“Saya belum tau banyak tentang negeri ini, kenapa sampai ratu membuat UU yang mengekang hak kebebasan rakyat negeri atas angin, lalu kenapa kedudukan laki-laki disini sangat rendah sekali ?” tanya Bintang lagi hingga membuat Thya Sethya terlihat menarik nafas panjang mendengarnya. Thya Sethya terlihat menatap langit untuk memulai ceritanya.
“Pernikahan maharaja dan maharatu tidak berlangsung baik, karena setelah sekian lama menikah, maharaja dan maharatu belum juga mendapatkan keturunan, ini seperti karma yang terjadi pada maharaja terdahulu yang juga mengalami hal yang sama, maharaja akhirnya mengambil maharatu kedua dengan harapan dapat memberikannya keturunan guna menjadi pewaris negeri atas angin dan keinginan maharaja akhirnya terwujud, maharatu kedua mengandung hingga akhirnya melahirkan seorang putri, tapi sayang nasib buruk dialami maharaja yang meninggal karena sakit, kematian maharaja rupanya membuat maharatu pertama, Ratu Alena pitaloka bertindak kejam, tahta keku
Seberkas cahaya kuning keemasan tampak menghampar memecah kegelapan malam dan sinar keemasan itu langsung berputar disekeliling tubuh Bintang yang membuat para siluman menghentikan serangannya dan dengan cepat melompat mundur. Sinar keemasan yang berputar-putar mengelingi tubuh Bintang terlihat seperti tengah berusaha melindungi Bintang dan begitu para siluman melompat mundur, sinar keemasan ini tampak berputar-putar didepan sosok Bintang seakan ingin menjadi pelindung Bintang. Graaauummmm...!!! Tiba-tiba saja dari sinar keemasan itu terdengar auman dahsyat yang membuat tempat itu bergetar dengan hebat, bahkan para siluman terlihat tersurut mundur. Clebbb !!! Sinar keemasan lenyap dan sebagai gantinya Sesosok harimau berwarna kuning keemasan yang besarnya 2x ukuran harimau biasa muncul dihadapan Bintang, yang lebih menakjubkan dikepala harimau ini terlihat sebuah mahkota emas. Warna keemasan harimau ini agak berbeda dari harimau kuning loreng
Keesokan harinya Bintang dan Thya Sethya segera melanjutkan perjalanan mereka, dan Thya Sethya membawa mereka jauh meninggalkan istana negeri atas angin, langkah keduanya akhirnya tiba disebuah lembah air terjun yang sangat luar biasa besar dan megahnya. Kini Bintang tampak berdiri menatap kagum pancaran air terjun besar yang ada dihadapannya, bias-bias pelangi tampak memancar keluar diberbagai tempat. Sungguh mengagumkan pemandangan yang terhampar dihadapan Bintang dan Thya Sethya saat ini. “Tempat apa ini nona Thya ?” tanya Bintang takjub. “Air terjun pelangi tuan” jawab Thya Sethya singkat. “Sungguh indah dipandang...” “Benar tuan...memang menakjubkan” “Bolehkah saya sebentar membersihkan tubuh ditempat ini nona Thya ?” tanya Bintang lagi. Thya Sethya terdiam sejenak seakan ragu memberikan jawaban, tapi akhirnya kepalanya mengangguk. Keduanya lalu mencari tempat yang agak tersembunyi, Bintang dan Thya Sethya sama-sam
Ratusan orang terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Kedatangan Thya Sethya tentu saja mengejutkan bagi semua orang yang tinggal ditempat itu, dari wajah mereka jelas terpancar rasa terkejut melihat Thya Sethya yang kembali dalam keadaan sehat-sehat saja, karena mereka tau Thya Sethya telah ditangkap oleh Ratu Alena dan siapa saja yang tertangkap selama ini tak pernah selamat apalagi kembali dengan selamat. Bintang dapat melihat kehidupan dilembah itu, baik wanita, laki-laki dewasa, remaja maupun anak-anak. Bintang dapat mengetahui kalau sebagian penghuni lembah itu bukan berasal dari negeri atas angin, dan perbedaan antara orang-orang dari negeri atas angin dan dunia luar memang terlihat jelas dari kedua telinga mereka. Dimana telinga orang-orang negeri atas angin sedikit kuncup keatas. Beberapa laki-laki berpakaian layaknya seorang prajurit tampak segera menghampiri Thya Sethya. “Hakim Keadilan!” ucap salah seorang prajurit langsung menjura hormat d
“guru tewas oleh dua utusan Ratu Alena... siluman beruang putih dan beruang hitam” ucap Bintang lagi hingga lagi-lagi membuat Bayuasta terkejut. “Dan kedatangan hamba kemari sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Mbah Suro, secara kebetulan hamba sedang mencari sebuah mustika yang diketahui berada dinegeri atas angin ini” sambung Bintang lagi. “Mustika apa itu ?” Bintang terdiam sejenak, dan ; “Mustika Anting Lanang...” kata Bintang singkat, tapi sudah cukup mengejutkan orang-orang yang ada ditempat itu. “Mustika Anting Lanang, setahu saya mustika itu hilang bersama meninggalnya maharaja” ucap Bayuasta lagi. “Ya saya juga mendengarnya demikian paman” “Mungkin ini sudah takdir tuan Bintang bisa sampai kemari” ucap Bayuasta lagi. “Kita harus membalaskan dendam Suropati” sambung Bayuasta lagi diiringi angguk-anggukan yang lain yang terlihat terbakar semangatnya. “Siapkan perjamuan, kita sambut ke
“Sesakti apapun siluman, kita manusia lebih tinggi derajatnya, dan sudah seharusnya siluman bisa kita taklukkan” ucap Bintang lagi. ”paman Suropati sering bercerita tentang kakak bila berkunjung kemari” ucap Thya Sethya tiba-tiba. “Oh ya, benarkah ?!!” “Benar kak.... paman Suropati bilang ditanah jawa tidak ada orang yang bisa mengalahkan kesaktian kakak” ucap Thya Sethya lagi. “Saya hanya seorang pengembara biasa Thya, Ilmu yang saya milikipun tidak seberapa tinggi, yang penting cukup untuk bisa menjaga diri saja,” kata Bintang merendah. Thya Sethya kagum dengan sikap kerendahan hati Bintang. “Tapi benarkan, kakak sudah diangkat menjadi ketua dunia persilatan ?!!” tanya Thya Sethya cepat. Bintang hanya mengangguk. “Itu berarti kakak memang yang terhebat diantara semua pendekar” sambung Thya Sethya lagi. “Tolong jangan di buat berlebihan. Walau bagaimanapun saya tetaplah manusia biasa sama seperti yang lain” ucap Bintang
Matahari belum lagi keluar di ufuk timur, tapi sepasang muda mudi tampak baru saja keluar dari balik Air Terjun Pelangi. Yang berparas tampan tak lain adalah Bintang sedang yang berparas cantik jelita tak lain adalah Thya Sethya. Bintang dan Thya Sethya memang sengaja berangkat pagi-pagi sekali karena mereka berkejaran dengan waktu. Setelah melewati Air Terjun Pelangi, Thya Sethya tampak menghentikan langkahnya. “Penjara Menara Langit berada disebelah tenggara istana negeri atas angin kak, cukup terpencil dan sangat jauh dari istana negeri atas angin hal ini dimaksudkan agar tidak seorangpun yang tau tentang putri mahkota yang masih hidup, untuk sampai kesana kita harus melewati istana negeri atas angin dan beberapa pos penjagaan prajurit” ucap Thya Sethya lagi, Bintang yang ada disebelahnya hanya mendengarkannya dengan seksama. Thya Sethya terlihat sejenak menatap kearah langit, Bintang yang ada disebelahnya ikut-ikutan menatap langit, Bintang memperhatikan kedua ma
“Siapa laki-laki yang seperti wanita itu Thya ?” tanya Bintang lagi. Thya Sethya ikut memperhatikan sosok lelaki berperawakan wanita tersebut karena sejak tadi Thya Sethya hanya memperhatikan keadaan disekitar Menara Langit, wajah Thya Sethya terlihat langsung berubah saat melihat sosok lelaki berperawakan wanita tersebut.“Dia Hakim Emas kak...”“Hakim Emas” ulang Bintang dengan wajah berubah.“Hakim Emas seperti paman Bayuasta dan mbah suro ?!!” sambung Bintang lagi, dan Thya Sethya tampak menganggukkan kepalanya.“Apakah mereka hebat ?!!” tanya Bintang lagi dan Thya Sethya kembali mengangguk.“Thya juga baru tau kalau Hakim Emas sudah dibentuk lagi oleh ratu semenjak kematian maharaja negeri atas angin” ucap Thya Sethya lagi karena memang semenjak keluar dari posisinya sebagai Hakim Keadilan, Thya Sethya tidak begitu mengetahui lagi perkembangan di istana negeri atas angin.
Bintang tersenyum dalam keremangan. Perlahan Bintang menyentuh bibir Thya Sethya dengan bibirnya. Nafas Thya Sethya terasa menyerbu wajahnya, terasa semakin panas. Lalu, bibir Thya Sethya itu terbuka sedikit. Bintang mengecupnya ringan, membiarkan masih ada jarak di antara kedua mulut mereka. Thya Sethya terdengar mendesah. Terasa Thya Sethya menggeser tubuh sintalnya semakin rapat ke tubuh Bintang. Jantung Bintang bergetar juga merasakan lengannya menekan dada Thya Sethya yang turun naik dengan cepat. Thya Sethya kini merangkul leher Bintang dan seperti tak sabar, ia menarik Bintang sehingga bisa sepenuhnya berciuman. Bintang membiarkan Thya Sethya mengulum bibirnya dengan desah yang semakin dalam. Malam itu Thya Sethya menyerahkan kehormatannya kepada Bintang, tanpa penyesalan. ”Gila ! Apa begini rasanya bercinta?” batin Thya Sethya dengan mata berbinar-binar. Saat itu Bintang dapat melihat kepuasan dan kebahagiaan diwajah Thya Sethya. “Terima kasih Thya” ucap Bintang lembut hi
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig