Tiga tombak dihadapan Rahib Mi Tee, Adriana menghentikan langkahnya.
“Jangan kau kira, hanya kau yang bisa jurus perubahan” ucap Adriana lagi seraya membentangkan pedang ditangan kanannya kearah Rahib Mi Tee.
“Bagus. Kita lihat, ilmu perubahan siapa yang paling hebat diantara kita!” ucap Rahib Mi Tee terlihat begitu bersemangat.
“Ayo!” ucap Adriana tak kalah penuh semangat.
Hyyaattt !!!
Hiyyyaattt !!!
Hampir bersamaan, Rahib Mi Tee dan Adriana sama-sama melesat kedepan dengan senjata masing-masing ditangan.
Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang !
Pertarungan keduanya berlangsung sengit, sementara itu Bintang ditempatnya hanya terlihat memperhatikan jalannya pertarungan.
Trang ! Trang ! Trang ! Trang ! Trang !
Pedang dan Tongkat ditangan masing-masing terus beradu satu sama lain hingga menimbulkan pijaran bunga api yang berpijar-pijar.
Belasan jurus bahkan puluhan jurus be
Tiga-empat helaan napas, asap pun buyar.Ghhraaaumm....!!!Auman dahsyatpun kembali terdengar, sosok sang raja rimba kini berdiri dihadapan harimau, seekor singa.Selanjutnya kedua hewan buas inipun bertarung dengan sengitnya, saling cakar, saling terkam satu sama lain, sungguh mengerikan bila melihat langsung pertarungan kedua hewan penguasa rimba ini, sejauh ini perubahan hewan Adriana masih berada diatas Rahib Mi Tee.Ghhraaaumm....!!!Terbukti, sosok harimau tampak tersungkur dibawah injakan kaki si raja rimba yang berdiri gagah diatasnya.Bluub! Pashh!Asap hitam berbuntal-buntal keluar. Tubuh harimau kembali diselimuti asap, si raja rimba segera melompat menjauh dan pada akhirnya ... sosok harimau berubah menjadi seekor gorila berukuran raksasa.Arrrrggkkkkk !!!Gorila hitam besar itu berteriak keras dengan memukul-mukul dadanya sendiri, sungguh aneh kenapa gorila melakukan hal itu, biar dibilang kuat mungkin.
Bintang yang ingin menjawab hal itu, menghentikan niatnya karena Adriana yang memegang lembut lengannya, Bintang berpaling.“Biar Adriana saja, kak” ucap Adriana tersenyum kepada Bintang. Adriana sendiri tanpa menunggu persetujuan Bintang segera maju melangkah kedepan. Dua tombak dihadapan Rahib Mi Tee, Adriana menghentikan langkahnya.“Rahib Mi Tee... berapa jurus perubahan yang sudah kau kuasai?” tanya Adriana“Aku sudah menguasai hingga 50 jurus perubahan, kau !?” jawab Rahib Mi Tee dan bertanya kembali dengan sinis.Jawaban dan pertanyaan sinis yang dilontarkan oleh Rahib Mi Tee justru disambut senyuman oleh Adriana.“Tadi kau bilang, kau adalah Generasi ke-8 penjaga Kuil Awatara ini, lalu guru besarmu generasi ke-1 sudah menguasai berapa jurus perubahan?” bukannya menjawab pertanyaan sinis Rahib Mi Tee, Adriana justru kembali bertanya.“Guru besar menguasai 100 jurus perubah
Rahib Mi Tee tiba-tiba saja langsung menjatuhkan dirinya dihadapan Dewi Awatara dan langsung menjura hormat dengan bersujud dihadapan Dewi Awatara. Rahib Mi Tee tau kalau hanya orang-orang yang memiliki jurus perubahan sempurna yang bisa menjelma menjadi sosok seorang dewa atau dewi. Karena itulah Rahib Mi Tee yakin kalau yang ada dihadapannya saat ini adalah sosok Dewi Awatara yang asli.Sementara itu Adriana yang saat ini tengah menjelma menjadi sosok Dewi Awatara tampak memalingkan wajahnya kearah Bintang dan melempar senyumnya kearah Bintang. Bintang hanya ikut tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Adriana yang mengerjai lawannya.Perlahan sosok Adriana kembali ke sosoknya semula, sementara itu Rahib Mi Tee masih bersujud dihadapannya tanpa berani mengangkat wajahnya.“Bangunlah rahib” ucap Adriana lembut.Perlahan Rahib Mi Tee segera mengangkat wajahnya, tapi Rahib Mi Tee belum berani untuk bangkit berdiri.&ldquo
“Aku ingin kau menjadi mata-mata bagi Wijayanagara” ucap Adriana lagi. Kali ini Rahib Mi Tee terlihat terdiam mendengar hal itu, hingga ;“Baik, hamba bersedia dewi” ucap Rahib Mi Tee akhirnya, hingga terlihat Adriana menarik nafas lega mendengar hal itu. Sejenak Adriana mengalihkan pandangannya kembali kearah Bintang. Rahib Mi Tee yang melihat hal itu ikut mengarahkan pandangannya kearah Bintang.“Maaf dewi, bolehkah saya bertanya?”“Silahkan”“Sebenarnya ada hubungan apa dewi dengannya?” tanya Rahib Mi Tee lagi.“Memangnya kenapa?”“Tadi dewi mengatakan kalau dia adalah kekasih, tapi dia mengatakan sahabat” ucap Rahib Mi Tee bingung. Adriana terdiam mendengar hal itu.“Itu bukan urusanmu rahib” ucap Adriana akhirnya hingga membuat Rahib Mi Tee terdiam.Keduanya berhenti berbicara saat melihat sosok Bintang telah membuka kedua matan
HARI sudah menjelang sore saat Bintang melangkahkan kakinya menaiki sebuah bukit, dari informasi yang diberikan oleh Adriana, bukit yang saat ini menjadi tempat tujuan Bintang merupakan perbatasan Kesultanan Bijapur dan Kesultanan Ahmadnagar. Bintang berniat untuk bermalam diatas bukit itu sekalian mengamati situasi. Tak perlu menunggu lama bagi Bintang untuk tiba dipuncak bukit terjal itu, sejenak Bintang memperhatikan keadaan dari atas bukit, benar apa yang dikatakan oleh Adriana, dari kejauhan Bintang dapat melihat Kesultanan Bijapur dan Kesultanan Ahmadnagar dari arah yang berbeda.Kesultanan Ahmadnagar, jaraknya masih sangat jauh dari bukit dimana tempat Bintang berada saat ini, tapi Bintang tetap ingin mencoba untuk melihatnya dengan ajian mata dewanya. Maka ajian mata dewapun dikerahkan. Walau masih bisa melihat cukup jelas, tapi karena banyak bangunan-bangunan tinggi dikotaraja Kesultanan Ahmadnagar, Bintang hanya bisa melihat bangunan-bangunan terse
Puncak pertarungan keduanya, ledakan beruntun dan dahsyat terjadi dipuncak bukit tersebut hingga membuat bukit itu bergetar dengan hebat. Baik sosok wanita berpakaian putih maupun wanita berpakaian keemasan terlihat sama-sama melompat mundur dan keduanya terlihat sama-sama melempar senyum.“Lama tidak bertemu, ternyata kemampuanmu masih segitu-gitu aja, Jenna” ucap wanita berpakaian putih.“Hik hik hik..! kau sendiri juga begitu Anvesh. Tidak ada kemajuan sama sekali” balas wanita berpakaian keemasan tertawa ringan.Anvesh dan Jenna, tentu kita sudah mengenal kedua nama ini, karena memang keduanya adalah Ratu Neraka Es dan Ratu Neraka Api.Keduanya kemudian terlihat mengambil duduk berdekatan disebuah pohon tumbang yang ada diantara mereka.“Apa kabarmu, Anvesh?”“Seperti yang kau lihat, Jenna”Keduanya kemudian terlihat sama-sama menatap kedepan, sebuah pemandangan luas terhampar dihada
Kedua-duanya terus berbicara panjang lebar malam itu dipuncak bukit, hingga keduanya saling bertukar informasi yang telah mereka dapat dimasing-masing kesultanan tempat keduanya berada. Anvesh berada di Kesultanan Ahmadnagar sedangkan Jenna berada di Kesultanan Bijapur.Sepertiga malam, keduanya akhirnya pergi meninggalkan bukit itu dengan arah yang berbeda. Sepeninggal keduanya.Bluub! Pashh!Asap hitam berbuntal-buntal keluar dari sebatang pohon. Dan saat asap hitam itu sirna, sesosok tubuh menjelma. Sosok Bintang.“Ternyata memang ada gunanya juga ilmu perubahan wujud ini” batin Bintang yang rupanya telah menggunakan Ilmu Purana Awatara yang telah diajarkan oleh Adriana padanya.Bintang terlihat tercenung mengingat semua percakapan Ratu Neraka Es dan Ratu Neraka Api tadi. Kini Bintang semakin yakin, Kesultanan Ahmadnagar yang menjadi dalang dari semua kejadian yang selama ini terjadi. Sejenak Bintang menatap kearah Kesultana
MALAM MULAI LARUT, jalanan kotarajapun mulai terlihat sepi, hanya serombongan prajurit yang tampak berjalan hilir mudik seperti tengah melakukan ronda, beberapa pendekar juga terlihat masih nongkrong dibeberapa rumah makan yang masih buka dikotaraja malam itu.Serrr...Sebuah bayangan biru merah gelap berkelebat cepat diantara keremangan malam, menyelinap dari satu bangunan ke bangunan yang lain, sosok ini selain gerakannya cepat dan ringan, pakaian biru merah gelap yang digunakannya juga sangat membantu menyamarkan dirinya dikegelapan malam, sehingga tidak seorangpun yang tau ada kelebatan biru merah yang berkelebat dari atap satu bangunan ke atap bangunan yang lain. Saat dirasa tidak aman, sesekali sosok biru merah ini berhenti dan menyamarkan dirinya dalam kegelapan, agar keberadaan dirinya tidak diketahui oleh orang lain.Setelah beberapa lama berkelebat dari satu atap ke atap yang lain, akhirnya sosok ini berhenti tepat disalah satu atap bangunan yang cukup