“Hap...!”
Keduanya langsung bersiap membuka jurus masing-masing. Sebentar keduanya saling beradu pandang, seakan-akan sedang mengukur tingkat kepandaian masing-masing. Mereka berputar perlahan-lahan. Lalu ...
“HIYAATT....!”
Raja Siluman Buaya melakukan serangan lebih dahulu. Cepat sekali tubuhnya melompat sambil mengibaskan kuku cakar ditangannya ke arah dada Bintang. Namun hanya sedikit menarik tubuhnya kebelakang, Bintang berhasil mengelakkan serangan Raja Siluman Buaya. Dan begitu serangan cakar kuku Raja Siluman Buaya lewat, secepat kilat Bintang memberi serangan balasan dengan menyodokkan tangan kiri ke arah muka.
"Yeaaah...!"
“Uts!"
Raja Siluman Buaya cepat menarik kepala ke samping. Dan sodokan Bintang hanya lewat sedikit saja di samping wajahnya. Keduanya terus bertarung saling menyerang dan menghindar, menggunakan jurus-jurus tingkat tinggi. Serangan-serangan yang dilakukan begitu cepat dan dahsyat. Sed
Dhuar! Dhuar! Dhuar!Benturan dahsyatpun kembali terjadi.Masing-masing sosok mundur lima tindak ke belakang. Bintang cepat menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Karena dia merasa ada hawa panas yang melingkupinya. setelahnya, Bintang hanya mendengus dan....Brusshh!Hawa panas yang melingkupinya pun lenyap."Luar biasa! Sungguh luar biasa jurus Naga Penakluk ini!" batin Bintang saat merasakan tubuhnya diliputi oleh tenaga yang sangat luar biasa, rasa nyeri didada langsung sirna tak berbekas.Bintang yang telah selesai mengalirkan tenaga dalamnya hingga hawa panas yang melingkupinya lenyap. Sementara itu Raja Siluman Buaya sendiri tampak sudah kembali bersiap menyerangnya, tidak ada tanda kalau Raja Siluman Buaya terluka dalam.“KHHAAA...!”Kembali Raja Siluman Buaya menerkam kearah Bintang dengan ganasnya.Serrr...! Tapi kali ini Bintang bergerak sangat cepat dengan kecepatan gerak kilat
“APA YANG KAU TERTAWAKAN YUDHA MANGGALA!”“Kau begitu membanggakan raga buayamu Raja Siluman Buaya, tapi dengan kecepatanku, kaupun tak akan mampu menyentuhku lagi” jawab Bintang dengan tegas, kemudian disambung ; “Aku hanya harus terus menepuk pantatmu itu sampai kau menyerah...!” Bintang tersenyum sinis setelah berkata demikian, tapi justru wajah Raja Siluman Buaya tampak berubah memerah mendengar hinaan seperti itu. Apa yang dikatakan Bintang memang tak berlebihan, dengan kecepatan gerak kilatnya tadi, Raja Siluman Buaya tak mampu mengimbangi kecepatannya.“KAU JANGAN SOMBONG DULU YUDHA MANGGALA... AKAN KUPERLIHATKAN PADAMU AJIAN RAJA BUAYA YANG TELAH KUPELAJARI” ucap Raja Siluman Buaya lagi dengan kedua tangan mengepal. Matanya terpejam merapal mantra. Tubuhnya bergetar hebat, daya penuh tenaga telah berkumpul siap untuk dilepaskan. Perlahan kedua mata Raja Siluman Buaya membuka, menatap taj
Debhhh....! Debhhh....!Di udara, kedua kilatan cahaya dari sosok Bintang dan Raja Siluman Buaya terhenti, terlihat bagaimana kedua tangan Bintang dan Raja Siluman Buaya saling mencengkram satu sama lain. Adu kekuatanpun terjadi diantara keduanya. Sosok keduanya terlihat mulai berputar laksana baling-baling tapi secara perlahan, dan kedua sosok yang berputar itu secara perlahan mulai turun kebawah, seiring dengan turunnya sosok keduanya kebawah terlihat angin mulai berhembus kencang disekeliling keduanya hingga ;Jlegg! Jlegg!Keduanya menjejakkan kaki ditanah, tapi masih saling adu kekuatan satu sama lain.Weerrr...!Terlihat angin semakin berhembus kencang disekitar keduanya, bahkan secara perlahan mulai membentuk angin puting beliung yang membumbung tinggi keatas.Sementara itu sosok Bintang dan Raja Siluman Buaya yang masih saling mencengkram satu sama lain tampak masih saling pandang dengan tatapan angker.“BAGAIMANA? HEBAT
Raja Siluman Buaya bersiap menahan gempuran, Ajian Raja Buaya siap dilepaskan. Kedua tangannya membentuk perisai, hawa panas kian menyebar. Tanah yang dipijak telah menghitam. Sebuah teriakan dahsyat yang tak ubahnya sebuah raungan mengawali benturan, itu suara Raja Siluman Buaya!DAAAASSSSSTTTT….!Benturan maha dahsyat tercipta diiringi gemuruh yang menerbangkan benda apapun dalam radius depa. Sungguh maha dahsyat dampak yang terjadi disekitar tempat itu, kekuatan gempuran keduanya membuat tempat itu menjadi luluh lantah.Keduanya masih terlihat terus bertahan, tak ingin mengalah, Raja Siluman Buaya terus bertahan dengan kekuatan Ajian Raja Buayanya. Sementara Bintang terus melepaskan ajian Seribu Naganya kearah perisai Raja Siluman Buaya yang terbentuk dihadapan Raja Siluman Buaya.Kedua sosok digjaya ini terlihat tak satupun yang ingin mengalah dan ini akan sangat membahayakan jiwa keduanya, karena memang kedua sosok d
Brusshhh!Satu sosok bayangan mencelat keluar dari dalam tanah, bersalto beberapa kali hingga akhirnya hinggap dengan mulus disebelah Tongkat Pilar Ghaib yang masih tertancap ditanah. Rupanya sosok itu adalah sosok Raja Siluman Buaya yang kini sudah kembali ke wujudnya semula. Terlihat darah kering dimulut Raja Siluman Buaya Sepertinya Raja Siluman Buaya menderita luka dalam setelah mendapatkan serangan yang begitu dahsyat dari lawannya. Raja Siluman Buaya sendiri kini tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan tajam dan angker.“HEBAT JUGA ILMU SERIBU NAGAMU, TAPI BELUM CUKUP KUAT UNTUK MEMBUNUHKU!” ucap Raja Siluman Buaya dengan keras dan tajam.“Aku memang tak ingin membunuhmu! tapi aku akan menundukkanmu Raja Siluman Buaya”Raja Siluman Buaya hanya tersenyum sinis mendengar hal itu, lalu tangan kanan Raja Siluman Buaya tampak meraih Tongkat Pilar Ghaib yang menancap didekatnya.Crakh...!
Bintang yang melihat Raja Siluman Buaya tampak terkejut melihat wujud pedangnya saat ini tampak tersenyum, seraya berkata ; “Bagaimana, apa pedangku sekarang sudah cukup kuat untuk menghadapi Tongkat Pilar Ghaibmu, Raja Siluman Buaya?”“PEDANG APA ITU?!” tanya Raja Siluman Buaya akhir tak sanggup menutupi rasa penasarannya“Pedang Bintang Angkasa...” jawab Bintang enteng.“PEDANG BINTANG ANGKASA?” ulang Raja Siluman Buaya“Pedang Bintang Angkasaku juga pedang pusaka para dewa...” lanjut Bintang.“MENARIK SEKALI... AYO KITA BUKTIKAN, PUSAKA DEWA SIAPA YANG LEBIH KUAT!”"Baik. Tahan seranganku, Raja Siluman Buaya! Hiyaaat..!" seru Bintang lantang menggelegar. Bagaikan kilat, Bintang menyerang Raja Siluman Buaya.Pedang Bintang Angkasa berkelebat cepat membabat ke arah Raja Siluman Buaya. Cepat-cepat Raja Siluman Buaya men
“DISINI KITA BISA BERTARUNG SEPUASNYA!” ucap Raja Siluman Buaya lagi. “AKAN KUPERLIHATKAN BAGAIMANA KEKUATANKU YANG SESUNGGUHNYA PADAMU” sambungnya. Raja Siluman Buaya tampak memejamkan mata. Tak terlihat Raja Siluman Buaya membaca mantra, dan ; Plasshhh!Tongkat Pilar Ghaib ditangan Raja Siluman Buaya memancarkan sinar putih lembayung yang terang menyilaukan pandangan, ditempatnya Bintang berusaha menatap kearah sosok Raja Siluman Buaya dengan mata menyipit karena silau akan cahaya putih yang memancar dari Tongkat Pilar Ghaib.Sinar putih itu secara perlahan mulai berpindah ke sosok Raja Siluman Buaya dari arah kepala, secara perlahan cahaya putih itu membesar dan mulai menutupi sekujur tubuh Raja Siluman Buaya.Plasshhh! Sinar putih itu lenyap. Dan kini terlihatlah sosok Raja Siluman Buaya dengan sosok yang sangat berbeda dari sebelumnya.Sosok Raja Siluman Buaya kini sudah berubah menjadi wujud yang sangat tega
"Hiyaaat..!" Kembali Raja Siluman Buaya menyerang cepat bagai kilat."Hap!”“Yeaaah...!" Bintang langsung mengebutkan pedangnya begitu Tongkat Pilar Ghaib milik Raja Siluman Buaya berkelebatan di depan wajah dan dadanya. Dua benturan senjata terdengar menimbulkan ledakan dahsyat. Namun keduanya masih terus mempergunakan jurus-jurus mautnya yang terkenal dahsyat serta ampuh itu.Jurus demi jurus berlalu cepat Dan semakin lama pertarungan berjalan semakin seru dan seimbang. Tanpa terasa, pertarungan sudah berjalan lebih dari tujuh puluh jurus. Namun masing-masing masih kelihatan tangguh. Belum ada tanda-tanda kalau pertarungan akan berakhir. Waktu terus berjalan tanpa mempedulikan keadaan disekitar. Tak terasa, siang pun berganti senja, dan terus berganti malam. Namun pertarungan antara Bintang dan Raja Siluman Buaya, masih terus berlangsung.Memang tak ada yang menghentikan pertarungan itu. Sudah satu hari satu malam, namun pertarungan
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig