Malam itu, bulan tampak muncul dengan malu-malu diantara gumpalan awan hitam yang menutupinya, tapi sinarnya yang teduh dan indah masih setiap menemani Bintang-Bintang yang bertaburan disekelilingnya. Suara binatang malam tampak sayup-sayup terdengar sehingga semakin terasa keheningan yang terasa. Tapi tidak semua keadaan dimuka bumi ini terlihat begitu tenang dan damai.
Di suatu kaki lembah yang tandus, diantara tebing-tebingnya yang curam.
Cleb!
Satu sosok tubuh tiba-tiba saja muncul. Sosok seorang kakek tua yang berusia 70 tahunan, mengenakan pakaian yang serba putih, dari jubah hingga sorban dikepalanya, bahkan rambut, jambang dan janggut diwajahnya juga sudah memutih semua.
Sungguh luar biasa kesaktian yang dimiliki oleh kakek tua ini, dia mampu berdiri dipinggir tebing curam hanya dengan menempelkan kedua kakinya saja, sedangkan posisi tubuhnya miring kedasar jurang. Entah karena kesaktiannya yang terlalu tinggi, atau karena sikakek memang memiliki
Trang!!! Trang!!! Trang!!!Cratt...! Cratt...! Cratt...!Percikan bunga api terus terjadi, bahkan kini yang terlihat bunga hanya kilatan bayangan yang menyambar, tubuh ketiganya terkadang menghilang dari pandangan dan muncul ditempat yang lain. Begitu seterusnya, sepertinya ketiganya memiliki ilmu halimun yang mampu membuat tubuh mereka menghilang dari pandangan.Trang!!!Puncaknya, Jin Mustofa menangkis serangan kedua tongkat perak itu dengan pedangnya hingga kini terlihat ketiga senjata beradu ditengah-tengah. Ketiganya tampak tengah mengadu kekuatan. Pedang Raja Jin Pilar Bumi milik Jin Mustofa terlihat mengeluarkan aura keemasan dari bilah peangnya, sementara tombak perak ditangan kedua lawannya juga mengeluarkan aura keperakan.Kini terlihat aura keemasan dan aura keperakan yang saling berlawanan, terkadang aura keemasan yang lebih terang dari aura keperakan, tapi terkadang aura keperakan pula yang lebih terang.Crakhh!
Berbeda keadaan antara Bintang dan Jenting, Bintang dan Putri Sheeva. Di kamar lain. Bintang justru bercumbu dibawah guyuran air shower yang terbuat dari kayu. Dua sosok bugil tanpa busana tampak saling berpelukan dan bercumbu dibawah guyuran air. Sosok tak lain adalah Bintang dan Putri Shorouq yang saling berpelukan dan berpagutan mesra dibawah guyuran air.Malam semakin larut, kini kita coba melihat ke kamar Gye, si Bidadari Ulat Sutra. Bintang dan Gye sudah saling berpagutan mesra, Gye yang berada dipangkuan Bintang tampak menarik leher Bintang untuk melumatnya lebih lama, dan Bintangpun merespon dengan memberikan lumatan yang hangat dan mesra.Dikamar yang terakhir. Bintang tengah bersama sosok cantik dan manis yang tak lain adalah Intan Purnama.“Auwwhhh...” Intan Purnama menjerit manja saat tiba-tiba saja Bintang sudah mengangkat tubuhnya dipondongan, tapi kemudian bibirnya tersenyum seraya menyandarkan kepalanya didada Bintang, sementara Binta
“Mustofa adalah sahabatku, siapapun yang ingin mencelakainya, sudah pasti aku harus ikut campur!” kata Bintang dengan mantap.“Jadi kau majikan Jin Mustofa rupanya”“Tidak ada kata majikan, aku sudah menganggap Mustofa sudah seperti sahabatku sendiri”“Kalau begitu, kaupun harus kami tangkap untuk dibawa kehadapan Yang Mulia Raja Thathamghi Yam Yal”“Kalau kalian mampu. Silahkan!” tantang Bintang dengan melintangkan pedang ditangannya.Kedua mahluk jin itu terlihat saling berpandangan satu sama lain. Wajah menyeramkan keduanya terlihat saling mengangguk. Lalu dengan tatapan tajam kembali mengarahkan pandangan mereka kearah Bintang.Blepp! Blepp!Tiba-tiba saja sosok kedua mahluk jin itu menghilang dari pandangan. Kalau saja yang ada dihadapan kedua mahluk jin itu adalah orang biasa, tentunya akan kaget melihat hal itu. Tapi sayang, yang dihadapi oleh kedua mahluk jin itu adal
“Sehari kemudian, Izrail muncul di depan Sulaiman. Malaikat Maut itu tampak senang dan berkata, ‘Terima kasih, Hai! Raja... Engkau telah mengirimkan dua juru tulismu ke tempat yang telah ditentukan. Keduanya telah ditakdirkan untuk mati di depan gerbang kota itu, tapi saat itu aku tak tahu bagaimana cara membawa mereka sampai ke sana karena jaraknya sangat jauh dari sini.’Sulaiman pun menangis tersedu-sedu. Hatinya terbelah antara kesedihan dan kemarahan, karena kematian dua sahabatnya dan juga sedih mengingat bahwa ajal adalah sesuatu yang tak terelakkan. Melihat ini, Izrail terheran-heran.“‘Kenapa engkau menangis, Hai! Raja Dunia?’“‘Sebab sahabat lamaku kini tak lagi bersamaku,’ kata Sulaiman. ‘Apakah engkau tidak kasihan pada orang- orang yang kau cabut nyawanya?’“‘Kasihan?’ seru Izrail. ‘Engkau menangis karena kehilangan persahabatan dengan mereka. Sesungguhn
“Sumber lain mengatakan, cincin itu tercipta dari emas murni, yang dilengkapi dengan sebuah batu shamir, mungkin semacam berlian, atau mungkin batu shamir suci yang dikatakan menjadi bagian dari Kuil Sulaiman. Batu itu dibentuk menjadi Bintang dengan delapan sinar. Pada permukaan batu itu diukir sebuah cap heksagon, dan di dalamnya ada empat huruf nama Tuhan: YHWH.”“Tak ada batu cincin yang seterkenal batu Cincin Sulaiman,” katanya sambil menatap Bintang.“Dengan cincin itulah seluruh dunia berada dalam genggamannya. Hanya kematian yang tak bisa dikuasainya.”“Kematian tidak dikuasai oleh siapa pun, kecuali Allah. Tiada obat bagi kematian, dan kita harus berteman dengannya terus-menerus. Kita yang dilahirkan pasti akan mati. Kita mesti menerimanya. Bahkan, orang yang menguasai dunia dengan cincinnya pun sudah menjadi tanah...”“Berbekal cincin itu, Sulaiman memerintah makhluk halus jahat itu agar munc
“Bangsa jin yang tidak mendukung pemberontakan Thathamghi Yam Yal, dihukum dengan dikurung. Hamba sendiri dikurung di tempurung seekor kura-kura selama ribuan tahun hingga akhirnya tuanku Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim menyelamakan hamba”“Kini dengan cincin sulaiman, Thathamghi Yam Yal bermaksud untuk menguasai dunia. Setelah bersemedi selama ribuan tahun, sekarang Thathamghi Yam Yal telah berhasil menguasai ilmu maha sempurna. Ilmu ‘Sukma Sejati’”“Ilmu ‘Sukma Sejati’...” ulang Bintang lagi.“Dengan cincin sulaiman dan ilmu ‘Sukma Sejati’ itu pula kemarin, Thathamghi Yam Yal memanggil semua bangsa jin yang ada didunia ini untuk memberitahukan rencananya menguasai dunia, menguasai seluruh umat manusia. Para bangsa jin yang tidak menyetujui rencana Thathamghi Yam Yal dihukum dan dikurung kembali. Untunglah hamba dan beberapa orang bangsa jin yang lain berhas
“A-apakah semua ini benar Bintang ?” tanya Arya dengan gugup.“Keberadaan Mustofa disini adalah bukti kebenaran itu” kata Bintang tersenyum. Hingga menyadarkan Bayu dan Arya akan kebenaran ucapan Bintang. Keberadaan Jin Mustofa dihadapan mereka memang merupakan suatu bukti yang tak terbantahkan.“Ini Gawat! Benar-benar Gawat!” kata Arya kemudian. “Kalau sampai raja jin itu benar-benar menyerang ke alam kita manusia, apakah kita sanggup berperang melawan bangsa jin” sambungnya lagi dengan wajah pucat. Sementara Bayu masih bersikap tenang disebelah Arya.“Bagaimana menurutmu Bintang ?” tanya Bayu“Sebelum mereka kemari, kita yang akan datangi mereka terlebih dahulu” kata Bintang mantap. Ucapan Bintang membuat Bayu dan Arya saling menatap satu sama lain.“Aku tidak akan memaksa kalian untuk ikut ke negeri jin bersamaku” sambung Bintang.“Apa-apaan kau ini
“Ini adalah Busur Panah Kristal yang bisa membunuh jin” jelas Jin Mustofa kepada Arya.“Busur Panah Kristal...” ulang Arya lagi terkagum-kagum menatap Busur Panah Kristal yang ada ditangannya.“Pergunakan dengan baik ketiga pusaka negeri jin itu tuan-tuan, tolong jangan disalahgunakan” kata Jin Mustofa lagi menarik nafas dalam.“Oh ya, berusahalah untuk menyembunyikan sifat dan kebiasaan tuan-tuan yang sebenarnya selama berada di negeri jin, karena bangsa jin sangat pandai untuk membaca diri seseorang hanya dari sifat dan wataknya saja” kata Jin Mustofa“Oh ya. Satu hal lagi, mungkin kesaktian yang tuan-tuan miliki akan berkurang atau hilang untuk sementara waktu saat pertama kali menjejakkan kaki di negeri Jin, tapi tuan-tuan tenang saja. Seiring berjalannya waktu, kesaktian tuan-tuan akan kembali” kata Jin Mustofa lagi.-o0o-Tiga sosok lel