KEBAHAGIAAN meringkupi aula istana Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, terlihat bagaimana Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal begitu sangat menyayangi putrinya, hingga keduanya terlibat pembicaraan tanpa menghiraukan orang-orang yang hadir ditempat itu.
“Zhena, ayah memintamu untuk tinggal disini untuk beberapa hari” wajah jelita sang putri tampak berubah mendengar hal itu. Sang putri terkejut, bukan karena perkataan sang ayah yang secara tiba-tiba, melainkan karena sang putri teringat Bintang yang ada dikamarnya. Sang putri lebih memilih berada didekat Bintang, ketimbang berada ditempat lain.
“Memangnya kenapa ayahanda raja? Apakah ayahanda raja akan mengadakan suatu acara?”
“Kita akan kedatangan tamu-tamu agung putriku”
“Siapa ayahanda raja?”
“Putra-putra mahkota dari kerajaan jin dari 4 penjuru angin” kembali wajah jelita sang putri berubah mendengar hal itu. “Ayah ingin, kau berkenalan
“Hai! Budak. Kenapa kau berani duduk diatas peraduan tuan putri, kurang ajar sekali kau!” teriak Una Lyn seraya mengibaskan tangannya kedepan untuk memberikan pelajaran pada pemuda tersebut.Weesshhh...!Segelombang hawa dingin terhampar, dan langsung menyerang kearah Bintang. Kening Una Lyn berkerut. Sosok yang kini tengah diserangnya itu, tidak sedikitpun bergeming dari tempat semadinya. Masih tetap tenang, tenggelam dialam semadinya. Padahal gelombang dingin Es Beku Patinggimeru yang baru saja dikerahkannya bukan serangan main-main. Dulu, Jin Muka Seribu sampai tak berkutik dengan ilmu ini. Tapi kini justru sosok yang diserangnya masih terlihat santai.Penasaran.Weesshhh...!Kembali Una Lyn melepaskan serangannya, kali ini dengan serangan yang lebih dahsyat. Ilmu ‘Salju putih Patinggimeru’ dikerahkan. Keadaan disekitarnya tempat itu terlihat mulai membeku. Menjalar kedepan dengan cepat. Bahkan peraduan sang putr
Kini kembali Una Lyn menatap dalam-dalam kedalam bola mata kedua pemuda itu, Una Lyn berusaha untuk mengenali sosok yang berada dibalik topeng itu.“S-siapa, kau?!” tanya Una Lyn dengan suara bergetar.Sang pemuda yang memang tak lain adalah Bintang itu tampak tersenyum bibirnya, karena memang hanya itu yang bisa Una Lyn lihat, lalu satu tangannya yang tadinya mencengkram erat kedua tangan Una Lyn diatas kepalanya ditarik kearah wajahnya. Una Lyn merasakan hatinya berdebar tak karuan, saat melihat pemuda itu akan melepaskan topengnya, dan ;“B-b-bintang” ucap Una Lyn saat melihat raut wajah yang kini sudah terpampang didepan wajahnya setelah topeng itu terbuka. Bintang sendiri melempar topeng ditangannya entah kemana. Tangan satunya yang tadi masih mengunci pergerakan kedua tangan Una Lyn diatas kepalanya, dilepas. Kedua kakinya yang membeli kedua betis Una Lyn juga dilepas. Tapi Una Lyn masih terpaku, terperangah memandang kearah Bintang
Sang putri sebenarnya masih penasaran dengan tanda bekas merah yang sempat terlihat olehnya dileher Una Lyn, tapi mendengar Una Lyn mendapatkan tugas dari ayahanda raja. Makanya Putri Zhena mengizinkan Una Lyn meninggalkan kamarnya. Tapi Putri Zhena kembali meminta Una Lyn untuk mengusahakan membawa Bintang keesokan malamnya, dan Una Lyn terlihat mengangguk menyetujuinya.Di hari-hari berikutnya, tak biasanya Putri Zhena tidak bertemu dengan Una Lyn, padahal biasanya. Bila sedang berkunjung ke istana maharaja. Putri Zhena selalu bersama-sama Una Lyn, karena memang hanya Una Lyn temannya di istana maharaja. Tapi kini Putri Zhena tak bisa menemukan dimana Una Lyn berada. Putri Zhena hanya bertemu dengan Una Lyn bila malam tiba. Itupun Una Lyn hanya datang menemuinya untuk melaporkan kegagalannya membawa Bintang ke istana. Walaupun sebenarnya yang terjadi tidaklah demikian. Una Lyn justru memanfaatkan dengan setiap harinya. Dari pagi hingga malam untuk datang menemui Bintang dan
“Maksudku, kenapa kau mengatakan kami menghianatimu, Apakah kita memiliki hubungan selain batas pertemanan” kata Bintang dengan heran.“Kau...!” sang putri menjadi gugup dan tak tau lagi harus berkata apa, karena memang diantara dirinya dan Bintang tidak memiliki hubungan apa-apa. Melihat sang putri terdiam, Bintang melanjutkan ucapannya. “Aku dan Lyn sudah menjalin hubungan, bahkan jauh sebelum aku terdampar disini” sambung Bintang lagi.Una Lyn yang masih tertunduk tampak tersenyum, hatinya bahagia mendengar ucapan Bintang, rasa sakit yang mendera dirinya, seakan hilang begitu saja. Berbeda dengan keadaan sang putri. Matanya yang biru terlihat membelalak tajam menatap kearah Bintang dan Una Lyn secara bergantian. Sungguh tak disangkanya, kalau Bintang dan Una Lyn memang memiliki hubungan sebelumnya. Hal ini membuat sang putri terdiam seribu bahasa.Bintang sendiri tampak memegang lembut pundak Una Lyn. Una Lyn mengangkat waj
HARI ITU, Kotaraja yang berada di negeri atas langit tampak meriah. Diseluruh penjuru kotaraja terlihat hiasan-hiasan menggantung berwarna warni, kristal warna warnipun tampak menghiasi diberbagai sudut jalan kotaraja. Melihat meriah semarak keindahan yang ada. Sepertinya hari ini kotaraja akan kedatangan tamu istimewa. Barisan prajurit tampak berdiri berjejer dari gerbang perbatasan kotaraja hingga ke pintu gerbang istana.Di balik pintu gerbang istana yang ukurannya sangatlah besar itu, tampak halaman istana kerajaan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal yang luasnya bisa menampung jutaan orang. Terlihat barisan para prajurit jin yang juga berdiri berjejer. Sementara itu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal dan para pengikut setianya tampak tengah menunggu di depan istana. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sendiri tampak duduk di singgasana emas kristal, sedangkan para pengikut tampak berdiri rapi disebelah kiri dan kanannya.Sejak tadi, terlihat Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal s
“Terima kasih atas pujian Tuanku Maharaja. Burkhan, cepat berterima kasihlah kepada Tuanku Maharaja atas pujiannya.”Pangeran Burkhan dengan cepat kembali menjura hormat dengan mengatupkan kedua tangannya diatas kepala. “Terima kasih atas pujiannya Tuanku Maharaja” katanya lagi. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal hanya tampak mengangguk-angguk tersenyum melihatnya.“Oh ya, kami juga membawakan beberapa peti cendramata untuk Tuanku Maharaja” kata Raja Thamrith memerintahkan beberapa orang prajurit jinnya untuk membawakan peti-peti yang dibawa dari kerajaannya, dan astaga. Peti-peti yang dimaksud oleh Raja Thamrith, ternyata adalah peti-peti kemas yang berukuran besar. Dengan satu perintahnya, peti-peti kemas itupuna dibukan.Plashh...!Dari dalam peti kemas memancar kilauan-kilauan sinar yang menyilaukan pandangan, setelah kilauan-kilauan itu hilang, ternyata didalam peti-peti kemas itu dipenuhi dengan limpahan harta, baik
Di atas perahu yang berada paling depan, terlihat berdiri dua sosok gagah. Seorang diantaranya adalah seorang pria berumur mapan. Wajahnya terlihat bersih oleh jambang, berbeda dengan Raja Thamrith dan Raja Munaliq. Hanya saja kumisnya yang besar melintang diatas mulutnya. Begitu panjang hingga disetiap sisi kanan dan kiri kumis itu tampak bergulung-gulung seperti tali tambang. Dialah Raja Hadlabajin, penguasa kerajaan jin dari selatan. Di sebelah Raja Hadlabajin, berdiri pula sesosok pemuda berwajah tampan, hanya saja ketampanannya sedikit tercemari oleh kumisnya yang melintang panjang diwajahnya, sama seperti ayahnya, Raja Hadlabajin. Dialah pangeran Ahmar.Rombongan inipun dengan segera dari atas perahu-perahu mereka. Beberapa tombak dihadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Raja Hadlabajin dan rombongannya menghentikan langkah. Di dahului oleh Raja Hadlabajin dan diikuti yang lain, mereka langsung bersujud di hadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.“Terimal
“Selamat datang Hai para raja jin dari 4 penjuru angin” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal memberikan kata sambutannya. Semua hening, semua menunggu kelanjutan ucapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.“Ifrit...”Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal menyebutkan satu nama. Jin bertubuh bongkok yang ternyata bernama Ifrit itu dengan cepat mendekat. Ifrit adalah seorang jin yang sudah berumur jutaan tahun dan merupakan panasehat sekaligus perdana menteri Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dialah yang memimpin dan mengatur semuanya, selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berada dalam semadinya.“Hamba, Tuanku Maharaja”“Bawa semua tamu ke kamarnya masing-masing, biarkan mereka beristirahat hari ini”Kata-kata Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal ini membuat wajah-wajah yang ada ditempat itu berubah. Bukan hanya ke-4 raja jin empat penjuru angin yang terkejut, bahkan jin Ifritpun ikut terkejut, kenapa tiba-tiba Maharaja Ji
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig