Seiring dengan melayangnya pisau terbang-pisau terbang tersebut kearah Bintang.
Hyyaattt!!
Tiba-tiba saja Si pisau terbang melesat cepat kearah Bintang. Dengan sangat tenang sekali, Bintang bergerak lincah menghindari setiap serangan pisau terbang milik Si pisau terbang, dan ;
Daggghhh!!
Bintang tiba-tiba saja mengangkat tangannya kearah serangan pisau terbang milik Si pisau terbang dan kini pisau terbang ditangan Si pisau terbang sudah terjepit diantara jari-jari Bintang. Hal ini membuat Si pisau terbang membelalakkan matanya. Si pisau terbang dengan cepat berusaha menarik pisau terbangnya kembali, tapi hal itu tak bisa dilakukannya, karena jepitan keras jari Bintang dipisau terbangnya.
Bintang melayangkan tinju kirinya kearah perut Si pisau terbang.
Bleppp!!
Wajah Bintang yang kini balik berubah saat tiba-tiba saja sosok Si pisau terbang menghilang dari hadapann
Lima sosok Bintang terlihat mendekat dengan tersenyum, lalu kemudian menyatu menjadi satu orang dengan memegang lima buah pisau terbang ditangannya. Hal ini semakin mengejutkan Si pisau terbang yang menatap takjub dan tak percaya kearah Bintang.“Dia bukan pendekar sembarangan, siapa sebenarnya dia?” batin Si pisau terbang lagi heran menatap kearah Bintang yang selalu bisa mematahkan jurusnya.“Masih mau dilanjutkan pisau terbang?” ucap Bintang dengan tenang kini berdiri dihadapan Si pisau terbang. Tapi kali ini Si pisau terbang justru tampak tersenyum sinis kearah Bintang.“Aku belu...”Belum selesai ucapan Si pisau terbang, sosok Bintang sudah menghilang dari hadapan Si pisau terbang, dan wajah Si pisau terbang berubah pucat saat merasakan bilah besi dingin yang sudah menempel dileher belakangnya.“Menyerah atau mati!” terdengar suara di
Sssstttt.....!!!Wwwssstttt......!!!Tak lama kemudian, terlihat ular yang selama ini melingkar di sekujur tubuh Pawang Ular terlihat mulai merayap turun kelantai, begitu berada dilantai, ular-ular tersebut terlihat saling mendekat dan saling membeli satu sama lain dan secara tiba-tiba saja sosok ular-ular tersebut menjelma menjadi seekor ular raksasa yang ukurannya 20x lebih besar dari ukuran sebelumnya.Sssstttt.....!!!Wwwssstttt......!!!Ular raksasa itu terlihat mendesis keras. Melihat bentuknya yang besar, mungkin seekor sapipun bisa ditelannya hidup-hidup. Kedua mata Pawang Ular terbuka.“Ular raksasa... bunuh dia.!”. perintah Pawang Ular lagi dengan keras.Sssstttt.....!!!Wwwssstttt......!!!Sosok ular raksasa langsung mendesis keras seraya langsung merayap dengan cepat kearah Bintang. Ditempatnya Bintang masih berdiri dengan tenang. Beberapa langkah lagi sebelum siular raksasa meny
AULA PERTARUNGAN terasa semakin panas dan menegangkan, setelah kemenangan 2x secara beruntun, Bintang kini mulai menjadi perhatian semua orang yang ada ditempat itu, terutama Sultan Fathullah yang mulai tertarik, tapi bukan hanya Sultan Fathullah yang tertarik, putri angkatnya, Putri Hayatallamipun mulai ikut memandangi Bintang dengan tatapan penuh arti kearah sosok Bintang.Semua masih menantikan dan menatap kearah rombongan para jago-jago istana Kesultanan Berar yang terlihat tak satupun yang bangkit berdiri untuk menantang Bintang. Hingga akhirnya sosok seorang laki-laki tua dengan rambut yang telah memutih semua tampak bangkit berdiri, sosok ini tampak angker dengan pedang-pedang yang dibawanya. Tiga pedang tersampir dipinggangnya dan Empat pedang tampak tersampir dipunggungnya. Wajahnya juga tampak cukup sangar dengan banyak bekas goretan luka sayatan pedang yang menghiasi wajahnya. Sungguh angker tapi juga terkesan penuh wibawa. Sosok ini tampak dengan sangat tenang mel
Hyyyaatttt!!Kembali Si Pedang Shiwa melesat kedepan dengan 7 pedang ditangannya, berputar-putar dengan sangat dahsyat bak baling-baling maut yang siap memotong apa saja yang ada dihadapannya.Bintang yang melihat keseriusan lawannya dalam menyerangnya, segera bertindak, ilmu pedang tanpa bentuk dikerahkan, maka ;Trangg ! Trangg ! Trangg ! Trangg ! Trangg !Pijaran-pijaran bunga api bertaburan, mengiringi benturan pedang ditangan Bintang bertemu dengan 7 pedang ditangan Si Pedang Shiwa yang menyerangnya dengan gencar dan dahsyat. Pertarungan terus terjadi dengan sengit, Bintang dengan satu pedang ditangan, cukup mampu mengatasi serangan Si Pedang Shiwa. Si Pedang Shiwa kini menyadari lawan yang dihadapinya bukan sembarang lawan, terbukti mampu menghadapi jurus-jurus maut pedang syiwa miliknya, maka ;Huuppp..!!!Si Pedang Shiwa melompat mundur.“Empat tangan gerakan pedang.” ucap Si Pedang Shiwa menyebutkan nama
“Syiwa membelah dunia”Tiba-tiba saja Si Pedang Shiwa melompat tinggi keudara dengan pedang besar ditangan, dengan jurus Syiwa membelah dunianya.Heeaaa!!Si Pedang Shiwa membuat gerakan membelah, padahal sosoknya diudara masih jauh dengan sosok Bintang dibawah.Wuuuttt!!Dari belahan pedang besar ditangan Si Pedang Shiwa muncul sebuah bayangan pedang besar yang membelah kearah Bintang.Bintang yang melihat hal itu segera bertindak.Plasshhh!!Cahaya hitam dengan kilauan yang gemelap putih keperakan memancarkan keluar dari Pedang Bintang Angkasa di tangan Bintang, bila dilihat lebih teliti, terlihat gambar ruang angkasa dan taburan Bintang-bintang diangkasa dipedang yang ada ditangan Bintang. Bintang telah menyalurkan aura pedang kedalam Pedang Bintang Angkasanya, dan hasilnya Pedang Bintang Angkasa kini mengeluarkan aura cemerlang yang terang benderang berkilauan dengan
BINTANG baru saja kembali dari istana Kesultanan Berar setelah diminta menghadap Sultan Fathullah secara pribadi. Begitu tiba dikediaman Perdana Menteri Imad Shah Mulk, Bintang langsung diminta untuk menghadap Perdana Menteri Imad Shah Mulk. Di aula, sudah menunggu Perdana Menteri Imad Shah Mulk, Sarahhajj, Lovelyhajj, tuan Baviyan dan tuan Fikhar. Bintang segera menjura hormat dihadapan Perdana Menteri Imad Shah Mulk.“Ada kabar berita apa dari Sultan Fathullah Tuan Bobou?” tanya Perdana Menteri Imad Shah Mulk lagi kepada Bintang.Mendengar pertanyaan Perdana Menteri Imad Shah Mulk, Bintang terdiam sejenak, terbayang saat dirinya diminta menghadap Sultan Fathullah.<<kilas balik>>Bintang berdiri dihadapan Sultan Fathullah dan Putri Hayatallami. Putri Hayatallami sendiri tampak menatap sosok Bintang dengan tatapan penuh arti.“Aku mengagumi kemampuanmu Tuan Bobou” ucap Sultan Fathullah.“Te
Sebuah aula tanpa atap hingga sinar matahari bisa masuk lewat celah-celah atap. Angin berhembus dengan kencang, hingga mengibarkan pakaian yang dikenakan oleh Bintang dan Raja Pedang yang kini sudah saling berhadapan satu sama lain.Sreggg....!!Raja Pedang tampak terlebih dahulu mencabut Pedang ditangannya. Sebilah Pedang berwarna keperakan tampak berkilau diterpa sinar mentari.Werrrrr....!Tiba-tiba saja dari tangan Raja Pedang mengalir sebuah aura hitam keungu-unguan yang menjalar ke Pedang yang ada ditangannya, aura hitam keungu-unguan itu tampak membungkus pedang Pedang yang ada ditangan Raja Pedang dan begitu aura hitam keungu-unguan itu menghilang, Pedang ditangan Raja Pedang berubah menjadi lebih berkilau hitam, terlihat begitu kokoh dan sangat kuat sekali Pedang itu begitu dilapisi oleh aura hitam keungu-unguan tadi.“Aura pedang...” ucap Bintang menyadari kalau lawannya memiliki ke
Saat memasuki jurus ke 664, Raja Pedang tiba-tiba menarik senjatanya, dan ;Sregggg....!!Pedang Raja Pedang masuk kembali kedalam warangkanya, Bintang yang melihat hal itu segera ikut menarik serangannya.“Dulu Raja Pedang menggunakan jurus Pedang Pusaka Langitnya untuk menghadapi jurus Pedang Bayu milikku. Sebagai muridnya, Raja Pedang pasti juga mewariskan jurus itu padamu.” ucap Raja Pedang lagi. “Kali ini aku akan menantang kembali jurus Pedang Pusaka Langit milik Raja Pedang” sambung Raja Pedang lagi seraya mengangkat Pedang hitam ditangannya.Sreeggg...!!!Pedang ditangannya terlepas kembali dari sarungnya.“Jurus pertamaku, Bayu Sejagat!” ucap Raja Pedang lagi seraya memutar-mutar pedang ditangannya. Sementara itu Bintang yang ada dihadapan Raja Pedang sendiri cukup kagum melihat kem
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig