Dengan serentak ke-Tujuh dewa dari barat ini langsung mengambil sikap tegak lurus dengan kedua tangan yang merapat didepan dada.
“Dewa Pedang memberi hormat kepada tuan”
“Dewa Cambuk memberi hormat kepada tuan”
“Dewa Rantai memberi hormat kepada tuan”
“Dewa Golok memberi hormat kepada tuan”
“Dewa Tombak memberi hormat kepada tuan”
“Tangan Dewa memberi hormat kepada tuan”
“Dewa Panah memberi hormat kepada tuan”
Bahkan rombongan Padepokan Rajapun tampak langsung menjura hormat kepada Bintang tanpa ucapan. Bintang dengan cepat membalas semua juraan hormat itu, pada sosok Dewa Panah Bintang tampak tersenyum, sejenak Bintang tampak mengalihkan pandangannya kearah Veninur yang saat itu juga tengah menatapnya dengan tatapan penuh arti. Bintang melepaskan senyum simpulnya kearah Veninur.
Senyum diwajah Bintang tiba-tiba saja menghilang,
“Kami ingin tuan menjadi penengah, karena besok kami akan menguji kehebatan orang-orang Padepokan Raja ini” ucap si Tangan Dewa menyambut ucapan Dewa Golok.Bintang yang mendengarkan penuturan tersebut, sebenarnya cukup terkejut mendengarnya. Sesaat Bintang tampak menatap kearah Mahaguru Ummi Ayu, dari tatapan Mahaguru Ummi Ayu, Bintang dapat melihat kalau Mahaguru Ummi Ayu memintanya untuk memenuhi permintaan ke-Tujuh dewa dari barat tersebut.“Baiklah, saya akan melakukan yang terbaik” kata Bintang akhirnya hingga membuat para ketua Tujuh dewa dari barat dan pihak Padepokan Raja dapat menarik lega.-o0o-Sebelum malam terlalu larut, Mahaguru Ummi Ayu terlihat mengumpulkan seluruh murid-muridnya di aula pertemuan. Mahaguru Ummi Ayu ingin mendengar langsung laporan tentang persiapan untuk acara besok pagi. Satu demi satu laporan diterima dengan persiapan sudah mencapai 100%, hal ini membuat senyum diwajah Mahaguru
Lagi-lagi semua wajah yang ada ditempat itu berubah mendengarnya, tapi kini pandangan yang lain juga tertuju kearah Ayu Mayrissa, Ayu Mayrissa tak mampu membalas tatapan saudari-saudari perguruannya, tapi wajahnya mengangguk pertanda membenarkan ucapan Ayu Qilla berusan.“Apakah Jiwo Satrio, mantan kekasihmu itu kalah jauh?” Tanya Ayu Hanny cepat karena penasaran.“Perbedaannya ibarat langit dan bumi…” ucap Ayu Mayrissa dengan wajah memerah.Pembicaraan ke Limo Ayu ini semakin malam semakin panas, karena memang begitulah keakraban kelimanya, Mahaguru Ummi Ayu yang ada dihadapan mereka sampai mereka lupakan, tapi Mahaguru Ummi Ayu masih tetap mendengar pembicaraan kelimanya.-o0o-BINTANG menempati sebuah kamar yang sangat mewah, bila dizaman sekarang, kamar yang Bintang tempati termasuk dalam VVIP Class. Kamar itu memiliki ruang tamu sendiri, juga kamar mandi yang didalamnya ada sebuah kola
“Tentu saja benar, apa Qilla tak merasakan degub jantung kakang yang rasanya ingin melompat keluar sangking gembiranya bisa bertemu dengan Qilla lagi”“Benarkah, coba Qilla dengar?” ucap Qilla seraya mendekatkan wajahnya ke dada Bintang dan menempelkan telinganya didada Bintang.Tak lama Ayu Qilla kembali menarik wajahnya dan terlihat senyum sumringah diwajahnya menatap kearah Bintang. Cantik sekali dalam pandangan Bintang, hingga tanpa sadar tangan Bintangpun terangkat dan dengan lembut Bintang membelai wajah jelita itu dengan tangannya.Ayu Qilla hanya mampu memejamkan mata saat tangan Bintang membelai wajah ayunya, cantik sekali Ayu Qilla malam ini. Hal ini membuat Bintang semakin leluasa melakukan aksinya, bahkan saat tangan kanan Bintang meraih dagunya yang lembut, Ayu Qilla merekahkan bibirnya, seakan memang tau kalau Bintang akan melumat bibirnya.Bintangpun mendekatkan bibirnya, Bintang pagut lembut, Ayu Qilla membalas tak
Suasana meriah menyambut dimulainya perayaan hari lahirnya Padepokan Dharma Semesta, semuanya berkumpul disebuah aula besar yang berbentuk elips. Tempat ini mengingatkan kita pada sebuah tempat dimasa romawi, tempat bertarungnya para gladiator. Coloseoum.Aula ini dirancang untuk menampung 50.000 orang, sehingga tak heran, tempat itu terlihat sangat penuh dan yang paling menjadi perhatian saat ini adalah murid-murid Padepokan Dharma Semesta yang saat ini berseliweran kesana kemari untuk menyiapkan berbagai macam hidangan dan keperluan para tamu. Semuanya terlihat begitu cantik dan anggun karena pada hari itu, semua murid Padepokan Dharma Semesta tidak ada yang mengenakan cadar seorangpun.Ribuan orang telah memadati tempat itu, baik dari kalangan pendekar, bangsawan ataupun masyarakat awam bercampur menjadi satu tanpa ada pembedaan. Di tengah-tengah aula besar itu terlihat sebuah arena besar yang dikelilingi oleh pagar-pagar tinggi disekeliling arena tersebut, dan diar
“Selamat datang di Padepokan Dharma Semesta semua! semoga layanan kami sebagai Tuan rumah tidak mengecawakan, kalaupun mengecewakan, ya dimaklumin saja” sambung si pembawa acara lagi.“Kami ucapkan selamat datang kepada ketua-ketua perguruan yang telah berkenan hadir dalam acara kami ini, juga untuk tamu kehormatan kami, Tuan ketua dunia persilatan, Ksatria Pengembara” ucap si pembawa acara lagi.Bintang yang tengah duduk tenang ditempatnya, cukup terkejut mendengar namanya disebut seperti itu, sehingga kali ini suasana ditempat itu langsung berubah hening, semua perhatian langsung tertuju kearah Bintang yang berada diantara barisan kehormatan para ketua perguruan yang hadir ditempat itu. Bintang dengan cepat bangkit berdiri dan langsung mengatupkan kedua tangannya menjura hormat pada semua orang yang ada ditempat itu.Dalam sekejap saja, tempat itu langsung berubah riuh menggagap gempita nama besar Ksatria Pengembara sebagai ketua dunia
Sore akhirnya datang menutup ajang unjuk kebolehan itu, tepuk tangan meriah menutup pertunjukan hari itu, mengiringi senja yang datang bersama mega-mega merahnya. Ribuan orang yang tadinya memenuhi aula Padepokan Dharma Semesta mulai pergi meninggalkan tempat itu.Malam itu…Gllarrrrr!Sebuah halilintar menggelegar dengan kerasnya dilangit, disusul dengan bergerombolnya awan hitam yang datang secara berbondong-bondong mulai menutupi langit, menandakan kalau tak lama lagi hujan akan segera datang.Tok… tok… Tok…!Diantara kerasnya suara halilintar yang menggelegar diangkasa, terdengar suara ketukan yang sangat pelan disebuah daun pintu. Tak lama terdengar langkah halus dari dalam kamar.Kreak…!Daun pintu itu terbuka, dari baliknya muncul sesosok lelaki muda tampan yang tak lain adalah Bintang. Bintang sendiri kini tampak menatap sesosok wanita yang mengenakan pakaian serba merah disekujur tubuhnya, j
Hari ke-2 perayaan hari lahirnya Padepokan Dharma Semesta, aula besar yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang sudah dipenuhi oleh para tamu, baik itu tamu yang diundang maupun yang tak diundang. Semua sudah terlihat tak sabar untuk melihat adu kanuragan antar para pendekar. Tontonan gratis yang sangat jarang mereka saksikan. Di panggung kehormatan, Mahaguru Ummi Ayu dan kelima murid utamanya tampak baru saja hadir ditempat itu.Suasana yang biasanya riuh, kali ini tak terdengar terjadi, semua perhatian tampak tertuju kearah arena pertarungan dimana diarena pertarungan tengah berdiri tujuh sosok yang tentu saja sangat mereka kenali, karena ketujuhnya adalah Tujuh Dewa Dari Barat.Ke-7 Dewa Dari Barat tampak berdiri berkeliling membentuk lingkaran, lalu menjura hormat dihadapan semua orang yang ada ditempat itu. Kehadiran ke Tujuh Dewa Dari Barat dari arena pertarungan tentu saja menarik perhatian Mahaguru Ummi Ayu dan yang lainnya.“Saudara-saudaraku s
Wuutt... Wuutt... Wuuttt....!Dewa rantai melesatkan rantai berujung besi kuncup ditangannya hingga melesat cepat kearah Jaya Sampoerna.Huupp...!Jaya Sampoerna bergerak cepat menghindar kesamping kanan, hingga rantai berujung besi kuncup itu lewat disebelah kirinya, tapi Dewa Rantai dengan cepat menarik rantai berujung besi kuncupnya kembali kearahnya begitu serangannya mengenai tempat kosong.Wuutt... Wuutt... Wuuttt....!Kembali Dewa Rantai melayangkan serangan rantai berujung besi kuncupnya kearah lawannya. Selanjutnya pertarungan keduanya berlangsung dengan sengit dan seru, baik Jaya Sampoerna maupun Dewa Rantai sama-sama memperlihatkan jurus-jurus yang memukau dan mengagumkan.Gerakan Dewa Rantai begitu cepat dan bertenaga, sementara gerakan Jaya Sampoerna sangat ringan dan cepat. Hal ini membuat pemandangan pertarungan keduanya jadi semakin menarik dan memukau pandangan bagi yang melihatnya, sampai-sampai semua yang ada ditempat itu