Share

151. Bagian 14

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-27 01:05:09

Pagi-pagi sekali, Bintang sudah mengajak Bujang Sakti dan keluarganya untuk menuju ke puncak Lembah Sunyi, dengan menggunakan gerobak kuda yang sama saat Bintang menuju Lembah Sunyi, tapi kali ini Bruce dan William duduk dibelakang, karena didepan, Bintang dan Bujang Sakti yang duduk, sosok besar Bujang Sakti tampak duduk dengan santainya diatas pedal gerobak kuda tersebut, tapi anehnya, kuda yang membawa gerobak kuda tersebut seperti tidak merasa berat sedikitpun, padahal berat tubuh Bujang Sakti setara dengan 10 orang biasa. Hal ini tentu saja mengherankan semua orang yang menaiki gerobak kuda tersebut, kecuali Bintang karena Bintang tau saat ini Bujang Sakti tengah menggunakan ilmu peringan tubuhnya yang sudah terbilang sempurna, sehingga kuda yang menarik gerobak kuda tersebut tidak kepayahan membawanya.

Sepanjang perjalanan menuju puncak, Bujang Sakti dikejutkan dengan jalanan yang sudah rapi dan bersih, biasanya jalan menuju puncak Lembah Sunyi

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   151. Bagian 15

    “Benar, indah sekali.” ucap Putri Rawan yang tengah menggendong bayi mungilnya ikut tersenyum. Bintang ikut tersenyum mendengar hal itu, kedua tangan Bintang tampak meraih kedua pinggang Sarah dan Putri Rawan.“Ayo kita lihat-lihat isi bangunan ini!” ucap Bintang mengajak keduanya, dengan tersenyum Sarah dan Putri Rawan mengikuti ajakan Bintang. Sementara Bruce, William dan Bujang Sakti mengikuti dari belakang. Di dalam bangunan juga tak kalah menakjubkan, ada 5 kamar tidur, 1 kamar untuk Sarah, 1 kamar untuk Putri Rawan, 1 kamar lagi untuk Bujang, 1 kamar lagi untuk Bruce dan William, sedangkan 1 kamar lagi dibuat Bintang bila ada tamu yang datang berkunjung.Putri Rawan sampai tak mampu menahan air matanya, saat melihat kamar yang telah dipersiapkan oleh Bintang untuk dirinya dan Rara Kadita, putri kecilnya, karena Bintang juga ternyata menyiapkan sebuah box kecil untuk tempat kadita. Dengan terharu, Putri Rawan meletakkan Rara Kadita mungilny

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   151. Bagian 16

    BUJANG SAKTI membawa Bruce dan William jauh kedalam lembah, sesekali Bujang tampak memberikan petunjuk untuk keduanya untuk memilih jalan agar tidak jatuh tergelincir, karena memang jalan lembah cukup licin. Untuk anak sekecil Bruce dan William memang sangat susah, apalagi harus mengikuti gerakan Bujang Sakti yang gesit dan lincah, inilah yang mengherankan Bruce dan William, padahal Bujang Sakti tubuhnya besar dan gemuk. Bujang Sakti sendiri geram melihat kedua calon muridnya yang sangat kesusahan mengikutinya, makanya ;Serr...!!!Bujang Sakti menyambar tubuh keduanya kedalam gendongannya, lalu berkelebat cepat.“Nah... coba dari tadi seperti ini guru, kamikan tidak capek” ucap William bersungut-sungut.“Jangan banyak bacot, aku menyuruh kalian melewati tempat ini juga untuk melatih kuda-kuda dan keseimbangan kalian!” teriak Bujang Sakti keras diantara lesatan tubuhnya. Setelah tiba disebuah tempat yang banyak pohon besarnya, Buja

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   151. Bagian 17

    “Kita tunggu saja... Kalian mundur kebelakangku!” ucap Bujang Sakti memberikan perintah, tanpa banyak tanya Bruce dan William segera bergerak kebelakang Bujang Sakti, ketiganya kini tampak menatap kedepan.Dari kejauhan terlihat sebuah bayangan melesat dengan cepat kearah mereka bertiga.Serrr...Dalam sekejap sosok bayangan itu sudah berada dihadapan mereka. Sosok seorang laki-laki yang bertubuh besar, tapi tidak gemuk seperti Bujang Sakti, mengenakan pakaian putih dengan ikat kepala putih, tubuhnya tampak besar, kekar dan berotot, kedua pergelangan tangannya yang besar tampak dihiasi oleh 2 gelang akar bahar yang juga besar.“Liman Perkasa” ucap Bujang Sakti pelan.“Bujang Sakti.. Seperti janjiku 3 bulan yang lalu, hari ini aku datang lagi untuk menantangmu” ucap lelaki yang disebut sebagai Liman Perkasa oleh Bujang Sakti. (Liman artinya Gajah)“Hahaha... Hasilnya akan tetap sama, Liman Perkasa&rdq

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   151. Bagian 18

    Deesss! Deesss! Deesss!Serangan beruntun yang dilancarkan Liman Perkasa terlihat menghantam dengan bertubi-tubi tubuh Bujang Sakti, dan terlihat Bujang Sakti harus terseret mundur hingga beberapa langkah kebelakang.Bujang Sakti seakan sengaja membiarkan saja tubuhnya menjadi sasaran empuk serangan Liman Perkasa yang terus melancarkan serangannya secara bertubi-tubi, hingga akhirnya Liman Perkasa menyudahi serangannya dengan bersalto tinggi kebelakang. Tatapan Liman Perkasa tampak kembali mengarah kearah sosok tubuh Bujang Sakti yang berada jauh didepannya karena terseret oleh serangannya tadi.“Serangan yang hebat!”. ucap Bujang Sakti tiba-tiba dengan mengibas-ngibaskan tangannya disekujur tubuhnya seakan ingin membuang debu kotoran.Liman Perkasa benar-benar dibuat terkejut atas apa yang dilihatnya, sosok Bujang Sakti yang tadi terkena dengan telak oleh serangannya tidak mengalami luka sedikitpun bahkan serangan Liman Perkasa dianggapnya se

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   152. Kembalinya Sang Raja

    LEMBAH SUNYI. Lembah yang menjadi tempat kediaman mendiang sesepuh Raja Penidur terlihat sepi malam itu, tapi dipuncak lembah tidak sesepi seperti biasanya, terdengar suara tawa dan canda didalam sebuah bangunan indah yang berada dipuncak Lembah Sunyi. Tawa canda itu berasal dari bocah-bocah kecil yang tampak asyik bermain dengan bayi mungil cantik yang ada didekat mereka. Sementara tiga sosok dewasa yang tak lain adalah Bintang, Sarah dan Putri Rawan hanya tersenyum melihat tingkah mereka.Tidak terlihat Bujang Sakti ditempat itu, karena saat ini Bujang Sakti sudah terlelap dalam tidurnya dikamar yang indah dan dikasur yang empuk. Sudah lama sekali Bujang Sakti tidak merasakan empuknya kasur. Makanya begitu bertemu dengan kasur empuk, Bujang Sakti langsung terlena dan terlelap.Bintang sendiri yang duduk diatas sofa besar dengan ditemani kedua istrinya yang cantik jelita tampak terus tersenyum memperhatikan tingkah Bruce dan William yang tengah bermain bersam

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   152. Bagian 2

    Menjelang tengah malam, Bintangpun keluar dari kamar Sarah. Sebelum keluar kamar, Bintang sempat menoleh kearah Sarah yang tampak tertidur pulas diatas ranjang, lalu Bintangpun meninggalkan kamar itu menuju ke kamar yang tak berada jauh dari kamar Sarah. Kamar Putri Rawan.Sesampai dikamar, terlihat Putri Rawan yang sedang mendampingi putrinya yang tertidur di box bayi yang ada dikamar itu, sambil sesekali memberikan ASI kepada anaknya. Putri Rawan tersenyum melihat kedatangan Bintang. Bintang menghampiri Putri Rawan, lalu memberikan kecupan hangat dirambut Putri Rawan, Putri Rawan menyambutnya dengan tersenyum. Setelah melakukan itu, Bintang merebahkan tubuhnya yang lelah keatas ranjang. Bintangpun memejamkan mata sebentar mengistirahatkan persendian ditubuhnya, namun baru saja akan terlelap Bintang lihat dicermin yang mengarah kekamar mandi Putri Rawan sedang membuka pakaiannya, sosok telanjang Putri Rawan tengah membersihkan tubuhnya. Setelah itu Putri Rawan mengambil hand

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   152. Bagian 3

    EMPAT Ekor kuda dipacu dengan cepat melewati jalan berdebu yang tampak mengepul tinggi diudara. Ke-4 sosok penunggang kuda tersebut dapat dipastikan adalah para pendekar. Hal ini dapat terlihat dari pakaian yang mereka kenakan, juga senjata yang ada dipunggung kuda-kuda mereka, kecuali sosok yang berkuda paling depan, pedangnya tampak disampirkan dipunggung. Wajah ke-4nya tertutup oleh caping bambu, tapi dari pakaian yang mereka kenakan, dapat dipastikan kalau sosok berkuda paling depan adalah laki-laki, sedangkan tiga penunggang kuda lainnya adalah perempuan.Saat ke-4nya tiba dikaki sebuah bukit, ke-4 penunggang kuda tampak menghentikan lari kuda mereka, wajah-wajah yang ada dibalik caping terangkat dan kini terlihatlah raut-raut wajah itu yang ternyata adalah Bintang dan ketiga istrinya, Ahisma, Yuan Ming Zhu dan Kim si hyang. Dihadapan ke-4nya tampak Bukit Bayangan yang terbentang.“Ayo!” ucap Bintang seraya kembali memacu kudanya menaiki B

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   152. Bagian 4

    Malam sudah begitu sangat larut saat Bintang mengadakan pertemuan secara pribadi dengan Danzo dan Yukimura. Kini ketiganya sudah duduk saling berhadapan.“Bagaimana kabar kalian berdua?”“Kami baik-baik saja tuan.. Terima kasih” jawab Danzo dan Yukimura berbarengan.“Cukup lama juga tuan pergi kali ini..” ucap Yukimura. Bintang hanya tersenyum dan mengangguk. Sesaat suasana hening ditempat itu.“Aku sengaja memanggil kalian berdua kemari karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan, terutama kepada Tuan Danzo” ucap Bintang. Danzo dan Yukimura tetap diam menantikan apa yang akan diucapkan Bintang berikutnya. Tapi Bintang justru tidak melanjutkan ucapannya, melainkan mengambil sesuatu dari balik pakaiannya.Benda itu adalah sebuah botol kecil transparan berisi air, wajah Danzo dan Yukimura terlihat berubah melihat botol kecil tersebut, yang paling berubah adalah wajah Danzo yang terlihat pucat seperti meli

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status