ISTANA POTALA, sebuah istana megah dengan desain arsitektur yang sangat mengagumkan. Bersama Gye, kini keduanya sudah berada didepan pintu gerbang utama, untung saja Gye sudah mengenakan kembali caping tirainya hingga murid-murid Aliran Jalan Menuju Nirwana tidak ada mengenalinya. Tapi tetap, sosok Gye yang begitu anggun menjadi pusat perhatian para rahib-rahib muda ditempat itu.
Para rahib-rahib muda pejaga pintu gerbang utama segera menanyakan keperluan Bintang.
“Kami ingin menemui Rahib Attadattha dan Rahib Anathadika” ucap Bintang tegas dan lembut hingga membuat wajah-wajah rahib-rahib muda yang ada dihadapan Bintang tampak berubah.
“Maaf tuan pendekar, apa tuan pendekar sudah memiliki janji dengan Kakak ke-2 dan Kakak ke-3 kami ?” tanya salah seorang rahib muda lagi.
“Sudah. Kami sudah membuat janji untuk bertemu.” ucap Bintang cepat.
“Kalau begitu silahkan tuan dan nyonya pendekar tunggu disi
Bintang kini sudah berdiri disebuah tempat yang sangat lapang dan luas, sejauh mata memandang hanya ada sebuah danau didalam ruangan tersebut. Sebuah pancaran cahaya keemasan tampak jatuh kedalam ruangan tersebut yang berasal dari atap yang terbuka diatasnya, sehingga cahaya matahari bisa masuk kedalamnya. Dan bias cahaya matahari ini tampak jatuh tepat pada sesosok tubuh yang tampak seperti tengah melakukan tapa meditasi. Sosok ini tampak wajahnya sangat kharismatik sekali, mengenakan pakaian seorang brahmana, kepalanya tampak polos alias tanpa rambut, kedua telinganya tampak memanjang kebawah, dari pakaian jubah yang dikenakannya, kita dapat mengetahui kalau sosok yang bermeditasi diatas patung seekor harimau kumbang itu adalah seorang rahib. Kedua matanya tampak terpejam, ditangan kanannya tampak tergenggam sebuah tongkat keemasan, entah karena pantulan bias cahaya matahari yang masuk dan menyinari tubuhnya atau memang wajahnya yang memancarkan cahaya lembut keemasan, sungguh men
Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang langsung diliputi energi putih keperakan, bahkan rambut Bintang ikut berubah warna menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Bintang sudah berubah menjadi sosok Pangeran Bulan. Ditempatnya kini sosok Dalai Lama yang terkejut melihat wujud Bintang yang baru.Hyyyaatttt !!! Hyyyaatttt !!!Bersamaan Dalai Lama dan Bintang kembali sama-sama berkelebat kedepan.Dhuar !!! Dhuar !!! Dhuar !!! Dhuar !!! Dhuar !!!Ledakan-ledakanpun terjadi disekitar pertarungan keduanya dari pertemuan jurus yang berbeda hawa tersebut. Pertarungan terus terjadi dengan sengitnya.Deeebbhhhh !!! Deeebbhhhh !!!Puncak pertarungan keduanya bertemu ditengah-tengah, baik hawa panas Dalai Lama maupun hawa dingin Bintang. Saling adu kekuatan.Dhhhuaarrrrr !!!Ledakan dahsyat terjadi, baik sosok Bintang maupun Dalai Lama
“Tinju budha, heaaaa!” Ke-8 sosok Dalai Lama melepaskan tinju dahsyatnya yang langsung mengeluarkan bayangan-bayangan tinju keemasan, melesat cepat kearah Bintang dari 8 arah yang berbeda.“Telapak bayangan, heeaaa !!!!” Bintang mendorong telapak tangan kedepan, dan ;Wuuussshhh !!! Wuuussshhh !!! Wuuussshhh !!!Telapak bayangan yang dipadu dengan hawa sakti matahari terik dikerahkan. Serangan telapak Bintang langsung menjelma menjadi puluhan banyaknya, dan ;Dhuarrrr !!! Dhuarrrr !!! Dhuarrrr !!! Dhuarrrr !!!Delapan Tinju budha yang dilepaskan oleh Ke-8 sosok Dalai Lama langsung meledak ketika bersentuhan dengan telapak bayangan milik Bintang. Ke-8 sosok Dalai Lama kini tampak sudah kembali menyatu dan menjadi 1 orang sosok Dalai Lama. Di tempatnya terlihat Dalai Lama merasa percuma mengerahkan ilmu jalan menuju nirwana
Kini sosok Bintang dan Dalai Lama kini sama-sama duduk dengan posisi meditasi. Hanya perbedaannya adalah Dalai Lama terlihat melantunkan sutra suci dan Bintang melantunkan syair-syair kuno yang sulit dimengerti. Hingga ;Dhuarr !!! Dhuarr !!! Dhuarr !!! Dhuarr !!!Ledakan-ledakan dahsyat terjadi disekeliling tubuh keduanya hingga menimbulkan kepulan debu yang menyelimuti tempat itu hingga membuat pandangan tak jelas di arena pertarungan. Lama kelamaan, debu tebal itupun mulai sirna tertiup angin yang berhembus ditempat itu. Dan kini sudah terlihat kembali sosok Dalai Lama dan Bintang yang sudah kembali berdiri saling berhadapan satu sama lain. Darah terlihat merembes keluar dari bibir keduanya. Rupanya adu tenaga dalam tadi telah membuat keduanya terluka. Hampir bersamaan keduanya saling mengusap darah kering yang keluar dari mulut mereka.“SEPERTINYA AKU BENAR-BENAR TELAH MEREMEHKANMU, KSATRIA PENGEMBARA”. ucap
“PENITISAN BUDDHA ... Heeeaaa..!”Wuusshhhh....!Sosok Dalai Lama melesat kebawah dengan jurus mautnya, seketika belasan sosok Buddha yang ada diatas kepala Dalai Lama langsung ikut melesat kebawah dengan sangat dahsyatnya.“Kesadaran tak terhingga”“Hheaa..!”Wuusshhh....!Dengan jurus terakhir dari jurus leluhurnya, Bintang ikut melesat keatas, cahaya putih yang tadi ada ditelapak tangan kanan Bintang terlihat langsung menyelimuti sekujur tubuh Bintang. Keduanya saling melesat satu sama lain hingga akhirnya bertemu ditengah-tengah, dan ;Plassshhhh......! Bbbblllarrrrr......!Satu cahaya bersinar terang begitu jurus keduanya bertemu, disusul dengan satu ledakan maha dahsyat terjadi. Ledakan yang bukan saja menggetarkan tanah yang ada dibawah mereka. Dari ledakan dahsyat tersebut, sosok Bintang meluncur dengan deras kebawah hin
Clebb....! Clleebbb....!! Cllleeebbb....!.Tiba-tiba saja dihadapan Dalai Lama muncul 9 buah senjata dengan bentuk yang berbeda. Itulah 9 senjata prajurit Buddha yang terkenal. Bintang sendiri cukup tertegun melihat pamor yang keluar dari ke-9 senjata prajurit Buddha tersebut. Sosok Dalai Lama sudah siap dengan 9 senjata prajurit Buddhanya dan jurus pamungkas dari Tapak Buddha saktinya. Para Buddha Menghadap yang Maha Suci.Cringgg.....!Bintang mencabut lepas Pedang Bintang Angkasa dari warangkanya.Plasshhh !!!Bintang mengerahkan aura pedangnya hingga cahaya hitam dengan kilauan yang gemelap putih keperakan memancarkan keluar dari Pedang Bintang Angkasa di tangan Bintang, bila dilihat lebih teliti, terlihat gambar ruang angkasa dan taburan Bintang-bintang diangkasa dipedang yang ada ditangan Bintang. Bintang telah menyalurkan aura pedang kedalam Pedang Bintang Angkasanya, dan hasilnya Ped
Bintang tampak memperhatikan kearah sosok Dalai Lama yang masih terkapar ditempatnya. Walau sosok Dalai Lama tidak bergerak sama sekali, tapi Bintang dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Dalai Lama, walaupun terasa begitu sangat lemah sekali.“TETAP HIDUP...” tiba-tiba saja terdengar ucapan pelan dari sosok Dalai Lama yang terkapar, tak lama terdengar lantunan sutra suci yang dibaca oleh Dalai Lama, secara perlahan terlihat sosok Dalai Lama yang terluka mulai pulih kembali, Dalai Lama telah menggunakan ilmu jalan menuju nirwananya untuk menyembuhkan dirinya. Lalu perlahan terlihat sosok Dalai Lama mulai bangkit dari kondisi terkaparnya.“Hebat...” ucap Bintang kagum melihat pemulihan yang begitu cepat Dalai Lama.Dan kini baik sosok Dalai Lama maupun Bintang kini sama-sama terdiam ditempatnya, terlihat jelas kebingungan diw
“Akkhhhhh....! Akkhhhhh....! Akkhhhhh..!” kembali Bintang berteriak keras menahan sakit dengan mencengkram kepalanya dengan kedua tangannya, bahkan kini terlihat sosok Bintang berguling-guling ditanah seperti menahan sakit yang amat sangat. Bintang memang merasakan sakit yang tak tertahankan dikepalanya, sementara tawa Iblis Mimpi terus terngiang-ngiang dipikirannya.Di saat-saat kritis ;“Baca ayat-ayat suci al-qur’an untuk melawan musuh yang kasat mata Bintang” tiba-tiba saja sebuah suara lembut terdengar ditelinga Bintang, suara yang Bintang sangat kenali.“Guru Syekh.” ucap Bintang diantara rasa sakit yang menderanya, Bintang mengenali suara itu adalah suara Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Tak mau berfikir panjang, Bintangpun segera melafadzkan ayat-ayat suci al-qur’an melalui bacaan hatinya, aneh.. rasa sakit yang mendera dikepalanya langsung sirna tanpa bekas sehingga kini Bintang bisa bangkit dari ja
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig