Bunda Dewi sendiri kini sudah membawa sosok Bintang turun tepat dipintu gerbang bangunan putih itu. Para dewa yang menjaga tempat itu, terlihat langsung berkumpul begitu melihat siapa yang datang. Dengan serta merta mereka langsung menjura hormat.
“Selamat datang di Puri Ketenangan Bunda Dewi. Simpul Agung Dari Segala Dewi, Dewi Junjungan Dari Segala Junjungan”
Bunda Dewi sendiri langsung membalas juraan hormat itu dengan anggukan kepalanya. Lalu tanpa menunda-nunda waktu lagi. Bunda Dewi langsung menarik tangan Bintang yang masih digenggamnya untuk masuk kedalam bangunan putih yang disebut Puri Ketenangan itu. Para dewi-dewi yang menjaga tempat itu hanya saling pandang, heran dengan sikap Bunda Dewi yang tidak menyapa mereka. Mereka kenal dengan sosok pemuda yang datang bersama Bunda Dewi. Tapi semuanya tetap diam, tak berani untuk bertanya lebih jauh.
Begitu berada diujung lorong, Bunda Dewi menghentikan langkahnya. Bintang yang ada disebelahnya ik
“Apa maksud ucapanmu barusan, Bunda Dewi?”Bunda Dewi tampak tersenyum kearah Bintang, dengan berucap lembut. “Dengan mengantarkanmu ke kotaraja Maharaja Jin, aku sudah pasti akan dihukum mati oleh Tuanku Maharaja karena membawa orang luar ke kotaraja, karena tidak ada seorangpun yang boleh menjejakkan kakinya di kotaraja tanpa seizin maharaja” semakin berubahlah paras Bintang mendengar ucapan Bunda Dewi.“Tidak! Aku takkan membiarkan hal itu terjadi Bunda Dewi”“Itu sudah menjadi peraturan yang ditetapkan oleh Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal untuk semua yang tinggal di negeri jin ini Bintang, tidak ada yang bisa lepas dari peraturan itu”“Jika kau sudah tau tentang peraturan itu, kenapa kau masih ingin menolongku, Bunda Dewi”“Karena aku mencintaimu Bintang, aku menyayangimu dengan segenap hati dan perasaanku” kata Bunda Dewi lagi dengan penuh ketulusan hatinya, Bintang yang m
Kali ini Bintang terdiam sejenak seperti tengah memikirkan jalan keluar terbaik yang bisa dilakukannya.“Aku tak ingin membahayakan dirimu Bunda Dewi. Begini saja, kau katakan saja arah tujuan kotaraja itu. Biar aku kesana sendiri” kata Bintang dengan mantap.“Kotaraja berada di negeri atas langit, Bintang. Untuk kesana kau harus memiliki kemampuan terbang” sela Bunda Dewi.“Serahkan semuanya padaku” jawab Bintang dengan tersenyum.-o0o-KOTARAJA JIN, berada di negeri atas langit. Sehingga tak banyak orang yang tau, dimana letak kotaraja jin tersebut. Awan-awan putih indah yang bergerombol begitu banyak seakan menjadi batas pelindung kotaraja jin dari pandangan orang-orang yang berada dibawah, tapi dibalik awan-awan putih itu terlihat sebuah pemandangan menakjubkan dari sebuah kota yang terbilang sangat megah dan indah. Bangunan-bangunan tinggi pencakar langit terlihat disepanjang mata memandang. Be
Sepenanak nasi kemudian, wajah datar gadis ini terlihat tersenyum. Di ujung pandangannya, dapat dilihatnya dasar air terjun itu. Maka posisinya yang tadi terbalik dengan wajah dibawah, kini tampak berputar terbalik, wajahnya kembali menghadap keatas dengan kaki kebawah.Selagi meluncur kebawah, gadis itu tampak melepaskan satu demi satu pakaian yang melekat ditubuhnya, hingga dalam hitungan detik saja, kini sosok putih dan mulus sudah terpampang jelas meluncur deras kebawah.Byurrrr...!Tubuh itu menerabas masuk kedalam air. Cukup lama tak ada tanda-tanda gadis itu muncul kembali ke dasar air, hingga ;Byuuarrr!Air danau itu tersibak, sesosok kepala muncul dengan menyibakkan rambutnya yang panjang. Cantik sekali.Zhena terlihat begitu menikmati sekali keadaan dirinya yang terendam sebagian tubuhnya sebatas leher didalam air, dinginnya air terjun yang jatuh bagaikan gelombang air bah dari atas sana, seakan tak berarti baginya. Bisingnya suar
“Siapa kau?!” kembali gadis itu membentak dengan menggerakkan bibirnya. Dan kali inipun Bintang dapat mendengarnya dengan jelas. Bintang kagum mengetahui kalau gadis itu mampu berbicara didalam air, tidak seperti dirinya yang hanya bisa bernafas di dalam air dengan kemampuan mutiara naga yang dimilikinya.“Siapa gadis ini, hebat sekali kemampuannya bisa berbicara dalam air” membatin Bintang.“Sekali lagi kutanya! Siapa kau?!” bentak sigadis dengan menekan keras telapak kakinya yang menjejak didada Bintang. Bintang sendiri dapat merasakan injakan kaki si gadis bagaikan injakan gajah dewasa yang bisa meremukkan dadanya, kalau saja Bintang tidak dengan cepat menyalurkan tenaga dalamnya untuk melindungi dadanya. Tentu saat ini, dadanya sudah remuk. Untung saja Bintang masih mampu bernafas didalam air, jika tidak pasti sudah kelelep dibuatnya.“Huagghh...” Bintang terhentak saat injakan kaki gadis itu semakin keras mene
SEPASANG muda mudi yang tak lain adalah Putri Zhena dan Bintang tampak tengah duduk menghadap air terjun besar yang ada dihadapan mereka. Baik Bintang mapun Putri Zhena sendiri sesekali terlihat saling mencuri pandang satu sama lain. Bagi Bintang sendiri, tentu sosok jelita dan seksi Putri Zhena sangat menarik perhatiannya, keanggunan, keputihan dan kemulusan sosoknya benar-benar menggugah hati bagi setiap laki-laki yang memandangnya. Sementara itu bagi Putri Zhena sendiri, hatinya masih penasaran dengan sosok pemuda yang ada dihadapannya ini, makanya tak kala keduanya masih saling curi-curi pandang, tatapan keduanya sering beradu. Di kedua tangan dan kaki Bintang tampak belenggu yang terbuat dari kristal.“Dasar lelaki mesum!” dengus Putri Zhena melihat pemuda disebelahnya sering mencuri-curi pandang melihat kearahnya.“Bukan aku yang mesum, tapi pakaianmu itu yang memancing seseorang untuk melihatnya”“Apa yang salah dengan pakaia
Bintang yang merasa Putri Zhena tak bergerak dan terkesan membiarkan bibirnya yang menempel dibibirnya, segera saja Bintang lumat perlahan bibir bawahnya. Kali ini Putri Zhena tersadar merasakan lumatan lembut dibibirnya, maka dengan sekuat tenaga. Putri Zhena mendorong tubuh Bintang yang ada diatasnya dengan keras.Begitu kerasnya, sampai-sampai tubuh Bintang terlempar jatuh kedalam jurang air terjun. Tapi tidak sampai jauh, tubuh Bintang tertahan karena ternyata belenggu kristal yang ada dikedua tangannya, tampak memanjang dan membentuk semacam tali kristal yang ujungnya bermuara ditangan Putri Zhena. Dengan sekali sentak, kembali tubuh Bintang tertarik keatas, dan kini sudah berdiri dihadapannya.Plakkk!Kembali wajah Bintang kena tamparan keras oleh Putri Zhena. “Kau sengaja ya, mencari-cari kesempatan dalam kesempitan” bentak Putri Zhena.“Sengaja bagaimana, kedua kakiku di belenggu begini, kau tarik, ya terjatuhlah aku” ucap
MALAM DATANG. Kegelapannya meringkupi langit kotaraja yang berada di negeri atas langit. Sementara itu ditempat kediaman Putri Zhena, tepatnya dikamarnya. Terlihat sosok Bintang masih terdiam membatu, tenggelam di alam semadinya didalam kerangkeng kristal. Berada tak jauh darinya, di atas sebuah peraduan indah yang juga terbuat dari kristal, tampak sosok jelita Putri Zhena tengah terbaring. Tubuh indahnya menghampar diatas pembaringan, tapi kedua mata sang putri masih terbuka, tatapannya tertuju lurus ke jurusan sang pemuda. Di satu sisi, sang putri ingin sekali menundukkan kekerasan hati sang pemuda, tapi disisi lain sang putri juga kasihan melihat keadaan sang pemuda. Sang putri kagum akan keteguhan hati sang pemuda.“Sebentar lagi racun seribu pisau semut api akan bereaksi, ingin kulihat sejauh apa dia bertahan..” batin sang putri. Walau dihatinya terbersit rasa cemas.Malam semakin larut.“Argh!” terdengar suara Bintang memec
Tidak ada rasa sungkan dan malu lagi di hati sang putri, bahkan tak jarang Putri Zhena memperlihatkan kecantikan dan keindahan tubuhnya dihadapan Bintang dengan pakaian-pakaian seksinya. Putri Zhena senang bila Bintang memuji kecantikan dan keseksiannya. Putri Zhena memang termasuk wanita yang sangat membanggakan kecantikan dan keindahan tubuhnya. Hanya saja selama ini pujian yang didapatnya selalu terasa hambar, tak ada yang tulus mengatakannya kecuali dengan pandangan penuh nafsu, berbeda dengan Bintang. Bintang selalu bersikap menghormatinya tanpa berani bersikap kurang ajar kepadanya. Padahal seringkali, sang putri memancing-mancing gairah Bintang. Tapi Bintang menanggapinya dengan senyum. Seperti halnya hari ini, sang putri meminta Bintang untuk memijat dirinya.Sang putri tampak masuk ke kamar mandinya yang sangat mewah, di depan sebuah kaca besar, sosoknya berhenti.“Hari ini aku akan menggodanya kembali, masak-kan dia tak tertarik sediktipun padaku”