“Berarti... Tania yang salah mengartikan ucapan kakang” ucap Tania dengan tertunduk sedih. Ucapan Tania kembali membuat wajah Bintang berubah, Bintang seakan baru tersadar akan sesuatu. Bintang kemudian dengan cepat kembali mengangkat wajah Tania yang tertunduk untuk menatap kearahnya.
“Maksud Tania.. mau menikah dengan kakang?” tanya Bintang. Tania tak menjawab pertanyaan Bintang, tapi mengangguk pelan sehingga lagi-lagi membuat wajah Bintang berubah.
“Kakangkan sudah beristri Tania.. Lagipula Tania cantik, kakang yakin diluar sana banyak lelaki yang bersedia untuk menjadi suami Tania”
“Tapi Tania maunya menikah dengan kakang” ucap Tania terus terang, membuang rasa malunya jauh-jauh. karena menurut Tania ini saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya dan mengetahui perasaan Bintang padanya. Tania tak perduli walau Bintang sudah beristri.
“Kenapa? umur kita cukup jauh terpaut Tania.. Lebih baik Ta
“Tapi Tuan Bintang sudah beristri, putriku”“Ini masalah hati Bopo, Tania tak bisa membohongi hati Tania sendiri, kalau Tania cinta sama kakang Bintang. Walaupun Tania tahu, kalau kang Bintang sudah beristri” ucap Tania lagi masih dengan wajah tertunduk. Ditempatnya Bintang tampak meneguk ludah mendengar hal itu. “Kalau bukan karena kang Bintang, mungkin saat ini Tania sudah tiada Bopo.. berada didekat kang Bintang, Tania mendapatkan kebahagiaan yang sudah lama tidak Tania rasakan semenjak kanjeng ibu meninggal.” sambung Tania lagi, kali ini Adipati Sutapati tampak menarik nafas panjang.Adipati Sutapati menatap kearah Bintang.“Bagaimana Tuan Bintang?”“Bagaimana apanya Gusti Adipati?” tanya Bintang pura-pura bingung.“Putriku ingin menjadi istrimu” ucap Adipati Sutapati dengan mantap dan penuh wibawa.Glek... Bintang kembali meneguk ludahnya.“Tapi saya su
Malam semakin larut, bila sebagian orang diberbagai penjuru belahan bumi sudah tertidur lelap, tidak halnya di kadipaten Gelagah Ireng, terlihat dijalan-jalan utama kadipaten ronda prajurit silih berganti, sementara itu ditempat kediaman Adipati Sutapati sendiri terlihat penjagaan sangat ketat. Adipati Sutapati memang sudah memerintahkan para prajurit dan pendekar untuk siaga 1 di wilayah kadipaten Gelagah Ireng.Di antara gelapnya malam dikediaman Adipati Sutapati.Serrr....Sebuah bayangan hitam berkelebat cepat dari satu jendela kamar ke jendela kamar yang lain, hingga akhirnya bayangan hitam itu berhenti tepat disebuah jendela kamar. Sejenak sosok bayangan hitam itu terlihat memandang kesekelilingnya, seolah-olah takut kalau keberadaannya diketahui oleh orang lain.Tok!Jarinya mengetuk pelan dijendela kamar itu. Tak ada apapun yang terdengar dari dalam kamar.Tok! Tok!Kali ini sosok berjubah hitam itu tampak me
Begitu sudah berada didalam kamar, Tania dengan cepat menutupi jendela kamar itu. Setelah menutup jendela, Tania segera melepas jubah hitam yang dikenakannya dan dibiarkannya begitu saja jatuh kelantai. Kini terlihatlah sosok Tania yang masih lengkap dengan kebaya pengantinnya, dengan kerudung putih dikepalanya.“Apa yang kau lakukan disini malam-malam begini Tania? pakai kebaya pengantin lagi” tanya Bintang yang heran dengan kedatangan Tania ditengah malam begini, tapi bukannya menjawab pertanyaan Bintang, Tania justru tiba-tiba saja melompat kedalam pelukan Bintang. Bintang tentu saja dibuat kelabakan dengan pelukan yang tiba-tiba itu, apalagi saat Bintang mencium semerbak harum yang keluar dari tubuh Tania yang kini memeluknya dengan erat. Sementara Bintang tetap diam tanpa membalas pelukan hangat itu.Setelah cukup lama memeluk tubuh Bintang, akhirnya Tania merenggangkan pelukannya, tapi tak melepas kedua tangannya dari memeluk Bintang.“Ma
Pertahanan Bintang pun roboh dengan kata-kata permohonan itu, sambil menatap wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata keduanya saling menatap, wajah keduanya akhirnya semakin mendekat… dekat dan dekat… sehingga Bintang dapat rasakan nafasnya menyentuh wajahnya. Tangan kanan Bintang meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu, sedikit Bintang tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya bisa Bintang rasakan. Matanya terkatup, cantik sekali Tania malam ini dengan balutan kebaya pengantinnya.Bintang pun mendekatkan bibirnya dengan bibirnya, Bintang pagut lembut… Tania tidak membalas juga tidak menolak. Kembali Bintang pagut bibirnya, lembut dan manis Bintang rasakan. Bintang pagut bibir atas dan bawahnya bergantian. Kali ini Tania mulai merespon, Tania membalas pagutan Bintang dengan memagut bibir Bintang juga, basah dan indah. Pagutan keduanya semakin liar, Bintang pindahkan kedua tangannya disamping wajahnya dengan po
Sosok harimau setengah manusia yang berada paling depan tampak mengenakan pakaian mewah layaknya seorang manusia tapi berkepala harimau, sebuah mahkota juga tampak dikepalanya, memiliki kain bersayap dipunggungnya juga sebilah pedang besar juga tampak tersampir dipinggangnya, ukurannyapun jauh lebih besar dari harimau-harimau yang ada dibelakangnya. Dialah Raja Macan Putih, penguasa bangsa siluman harimau.Di belakang Raja Macan Putih, terlihat dua sosok harimau setengah manusia yang memiliki syal biru dan syal merah dilehernya, keduanya adalah patih bangsa siluman harimau, sedangkan 5 sosok harimau setengah manusia yang ada dibelakangnya, adalah para panglima bangsa siluman harimau.Raja Macan Putih tampak menatap tajam kearah sosok Adipati Sutapati.“SUTAPATI..AKHIRNYA AKU BISA MENEMUKANMU” terdengar suara berat Raja Macan Putih. “AKU TAKKAN BASA BASI LAGI... KAU PASTI SUDAH tahu MAKSUD KEDATANGANKU KEMARI SUTAPATI” sambung Raja Macan P
“GHRAAUMM..! GHRAAUMM..! GHRAAUMM..!”Seketika saja 5 panglima bangsa siluman harimau langsung menggeram dan kemudian menerkam kedepan. Adipati Sutapati yang melihat hal itu, segera memerintahkan para prajurit dan pendekar untuk menghadapinya, bahkan Bayusuta dan Aryasuta ikut terjun ke kancah pertempuran.Halaman rumah Adipati Sutapati berubah menjadi ajang pertempuran hebat diantara kedua belah pihak. Raja Macan Putih dan Adipati Sutapati sendiri kini sudah tampak berhadapan satu sama lain. Tak ada yang menganggu keduanya.“SUTAPATI.... KUBERI KAU KESEMPATAN SEKALI LAGI... SERAHKAN PUTRIMU PADAKU! AKU BERJANJI AKAN MENJAGA DAN MEMBAHAGIAKANNYA” ucap Raja Macan Putih memperingatkan. Adipati Sutapati justru tersenyum sinis mendengar hal itu.“Putriku yang menolak untuk menikah denganmu Raja Macan Putih”“SEPERTINYA KAU LEBIH MEMILIH KADIPATEN GELAGAH IRENG INI KUHANCURKAN DAN RATA DENGAN TANAH SUTA
Betth! Betth! Betth! Betth!Adipati Sutapati bertarung sengit dengan Raja Macan Putih dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Baik dari jurus maupun pergerakan, kedua hampir mirip. Menyadari hal itu, baik Adipati Sutapati maupun Raja Macan Putih terlihat sama-sama melompat mundur.Crraakkhh.! Crraakkhh.!Tiba-tiba saja kuku-kuku Raja Macan Putih terlihat memanjang dan meruncing.Cringg!!! Cringg!!!Begitu Raja Macan Putih mengadu kuku-kukunya yang panjang dan runcing, terlihat suara benda beradu seperti besi yang diadu, dapat dibayangkan betapa tajamnya kuku-kuku Raja Macan Putih yang bila terkena sesuatu, sudah pasti akan terpotong-potong. Adipati Sutapati yang melihat Raja Macan Putih sudah mengeluarkan jurus pamungkas dari ajian ‘macan putih’nya segera mengambil sikap semadi, kedua tangan Adipati Sutapati tampak merapat dengan mata terpejam.Mulut Adipati Sutapati terlihat berkomat kamit membaca sesuatu, hingga ; “GH
“GHHRAAAUMM..!”Kembali Adipati Sutapati mengeluarkan auman dahsyatnya.“GHHRAAAUMM!” Raja Macan Putihpun terlihat tak mau kalah, auman dahsyatnya terdengar keras menggetarkan tempat itu.Untuk sesaat pertempuran yang terjadi ditempat itu terhenti dan kini semuanya tampak memandang kearah Raja Macan Putih dan Adipati Sutapati yang sudah sama-sama berwujud harimau setengah manusia dan manusia setengah harimau. Tapi hal itu cuma berlangsung sesaat saja, karena beberapa detik kemudian, pertempuan kembali pecah ditempat itu.“GHHRAAAUMM..!”“GHHRAAAUMM!”Hampir bersamaan Raja Macan Putih dan Adipati Sutapati mengaum dahsyat seraya melompat dan saling menerkam kedepan. Kini keduanya kembali bertarung dengan dahsyatnya. Pertarungan antara dua raja hutan memang sangatlah dahsyat, saling terkam, saling cakar dan saling serang satu sama lain.Tempat kediaman Adipati Sutapati dan jalan-jalan utama
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig