Malam semakin larut, dikamarnya Bintang tampak terbaring lemah, tenaga Bintang terkuras karena harus mengajarkan Garsya beberapa kesaktian melalui alam pikirannya, Bintang juga memberikan ¼ dari tenaga dalamnya agar Garsya bisa menggunakan kesaktian yang diberikannya secara maksimal. Kini yang Bintang butuhkan hanyalah beristirahat, sementara Garsya sudah diminta Bintang untuk kembali ke kamarnya, walaupun sebenarnya Garsya masih ingin bersama-sama Bintang. Bahkan Garsya masih siap melayani Bintang sampai pagi datang, tapi Bintang menolaknya dengan halus.
Malam itu, Siren datang menemui Bintang.
“Begitu tau ketua datang, Siren langsung kemari” ucap ketua Siren lagi tersenyum. “Pembantuku bilang, kita harus segera berangkat! apakah ada sesuatu yang penting ketua?!” tanya ketua Siren lagi. Akhirnya Bintangpun menceritakan apa yang saat ini tengah terjadi. Bintang ingin Siren mencari dan bergabung dengan anggota Perompak 5 Samudra y
Salah satu jenderal diantara mereka tampak memberitahukan kepada mereka kalau yang berada disebelah Putri Ahisma Raya adalah suami dari Putri Ahisma Raya yang bergelar Ksatria Pengembara. Mendengar nama besar Ksatria Pengembara, berubahlah paras wajah ke empat sultan dari 4 Kesultanan Dekkan.“Ksatria Pengembara” ulang para sultan lagi dengan wajah berubah.“Jadi dia pendekar besar itu” ucap Sultan Fathullah. Entah kenapa wajah Sultan Fathullah tiba-tiba saja berubah tersenyum.Kedua pihak masih saling pandang, tanpa ada satupun yang angkat bicara. Hingga ;“Maharaja Harihara Raya” Sultan Malik Shah dari Kesultanan Ahmadnagar membuka ucapan pertama. “Kesultanan Wijayanagara sudah terlalu lama berkuasa dinegeri ini, sudah saatnya Wijayanagara mundur dan memberikan kemardekaan kepada setiap kesultanan dinegeri ini mengurus dirinya sendiri.” sambung Sultan M
“Jodhaa.” Sultan Malik Shah ikut terkejut melihat putri kesayangannya kini sudah ada dihadapannya.“Hentikan semua ini ayahanda” ucap Putri Jodhaa Rai dengan lembut.“Jodhaa. Apa yang kau lakukan disini ?!” ucap Sultan Malik Shah dengan sedikit keras.“Jodhaa mohon ayahanda. Hentikan semua ini” ucap Putri Jodhaa Rai lagi.Sultan Malik Shah terlihat memejamkan matanya sejenak, tak lama kembali kedua mata Sultan Malik Shah terbuka.“Siapa kau ini? putriku sedang di istana” ucap Sultan Malik Shah lagi. Rupanya Sultan Malik Shah memiliki kemampuan untuk melihat dari kejauhan, hanya perlu memejamkan matanya, Sultan Malik Shah dapat melihat sosok Putri Jodhaa Rai di istana Ahmadnagar.“Ini Jodhaa, ayahanda. Apa ayahanda tidak bisa merasakan kalau yang berdiri dihadapan ayahanda ini adalah Jodhaa, putri ayahanda” ucap Putri Jodhaa Rai lagi hingga membuat Sultan Malik S
Sultan Malik Shah sendiri kini masih terlihat menatap tajam kearah Jodhaa Bai.“Jadi kau benar-benar Jodhaa Bai, putriku?” tanya Sultan Malik Shah lagi. Ini pertama kalinya Sultan Malik Shah bertemu dengan Jodhaa Bai, karena saat Jodhaa Bai datang ke istana Ahmadnagar, Sultan Malik Shah sudah berangkat menuju medan perang.“Ya, aku Jodhaa Bai putrimu, tapi kau bukan ayahku. Aku tak punya ayah sejak aku masih kecil” jawab Jodhaa Bai dengan ketus. Sultan Malik Shah terlihat terdiam mendengar hal itu. Sultan Malik Shah memahami sikap marah yang diperlihatkan oleh Jodhaa Bai.Sultan Malik Shah terlihat memerintahkan seorang jenderalnya untuk membawa Jodhaa Bai kebelakang kereta kencananya, Jodhaa Bai yang terbelenggu kedua tangannya tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengikuti tarikan tangan jenderal yang kini membawanya kebelakang kereta kencana. Sultan Malik Shah sendiri kini menatap kembali kearah Putri Jodhaa Rai.“J
Desss !Akibatnya serangan Sultan Fathullah berhasil mengenai sosok Bintang, hingga tubuh Bintangpun kembali terlempar kebelakang, selanjutnya dengan gerakan yang sangat cepat, Sultan Fathullah kembali menjamah sosok Putri Jodhaa Rai dengan memegang salah satu pundaknya.Weesshhh!Sosok Sultan Fathullah dan Putri Jodhaa Rai menghilang dari atas kuda tunggangannya.Weesshhh!Berikutnya, sosok Sultan Fathullah bersama Putri Jodhaa Rai sudah muncul dikereta kencana Sultan Malik Shah dan menyerahkannya ke Sultan Malik Shah. Sebelum kembali ke kereta kencananya, Sultan Fathullah terlihat membuat gerakan melingkar dikedua tangan Putri Jodhaa Rai dan tiba-tiba saja kedua tangan Putri Jodhaa Rai sudah terbelenggu oleh sinar keemasan.“Hebat. Sultan Fathullah” ucap Sultan Malik Shah lagi tersenyum senang. Sultan Fathullah hanya ikut membalas dengan senyuman penuh kebanggaan dan kemenangannya.Weesshhh!Kembali sosok Sultan F
Sementara itu dipihak lawanpun terlihat tak mau kalah, teriakan dan pekikan penuh semangat berkobar terdengar membahana ditempat itu, begitu kerasnya hingga membuat tempat itu bergetar dengan hebat.“SERANGGG!”“SERBUUUU!”“SERANGGG!”“SERBUUUU!”Empat Sultan dari persekutuanan Kesultanan-Kesultanan Dekkan terlihat dengan penuh semangat memberikan perintah untuk maju kepada pasukan mereka. Para jenderal, pendekar istana dan barisan paling belakang baru para prajurit terlihat maju kedepan bagaikan air bah yang menggulung-gulung. empat sultan yang tersisa terlihat hanya memberi pengarahan dan semangat kepada apra prajurit untuk bertempur dengan gagah berani.“SERANGGG!”“SERBUUUU!”Perdana Menteri Bukka Raya dan Putri Ahisma Rayapun tak ingin ketinggalan memberikan perintah. Bersama para jenderal, Perdana Menteri Bukka Raya ikut menyerbu kedepan.Dhuer
“Ayo kita bertarung sepuas-puasnya untuk membuktikan siapa yang terhebat!” ucap Sultan Fathullah lagi.Werrrrr....!Sebuah gelombang kekuatan tiba-tiba saja keluar dari tubuh Sultan Fathullah dan langsung menyebar kearah Bintang. Bintang yang masih berada ditempatnya hanya memperhatikan saja gelombang kekuatan yang membentuk medan energi itu meringkupi dirinya.Sosok Bintang dan Sultan Fathullah tiba-tiba saja sudah menghilang dari pandangan, hal ini tentu saja mengejutkan orang-orang yang melihat hal itu, termasuk Putri Ahisma Raya.“Adinda.. Di mana tuan Bintang?” tanya Pangeran Harihara Akbar yang terkejut melihat sosok Bintang yang menghilang.“Benar ahisma, dimana Bintang?” tanya Maharaja Harihara Raya.“Sepertinya kanda Bintang dan Sultan Fathullah telah berpindah tempat untuk bertarung kakanda, ayahanda” jelas Putri Ahisma Raya.-o0o-Kita tinggalkan sejenak l
SEMENTARA ITU, Armada laut besar yang dipimpin Maharatu Chayma sudah memasuki wilayah kekuasaan Wijayanagara. Tiga kapal besar tampak melaju membelah lautan, kapal yang berada ditengah dimana menjadi tempat berdirinya sosok Maharatu Chayma yang berdiri dengan anggunnya dianjungan kapal menatap lautan dihadapannya, sementara itu dua kapal yang masing-masing berada dikiri dan kanan kapal Maharatu Chayma terlihat sedikit kecil dibanding kapal yang menjadi milik Maharatu Chayma. Ratusan kapal-kapal kecil lainnya tampak hampir memenuhi lautan.Maharatu Chayma tampak mengangkat tangan kanannya yang memegang sebuah tongkat yang terlihat mengeluarkan cahaya merah dari ujung tongkatnya, armada laut besar yang berada dibawah komandonya langsung berhenti berlayar. Dari kejauhan sudah terlihat bukit istana Wijayanagara yang berada dipinggir lautan. Cukup lama Maharatu Chayma dan para jenderal-jenderal yang ada disebelahnya menatap jauh kearah depan, hingga akhirnya tang
Tiba-tiba saja air laut bergolak, hingga kapal-kapal kecil yang ada disekitar kapal besar Maharatu Chayma ikut terombang ambing.“SIAGA!” perintah Maharatu Chayma menyadari sesuatu yang tidak beres akan segera terjadi.Baru saja Maharatu Chayma berteriak memperingatkan, tiba-tiba saja ;Bruussshh......!Sebuah ekor besar keluar dari dalam laut, begitu besarnya sampai-sampai menimbulkan bayangan besar dilaut.Pyarrr ......!Ekor besar itu menghempas kelaut sehingga menghempaskan kapal-kapal kecil yang ada didekat kapal besar Maharatu Chayma, kapal besar Maharatu Chayma sendiri ikut terombang-ambing walau tidak berdampak besar, tapi kapal-kapal kecil yang ada disekitarnya banyak yang karam tenggelam akibat gelombang besar yang tercipta dari hempasan ekor besar tersebut. Para prajurit yang berada dikapal yang karam langsung berpindah ke kapal yang masih mampu bertahan dari gelombang besar itu. Sungguh luar biasa dampak yang diakibat