JONGGRANG kini sudah berhadapan langsung dengan Raja Siluman Buaya yang duduk disinggasana kebesarannya dengan menjura hormat dengan Kaki kanannya menekuk sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada.
“Terimalah salam hormat dari Jonggrang tuan maharaja.” ucap Jonggrang dengan lembut. Dihadapannya terlihat Raja Siluman Buaya menatapi sosok Jonggrang dengan mata yang jelalatan, karena memang sosok dan penampilan Jonggrang terbilang sangat seksi dan terbuka sehingga memancing hasrat siapapun yang memandangnya.
Blubb ... bluubb ... !
Tiba-tiba saja dari bawah sosok Raja Siluman Buaya menyembur asap tebal bergulung-gulung dan membungkus sosok Raja Siluman Buaya. Empat-lima helaan napas, asap pun buyar. Dan kini sosok Raja Siluman Buaya sudah menjelma menjadi sosok lelaki berparawakan gagah dengan tubuh kekar perkasa. Dadanya yang bidang penuh bulu tampak tidak mengenakan penutup apapun sehingga terlihat jelas
HARI ITU di ibukotaraja Blambang Sewu, tampak enam ekor kuda yang dipacu perlahan melewati jalanan kotaraja, penunggangnya adalah para lelaki dengan perawakan gagah berpakaian pendekar. Tapi yang paling mencolok adalah sosok pemuda yang berada paling depan, usianya mungkin baru 25 tahunan, wajahnya gagah, tatapan matanyapun tajam, pakaian yang dikenakannya sedikit berbeda dari kelima orang lelaki yang ada dibelakangnya, terkesan mewah menandakan kalau pemuda tampan ini bukan orang sembarangan dan kemungkinan berasal dari keluarga yang kaya.Dari pakaian yang dikenakan oleh kelima lelaki penunggang kuda dibelakangnya yang sangat mirip satu sama lain, dapat dipastikan kalau mereka berasal dari satu perguruan, pakaian dipunggung belakang mereka, terdapat sebuah bordiran gambar sebatang tombak, juga dibagian depan, tepatnya didada sebelah kiri, juga tampak bordiran sebatang tombak. Bahkan dipunggung masing-masing juga tampak sepasang tombak pendek tersampir, berbeda deng
Tanpa sungkan dan rasa malu, keduanya kemudian saling berpelukan, sehingga banyak yang melihat hal itu harus meneguk ludah mereka. Rupanya keduanya adalah sepasang kekasih.“Begitu menerima surat dari dinda, kanda langsung kemari”“Mayrissa.., rindu sama kanda”“Kanda juga”Setelah berpuas diri saling melepas rindu.“Ayo kanda, kita bertemu dengan kanda prabu.” ucap Ayu Mayrissa. Pemuda tampan yang menjadi kekasih Ayu Mayrissa tampak mengangguk.Bersama kelima orang yang ikut bersamanya, mereka segera memasuki istana Blambang Sewu.Di aula istana, tampak Gusti prabu Blambang Sewu bersama yang lain tengah menunggu. Mayrissa membawa ke-6nya kehadapan Gusti Prabu Blambang Sewu. Dihadapan Gusti Prabu Blambang Sewu, Ayu Mayrissa menjura hormat dengan kedua tangan yang menyatu didepan dada.Berbeda dengan ke-6 yang ikut bersama Ayu Mayrissa, ke-6 tamp
Malam itu, secara diam-diam Jiwo Satrio menyelinap ke kamar Ayu Mayrissa. Memang keduanya berpacaran sudah sangat lama, kalau bukan karena larangan mahaguru Padepokan Dharma Semesta, mungkin keduanya sudah lama menikah.Untuk beberapa saat kemudian, sayup-sayup dari dalam kamar terdengar desahan-desahan kenikmatan yang dapat dipastikan kalau didalamnya tengah terjadi pergulatan birahi diantara dua anak manusia, Jiwo Satrio dan Ayu Mayrissa, tapi hal itu tak berlangsung lama, karena tak seberapa lama kemudian dari dalam kamar sudah sunyi. Tak terdengar lagi suara-suara kenikmatan dari dalamnya.Terlihat didalam kamar, sosok Jiwo Satrio tengah terkapar dengan mata terpejam diatas ranjang, sementara disebelah Jiwo Satrio tampak sosok Ayu Mayrissa yang tengah mengenakan pakaiannya kembali. Setelah merapikan dirinya kembali, Ayu Mayrissa kembali menatap kearah Jiwo Satrio yang masih terbaring disebelahnya. Entah apa arti pandangan Ayu Mayrissa yang tampak menatap dengan pen
ALAM GHAIB, alam siluman buaya. Saat ini Raja Siluman Buaya tengah berdikusi dengan penasehat kerajaannya Badug Seketi.“BADUG SEKETI!”“Saya maharaja”“SEBARKAN PERINTAHKU ! RAJA ALAM LELEMBUT DAN RAJA NAGA SAMUDRA SUDAH TIDAK ADA LAGI.. MULAI SAAT INI.. SELURUH SILUMAN BUAYA TAK PERLU LAGI TAKUT KEPADA MANUSIA”“Tapi bagaimana dengan Ratu Alam Lelembut maharaja?”“ANAK KEMARIN SORE, BISA APA DIA?! HA..HA..! SUDAH SAATNYA BANGSA SILUMAN BUAYA MENDOMINASI DUNIA INI”“Lalu bagaimana dengan penawaran Blambang Sewu, maharaja?”“PALING LAMBAT BESOK AKU HARUS SEGERA MEMBERIKAN JAWABAN BADUG SEKETI.. ITU JANJIKU PADA JONGGRANG...BAGAIMANA MENURUTMU?!” ucap Raja Siluman Buaya“Kita bisa memanfaatkan kekuatan Blambang Sewu agar semua manusia dan semua bangsa lelembut tahu, kita bangsa siluman buaya adalah pen
“Gusti prabu” hampir bersamaan Jiwo Satrio dan Ayu Mayrissa menjura hormat dihadapan Gusti Prabu Blambang Sewu.“Mayrissa.. Jiwo Satrio, mari silahkan duduk” ucap Gusti Prabu Blambang Sewu menyambut keduanya. Lalu bersama-sama mereka memperhatikan jalannya pertarungan antara para pendekar Blambang Sewu.Dhuar...! Dhuar...! Dhuar...!Beberapa kali ledakan terjadi akibat pertarungan kedua pendekar Blambang Sewu yang sudah mengerahkan kesaktian mereka.Satu demi satu pertarungan latih tanding itu terjadi, bahkan beberapa orang pendekar yang tergabung dalam kekuatan Blambang Sewu mencoba menantang para senopati Blambang Sewu untuk mengambil hati Gusti Prabu Blambang Sewu, agar bila mereka menang, Gusti Prabu Blambang Sewu akan mempertimbangkan mereka untuk diangkat menjadi senopati agul di Blambang Sewu, tapi semua diakhiri dengan kemenangan para senopati
Walaupun sebenarnya semua murid-murid Perguruan Tombak akherat yang selama ini menjadi lawan Jiwo Satrio lebih banyak mengalah saat bertarungan dengannya, sedangkan pertarungan didunia persilatan bisa dikatakan Jiwo Satrio sangat mnim sekali pengalaman, sehingga dalam pertarungan kali ini, Jiwo Satrio tak menyadari kalau lawannya saat ini, senopati Blambang Sewu masih belum serius menghadapinya, sejauh ini senopati Blambang Sewu hanya ingin menguji kekuatan dan kemampuan lawannya.Sehingga saat memasuki jurus-jurus inti, terlihat keunggulan senopati Blambang Sewu, Jiwo Satrio mulai terdesak jurus demi jurus, bahkan dalam hal tenagapun, Jiwo Satrio mulai keteterangan, beberapa kali keduanya berbenturan jurus, Jiwo Satrio terlihat terjajar hingga 5 langkah kebelakang, sementara senopati Blambang Sewu hanya terjajar 2 langkah saja.Hal ini tentu saja mengejutkan Jiwo Satrio, perubahan jurus dan peningkatan tenaga dalam lawannya
Begitu keris tercabut, bilah keris kini juga telah mengeluarkan pedaran cahaya merah yang tak kalah angker dari tombak ditangan Jiwo Satrio.Di tempatnya, Jiwo Satrio juga terkejut melihat lawannya yang juga ternyata memiliki keris pusaka, tapi Jiwo Satrio yakin tombak akherat ditangannya jauh lebih unggul dari semua pusaka yang ada didunia ini. Makanya Jiwo Satrio terlihat begitu percaya diri.Wuuttt...! Wuuttt...! Wuuttt...!Jiwo Satrio memutar-mutar tombak ditangannya lalu kemudian membuka kuda-kuda jurusnya. Dihadapannya senopati Blambang Sewu juga tak mau kalah. Kuda-kuda dipasang, siap kembali melakukan pertarungan.Hiaaa...!Wutttt.. wuttt.. wuttt...!Jiwo Satrio mendahului menyerang kedepan.Hiaaah...!Wutttt.. wuttt.. wuttt...!Senopati Blambang Sewu ikut melesat kedepan.Tranggg.. trangg.. trangg...!Benturan terlihat terjadi diantara tombak ditangan Jiwo Satrio dan keri
Sekali mengibaskan tangan, kabut tebal yang menutupi area pertarungan langsung sirna. Kini terlihatlah sosok Jiwo Satrio yang masih berdiri gagah dengan tombak akherat ditangannya, Tiga tombak dihadapannya tampak sosok senopati Blambang Sewu yang sudah jatuh terduduk dengan darah yang bersimbah dihadapannya, tapi bukan keadaan senopati Blambang Sewu yang menjadi perhatian semua orang yang ada ditempat itu, melainkan keris yang ada ditangan senopati Blambang Sewu yang terlihat kini sudah patah gompal, tidak terlihat patahannya ditempat itu. Senopati Blambang Sewu sendiri tampak menatap nanar pada pusaka keris yang ada ditangannya yang telah gompal menjadi 2 bagian.Wuuttt...!Senopati Blambang Sewu langsung menghempaskan keris pusaka gompal yang ada ditangannya kearah samping, senopati Blambang Sewu sendiri terlihat langsung mengangkat wajahnya menatap tajam kearah Jiwo Satrio, matanya perlahan memerah diser