“Aku Penghulu Buaya Buntung, kemari bukan karena utusan Raja Siluman Buaya, tapi ada dasar keinginanku sendiri”
“Penghulu Buaya Buntung...” batin Bintang dengan kening berkerut. Bintang merasa pernah mendengar nama itu, tapi dimana dan kapan, Bintang sendiri lupa.
“Ksatria Pengembara! Kukira sudah saatnya kita bertarung. Aku tak ingin kita buang-buang waktu lagi!” kata Penghulu Buaya Buntung mengejutkan.
“Eh...! Apa tadi kau bilang, Orang Tua? Kita bertarung? Katakan dulu apa maksudmu mengajakku bertarung malam-malam begini?” Tukas Bintang tak dapat menahan rasa perasaan herannya.
“Terserah kau mau omong apa, Ksatria Pengembara! Pokoknya, aku harus menantangmu bertarung!” Tandas Penghulu Buaya Buntung.
“Kenapa harus?”
“Karena aku...” hampir saja Penghulu Buaya Buntung kelepasan bicara. Untung ia segera teringat akal bulusnya. “Karena... karena memang ak
Bintang mengerang hebat. Dan begitu meloncat bangun, darah segar tersembur dari mulutya. “Sialan! Dia benar-benar menginginkan nyawaku” batin Bintang menyadari keseriusan lawannya.“Apa bisamu hanya menghindar saja Ksatria Pengembara. Ayo! Serang aku!” tukas Penghulu Buaya Buntung dengan senyum sinisnya menatap kearah Bintang.Pantang bagi Bintang diremehkan seperti itu, Maka ;“Hiaaah...!”Sosok Bintang berkelebat kedepan dengan sangat cepatnya, dan ;Wutttt... wuttt... wuttt... wuttt...!Serangan dengan menggunakan tendangan dilakukan oleh Bintang. Begitu cepatnya tendangan yang dilancarkan oleh Bintang sampai-sampai tak terlihat oleh pandangan. Kali ini Penghulu Buaya Buntung yang memperlihatkan kemampuannya, serangan cepat Bintang yang berasal dari jurus ‘Tendangan Tanpa Bayangan’ mampu dihindari oleh Penghulu Buaya Buntung dengan sangat mudahnya. Bahkan Penghulu Buaya Buntung hany
"Hap! Yeaaah...!" Bintang langsung mengebutkan pedangnya begitu tongkat pendek Penghulu Buaya Buntung berkelebatan di depan wajahnya.Dhuar...!Dua benturan senjata terdengar menimbulkan ledakan dahsyat. Namun keduanya masih terus mempergunakan jurus-jurus mautnya yang sangat ampuh itu. Jurus demi jurus berlalu cepat Dan semakin lama pertarungan berjalan semakin seru dan seimbang.Tanpa terasa, pertarungan sudah berjalan lebih dari limapuluh jurus. Namun masing-masing masih kelihatan tangguh. Belum ada tanda-tanda kalau pertarungan akan berakhir.Pertarungan antara Ksatria Pengembara dan Penghulu Buaya Buntung, masih terus berlangsung. Memang tak ada yang menghentikan pertarungan itu.Entah sudah berapa Ratus jurus dikeluarkan. Malam yang dingin, tidak membuat pertarungan itu mengendur, justru makin berlangsung sengit. Penghulu Buaya Buntung yang merasa mendapatkan lawan, justru merasa sangat bahagia, karena selama ini belum pernah ada lawan yang b
“Kemana me...” Belum lagi selesai Mavani berucap.Blammm ...! Blamm ...! Blammm ...!Terdengar suara ledakan beruntun yang terjadi dihadapan Sari dan Mavani, tapi anehnya hanya suaranya saja yang terdengar, sedangkan bentuk ledakannya tidak terlihat.“Astaga, Jangan-jangan mereka” kata Sari pelan setengah bergumam. Sari dan Mavani kemudian saling pandang satu sama lain, sepertinya dugaan keduanya sama. Bintang dan Penghulu Buaya Buntung telah bertarung di alam ghaib.Blammm ...! Blamm ...! Blammm ...!Bleeggarrrr...!!!Ledakan beruntun kembali terjadi disusul dengan satu ledakan keras yang kembali membuat tempat itu bergetar hebat.Plasshh!Satu sosok tubuh tiba-tiba saja mencelat keluar dari udara kosong, sosok itu ternyata adalah ;“Eyang penghulu!” teriak Sari dan Mavani hampir bersamaan. Keduanya dengan cepat mendekati sosok Penghulu Buaya Buntung yang sudah jatuh terduduk ditempat
“Negeri jin?” ulang Bintang“Benar Tuanku, negeri hamba, negeri jin”“Apakah selama ini kau tak pernah pulang ke negerimu, Mustofa?” tanya Bintang, Mustofa tampak menggeleng.“Sejak saya terkurung dan dibebaskan oleh Tuan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, saya selalu mengabdikan diri saya kepada Tuan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim”.Bintang mengerutkan kening mendengar perkataan Jin Mustofa. Karena Bintang memang tak tahu menahu tentang Jin Mustofa yang ada dihadapannya.“Kau pernah terkurung, Mustofa?”“Hamba pernah terkurung selama Ribuan tahun Tuanku, untunglah Tuan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim menemukan dan membebaskan saya”“Siapa yang mengurungmu Mustofa?”“Thathamghi Yam Yal - Si Raja Jin”“Thathamghi Yam Yal - Si Raja Jin...” ulang Bintang dengan kening berkerut, nama yang sangat aneh dan asing bag
Malam itu, bulan tampak muncul dengan malu-malu diantara gumpalan awan hitam yang menutupinya, tapi sinarnya yang teduh dan indah masih setiap menemani Bintang-Bintang yang bertaburan disekelilingnya. Suara binatang malam tampak sayup-sayup terdengar sehingga semakin terasa keheningan yang terasa. Tapi tidak semua keadaan dimuka bumi ini terlihat begitu tenang dan damai.Di suatu kaki lembah yang tandus, diantara tebing-tebingnya yang curam.Cleb!Satu sosok tubuh tiba-tiba saja muncul. Sosok seorang kakek tua yang berusia 70 tahunan, mengenakan pakaian yang serba putih, dari jubah hingga sorban dikepalanya, bahkan rambut, jambang dan janggut diwajahnya juga sudah memutih semua.Sungguh luar biasa kesaktian yang dimiliki oleh kakek tua ini, dia mampu berdiri dipinggir tebing curam hanya dengan menempelkan kedua kakinya saja, sedangkan posisi tubuhnya miring kedasar jurang. Entah karena kesaktiannya yang terlalu tinggi, atau karena sikakek memang memiliki
Trang!!! Trang!!! Trang!!!Cratt...! Cratt...! Cratt...!Percikan bunga api terus terjadi, bahkan kini yang terlihat bunga hanya kilatan bayangan yang menyambar, tubuh ketiganya terkadang menghilang dari pandangan dan muncul ditempat yang lain. Begitu seterusnya, sepertinya ketiganya memiliki ilmu halimun yang mampu membuat tubuh mereka menghilang dari pandangan.Trang!!!Puncaknya, Jin Mustofa menangkis serangan kedua tongkat perak itu dengan pedangnya hingga kini terlihat ketiga senjata beradu ditengah-tengah. Ketiganya tampak tengah mengadu kekuatan. Pedang Raja Jin Pilar Bumi milik Jin Mustofa terlihat mengeluarkan aura keemasan dari bilah peangnya, sementara tombak perak ditangan kedua lawannya juga mengeluarkan aura keperakan.Kini terlihat aura keemasan dan aura keperakan yang saling berlawanan, terkadang aura keemasan yang lebih terang dari aura keperakan, tapi terkadang aura keperakan pula yang lebih terang.Crakhh!
Berbeda keadaan antara Bintang dan Jenting, Bintang dan Putri Sheeva. Di kamar lain. Bintang justru bercumbu dibawah guyuran air shower yang terbuat dari kayu. Dua sosok bugil tanpa busana tampak saling berpelukan dan bercumbu dibawah guyuran air. Sosok tak lain adalah Bintang dan Putri Shorouq yang saling berpelukan dan berpagutan mesra dibawah guyuran air.Malam semakin larut, kini kita coba melihat ke kamar Gye, si Bidadari Ulat Sutra. Bintang dan Gye sudah saling berpagutan mesra, Gye yang berada dipangkuan Bintang tampak menarik leher Bintang untuk melumatnya lebih lama, dan Bintangpun merespon dengan memberikan lumatan yang hangat dan mesra.Dikamar yang terakhir. Bintang tengah bersama sosok cantik dan manis yang tak lain adalah Intan Purnama.“Auwwhhh...” Intan Purnama menjerit manja saat tiba-tiba saja Bintang sudah mengangkat tubuhnya dipondongan, tapi kemudian bibirnya tersenyum seraya menyandarkan kepalanya didada Bintang, sementara Binta
“Mustofa adalah sahabatku, siapapun yang ingin mencelakainya, sudah pasti aku harus ikut campur!” kata Bintang dengan mantap.“Jadi kau majikan Jin Mustofa rupanya”“Tidak ada kata majikan, aku sudah menganggap Mustofa sudah seperti sahabatku sendiri”“Kalau begitu, kaupun harus kami tangkap untuk dibawa kehadapan Yang Mulia Raja Thathamghi Yam Yal”“Kalau kalian mampu. Silahkan!” tantang Bintang dengan melintangkan pedang ditangannya.Kedua mahluk jin itu terlihat saling berpandangan satu sama lain. Wajah menyeramkan keduanya terlihat saling mengangguk. Lalu dengan tatapan tajam kembali mengarahkan pandangan mereka kearah Bintang.Blepp! Blepp!Tiba-tiba saja sosok kedua mahluk jin itu menghilang dari pandangan. Kalau saja yang ada dihadapan kedua mahluk jin itu adalah orang biasa, tentunya akan kaget melihat hal itu. Tapi sayang, yang dihadapi oleh kedua mahluk jin itu adal
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig