Hari ke-2 perayaan hari lahirnya Padepokan Dharma Semesta, aula besar yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang sudah dipenuhi oleh para tamu, baik itu tamu yang diundang maupun yang tak diundang. Semua sudah terlihat tak sabar untuk melihat adu kanuragan antar para pendekar. Tontonan gratis yang sangat jarang mereka saksikan. Di panggung kehormatan, Mahaguru Ummi Ayu dan kelima murid utamanya tampak baru saja hadir ditempat itu.
Suasana yang biasanya riuh, kali ini tak terdengar terjadi, semua perhatian tampak tertuju kearah arena pertarungan dimana diarena pertarungan tengah berdiri tujuh sosok yang tentu saja sangat mereka kenali, karena ketujuhnya adalah Tujuh Dewa Dari Barat.
Ke-7 Dewa Dari Barat tampak berdiri berkeliling membentuk lingkaran, lalu menjura hormat dihadapan semua orang yang ada ditempat itu. Kehadiran ke Tujuh Dewa Dari Barat dari arena pertarungan tentu saja menarik perhatian Mahaguru Ummi Ayu dan yang lainnya.
“Saudara-saudaraku s
Wuutt... Wuutt... Wuuttt....!Dewa rantai melesatkan rantai berujung besi kuncup ditangannya hingga melesat cepat kearah Jaya Sampoerna.Huupp...!Jaya Sampoerna bergerak cepat menghindar kesamping kanan, hingga rantai berujung besi kuncup itu lewat disebelah kirinya, tapi Dewa Rantai dengan cepat menarik rantai berujung besi kuncupnya kembali kearahnya begitu serangannya mengenai tempat kosong.Wuutt... Wuutt... Wuuttt....!Kembali Dewa Rantai melayangkan serangan rantai berujung besi kuncupnya kearah lawannya. Selanjutnya pertarungan keduanya berlangsung dengan sengit dan seru, baik Jaya Sampoerna maupun Dewa Rantai sama-sama memperlihatkan jurus-jurus yang memukau dan mengagumkan.Gerakan Dewa Rantai begitu cepat dan bertenaga, sementara gerakan Jaya Sampoerna sangat ringan dan cepat. Hal ini membuat pemandangan pertarungan keduanya jadi semakin menarik dan memukau pandangan bagi yang melihatnya, sampai-sampai semua yang ada ditempat itu
Dhuar..!Kembali terjadi ledakan, saat jari tangan Jaya Sampoerna yang mengandung kekuatan ‘Jari Malaikat’ menghantam rantai yang digunakan oleh Dewa Rantai untuk memapaki serangannya tersebut.Sosok Dewa Rantai terhuyung kebelakang beberapa tindak, sementara Jaya Sampoerna masih berjumplitan diudara karena ledakan keras tadi.Wutttt...!Dengan pengalaman bertarungnya yang sudah tak diragukan lagi, selagi tubuhnya terhuyung kebelakang, Dewa Rantai langsung menarik rantai berujung besi kuncupnya dengan cepat hingga kini rantai berujung besi kuncup itu kembali mengincar sosok Jaya Sampoerna yang masih berada diudara. Jaya Sampoerna tentu saja terkejut melihat hal itu, tak ada waktu baginya untuk menghindar, kecuali ;“Hiiaatttt...!”Zuuttt...! Zuuttt...!Dua larik sinar hijau sebesar batang lidi melesat memanjang kearah rantai berujung besi kuncup milik Dewa Rantai.Dhuar...! Dhuar...!Dua
Kedua tokoh sakti ini bertarung dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Gerakan-gerakannya sangat cepat, sulit diikuti mata biasa, sehingga yang terlihat hanya bayangan saja berkelebatan saling sambar. Tempat di sekitar pertarungan sudah porak-poranda. Debu mengepul ke angkasa menghalangi pandangan mata.Tak ada lagi terdengar suara ledakan di arena pertarungan, karena tebalnya debu yang mengepul ditempat itu. Semua menantikan apa yang telah terjadi di arena pertarungan antara Jaya Sampoerna dan Dewa Cambuk. Perlahan tapi pasti, angin yang berhembus kencang ditempat itu mulai mengusir debu tebal yang menutupi tempat itu, samar-samar terlihat dua sosok tubuh yang masih berdiri saling berhadapan, tapi ada yang aneh dengan sosok keduanya, karena kedua kaki mereka terlihat sama-sama terpendam kedalam tanah hingga sebatas lutut, sementara itu cambuk milik Dewa Cambuk terlihat membentang keras diantara keduanya, dipegang oleh masing-masing mereka, Dewa Cambuk memegang pangkal cambuk, se
Jaya Sampoerna lalu kembali ketempat duduk rombongannya, sementara itu Sabdo Siji kini sudah berhadapan dengan si Tangan Dewa, kedua sosok ini hampir sama-sama mirip, baik dari bentuk tubuh maupun penampilan. Sungguh sangat kontras sekali diantara keduanya.“Aku si Tangan Dewa”“Aku Sabdo Siji...”Keduanya saling memperkenalkan diri satu sama lain dengan saling menjura hormat.Werrrr...!Si Tangan Dewa lebih dulu membuka kuda-kuda jurusnya dengan kedua tangan mengembang.Buugghh...! Buugghh...!Sabdo Siji menjejakkan kedua kakinya dengan keras ketanah, tapak kakinya yang besar menimbulkan suara keras hingga membuat getaran yang cukup kuat di arena pertarungan. Si Tangan Dewa hanya tersenyum sinis melihat hal itu, dan ;Wuutt.... Wuutt....! Wuutt....!Si Tangan Dewa lebih dulu berkelebat kedepan dengan jurus Tangan Dewa Menghantam Batu Karangnya.Buugghh... Buugghh... Buugghh...!Sabd
Si Tangan Dewa sendiri juga tak lebih terkejutnya karena saat si Tangan Dewa bergerak untuk menghindari serangan lawannya, justru serangan lawannya ikut bergerak lebih dulu kemana tubuhnya bergerak, sehingga dengan telak serangan Sabdo Siji menghantam dadanya. Hal ini tentu saja mengherankan dan mengejutkan bagi si Tangan Dewa.“Awas serangan!” kembali terdengar Sabdo Siji memperingatkan.Deebb... Deebb... Deebb...!Sabdo Siji kembali melancarkan serangan Tapak Malaikatnya, kali ini si Tangan Dewa tak ingin kecolongan lagi, tubuhnya bergerak kedepan dengan tenaga penuh. Si Tangan Dewa terlihat ingin mengadu telapak dengan serangan lawannya, tapi saat serangan sudah semakin mendekat, Sabdo Siji justru bergerak menghindar adu serangan tersebut, bahkan ;Deesshh...!Kembali si Tangan Dewa dikejutkan, serangan Sabdo Siji tiba-tiba saja bergerak cepat menghantam dadanya dengan keras. Kali ini tubuh si Tangan Dewa bukan saja terhuyun
“Rasakan kedahsyatan jurus ‘Tangan Dewa Menghantam Matahari’ ku ini!” ucap si Tangan Dewa dengan menahan luka dalamnya sendiri, sementara itu wajah Sabdo Siji terlihat berubah pucat mendengar hal itu, tapi ;“Akkhhh...!” dari mulut Sabdo Siji terdengar teriakan keras saat merasakan panasnya kedua tangan si Tangan Dewa yang telah mencengkram kuat kedua lengannya kini sudah merasuk kedalam lengannya. Sabdo Siji sungguh tak menyangka kalau si Tangan Dewa akan melakukan hal itu dan menyadari kalau tidak ada gunanya menyerah dengan keadaannya, maka ;“Kau ingin mengadu jiwa denganku, baik! ayo kita lihat, kekuatan siapa yang lebih unggul!” ucap Sabdo Siji menggeram penuh kemarahan.Tapp! Tapp!Tiba-tiba saja kedua tangan Sabdo Siji sudah balik mencengkram kedua lengan si Tangan Dewa, sehingga kini kedua-duanya tampak saling mencengkram satu sama lain.Tiba-tiba saja, jari-jari tangan Sabdo Siji me
Weerrr...!Kedua mata si Tangan Dewa dan Sabdo Siji terlihat sama-sama membesar saat melihat diatas kepala Bintang keluar sebuah bayangan besar berwarna putih yang berwujud seorang prajurit dewa, bukan hanya si Tangan Dewa dan Sabdo Siji yang terbelalak terkejut melihat hal itu, tapi semua orang yang ada ditempat itu langsung membelalak kaget melihatnya.Bintang sendiri saat ini sudah menggunakan Segel Dewa Kehidupan-nya, dimana bayangan prajurit dewa berwarna putih itu secara perlahan turun meresep ketangan Bintang yang kemudian mengalir ke kedua tangan si Tangan Dewa dan Sabdo Siji dan kemudian meringkupi tubuh keduanya.HEBAT. Dalam beberapa saat saja keadaan si Tangan Dewa dan Sabdo Siji sudah mulai normal kembali. Luka-luka dan darah yang membasahi wajah dan pakaian keduanya tampak mengering, bahkan kemudian luka-luka akhirnya hilang bagai terserap ke dalam kulit, lenyap tak berbekas. Darah yang berceceran di pakaian si Tangan Dewa dan Sabdo Siji b
“Tutup pintunya Tuan” ucap lembut Ayu Hanny dengan senyuman menggoda. Bintang sampai lupa menutup pintu kamarnya sendiri.Segera Bintang menutup pintu kamarnya, dan ;“Kunci tuan...” pinta lembut Ayu Hanny lagi.Lagi-lagi tanpa sadar Bintang hanya mengikuti saja perintah Ayu Hanny, mengunci pintu kamarnya. Tapi saat Bintang berbalik, sosok Ayu Hanny tidak ada lagi ditempatnya.“Tunggu sebentar tuan!” terdengar suara dari dalam kamar mandinya hingga Bintang tau kalau Ayu Hanny tengah berada dikamar mandinya. Bintang segera kembali ke peraduannya sambil sesekali menatap kearah kamar mandinya. Tak lama Ayu Hannypun keluar.GLEK...!Bintang meneguk ludahnya dengan keras saat melihat sosok Ayu Hanny yang kini telah berdiri dihadapannya dengan senyuman menggoda. Kedua mata Bintang langsung membesar saat melihat sosok Ayu Hanny yang ada dihadapannya, bagaimana tidak, sosok Ayu Hanny kini hanya tampak mengen