“Apa yang kau tertawakan, kematian akan segera menghampirimu Yudha Manggala” ucap Badug Seketi lagi.
“Siapa namamu?!” Bintang malah bertanya.
“Aku Badug Seketi, penasehat utama Raja Siluman Buaya” ucap Badug Seketi penuh bangga.
“Sepertinya pengetahuanmu masih sangat dangkal Badug Seketi...” ucap Bintang hingga menghapus senyum penuh kebanggaan diwajah Badug Seketi.
“Apa kau pikir, pusaka para dewa hanya ada satu milik Raja Siluman Buaya?!” ucap Bintang hingga membuat wajah Badug Seketi kembali berubah terkejut.
“Apa kau punya?!” tanya Badug Seketi.
“Banyak”
“Haha... sebanyak apapun pusaka dewa yang kau miliki, takkan mampu menghadapi kekuatan Tongkat Pilar Ghaib milik Raja Siluman Buaya, karena Tongkat Pilar Ghaib adalah pusaka para dewa dimasa lampau”
“Hahaha... Kau yang terlalu pikun Badug Seketi, akan kupe
Semua perhatian kini tertuju kearah kedua sosok tubuh yang berdiri ditengah-tengah mereka. Masih samar-samar belum terlihat jelas karena tertutup debu pandangan.Perlahan debu itupun mulai pudar tertiup angin dan kini semua bangsa lelembut siluman buaya dapat melihat dengan jelas kedua sosok tersebut. Satu sosok tampak berdiri dengan gagah dihadapan sesosok tubuh yang tampak jatuh berlutut dihadapannya. Saat pemandangan itu terlihat semakin jelas, semua wajah bangsa lelembut siluman buaya tampak berubah, bahkan wajah Raja Siluman Buaya ikut berubah.Di hadapan mereka semua, tampak berdiri sosok Bintang dengan sangat gagahnya, dihadapan Bintang tampak sosok Badug Seketi yang jatuh bertekuk lutut dihadapan Bintang, tongkat yang biasa Badug Seketi gunakan tampak terlempar cukup jauh darinya.Ternyata tak butuh waktu lama bagi Bintang untuk menundukkan Badug Seketi tepat sebelum Raja Siluman Buaya memecahkan Monochrome Dimensionnya, hingga kini semua bangsa
Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, kedua tangan dikepalkan dengan keras.Dan ; Clebb! Clebb!Kedua kepalan tangan Bintangpun berubah menjadi putih keperakan. Bintang telah mengerahkan salah satu jurus leluhurnya, ‘Tinju Jalan Penguasa’.HIAAA...!Hiaaah...!Hampir bersamaan, Bintang dan Raja Siluman Buaya melesat maju kedepan.Wusss...! Wusss...! Wusss...!Begggh...! Begggh...! Begggh...!Sungguh luar biasa jurus yang dikerahkan oleh kedua sosok digdaya ini, mengeluarkan suara keras laksana batu besar yang diayunkan.Dhuar! Dhuar! Dhuar!Ledakan beruntun terjadi saat kedua kepalan itu bentrok diudara, tapi hal itu tak dihiraukan oleh keduanya yang terus bertarung dengan sengitnya.Dhuar! Dhuar! Dhuar!Ledakan beruntun dan dahsyat terjadi saat kedua kepalan tangan yang terangkum ajian dahsyat itu bertemu. Kedua tokoh digdaya itu terus bertarung dengan jurus
“Hap...!”Keduanya langsung bersiap membuka jurus masing-masing. Sebentar keduanya saling beradu pandang, seakan-akan sedang mengukur tingkat kepandaian masing-masing. Mereka berputar perlahan-lahan. Lalu ...“HIYAATT....!”Raja Siluman Buaya melakukan serangan lebih dahulu. Cepat sekali tubuhnya melompat sambil mengibaskan kuku cakar ditangannya ke arah dada Bintang. Namun hanya sedikit menarik tubuhnya kebelakang, Bintang berhasil mengelakkan serangan Raja Siluman Buaya. Dan begitu serangan cakar kuku Raja Siluman Buaya lewat, secepat kilat Bintang memberi serangan balasan dengan menyodokkan tangan kiri ke arah muka."Yeaaah...!"“Uts!"Raja Siluman Buaya cepat menarik kepala ke samping. Dan sodokan Bintang hanya lewat sedikit saja di samping wajahnya. Keduanya terus bertarung saling menyerang dan menghindar, menggunakan jurus-jurus tingkat tinggi. Serangan-serangan yang dilakukan begitu cepat dan dahsyat. Sed
Dhuar! Dhuar! Dhuar!Benturan dahsyatpun kembali terjadi.Masing-masing sosok mundur lima tindak ke belakang. Bintang cepat menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Karena dia merasa ada hawa panas yang melingkupinya. setelahnya, Bintang hanya mendengus dan....Brusshh!Hawa panas yang melingkupinya pun lenyap."Luar biasa! Sungguh luar biasa jurus Naga Penakluk ini!" batin Bintang saat merasakan tubuhnya diliputi oleh tenaga yang sangat luar biasa, rasa nyeri didada langsung sirna tak berbekas.Bintang yang telah selesai mengalirkan tenaga dalamnya hingga hawa panas yang melingkupinya lenyap. Sementara itu Raja Siluman Buaya sendiri tampak sudah kembali bersiap menyerangnya, tidak ada tanda kalau Raja Siluman Buaya terluka dalam.“KHHAAA...!”Kembali Raja Siluman Buaya menerkam kearah Bintang dengan ganasnya.Serrr...! Tapi kali ini Bintang bergerak sangat cepat dengan kecepatan gerak kilat
“APA YANG KAU TERTAWAKAN YUDHA MANGGALA!”“Kau begitu membanggakan raga buayamu Raja Siluman Buaya, tapi dengan kecepatanku, kaupun tak akan mampu menyentuhku lagi” jawab Bintang dengan tegas, kemudian disambung ; “Aku hanya harus terus menepuk pantatmu itu sampai kau menyerah...!” Bintang tersenyum sinis setelah berkata demikian, tapi justru wajah Raja Siluman Buaya tampak berubah memerah mendengar hinaan seperti itu. Apa yang dikatakan Bintang memang tak berlebihan, dengan kecepatan gerak kilatnya tadi, Raja Siluman Buaya tak mampu mengimbangi kecepatannya.“KAU JANGAN SOMBONG DULU YUDHA MANGGALA... AKAN KUPERLIHATKAN PADAMU AJIAN RAJA BUAYA YANG TELAH KUPELAJARI” ucap Raja Siluman Buaya lagi dengan kedua tangan mengepal. Matanya terpejam merapal mantra. Tubuhnya bergetar hebat, daya penuh tenaga telah berkumpul siap untuk dilepaskan. Perlahan kedua mata Raja Siluman Buaya membuka, menatap taj
Debhhh....! Debhhh....!Di udara, kedua kilatan cahaya dari sosok Bintang dan Raja Siluman Buaya terhenti, terlihat bagaimana kedua tangan Bintang dan Raja Siluman Buaya saling mencengkram satu sama lain. Adu kekuatanpun terjadi diantara keduanya. Sosok keduanya terlihat mulai berputar laksana baling-baling tapi secara perlahan, dan kedua sosok yang berputar itu secara perlahan mulai turun kebawah, seiring dengan turunnya sosok keduanya kebawah terlihat angin mulai berhembus kencang disekeliling keduanya hingga ;Jlegg! Jlegg!Keduanya menjejakkan kaki ditanah, tapi masih saling adu kekuatan satu sama lain.Weerrr...!Terlihat angin semakin berhembus kencang disekitar keduanya, bahkan secara perlahan mulai membentuk angin puting beliung yang membumbung tinggi keatas.Sementara itu sosok Bintang dan Raja Siluman Buaya yang masih saling mencengkram satu sama lain tampak masih saling pandang dengan tatapan angker.“BAGAIMANA? HEBAT
Raja Siluman Buaya bersiap menahan gempuran, Ajian Raja Buaya siap dilepaskan. Kedua tangannya membentuk perisai, hawa panas kian menyebar. Tanah yang dipijak telah menghitam. Sebuah teriakan dahsyat yang tak ubahnya sebuah raungan mengawali benturan, itu suara Raja Siluman Buaya!DAAAASSSSSTTTT….!Benturan maha dahsyat tercipta diiringi gemuruh yang menerbangkan benda apapun dalam radius depa. Sungguh maha dahsyat dampak yang terjadi disekitar tempat itu, kekuatan gempuran keduanya membuat tempat itu menjadi luluh lantah.Keduanya masih terlihat terus bertahan, tak ingin mengalah, Raja Siluman Buaya terus bertahan dengan kekuatan Ajian Raja Buayanya. Sementara Bintang terus melepaskan ajian Seribu Naganya kearah perisai Raja Siluman Buaya yang terbentuk dihadapan Raja Siluman Buaya.Kedua sosok digjaya ini terlihat tak satupun yang ingin mengalah dan ini akan sangat membahayakan jiwa keduanya, karena memang kedua sosok d
Brusshhh!Satu sosok bayangan mencelat keluar dari dalam tanah, bersalto beberapa kali hingga akhirnya hinggap dengan mulus disebelah Tongkat Pilar Ghaib yang masih tertancap ditanah. Rupanya sosok itu adalah sosok Raja Siluman Buaya yang kini sudah kembali ke wujudnya semula. Terlihat darah kering dimulut Raja Siluman Buaya Sepertinya Raja Siluman Buaya menderita luka dalam setelah mendapatkan serangan yang begitu dahsyat dari lawannya. Raja Siluman Buaya sendiri kini tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan tajam dan angker.“HEBAT JUGA ILMU SERIBU NAGAMU, TAPI BELUM CUKUP KUAT UNTUK MEMBUNUHKU!” ucap Raja Siluman Buaya dengan keras dan tajam.“Aku memang tak ingin membunuhmu! tapi aku akan menundukkanmu Raja Siluman Buaya”Raja Siluman Buaya hanya tersenyum sinis mendengar hal itu, lalu tangan kanan Raja Siluman Buaya tampak meraih Tongkat Pilar Ghaib yang menancap didekatnya.Crakh...!