Tak lama, sesosok wanita mengenakan pakaian serba merah dengan cadar yang juga berwarna merah memasuki ruangan itu. Sosok itu memang tak lain dan tak bukan adalah Ayu Mayrissa.
Ayu Mayrissa tampak menjura hormat dihadapan Gusti Prabu Blambang Sewu. Sejenak wajah Ayu Mayrissa tampak berubah melihat sosok Buto Ijo yang ada diruangan itu.
“Jangan takut Mayrissa, mahluk lelembut itu adalah sahabat Jonggrang.” ucap Gusti Prabu Blambang Sewu. “Mari duduk sini Mayrissa, dekat kakang.” ucap Gusti Prabu Blambang Sewu mempersilahkan Ayu Mayrissa untuk duduk disebelahnya. Ayu Mayrissa tersadar dari keadaannya dan segera menuruti perintah kakangnya tersebut. Walau dihatinya Ayu Mayrissa masih bergidik takut melihat sosok Buto Ijo tersebut.
“Apa yang terjadi?!”
“Aku gagal kakang!” ucap Ayu Mayrissa dengan nada kesal.
“Tapi perlu kesal begitu, sudah kakang bilang, kau memang bukan t
Kita coba menanjak sedikit keatas, diatas di puncak bukit terdapat bagian mata dari bukit buaya itu yang sebenarnya adalah sebuah goa, goa yang cukup besar untuk dilewati 10 orang sekaligus, disepanjang lorong goa terlihat barisan kristal-kristal putih yang menerangi disepanjang jalan lorong, dimana disepanjang lorong juga terlihat barisan prajurit siluman biaya berdiri berjejer.Kita masuk lebih dalam, ternyata diujung lorong goa tersebut tersebuah ruangan yang sangat-sangat luas, begitu luasnya hingga saat kita memandangnya keatas, kita tak menemukan ujung dari atap goa tersebut, jika kita memandang kedepan, kita juga tidak akan dapat menemukan ujung dari goa tersebut, yang ada justru sebuah bangunan besar yang bisa dikatakan sebagai benteng besar yang sebenarnya merupakan istana bagi lelembut siluman buaya. Dimana bangunan tersebut dibangun dengan sangat tinggi menjulang yang juga membentuk seperti kepala buaya yang tengah menatap kearah langit, sedangkan disekeliling bang
Dalam hidupnya, Raja Siluman Buaya hanya gentar pada satu orang yang pernah mengalahkannya dalam pertarungan, yaitu kakak seperguruan Raja Alam Lelembut yang bernama Raja Naga Samudra, dan kekalahan Raja Siluman Buaya saat bertarung dengan Raja Naga Samudra menjadi rahasia Raja Siluman Buaya yang sampai saat ini disimpannya dengan rapat. Setelah moksanya Raja Alam Lelembut dan Raja Naga Samudra, barulah Raja Siluman Buaya berani untuk melebarkan kekuasaannya untuk menundukkan kerajaan-kerajaan siluman di Jawa dwipa.Seorang prajurit siluman buaya yang bertugas menjaga perbatasan alam ghaib siluman buaya dengan alam manusia tampak menghadap. Dihadapan Raja Siluman Buaya, prajurit ini tampak menjura hormat.“ADA APA?!”“Ampun maharaja, digerbang perbatasan dua dunia ada seorang wanita dan Buto Ijo peliharaannya yang ingin bertemu maharaja.” ucap prajurit itu lagi.“SIAPA DIA?!”“Dia mengaku
“Jangan mudah tergoda dengan sosoknya maharaja, walaupun terlihat muda, Jonggrang itu umurnya sudah 1 abad lebih.” ucap Badug Seketi memperingatkan seraya kembali menutup gambaran yang terdapat di cermin saktinya.“PRAJURIT!”“Siap maharaja.”“PERSILAHKAN WANITA ITU UNTUK MASUK, TAPI BUTO IJO TIDAK BOLEH MASUK... KALAU MELAWAN, BUNUH SAJA!”“Siap maharaja.”-o0o-Sementara itu di perbatasan Alam Nyata dan alam gaib terlihat berdiri sosok Jonggrang bersama Gonggong, si Buto Ijo. Jonggrang terlihat dalam posisi duduk bersemadi dengan mata terpejam, sedangkan Gonggong berdiri setia disampingnya.GGRRR...! GGRRR...!! GGRRR...!!!Tiba-tiba saja Gonggong terlihat gelisah dan menggeram-geram seperti merasakan sesuatu. Hal ini membuat Jonggrang membuka kedua matanyaPlassshhh...!!!Tiga tombak dihadapan Jonggrang dan Gonggong muncul seberkas sinar yang awalnya ha
JONGGRANG kini sudah berhadapan langsung dengan Raja Siluman Buaya yang duduk disinggasana kebesarannya dengan menjura hormat dengan Kaki kanannya menekuk sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada.“Terimalah salam hormat dari Jonggrang tuan maharaja.” ucap Jonggrang dengan lembut. Dihadapannya terlihat Raja Siluman Buaya menatapi sosok Jonggrang dengan mata yang jelalatan, karena memang sosok dan penampilan Jonggrang terbilang sangat seksi dan terbuka sehingga memancing hasrat siapapun yang memandangnya.Blubb ... bluubb ... !Tiba-tiba saja dari bawah sosok Raja Siluman Buaya menyembur asap tebal bergulung-gulung dan membungkus sosok Raja Siluman Buaya. Empat-lima helaan napas, asap pun buyar. Dan kini sosok Raja Siluman Buaya sudah menjelma menjadi sosok lelaki berparawakan gagah dengan tubuh kekar perkasa. Dadanya yang bidang penuh bulu tampak tidak mengenakan penutup apapun sehingga terlihat jelas
HARI ITU di ibukotaraja Blambang Sewu, tampak enam ekor kuda yang dipacu perlahan melewati jalanan kotaraja, penunggangnya adalah para lelaki dengan perawakan gagah berpakaian pendekar. Tapi yang paling mencolok adalah sosok pemuda yang berada paling depan, usianya mungkin baru 25 tahunan, wajahnya gagah, tatapan matanyapun tajam, pakaian yang dikenakannya sedikit berbeda dari kelima orang lelaki yang ada dibelakangnya, terkesan mewah menandakan kalau pemuda tampan ini bukan orang sembarangan dan kemungkinan berasal dari keluarga yang kaya.Dari pakaian yang dikenakan oleh kelima lelaki penunggang kuda dibelakangnya yang sangat mirip satu sama lain, dapat dipastikan kalau mereka berasal dari satu perguruan, pakaian dipunggung belakang mereka, terdapat sebuah bordiran gambar sebatang tombak, juga dibagian depan, tepatnya didada sebelah kiri, juga tampak bordiran sebatang tombak. Bahkan dipunggung masing-masing juga tampak sepasang tombak pendek tersampir, berbeda deng
Tanpa sungkan dan rasa malu, keduanya kemudian saling berpelukan, sehingga banyak yang melihat hal itu harus meneguk ludah mereka. Rupanya keduanya adalah sepasang kekasih.“Begitu menerima surat dari dinda, kanda langsung kemari”“Mayrissa.., rindu sama kanda”“Kanda juga”Setelah berpuas diri saling melepas rindu.“Ayo kanda, kita bertemu dengan kanda prabu.” ucap Ayu Mayrissa. Pemuda tampan yang menjadi kekasih Ayu Mayrissa tampak mengangguk.Bersama kelima orang yang ikut bersamanya, mereka segera memasuki istana Blambang Sewu.Di aula istana, tampak Gusti prabu Blambang Sewu bersama yang lain tengah menunggu. Mayrissa membawa ke-6nya kehadapan Gusti Prabu Blambang Sewu. Dihadapan Gusti Prabu Blambang Sewu, Ayu Mayrissa menjura hormat dengan kedua tangan yang menyatu didepan dada.Berbeda dengan ke-6 yang ikut bersama Ayu Mayrissa, ke-6 tamp
Malam itu, secara diam-diam Jiwo Satrio menyelinap ke kamar Ayu Mayrissa. Memang keduanya berpacaran sudah sangat lama, kalau bukan karena larangan mahaguru Padepokan Dharma Semesta, mungkin keduanya sudah lama menikah.Untuk beberapa saat kemudian, sayup-sayup dari dalam kamar terdengar desahan-desahan kenikmatan yang dapat dipastikan kalau didalamnya tengah terjadi pergulatan birahi diantara dua anak manusia, Jiwo Satrio dan Ayu Mayrissa, tapi hal itu tak berlangsung lama, karena tak seberapa lama kemudian dari dalam kamar sudah sunyi. Tak terdengar lagi suara-suara kenikmatan dari dalamnya.Terlihat didalam kamar, sosok Jiwo Satrio tengah terkapar dengan mata terpejam diatas ranjang, sementara disebelah Jiwo Satrio tampak sosok Ayu Mayrissa yang tengah mengenakan pakaiannya kembali. Setelah merapikan dirinya kembali, Ayu Mayrissa kembali menatap kearah Jiwo Satrio yang masih terbaring disebelahnya. Entah apa arti pandangan Ayu Mayrissa yang tampak menatap dengan pen
ALAM GHAIB, alam siluman buaya. Saat ini Raja Siluman Buaya tengah berdikusi dengan penasehat kerajaannya Badug Seketi.“BADUG SEKETI!”“Saya maharaja”“SEBARKAN PERINTAHKU ! RAJA ALAM LELEMBUT DAN RAJA NAGA SAMUDRA SUDAH TIDAK ADA LAGI.. MULAI SAAT INI.. SELURUH SILUMAN BUAYA TAK PERLU LAGI TAKUT KEPADA MANUSIA”“Tapi bagaimana dengan Ratu Alam Lelembut maharaja?”“ANAK KEMARIN SORE, BISA APA DIA?! HA..HA..! SUDAH SAATNYA BANGSA SILUMAN BUAYA MENDOMINASI DUNIA INI”“Lalu bagaimana dengan penawaran Blambang Sewu, maharaja?”“PALING LAMBAT BESOK AKU HARUS SEGERA MEMBERIKAN JAWABAN BADUG SEKETI.. ITU JANJIKU PADA JONGGRANG...BAGAIMANA MENURUTMU?!” ucap Raja Siluman Buaya“Kita bisa memanfaatkan kekuatan Blambang Sewu agar semua manusia dan semua bangsa lelembut tahu, kita bangsa siluman buaya adalah pen