Melihat hal itu, terlihat wajah sangar Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sedikit tersenyum melihat sikap rendah hati yang dilakukan oleh Bintang. Putri Zhena sempat melihat senyum tipis itu, hingga semakin membuat hati Zhena ikut bahagia. Zhena yakin, kini Ayahanda Rajanya sudah bisa menerima sepenuhnya calon menantu dari kalangan manusia ini. Ini terbukti dari saat sang Maharaja menyelamatkan Bintang dari serangan Raja Shughal tadi.“Ifrit..”“Saya, Tuanku Maharaja” ucap Ifrit maju mendekati.“Segera persiapkan pernikahan mereka dalam waktu 2 hari”. Wajah Putri Zhena langsung semakin sumringah saat mendengar hal itu. Semakin cepat semakin baik bagi Zhena.“Baik, Tuanku Maharaja”Sementara itu. Zhena, terlihat dengan cepat mendekati sang Maharaja dan langsung menggandengnya.“Terima kasih, Ayahanda Raja” ucapnya dengan senyum sumringah. Sang Maharaja hanya balas tersenyum dan menganggukkan kepalanya.-o0o-HARI PERNIKAHAN, akhirnya tiba. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal benar-benar menye
Bintang berjalan mendekati tempat peraduan, mendekati sosok sang putri, Putri Zhena yang saat itu merasakan dadanya berdebar dengan keras, karena ini adalah malam pertama pernikahan mereka. Walau penuh dengan perasaan yang tak menentu, tapi Putri Zhena sangat bahagia karena akhirnya dapat menikah bersama Bintang, orang yang sangat dicintainya.Hati Putri Zhena semakin berdebar saat Bintang sudah duduk dihadapannya, apa yang dialami oleh Putri Zhena sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh Bintang. Harum semerbak kamar itu ditambah harum semerbak yang keluar dari tubuh sang Putri membuat hati Bintang berdebar dengan keras.Bintang mengangkat tangannya dan membuka cadar yang menutupi wajah sang putri. Kini terlihatlah wajah cantik Putri Zhena yang tertunduk dihadapan Bintang. Bintang kembali mengangkat tangannya untuk mengangkat wajah sang putri untuk menatap kearahnya.“Istriku”. ucap Bintang menggoda. Putri Zhena yang tahu kalau Bintang tengah menggodanya tersenyum
“Aku sudah mengatakan kalau sangat bahagia menjadi istrimu, apa kau tak ingin membalasnya dengan ucapan yang sama” ucap Putri Zhena dengan menjelitkan matanya kearah Bintang. Tapi karena memang dasarnya sudah cantik, dalam keadaan mendelik begitu. Tetap saja cantik dalam pandangan Bintang.“Haruskah aku mengatakan sesuatu yang sudah sangat jelas terlihat, Zhena” jawab Bintang. Dengan mengatakan hal ini, Bintang seakan ingin menyebutkan bahwa dari tindakannya sudah terbukti, kalau Bintang sangat mencintainya. Tapi sang putri masih tak puas dengan jawaban Bintang.“Akan lebih baik jika kau mengatakan langsung didepanku, Suamiku”“Baiklah.. baiklah, aku akan mengatakannya” kata Bintang akhirnya mengalah. Bintang tiba-tiba saja membalik tubuhnya hingga kini sosok Bintang berada diatas dan sang putri dibawah. Sang putri hanya tersenyum melihat suami tercintanya melakukan itu. Justru kedua tangannya kembali dilingkarkan keleher Bintang dengan mesranya. Dengan wajah berbinar-binar, Putri Zhe
Yang satu, adalah lelaki dengan perawakan tinggi tapi tidak terlalu kurus, mengenakan pakaian serba berwarna putih, mengenakan ikat kepala putih dikepalanya, di atas kepalanya juga tampak sebuah mahkota perak. Raut wajahnya tampan. Dari penampilannya, Bintang dapat menduga kalau lelaki itu adalah seorang bangsawan. Sedangkan yang seorang lagi adalah seorang lelaki buta, hal ini Bintang ketahui dari tongkat yang ada ditangannya. Dia berjalan dengan mengetuk-ngetuk lantai. Wajahnya tidak terlalu tampan, tapi terkesan penuh kharismatik dan jantan. Jambang juga tampak sedikit memenuhi wajahnya. Dia tampak mengenakan pakaian yang sepertinya terbuat dari kulit ular. Begitu pula dengan ikat kepalanya. Walau penasaran, tapi Bintang tak menanyakan mengenai hal itu kepada Zhena, keduanya tetap berjalan menuju ke Aula Surga.Di Aula Surga, ada banyak orang yang tengah berkumpul, karena memang. Sang Maharaja di setiap harinya selalu mengadakan rapat untuk membahas penaklukan tiga dunia dalam wakt
AULA SURGA terasa begitu mencekam, semua orang yang ada ditempat itu terdiam ngeri melihat sikap amarah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terhadap menantunya. Bintang. Sebagaimana telah dikisahkan dalam chapter sebelumnya. Sang maharaja meminta Bintang untuk menjadi panglima perangnya dalam menaklukkan tiga dunia. Tapi dengan tegas, Bintang menolaknya. Sebenarnya, memang saat-saat seperti inilah yang dinantikan oleh Bintang untuk memberikan pencerahan bagi sang maharaja, agar bangsa manusia dan bangsa jin bisa hidup berdampingan, tapi sepertinya tidak semua apa yang dipikirkan oleh Bintang sesuai dengan keinginannya, karena sang maharaja menolak keras idenya itu. Keputusan untuk menaklukkan tiga dunia dengan peperangan sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.Sang putri, istri tercinta!Tampak wajahnya berubah pucat melihat amarah pada ayahanda rajanya, sebelum semuanya terlambat. Putri Zhena tiba-tiba saja bersujud dihadapan sang maharaja. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang yang ad
“M-Mustofa...” kata Bintang dengan setengah terkejut. Seketika itu juga, Bintang mencoba untuk bangkit. Walau masih sedikit lemah, sosok lelaki tua yang tengah memangku Bintang, ternyata adalah JIN MUSTOFA. Mustofa segera membantu Bintang untuk duduk. Bintang kini menyadari kalau dirinya tengah dikerumuni oleh ribuan orang yang ada ditempat itu. Bintang juga dapat melihat langit-langit yang terkungkung oleh kerangkeng kristal yang sangat besar. Kristal yang sama dengan membelenggu lehernya.Semua penghuni Penjara Langit, hampir semuanya adalah bangsa jin yang kini tampak duduk mengelilingi sosok Bintang dan Mustofa.“Akhirnya, aku bisa menemukanmu, Mustofa” kata Bintang tersenyum. Mustofa juga balas tersenyum agung.“Ya, akhirnya Tuan bisa sampai kemari. Tapi sayang, pertemuan ini sangat tidak sesuai keinginan kita tuan. Maafkan hamba yang telah menyeret Tuan hingga sampai kemari”“Tidak.. itu tidak apa-apa Mustofa. Semua ini memang keinginanku sendiri”“Bagaimana ceritanya, hingga ak
“Aku Jiu Long” katanya memperkenalkan diri.“Apa Tuan berasal dari dataran tengah?” tanya Bintang.“Benar, Tuan Bintang tahu tentang dataran tengah”“Ya, aku tahu. Kebetulan beberapa kali aku pernah kesana”“Wah, hebat sekali Tuan Bintang” kata Jiu Long.“Bagaimana kisanak bisa berada ditempat ini? Apakah kisanak juga diculik oleh pemuda bernama Surya?” tanya Jaka Samudra kepada Bintang.“Surya..?!” ulang Bintang dengan bingung.“Iya, katanya dia adalah utusan maharaja jin yang ditugaskan untuk merekrut pendekar-pendekar hebat untuk bersekutu dengan bangsa jin. Tapi saat itu aku menolak mentah-mentah tawarannya, kami bertarung dan aku kalah.. Saat aku tersadar, aku telah berada disini..” kata Jaka Samudra lagi.“Ya, aku juga sama seperti Tuan Jaka. Tapi yang datang kepadaku, adalah seorang wanita. Dia juga mengaku adalah utusan maharaja jin” sambung Jiu Long.“Siapa nama utusan maharaja jin itu, Tuan Jiu Long?” tanya Bintang penasaran.“Kalau tidak salah, namanya Una Lyn” lagi-lagi wa
“Paling tidak, arahnya benar. Jaka” kata Jiu Long tertawa ringan.“Iya, ya. Kau benar” sambung Jaka Samudra ikut terkekeh pula. Tawa keduanya memancing perhatian Bintang menoleh kearah keduanya. Bintang ikut tersenyum. “Di saat-saat seperti ini, mereka masih bisa tenang dan bisa tertawa” batin Bintang geleng-geleng kepala. Untuk sesaat Bintang teringat akan kedua sahabatnya (Bayu dan Arya). “Coba saja mereka berdua ada disini” membatin Bintang.Sejenak, Bintang mengalihkan pandangannya kearah depan. Di mana, beberapa tombak dari kerangkeng kristal yang menutupi Penjara Langit, terlihat dua mahluk yang tengah berdiri membelakanginya.“Mahluk apa itu, Mustofa?” tanya Bintang.“Anubis”“Anubis..?” ulang Bintang dengan kening berkerut. Bintang dapat melihat kedua mahluk itu tampak memiliki tubuh seperti manusia. Tapi kepalanya binatang. Binatang srigala.“Mahluk apa mereka, Mustofa?”“Mereka disebut Anubis, tuan. Mereka berbeda alam dengan kita. Mereka juga disebut sebagai Dewa Kematian.
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig