Ditempatnya Wika terlihat tersenyum melihat serangan gabungannya berhasil. Rupanya Wika sangat lihai dalam memadukan Ajian ‘serat jiwa’nya dengan optimal. Tak ingin menunggu lawannya untuk bangkit, Wika segera bertindak.
“Gelang-gelang...!”
“Heaa!”
Wuuuttt!! Wuuuttt!!
Tiba-tiba saja Wika melepaskan jurus dari Ajian ‘serat jiwa’ tingkat sembilan bernama "Ajian Gelang-gelang" yang bisa menciptakan pukulan yang berupa gelang api yang berkobar-kobar.. yang melesat cepat kearah Perawan Lembah Kutukan.
Di tempatnya tentu saja Perawan Lembah Kutukan terkejut melihat hal itu, dengan cepat Perawan Lembah Kutukan melompat tinggi keatas untuk menghindari serangan gelang gelang Ajian ‘serat jiwa’ tersebut. Walaupun tubuhnya terlindungi oleh ‘ilmu perawan murni’, tapi Gadys tak berani untuk ambil resiko menghadapi serangan yang dilepaska
Perawan Lembah Kutukan cepat melepaskan pukulan dahsyatnya.Wuussshhh!! Wuussshhh!!Dua kilat petir berkiblat kearah ajian gelang-gelang.Blegar! Blegar!Dua ledakan dahsyat terjadi diudara, sosok Wika terseret beberapa langkah kebelakang, sedangkan sosok Perawan Lembah Kutukan tampak berjumplitan beberapa kali diudara lalu kemudian turun ketanah.Tappp!! Tappp!!Begitu turun, Perawan Lembah Kutukan langsung menapakkan kedua tangannya ketanah. Kedua tangan Perawan Lembah Kutukan yang menapak tanah terlihat langsung mengeluarkan kilatan-kilatan lidah petir yang dahsyat.Wika yang melihat hal itu meyakini kalau kedua tangan Perawan Lembah Kutukan mengandung kekuatan petir yang sangat dahsyat. Tak ingin kalah, Wikapun segera menghimpun Ajian ‘serat jiwa’ tingkat Tujuh yang bernama "Ajian Tapak Saketi"Wwerrrr! Wwerrrr!Kedua telapak tangan Wika langsung memerah karena mengandung kekuat
Huakk!!Huakk!!Hampir bersamaan Bidadari Pulau Ular dan Perawan Lembah Kutukan sama-sama memuntahkan darah dari mulut mereka masing-masing. Hal ini membuktikan masing-masing menderita luka dalam yang tidak ringan.Bidadari Pulau Ular dengan cepat kembali menghimpun tenaga dalamnya. Hawa panas menjalar cepat. Pusaran angin kembali tercipta dari sekeliling tubuh Bidadari Pulau Ular, bagai badai yang berputar memusat, menciptakan gemuruh dan meruntuhkan dan merengkahkan tanah di sekitar Bidadari Pulau Ular berdiri. Kedua tangan Wika tampak mulai dialiri Cahaya hijau keemasan itu perlahan mengalir kearah kedua tangan Bidadari Pulau Ular dan menjalar hingga sampai pergelangan tangan. "Ajian Serat Netra Dahana”, ajian tingkat sepuluh dari ajian ‘serat jiwa’ dipergunakan oleh Bidadari Pulau Ular.Ditempatnya Perawan Lembah Kutukan cukup terkejut melihat ajian dahsyat yang dipergunakan oleh lawannya.“Kkhhaa
Akkkkhhhh!Suara teriakan keras terdengar membahana, tapi yang mengejutkan justru teriakan keras itu berasal dari mulut Bidadari Pulau Ular, bukannya dari sosok Perawan Lembah Kutukan yang seharusnya terjadi. Cahaya hijau keemasan yang keluar dari kedua tangan dan mulut Bidadari Pulau Ular lenyap, bahkan cahaya hijau keemasan yang membungkus tubuh Perawan Lembah Kutukan juga lenyap. Kini yang terlihat malah kedua tangan Perawan Lembah Kutukan yang memegang kedua pundak Bidadari Pulau Ular yang terlihat mengelepar-gelepar seperti menahan sakit yang teramat sangat. Dari kedua tangan Perawan Lembah Kutukan, kilatan lidah petir terus menjalar ke tubuh Wika. Keadaan sungguh terbalik kini, Bidadari Pulau Ular yang kini sekarat merenggang nyawa ditangan Perawan Lembah Kutukan.Tiba-tiba saja kedua mata Bidadari Pulau Ular yang terpejam tampak terbuka memerah menatap tajam kearah Perawan Lembah Kutukan.Ssstttt! Ssstttt! Ssstttt!Dari mulut Wika terdenga
Tarr! Tarr! Tarr! Ctarr!Cambuk kilat dipecutkan kearah sosok raksasa Siluman Ular Emas.Daghh! Daghh! Daghh!Pecut cambuk kilat menghantam telak tubuh Siluman Ular Emas, tapi pecutan cambuk kilat seperti menghantam sesuatu yang sangat keras dan lentur seperti karet begitu menyentuh kulit Siluman Ular Emas. Hal ini cukup mengejutkan Perawan Lembah Kutukan.Cletar!Tarr! Tarr! Ctarr! Tarr! Tarr! Ctarr!Kembali Cambuk kilat dipecutkan kearah sosok raksasa Siluman Ular Emas.Daghh! Daghh! Daghh!Hasilnya tetap sama, tak ada pengaruh terhadap tubuh Siluman Ular Emas.Ssssttttt! Ssssttttt! Ssssttttt!Dengan mendesis panjang, sosok Siluman Ular Emas langsung berkelebat cepat menyambar kearah Perawan Lembah Kutukan.Perawan Lembah Kutukan dengan cepat bergerak menghindarinya dengan gerak kilatnya. Tapi sosok Siluman Ular Emas terus memburunya dengan cepat.Beberapa kali s
PAGI ITU, seorang pendekar muda tampan tampak tengah menikmati udara pagi yang sangat menyegarkan itu, terbukti beberapa kali dia menghentikan langkahnya sejenak untuk menghirup dalam-dalam udara pagi itu. Matahari belum lagi terbit diufuk timur, tapi bias keemasannya sudah mendahuluinya menerangi alam. Setelah berpuas diri, pendekar muda tampan itu kembali melanjutkan langkahnya yang terlihat sangat ringan menapak tanah.Baru beberapa langkah berjalan, kembali langkah pendekar muda ini terhenti, tapi berhenti langkahnya kali ini bukan untuk menghirup udara segar, melainkan karena merasakan sesuatu. Untuk meyakinkan dirinya, pendekar muda ini tampak memejamkan mata, benar saja, pendekar muda ini dapat merasakan sebuah tanda-tanda kehidupan yang sangat lemah sekali berada cukup jauh dari dirinya berada saat ini. Seiring dengan itu, pendekar muda ini kemudian tampak membuka matanya.“Dia sekarat” ucap pendekar muda ini pelan.Serrr..Tanpa menunggu waktu lagi, sosok pendekar muda itupun
Pendekar muda ini dengan cepat mendekati sosok perempuan muda tersebut seraya memeriksa keadaannya.“Apa yang terjadi pada Gadys, sepertinya dia baru saja kalah bertarung” batin pendekar muda itu lagi yang rupanya mengenali sosok perempuan muda yang ada dihadapannya yang rupanya adalah Gadys, si Perawan Lembah Kutukan.“Tanda kehidupannya sangat lemah sekali, aku harus segera mencari tempat untuk menyelamatkannya” sambung batin pendekar muda itu lagi setelah memeriksa keadaan Perawan Lembah Kutukan.Sejenak pendekar muda ini tampak menoleh kearah tangan Perawan Lembah Kutukan dan kembali wajah pendekar muda ini tampak berubah dimana pendekar muda itu melihat pedang ditangan sigadis tampak buntung.“Bahkan pedangnya saja sampai patah gompal seperti ini, pasti dia menghadapi lawan yang sangat hebat” batin pendekar muda itu lagi. Pendekar muda itu kemudian mengangkat sosok Perawan Lembah Kutukan kedalam gendongannya.Seerr..Kembali sosok pendekar muda itu berkelebat menghilang dari temp
“Ugghh..!” hingga terdengar erangan pelan dari mulut sigadis yang membuatnya tersadar. Untuk sesaat terlihat gadis itu mengeliat-geliat seperti berusaha merenggangkan seluruh urat-urat ditubuhnya. Setelah cukup, kedua mata indahnya terbuka. Sosok pertama yang dilihatnya adalah kegelapan malam yang terhampar didepan matanya. Beberapa kali gadis itu tampak mengedipkan mata indahnya untuk menyesuaikan pandangannya yang masih silau akan kegelapan.Sosok yang tak lain adalah Gadys itu tampak meraba-raba genggaman tangannya sendiri, terasa seperti tengah memegang sesuatu, maka segera kedua mata Gadys terbuka dan mengangkat tangannya yang tengah memegang sesuatu tersebut.Wajah Gadys terlihat langsung memucat saat melihat Pedang Batu Petir yang ada ditangannya tampak patah gompal hampir ¼ nya, seketika saja Gadys teringat apa yang terjadi padanya hingga Pedang Batu Petir miliknya patah menjadi dua. Hal ini membuat Gadys tenggelam dialam kesedihannya.Menyesali nasib, Gadys tampak kembali mem
Cret!Pedang Batu Petir yang buntung tampak mengiris leher Bintang, tak dalam tapi cukup untuk mengeluarkan darah, terlihat jelas bagaimana sosok Gadys yang saat ini tengah perang batin didalam dirinya. Antara membalaskan dendam ayahnya pada orang yang telah menebar benih-benih asmara dihatinya. Bintang sendiri terlihat pasrah untuk apa yang akan dilakukan oleh Gadys padanya.Gadys sendiri kini terlihat bagaimana tubuhnya bergetar dengan hebat, perang batin benar-benar telah menyiksanya, hingga akhirnya ;Weesshh...!Gadys melesat pergi bagaikan bayangan meninggalkan Bintang yang kini hanya terlihat menarik nafas panjang, Bintang menyadari perang batin yang dialami oleh Gadys, walau sebenarnya Bintang ingin sekali mengejar Gadys, tapi hal itu urung dilakukannya, karena saat ini tenaga Bintang sedang dalam pemulihan setelah menyelamatkan Gadys dari kematian.-o0o-Bangunan besar dan megah terlihat diujung jalan, rumah yang tampak dijaga oleh belasan orang berpakaian prajurit lengkap de
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig