Bintang tampak memperhatikan kearah sosok Dalai Lama yang masih terkapar ditempatnya. Walau sosok Dalai Lama tidak bergerak sama sekali, tapi Bintang dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Dalai Lama, walaupun terasa begitu sangat lemah sekali.
“TETAP HIDUP...” tiba-tiba saja terdengar ucapan pelan dari sosok Dalai Lama yang terkapar, tak lama terdengar lantunan sutra suci yang dibaca oleh Dalai Lama, secara perlahan terlihat sosok Dalai Lama yang terluka mulai pulih kembali, Dalai Lama telah menggunakan ilmu jalan menuju nirwananya untuk menyembuhkan dirinya. Lalu perlahan terlihat sosok Dalai Lama mulai bangkit dari kondisi terkaparnya.
“Hebat...” ucap Bintang kagum melihat pemulihan yang begitu cepat Dalai Lama.
Dan kini baik sosok Dalai Lama maupun Bintang kini sama-sama terdiam ditempatnya, terlihat jelas kebingungan diw
“Akkhhhhh....! Akkhhhhh....! Akkhhhhh..!” kembali Bintang berteriak keras menahan sakit dengan mencengkram kepalanya dengan kedua tangannya, bahkan kini terlihat sosok Bintang berguling-guling ditanah seperti menahan sakit yang amat sangat. Bintang memang merasakan sakit yang tak tertahankan dikepalanya, sementara tawa Iblis Mimpi terus terngiang-ngiang dipikirannya.Di saat-saat kritis ;“Baca ayat-ayat suci al-qur’an untuk melawan musuh yang kasat mata Bintang” tiba-tiba saja sebuah suara lembut terdengar ditelinga Bintang, suara yang Bintang sangat kenali.“Guru Syekh.” ucap Bintang diantara rasa sakit yang menderanya, Bintang mengenali suara itu adalah suara Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi. Tak mau berfikir panjang, Bintangpun segera melafadzkan ayat-ayat suci al-qur’an melalui bacaan hatinya, aneh.. rasa sakit yang mendera dikepalanya langsung sirna tanpa bekas sehingga kini Bintang bisa bangkit dari ja
“Lebih baik kutinggalkan tempat ini, mumpung dia tidak melihat kepergianku!” batin Iblis Mimpi lagi tak menyia-nyiakan kesempatan itu.Iblis Mimpi segera berbalik, dan ;Weeesshhhh !!!Iblis Mimpi berkelebat pergi, tapi ;“Kau takkan bisa pergi dari tempat ini tanpa izinku Iblis Mimpi!” wajah Iblis Mimpi berubah saat mendengar sebuah suara lembut ditempat itu. Saat Iblis Mimpi menoleh kearah asal suara, wajah Iblis Mimpi berubah, rupanya suara itu berasal dari sosok bijak berwarna kharismatik yang tak lain adalah Dalai Lama. Hal ini semakin membuat wajah Iblis Mimpi berubah pucat.Iblis Mimpi terus berkelebat cepat untuk pergi meninggalkan tempat itu, Iblis Mimpi berusaha secepat-cepatnya berkelebat pergi meninggalkan tempat itu, tapi ada perasaan aneh dihati Iblis Mimpi yang Iblis Mimpi sendiri heran dan bingung dibuatnya.“Kau takkan bisa pergi dari tempat ini tanpa izinku Iblis Mimpi!” kembali
DILUAR, sosok Gye, Rahib Attadattha dan Rahib Anathadika terlihat masih menunggu dengan gelisah, terutama Gye yang sejak tadi tak bisa diam, berjalan bolak balik didepan pintu kamar tersebut, sementara Rahib Anathadika terlihat hanya diam memperhatikan (padahal matanya buta ya, hehehe), sesekali menegur Gye yang tak bisa diam.“Adik ke-9, jangan berjalan terus kesana kemari, kakak pusing melihatnya” ucap Rahib Anathadika lagi. (padahal matanya buta ya, hehehe)“Iya Kakak ke-3, maaf” ucap Gye berusaha tenang. Sementara itu Rahib Attadattha masih sedikit tenang dengan duduk bermeditasi, tanpa memperdulikan apa yang dilakukan oleh Gye dan Rahib Anathadika.Walaupun ketiganya baru menunggu belasan menit, tapi ketiganya tau, dimensi waktu didalam ruangan tempat meditasi Dalai Lama sangat berbeda waktunya dengan diluar, bisa saja dalam waktu belasan menit, tapi didalam ruangan meditasi baru berlangsung beberapa detik saja, atau bahkan
“Siapa Iblis Mimpi itu kak ?” tanya Gye membuka pembicaraan.“Dia adalah salah satu pengikut Iblis Langit Gye, sama seperti kakak ke-8 Gye, anoman” jelas Bintang.“Kedepan akan banyak halang rintang kakak menghadapi pengikut-pengikut Iblis Langit Gye. Apa Gye siap dengan semua itu?” tanya Bintang. Gye tampak tersenyum mendengar hal itu.“Asalkan bersama kakak, tidak ada yang Gye takutkan didunia ini” jawab Gye mantap hingga membuat Bintang yang tersenyum kini.“Apa kakak sendiri pernah bertemu dengan Iblis Langit?” tanya Gye tiba-tiba hingga menarik perhatian Bintang.“Pernah” ucap Bintang lalu menceritakan tentang pertarungannya dengan Iblis Langit.“Selain Iblis Langit, masih ada Pangeran Iblis dan gerombolannya yang juga menjadi tugas kakak untuk menumpasnya.” ucap Bintang. Lalu Bintangpun menceritakan
SEROMBONGAN pedati tampak berjalan beriringan dan berbaris-baris. Bila dilihat, barisan rombongan ini cukup panjang, di barisan paling depan, terlihat 3 orang berkuda yang sepertinya merupakan pengawal dari rombongan tersebut, dibelakangnya tampak deretan pedati-pedati yang berisi barang-barang rumah tangga dan bahan-bahan masakan, sepertinya rombongan ini adalah rombongan yang mau pindah atau mengungsi. Dibarisan paling belakang terlihat sebuah kereta kuda yang tampak juga dikawal oleh 3 orang penunggang berkuda. Sepertinya, ketiganya tengah mengawal kereta kuda tersebut. Dua orang laki-laki berkumis tebal tampak berkuda dari barisan depan kebelakang, dari belakang kedepan, sepertinya kedua orang ini merupakan komandan dari para-para pengawal tersebut, diatas-atas pedati tampak duduk para sais dan pelayan-pelayan wanita yang tampak duduk menemani para sais mengendalikan pedati-pedati yang membawa barang-barang tersebut. Rombongan ini terus berjalan dengan rapi dan teratur, sementar
Sore itu, matahari mulai tampak condong ke ufuk barat, mega-mega merah sudah tampak menghiasi dicakrawala barat, seorang lelaki muda tampan tampak duduk santai diatas punggung kuda putihnya seraya menatap kearah matahari yang sudah mulai terbenam, setelah cukup lama menikmati ketenangan dan keindahan alam, sang lelaki muda tampan yang mengenakan baju dalam merah dan jubah berwarna biru ini tampak menatap kearah pemandangan hutan yang ada dihadapannya, sosoknya masih berada diatas bukit hingga dapat memandang luas hamparan pemandangan indah yang ada dihadapannya, lelaki muda tampan ini tampak memiliki rambut yang cukup panjang yang dikuncirnya mirip ekor kuda, sebilah pedang bergagang indah tampak tersampir dipunggungnya, diantara kedua alisnya yang melengkung bagaikan elang terlihat sebuah mutiara merah tertanam dikeningnya, dikedua telinganya tampak sepasang anting berwarna hitam. Melihat sosok dan penampilannya, kita tentu sudah dapat menebak kalau lelaki muda tampan ini tak lain
“BERHENTI!” Kembali terdengar teriakan keras dari belakang, tapi Bintang tak perduli, terus saja melangkah untuk pergi meninggalkan tempat itu.“BERHENTI!” Kembali teriakan keras itu terdengar dari arah belakang. Tapi Bintang terus melangkah menjauh.DOR !!!Sebuah letusan senapan api terdengar dari arah belakang Bintang. Bintang cukup terperanjat kaget mendengarnya, tapi Bintang bergerak cepat membalik tubuhnya karena Bintang yakin suara letusan senapan api itu dilepaskan oleh wanita yang meneriakinya dari arah belakang.Tappp !!!Peluru tajam yang melesat dengan sangat cepat kearah Bintang tersebut terhenti diantara kedua jari tangan Bintang yang menjepit. Hal ini membuat sosok wanita jelita yang ada dihadapan Bintang terdiam bagaikan patung, menatap takjub atas apa yang Bintang lakukan. Ditangan wanita ini tampak tergenggam sebuah senapan api laras pendek.Wanita ini tampak hanya mengenakan pakaian kaos hitam dan c
MALAM datang. Wanita ksatria yang memperkenalkan namanya sebagai Anacheri kepada Bintang mulai menceritakan rombongannya yang tiba-tiba saja dicegat oleh begal rampok yang jumlahnya ratusan orang. Anacheri yang berada dalam satu kereta kuda dengan nyonya majikannya, karena memang Anacheri adalah pengawal pribadi nyonya majikannya.“Dalam pertempuran itu, kami berhasil melumpuhkan belasan orang begal rampok tersebut, tapi sayang, saya gagal melindungi nyonya majikan saya yang dibawa kabur oleh para begal rampok tersebut” ucap Anacheri mengakhiri ceritanya kepada Bintang. Bintang yang ada dihadapannya, terlihat mendengarkannya dengan penuh keseriusan.“Lalu dimana pengawal yang lain?” tanya Bintang.“Beberapa orang tetap disuruh melanjutkan perjalanan, sementara saya dan tuan Akhas tetap melanjutkan pencarian untuk menyelamatkan nyonya Farah”“Nyonya Farah” ulang Bintang“Nama majikan saya adalah
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig