“Terima kasih atas pujian Tuanku Maharaja. Burkhan, cepat berterima kasihlah kepada Tuanku Maharaja atas pujiannya.”
Pangeran Burkhan dengan cepat kembali menjura hormat dengan mengatupkan kedua tangannya diatas kepala. “Terima kasih atas pujiannya Tuanku Maharaja” katanya lagi. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal hanya tampak mengangguk-angguk tersenyum melihatnya.
“Oh ya, kami juga membawakan beberapa peti cendramata untuk Tuanku Maharaja” kata Raja Thamrith memerintahkan beberapa orang prajurit jinnya untuk membawakan peti-peti yang dibawa dari kerajaannya, dan astaga. Peti-peti yang dimaksud oleh Raja Thamrith, ternyata adalah peti-peti kemas yang berukuran besar. Dengan satu perintahnya, peti-peti kemas itupuna dibukan.
Plashh...!
Dari dalam peti kemas memancar kilauan-kilauan sinar yang menyilaukan pandangan, setelah kilauan-kilauan itu hilang, ternyata didalam peti-peti kemas itu dipenuhi dengan limpahan harta, baik
Di atas perahu yang berada paling depan, terlihat berdiri dua sosok gagah. Seorang diantaranya adalah seorang pria berumur mapan. Wajahnya terlihat bersih oleh jambang, berbeda dengan Raja Thamrith dan Raja Munaliq. Hanya saja kumisnya yang besar melintang diatas mulutnya. Begitu panjang hingga disetiap sisi kanan dan kiri kumis itu tampak bergulung-gulung seperti tali tambang. Dialah Raja Hadlabajin, penguasa kerajaan jin dari selatan. Di sebelah Raja Hadlabajin, berdiri pula sesosok pemuda berwajah tampan, hanya saja ketampanannya sedikit tercemari oleh kumisnya yang melintang panjang diwajahnya, sama seperti ayahnya, Raja Hadlabajin. Dialah pangeran Ahmar.Rombongan inipun dengan segera dari atas perahu-perahu mereka. Beberapa tombak dihadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Raja Hadlabajin dan rombongannya menghentikan langkah. Di dahului oleh Raja Hadlabajin dan diikuti yang lain, mereka langsung bersujud di hadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.“Terimal
“Selamat datang Hai para raja jin dari 4 penjuru angin” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal memberikan kata sambutannya. Semua hening, semua menunggu kelanjutan ucapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.“Ifrit...”Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal menyebutkan satu nama. Jin bertubuh bongkok yang ternyata bernama Ifrit itu dengan cepat mendekat. Ifrit adalah seorang jin yang sudah berumur jutaan tahun dan merupakan panasehat sekaligus perdana menteri Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dialah yang memimpin dan mengatur semuanya, selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berada dalam semadinya.“Hamba, Tuanku Maharaja”“Bawa semua tamu ke kamarnya masing-masing, biarkan mereka beristirahat hari ini”Kata-kata Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal ini membuat wajah-wajah yang ada ditempat itu berubah. Bukan hanya ke-4 raja jin empat penjuru angin yang terkejut, bahkan jin Ifritpun ikut terkejut, kenapa tiba-tiba Maharaja Ji
Saat ini, Bintang masih terpengarah menatap sosok Putri Zhena yang ada dihadapannya. Bagaimana tidak, dengan sekujur tubuh yang basah kuyup. Kemolekan dan keindahan tubuh Putri Zhena terpampang jelas dipandangan Bintang dan ini membuat Bintang harus meneguk ludahnya berkali-kali. Putri Zhena memang gadis yang cantik dan bertubuh sangat sempurna untuk ukuran seorang gadis, tubuhnya ibarat bak gitar spanyol dengan lekukan yang sempurna. Belum lagi dua bukit kembarnya yang juga terlihat sangat indah di cetakan pakaiannya yang basah.Putri Zhena bukannya tidak menyadari Bintang yang saat ini tengah memandangnya dengan tatapan takjub. Seakan tak perduli dengan hal itu. Putri Zhena segera mengeluarkan pakaian yang dibawanya. Pakaian Bintangpun ada didalam buntalan yang dibawanya.“Ini. Pakai pakaianmu, Bintang” ucap Putri Zhena menyerahkan pakaian yang biasanya Bintang kenakan. Masih dengan menatap takjub kearah sosok Putri Zhena, Bintang menerima pakaiannya. Put
Inilah yang membuat hati Zhena terpaut kepada Bintang, bersama Bintang dia bisa tertawa lepas. Sesuatu yang sangat jarang bisa dilakukannya, karena selama ini. Zhena tak pernah memiliki teman, hal ini tentu saja dikarenakan kedudukannya sebagai putri Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Tapi Bintang sangat berbeda dengan yang lain. Sejak awal pertemuan mereka, Bintang selalu memperlakukannya seperti seorang teman, bahkan saat Bintang mengetahui kalau dirinya adalah seorang putri, sikapnya tak berubah. Dan ini yang Zhena kagumi dari Bintang. Rasa kagum yang kemudian tumbuh menjadi rasa suka. Rasa suka yang perlahan-lahan mulai menumbuhkan benih-benih asmara dihatinya.“Oh ya, Zhena. Kau belum mengatakan alasan. Kenapa kau kabur dari negeri atas langit?” tanya Bintang saat teringat akan hal itu. Zhena terlihat menarik nafas panjang seakan berat untuk mengatakan hal itu padanya. Tapi akhirnya dia berucap juga ;“Ayahanda raja ingin menikahkanku”
“K-kenapa kau melakukan hal itu Bintang? Kenapa kau tega menyakiti hati mereka”“Justru karena aku tak ingin menyakiti mereka, makanya aku menerima mereka. Bila aku menolaknya. Aku akan menghancurkan hati dan perasaan mereka”“Tapi dengan membagi cintamu, itu sama saja kau telah menyakiti dan perasaan mereka yang mencintaimu” protes Zhena.“Mau bagaimana lagi, aku tak bisa memilih satu diantara mereka” kata Bintang mengangkat kedua bahunya. Zhena terdiam mendengar hal itu.“Jadi, kau akan menjadikan aku yang kelima?” tanya Zhena dengan tatapan tajam kearah Bintang.“Aku tak akan memaksamu, Zhena. Semua terserah padamu, jika kau bisa menerimanya. Maka, aku akan menikahimu” ucapan Bintang langsung membuat kedua mata indah Zhena membesar, Zhena merasa seperti baru saja tersambar petir tepat didepan wajahnya. Mulutnya ternganga bengong.“Ka-u, akan menikahiku?” k
Bintang tersenyum dan berkata ; “Hari masih malam. Besok saja kita ke kota jin”Zhena tersenyum. “Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?”“Ini...” kata Bintang seraya meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang itu. Bintang tarik wajah itu dan Zhena dengan senang hati menyambutnya.Keduanya saling berpagutan dengan lembut dan penuh kemesraan. Zhena melingkarkan kedua tangannya di leher Bintang dan memeluknya dengan erat seakan tak ingin melepaskannya, sedangkan Bintang ikut membalasnya dengan merengkuh tubuh molek Zhena yang berada diatasnya kedalam pelukannya.Malam itu, benar-benar dilalui oleh sepasang muda mudi yang tengah dimabuk asmara ini dengan penuh kemesraan. Saling melumat dan memeluk dengan lembut. Indah sekali perasaan keduanya malam itu.* * *Kota Jin, sebuah kota yang semua warganya adalah bangsa jin. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya. Bahwa bangsa jin memiliki ke
“Hai! Tak kusangka aku masih bisa bertemu denganmu saudaraku, Ku kira kau sudah...” Maithatarun tak melanjutkan ucapannya kecuali isak tertahannya.“Aku juga tak menyangka masih bisa bertemu denganmu, Hai! Maithatarun” kata Bintang ikut-ikutan berbicara seperti orang dari negeri jin.“Sudah! Ayo masuk, kita berbicara didalam” kata Maithatarun lagi.“Tunggu, saudaraku. Aku ingin memperkenalkanmu dengan seseorang” ucap Bintang menahan gerakan Maithatarun yang ingin menarik tangannya tadi. Maithatarun seakan baru menyadari kalau disebelah Bintang ada sosok seorang perempuan yang mengenakan caping bercadar, tapi pancaran harum disekujur tubuhnya santer tercium ditempat itu.“Siapa perempuan ini, Bintang? Apa dia kekasihmu?”“Ya, dia kekasihku, juga calon istriku” jelas Bintang.“Zhena, perkenalkan ini saudaraku, Maithatarun. Dia adalah kepala negeri kota jin ini. Maith
KEDIAMAN MEGAH kepala kota negeri jin terlihat sunyi mencekam. Sunyi bukannya tidak ada orang, di dalam sebuah aula besar yang ada didalam kediaman megah itu, tampak beberapa orang yang tengah berdiri terpaku, semuanya menatap kearah pintu luar yang tembus mengarah kearah halaman depan bangunan besar itu. Di antara sosok-sosok yang ada di ruangan itu adalah Maithatarun, kepala kota negeri jin. Bintang, Zhena dan beberapa orang lelaki sepuh yang merupakan sesepuh kota jin yang sengaja di undang oleh Maithatarun untuk menjadi saksi pernikahan saudaranya, Bintang dan Zhena.Tapi kini semuanya terpaku, saat menjelang akad pernikahan terjadi. Sebuah suara keras terdengar membahana ditempat itu.“TAK AKAN ADA PERNIKAHAN YANG TERJADI. SIAPAPUN YANG BERANI MELAKUKANNYA, MAKA KEMATIAN YANG AKAN DIDAPAT!”Suara keras ini yang kemudian membuat Maithatarun, Bintang dan Zhena bangkit berdiri disertai para sesepuh kota jin dan bersikap waspada. Belum lagi hilang r