Ketika lonceng mulai bergerak dan berputar ke kiri Bintang segera berlari-lari kecil ke arah berlawanan. Setiap kedua kakinya menjejak kayu roda, dia kerahkan tenaga dalam. Maksudnya hendak mencoba menjebol kayu lonceng untuk melihat apa yang tersembunyi di sebelah bawah. Luar biasanya ternyata kayu itu atos sekali!
Selagi Bintang mencari akal apa yang harus dilakukannya tiba-tiba kakek teleng ketukkan pipanya kepinggiran lonceng seraya berseru.
"Satu!"
“Dung...!”
Lonceng bergetar lalu menggemuruh berputar lebih cepat. Di sebelah depannya Bintang melihat bendera kuning bergerak menuju ke arahnya lalu lewat di bawah kedua kakinya. Bintang melirik tajam pada si kakek, memandang ke bawah ke arah dua temannya lalu kembali memperhatikan lonceng yang berputar semakin cepat, membuat dia harus berlari lebih cepat pula. Tak lama kemudian bendera kuning muncul kembali untuk kedua kalinya. Lonceng berputar semakin kencang. Dengan Ilmu meringankan tubuh y
BERKAT ilmu kesaktian yang dimiliki Ruhrinjani si kakek tidak melihat ke empat orang itu. Padahal saat itu Bintang dan dua kawannya dan perempuan berpakaian putih hanya satu langkah saja di samping kirinya. Seandainya si kakek menggerakkan tangannya ke samping pasti dia akan menyentuh sosok Arya yang saat itu tegak tak bergerak di bawah pohon.Ilmu kesaktian yang dimiliki Ruhrinjani itu bernama Menutup Mata Memutus Pandang. Konon itu Adalah salah satu dari beberapa ilmu kesaktian yang diturunkan Para Dewi Dari Negeri Atas Langit kepada perempuan bernasib malang itu. Namun bagaimanapun hebatnya kesaktian tersebut celakanya kesaktian ini tidak membuat Ruhrinjani mampu melenyapkan Bintang, Bayu, Arya dan dirinya dari pandangan mata Pateleng. Sambil dekapkan capingnya di depan dada sepasang mata' kakek teleng itu perhatikan tanah yang basah tepat di antara kedua kaki Arya. Pateleng mendekat lalu berjongkok di depan tanah yang basah. Arya pejamkan mata. Unt
"Ruhrinjani, kulihat perubahan pada wajahmu. Seolah ada satu ganjalan kesedihan di hatimu. Apakah.”Ruhrinjani menghela nafas panjang”Langkahku jauh sampai ke sini karena menyirap kabar bahwa suamiku Maithatarun ada bersama kalian. Namun Hai, aku tidak menemukannya. Mungkin kau dan kawan-kawan mengetahui gerangan dimana Maithatarun berada?"Yang menjawab Bayu”Terakhir kami bersamanya ketika bertemu dengan Jin Obat Seribu. Saat Itu dia mengatakan hendak pergi menemui seseorang. Tapi dia tidak menyebut siapa orangnya, hanya menyebut tempat di mana orang itu berada”Ruhrinjani mendongak ke langit lalu pejamkan matanya sesaat. Dia berpaling pada Bayu”Mungkin suamiku menyebut nama sebuah gunung. ?""Betul sekali!" sahut Bayu.Bintang menyambung”Aku ingat, kalau tidak salah Maithatarun menyebut nama gunung itu. Gunung Pabatuhitam”"Hai!" Wajah Ruhrinjani tampak berubah. Suaranya bergetar ketika berkata&rdq
Pertanyaan Bayu itu membuat wajah Dewi Awan Putih bersemu merah sedang Bintang ulurkan tangan mencubit punggung Bayu hingga melintir kesakitan. Sebenarnya sejak beberapa waktu lalu Dewi Awan Putih memang berusaha mencari Bintang. Dia ingin menemui sang pendekar untuk menjernihkan persoalan bunga mawar beracun yang hampir merenggut nyawa.Bintang dan yang menurut Ruhjelita berasal dari dirinya. Namun niatnya untuk membicarakan hal Mu menjadi sirna ketika tadi secara tidak sengaja dia sempat mendengar ucapan-ucapan Ruhrinjani yang menyebut tentang seorang gadis cantik berhati baik yang jatuh cinta pada Bintang. Untuk menutupi rasa malu dan sekaligus kekecewaannya untung Dewi Awan Putih dapat mencari akal mengeluarkan jawaban."Hai, sebagai sahabat tentu saja aku selalu ingin bertemu dengan kalian. Namun selain itu memang aku ingin menemui Bintang”"Nah! Apa kataku!" ujar Bayu pula sambil menepuk bahu Arya hingga tersentak kaget.Bintang menatap
"Anak muda," kata Arya menyambung bicara”Apa kau tidak melihat bagaimana dua mata Dewi Awan putih jadi berkaca-kaca ketika kau membandingkannya dengan Ruhjelita, perawan genit yang gentayangan ke mana-mana memikat lelaki itu?"Bintang geleng-geleng kepalanya”Aku. Ah, sebenarnya aku juga menyukai Dewi Awan Putih," kata Bintang pula, Dia diam sejenak”Tapi..”"Nah, tapinya ini yang bikin brengsek! Suka tapi masih ada tapi!" kata Bayu lalu pasang muka merengut.Sementara itu tanpa setahu ketiga orang itu, disatu tempat yang terlindung, seorang perempuan berwajah putih jelita kerenyitkan kening. Sepasang alisnya naik ke atas ketika mendengar ucapan Bintang yang mengatakan sebenarnya dia juga menyukai Dewi Awan Putih, Dalam hati dia berkata lirih. ”Kalau hati pemuda asing Itu benar sudah tertambat pada Dewi Awan Putih, agaknya buruk nian nasib diriku. Padahal aku sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan duniaku kalau saja aku mendapat
"Senjata rahasia! Bintang awas!" teriak Bayu memperingatkan.Bintang memang sudah mendengar kemudian mellhat gerakan dua benda bersinar biru itu. Sambil jatuhkan diri Bintang hantamkan tangan kanannya melepas pukulan Badai Pusaran Angin. Dua benda biru terpental. Namun!"Blaaarr!" "Blnaarr!"Dua ledakan dahsyat menggema di udara malam. Dua buah benda biru hancur bertaburan membentuk keping-keping aneh. Keping-keping ini kemudian berubah menjadi larikan-larikan panjang. Lalu laksana tangan- tangan gurita, larikan-larikan sinar biru itu menyambar mencengkeram ke arah Bintang.Bintang gulingkan dirinya di tanah. Menyingkir kesisi lapangan sebelah kanan dari arah mana tadi dia datang lalu kembali lepaskan satu pukulan sakti bernama Tapak Guntur.Sepuluh larik sinar biru yang seperti tangan-tangan gurita yang tadi hendak mencengkeramnya mencelat buyar ke udara. Namun luar biasanya, buyaran yang berjumlah dua puluh empat ini berubah menjadi seperti dua b
Dugaan Para Dewi tidak meleset malah secara tidak terduga muncul Jin Santet Laknat, Nenek sakti berhati jahat yang merupakan guru Patandai ini membantu muridnya hingga Patandai berhasil mendapatkan kesaktian baru. Puluhan bara api yang mendekam dalam perutnya mampu dilontarkannya keluar lewat mulutnya, dijadikan senjata dahsyat! Berarti apa yang selama ini disebut ilmu "Bara Neraka Penghancur Jagat" akan muncul kembali di rimba persilatan Negeri Jin. Bedanya kalau dulu bara itu berada dikepala dan bagian luar tubuh Jin Bara Neraka maka sekarang berada dalam perutnya!Pada pertemuan dengan muridnya Itu si nenek Jin Santet Laknat tidak lupa menegaskan kembali perintah yang pernah diberikannya pada Jin Bara Neraka."Dari beberapa tugas yang aku berikan padamu, baru satu yang kau laksanakan. Kau hanya bisa membunuh Pasingar! Hai! Bagaimana dengan tugas-tugas lainnya, Patandai?!" tanya si nenek dengan pandangan mata tajam seperti memantek batok kepala Patandai."Moho
"Celaka perabotanku!" seru Arya dengan muka pucat. Dia telah berusaha melompat sambil kangkangkan kedua kakinya mengharap bara api itu akan lewat di bawah selangkangannya, tapi percuma saja!Bayu dalam kagetnya tak sempat berbuat apa-apa. Bintang sendiri berusaha mencabut Pedang Pilar Bumi dari pinggang belakangnya, namun terlambat. Dia akhirnya memutuskan untuk menghantam lawan dengan Pukulan Matahari Terik.Masih tetap terlambat tak ada gunanya!Dalam keadaan luar biasa gentingnya itu tiba-tiba dari balik pohon besar berkelebat mengapung satu bayangan besar disertai bentakan garang."Siapa berani mencelakai tiga saudaraku!" Satu ringkikan keras menggelegar. Lalu "tranggg!"Bara api yang menyambar selangkangan Arya terpental. Sebuah benda berbentuk bola hitam somplak. Sosok yang mengapung di udara terdorong sampai setengah tombak tapi masih bisa jatuhkan diri di tanah dan pasang kuda-kuda pertahanan yang secepat kilat bisa berubah menjadi kuda-kud
Dua belas larik sinar hitam menyambar udara kosong. Sementara itu tendangan Maithatarun berhasil dielakkan oleh Jin Bara Neraka. Begitu selamat dari hantaman bola batu, Jin Bara Neraka segera semburkan dua bara api. Dia membuat gerakan seperti hendak menyerang Maithatarun. Tapi tiba-tiba dia membalik dan arahkan semburan bara apinya pada Ruhsantini.”Ruhsantini awas!" teriak Maithatarun. Dia cepat melompat lalu hantamkan kaki batunya. Namun dua bara api itu luput. Untung Bintang yang telah bersiap siaga cepat bertindak. Bintang melompat sambil lepaskan pukulan Badai Pusaran Angin. Pukulan sakti yang mengerahkan dua pertiga tenaga dalam ini berhasil membuat mental salah satu dari dua bara api. Celakanya, bara api yang satu lagi masih terus melesat ke jurusan Ruhsantini walau kini arahnya agak meleset.Didahului teriakan keras Ruhsantini melompat selamatkan diri. Namun seperti hidup dan punya mata bara api yang satu ini mengejarnya. Arya yang berada di dekat situ s