bumi, sebelum batu gunung itu jatuh, sebagian Pasukan Neraka Perut Bumi masih sempat berlari menghindar, tetapi tetap saja tak terhindar dari maut, karena gelombang ledakan yang dahsyatnya menyapu seluruh tempat itu. Tapi rupanya gelombang dahsyat ledakan itu tidak saja membumi hanguskan Pasukan Neraka Perut Bumi, pasukan persekutuan yang telah berusaha menjauh, kini akan tampak kalah cepat dengan rambatan gelombang ledakan yang datang dengan sangat cepat kearah mereka. Semua terperanjat kaku ditempatnya melihat gelombang ledakan dahsyat yang datang kearah mereka, dapat dipastikan sangat sulit selamat bila terkena gelombang ledakan tersebut. Diantara ratusan orang pasukan persekutuan yang berlari menjauh dari gelombang ledakan tersebut, hanya satu orang yang berhenti dan berbalik. “Dinda Ahisma !!!” teriak beberapa istri Bintang yang melihat Ahisma raya yang berhenti d
Rombongan besar itupun kembali ke istana, walau sebagian besar dari mereka masih bertanya-tanya, siapa sosok perkasa yang dipanggil Bintang dengan sebutan Pyroeis tersebut, mereka sangat penasaran bagaimana mungkin ada manusia yang memiliki jurus bisa menjatuhkan batu sebesar gunung kepada pihak lawan mereka. Tapi semua tetap tidak ingin bertanya lebih lanjut karena Bintang memang tidak menjelaskannya.Saat semuanya tiba diwilayah istana negeri atas angin, semuanya terhenti saat melihat Leali dan Lavenia, dua hakim negeri atas angin ini beserta ribuan pasukannya tampak berhenti terdiam. Leali dan Lavenia beserta prajurit segera memberi jalan untuk Putri Ahtisa dan yang lain untuk melihat kedepan, dan betapa mengejutkannya Putri Ahtisa dan yang lain saat melihat puluhan ribu Pasukan Neraka Perut Bumi yang tewas dihadapan mereka. Sementara diujung pandangan, di pintu gerbang kotaraja terlihat barisan prajurit negeri atas angin bersama Thya Sethya yang hanya berdiri juga menatap
Malam itu, disaat semua sedang beristirahat, terlelap dalam tidur yang lelah, Ratu Ayu Pitaloka tampak mengumpulkan para panglimanya. Sepertinya ada sesuatu yang sangat penting hingga dilakukan pertemuan ditengah malam.“Bagaimana ?” tanya Ratu Ayu Pitaloka kepada para panglima harimaunya.“Panglima Sislia tidak ditemukan dimana-mana ratu” ucap kitty lagi.“Ya, saya juga tidak menemukan Sislia” sambung Puti ayu ningrum.“Apakah mungkin Sislia sudah tewas dalam peperangan ratu ?!!” ucap Messya lagi.“Tidak, itu tidak mungkin, Sislia tidak mungkin tewas” ucap salah seorang wanita muda berambut pendek, dia adalah salah satu panglima negeri bunian, salah satu dari 7 panglima harimau.“Tenanglah Maiaka” ucap Ratu Ayu Pitaloka lagi mencoba menenangkan wanita muda berambut pendek yang bernama Maiaka, Panglima Maiaka dan Panglima Sislia adalah sahabat yang sangat dekat sekali, s
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig