“Saat ini saya masih berada ditingkat ke-7, tingkat paling dasar di urutan pangkat Perompak 5 Samudra. Jika ketua berkenan, bolehkan ketua meminta kenaikan pangkat untuk saya kepada ketua Siren” ucap Garsya lagi dengan pelan. Bintang kini mengerti apa yang diinginkan oleh Garsya.
“Kau ingin naik ke tingkat berapa Garsya?” tanya Bintang.
“Jika boleh, tingkat 5 ketua” ucap Garsya lagi pelan.
“Baiklah Garsya” ucap Bintang akhirnya. Hal ini membuat raut wajah manis Garsya terlihat berubah, dengan perlahan diangkatnya wajahnya menatap kearah Bintang.
“Be-benar...benarkah ketua?”
“Benar, jangankan tingkat 5, tingkat 4 atau bahkan mungkin 3” ucap Bintang lagi hingga membuat Garsya semakin terkejut.
“Maaf ketua, kalau tingkat 3 atau 4. Saya belum mampu... untuk mencapai tingkat itu, saya harus memiliki kemampuan yang mumpuni. Saat ini kemampuan saya masih jauh dar
Glekkk....Bintang terdengar meneguk ludahnya melihat sosok Garsya yang kini sudah berdiri dihadapannya dengan sangat seksi sekali. Garsya terlihat tersenyum melihat Bintang yang ada dihadapannya tampak berdiri terpaku terpesona dihadapannya. Dengan diiringi tatapan mata Bintang, Garsya mengangkat kedua tangannya hingga kedua ketikannya yang putih mulus dan halus terlihat oleh Bintang, dengan kedua tangannya Garsya mengikat dan menggelung rambutnya kebelakang, dan kini dengan raut wajah tersenyum, Garsya tampak menatap kearah Bintang.Bintang semakin terpaku dan terpesona melihat sosok Garsya yang sangat seksi dan yang paling menggugah hasrat area bawah Bintang adalah sosok Garsya sangat manis dan cantik sekali dengan kedua lesung pipit dipipinya. Sungguh manis sekali, tak terucapkan oleh kata-kata, begitu fresh dan sangat indah dalam pandangan Bintang.Glekkk....Bintang meneguk ludahnya saat melihat kedua gunung kembar milik Garsya yang nampak hendak ma
Ketika area bawah Bintang memasuki liang area terlarang Garsya, seketika itu juga Garsya memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahu Bintang, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu Bintang juga sangat tersentak kaget, Bintang merasakan bahwa batang area bawahnya seakan merobek sesuatu di dalam area terlarang Garsya, dan ini tentu saja Bintang tau penyebabnya. Bintang hampir tidak percaya bahwa bahwa Garsya ternyata masih perawan, karena dari caranya bercumbu dan memperlakukan Bintang, seperti bukan seorang gadis yang masih awam dalam percumbuan.Bintang bisa mengetahui ketika Bintang meraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Bintang benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Garsya tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejut Bintang seketika lenyap oleh desakan gairah membara
Malam semakin larut, dikamarnya Bintang tampak terbaring lemah, tenaga Bintang terkuras karena harus mengajarkan Garsya beberapa kesaktian melalui alam pikirannya, Bintang juga memberikan ¼ dari tenaga dalamnya agar Garsya bisa menggunakan kesaktian yang diberikannya secara maksimal. Kini yang Bintang butuhkan hanyalah beristirahat, sementara Garsya sudah diminta Bintang untuk kembali ke kamarnya, walaupun sebenarnya Garsya masih ingin bersama-sama Bintang. Bahkan Garsya masih siap melayani Bintang sampai pagi datang, tapi Bintang menolaknya dengan halus.Malam itu, Siren datang menemui Bintang.“Begitu tau ketua datang, Siren langsung kemari” ucap ketua Siren lagi tersenyum. “Pembantuku bilang, kita harus segera berangkat! apakah ada sesuatu yang penting ketua?!” tanya ketua Siren lagi. Akhirnya Bintangpun menceritakan apa yang saat ini tengah terjadi. Bintang ingin Siren mencari dan bergabung dengan anggota Perompak 5 Samudra y
Salah satu jenderal diantara mereka tampak memberitahukan kepada mereka kalau yang berada disebelah Putri Ahisma Raya adalah suami dari Putri Ahisma Raya yang bergelar Ksatria Pengembara. Mendengar nama besar Ksatria Pengembara, berubahlah paras wajah ke empat sultan dari 4 Kesultanan Dekkan.“Ksatria Pengembara” ulang para sultan lagi dengan wajah berubah.“Jadi dia pendekar besar itu” ucap Sultan Fathullah. Entah kenapa wajah Sultan Fathullah tiba-tiba saja berubah tersenyum.Kedua pihak masih saling pandang, tanpa ada satupun yang angkat bicara. Hingga ;“Maharaja Harihara Raya” Sultan Malik Shah dari Kesultanan Ahmadnagar membuka ucapan pertama. “Kesultanan Wijayanagara sudah terlalu lama berkuasa dinegeri ini, sudah saatnya Wijayanagara mundur dan memberikan kemardekaan kepada setiap kesultanan dinegeri ini mengurus dirinya sendiri.” sambung Sultan M
“Jodhaa.” Sultan Malik Shah ikut terkejut melihat putri kesayangannya kini sudah ada dihadapannya.“Hentikan semua ini ayahanda” ucap Putri Jodhaa Rai dengan lembut.“Jodhaa. Apa yang kau lakukan disini ?!” ucap Sultan Malik Shah dengan sedikit keras.“Jodhaa mohon ayahanda. Hentikan semua ini” ucap Putri Jodhaa Rai lagi.Sultan Malik Shah terlihat memejamkan matanya sejenak, tak lama kembali kedua mata Sultan Malik Shah terbuka.“Siapa kau ini? putriku sedang di istana” ucap Sultan Malik Shah lagi. Rupanya Sultan Malik Shah memiliki kemampuan untuk melihat dari kejauhan, hanya perlu memejamkan matanya, Sultan Malik Shah dapat melihat sosok Putri Jodhaa Rai di istana Ahmadnagar.“Ini Jodhaa, ayahanda. Apa ayahanda tidak bisa merasakan kalau yang berdiri dihadapan ayahanda ini adalah Jodhaa, putri ayahanda” ucap Putri Jodhaa Rai lagi hingga membuat Sultan Malik S
Sultan Malik Shah sendiri kini masih terlihat menatap tajam kearah Jodhaa Bai.“Jadi kau benar-benar Jodhaa Bai, putriku?” tanya Sultan Malik Shah lagi. Ini pertama kalinya Sultan Malik Shah bertemu dengan Jodhaa Bai, karena saat Jodhaa Bai datang ke istana Ahmadnagar, Sultan Malik Shah sudah berangkat menuju medan perang.“Ya, aku Jodhaa Bai putrimu, tapi kau bukan ayahku. Aku tak punya ayah sejak aku masih kecil” jawab Jodhaa Bai dengan ketus. Sultan Malik Shah terlihat terdiam mendengar hal itu. Sultan Malik Shah memahami sikap marah yang diperlihatkan oleh Jodhaa Bai.Sultan Malik Shah terlihat memerintahkan seorang jenderalnya untuk membawa Jodhaa Bai kebelakang kereta kencananya, Jodhaa Bai yang terbelenggu kedua tangannya tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengikuti tarikan tangan jenderal yang kini membawanya kebelakang kereta kencana. Sultan Malik Shah sendiri kini menatap kembali kearah Putri Jodhaa Rai.“J
Desss !Akibatnya serangan Sultan Fathullah berhasil mengenai sosok Bintang, hingga tubuh Bintangpun kembali terlempar kebelakang, selanjutnya dengan gerakan yang sangat cepat, Sultan Fathullah kembali menjamah sosok Putri Jodhaa Rai dengan memegang salah satu pundaknya.Weesshhh!Sosok Sultan Fathullah dan Putri Jodhaa Rai menghilang dari atas kuda tunggangannya.Weesshhh!Berikutnya, sosok Sultan Fathullah bersama Putri Jodhaa Rai sudah muncul dikereta kencana Sultan Malik Shah dan menyerahkannya ke Sultan Malik Shah. Sebelum kembali ke kereta kencananya, Sultan Fathullah terlihat membuat gerakan melingkar dikedua tangan Putri Jodhaa Rai dan tiba-tiba saja kedua tangan Putri Jodhaa Rai sudah terbelenggu oleh sinar keemasan.“Hebat. Sultan Fathullah” ucap Sultan Malik Shah lagi tersenyum senang. Sultan Fathullah hanya ikut membalas dengan senyuman penuh kebanggaan dan kemenangannya.Weesshhh!Kembali sosok Sultan F
Sementara itu dipihak lawanpun terlihat tak mau kalah, teriakan dan pekikan penuh semangat berkobar terdengar membahana ditempat itu, begitu kerasnya hingga membuat tempat itu bergetar dengan hebat.“SERANGGG!”“SERBUUUU!”“SERANGGG!”“SERBUUUU!”Empat Sultan dari persekutuanan Kesultanan-Kesultanan Dekkan terlihat dengan penuh semangat memberikan perintah untuk maju kepada pasukan mereka. Para jenderal, pendekar istana dan barisan paling belakang baru para prajurit terlihat maju kedepan bagaikan air bah yang menggulung-gulung. empat sultan yang tersisa terlihat hanya memberi pengarahan dan semangat kepada apra prajurit untuk bertempur dengan gagah berani.“SERANGGG!”“SERBUUUU!”Perdana Menteri Bukka Raya dan Putri Ahisma Rayapun tak ingin ketinggalan memberikan perintah. Bersama para jenderal, Perdana Menteri Bukka Raya ikut menyerbu kedepan.Dhuer