“Lebih baik kutinggalkan tempat ini, mumpung dia tidak melihat kepergianku!” batin Iblis Mimpi lagi tak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Iblis Mimpi segera berbalik, dan ;
Weeesshhhh !!!
Iblis Mimpi berkelebat pergi, tapi ;
“Kau takkan bisa pergi dari tempat ini tanpa izinku Iblis Mimpi!” wajah Iblis Mimpi berubah saat mendengar sebuah suara lembut ditempat itu. Saat Iblis Mimpi menoleh kearah asal suara, wajah Iblis Mimpi berubah, rupanya suara itu berasal dari sosok bijak berwarna kharismatik yang tak lain adalah Dalai Lama. Hal ini semakin membuat wajah Iblis Mimpi berubah pucat.
Iblis Mimpi terus berkelebat cepat untuk pergi meninggalkan tempat itu, Iblis Mimpi berusaha secepat-cepatnya berkelebat pergi meninggalkan tempat itu, tapi ada perasaan aneh dihati Iblis Mimpi yang Iblis Mimpi sendiri heran dan bingung dibuatnya.
“Kau takkan bisa pergi dari tempat ini tanpa izinku Iblis Mimpi!” kembali
DILUAR, sosok Gye, Rahib Attadattha dan Rahib Anathadika terlihat masih menunggu dengan gelisah, terutama Gye yang sejak tadi tak bisa diam, berjalan bolak balik didepan pintu kamar tersebut, sementara Rahib Anathadika terlihat hanya diam memperhatikan (padahal matanya buta ya, hehehe), sesekali menegur Gye yang tak bisa diam.“Adik ke-9, jangan berjalan terus kesana kemari, kakak pusing melihatnya” ucap Rahib Anathadika lagi. (padahal matanya buta ya, hehehe)“Iya Kakak ke-3, maaf” ucap Gye berusaha tenang. Sementara itu Rahib Attadattha masih sedikit tenang dengan duduk bermeditasi, tanpa memperdulikan apa yang dilakukan oleh Gye dan Rahib Anathadika.Walaupun ketiganya baru menunggu belasan menit, tapi ketiganya tau, dimensi waktu didalam ruangan tempat meditasi Dalai Lama sangat berbeda waktunya dengan diluar, bisa saja dalam waktu belasan menit, tapi didalam ruangan meditasi baru berlangsung beberapa detik saja, atau bahkan
“Siapa Iblis Mimpi itu kak ?” tanya Gye membuka pembicaraan.“Dia adalah salah satu pengikut Iblis Langit Gye, sama seperti kakak ke-8 Gye, anoman” jelas Bintang.“Kedepan akan banyak halang rintang kakak menghadapi pengikut-pengikut Iblis Langit Gye. Apa Gye siap dengan semua itu?” tanya Bintang. Gye tampak tersenyum mendengar hal itu.“Asalkan bersama kakak, tidak ada yang Gye takutkan didunia ini” jawab Gye mantap hingga membuat Bintang yang tersenyum kini.“Apa kakak sendiri pernah bertemu dengan Iblis Langit?” tanya Gye tiba-tiba hingga menarik perhatian Bintang.“Pernah” ucap Bintang lalu menceritakan tentang pertarungannya dengan Iblis Langit.“Selain Iblis Langit, masih ada Pangeran Iblis dan gerombolannya yang juga menjadi tugas kakak untuk menumpasnya.” ucap Bintang. Lalu Bintangpun menceritakan
SEROMBONGAN pedati tampak berjalan beriringan dan berbaris-baris. Bila dilihat, barisan rombongan ini cukup panjang, di barisan paling depan, terlihat 3 orang berkuda yang sepertinya merupakan pengawal dari rombongan tersebut, dibelakangnya tampak deretan pedati-pedati yang berisi barang-barang rumah tangga dan bahan-bahan masakan, sepertinya rombongan ini adalah rombongan yang mau pindah atau mengungsi. Dibarisan paling belakang terlihat sebuah kereta kuda yang tampak juga dikawal oleh 3 orang penunggang berkuda. Sepertinya, ketiganya tengah mengawal kereta kuda tersebut. Dua orang laki-laki berkumis tebal tampak berkuda dari barisan depan kebelakang, dari belakang kedepan, sepertinya kedua orang ini merupakan komandan dari para-para pengawal tersebut, diatas-atas pedati tampak duduk para sais dan pelayan-pelayan wanita yang tampak duduk menemani para sais mengendalikan pedati-pedati yang membawa barang-barang tersebut. Rombongan ini terus berjalan dengan rapi dan teratur, sementar
Sore itu, matahari mulai tampak condong ke ufuk barat, mega-mega merah sudah tampak menghiasi dicakrawala barat, seorang lelaki muda tampan tampak duduk santai diatas punggung kuda putihnya seraya menatap kearah matahari yang sudah mulai terbenam, setelah cukup lama menikmati ketenangan dan keindahan alam, sang lelaki muda tampan yang mengenakan baju dalam merah dan jubah berwarna biru ini tampak menatap kearah pemandangan hutan yang ada dihadapannya, sosoknya masih berada diatas bukit hingga dapat memandang luas hamparan pemandangan indah yang ada dihadapannya, lelaki muda tampan ini tampak memiliki rambut yang cukup panjang yang dikuncirnya mirip ekor kuda, sebilah pedang bergagang indah tampak tersampir dipunggungnya, diantara kedua alisnya yang melengkung bagaikan elang terlihat sebuah mutiara merah tertanam dikeningnya, dikedua telinganya tampak sepasang anting berwarna hitam. Melihat sosok dan penampilannya, kita tentu sudah dapat menebak kalau lelaki muda tampan ini tak lain
“BERHENTI!” Kembali terdengar teriakan keras dari belakang, tapi Bintang tak perduli, terus saja melangkah untuk pergi meninggalkan tempat itu.“BERHENTI!” Kembali teriakan keras itu terdengar dari arah belakang. Tapi Bintang terus melangkah menjauh.DOR !!!Sebuah letusan senapan api terdengar dari arah belakang Bintang. Bintang cukup terperanjat kaget mendengarnya, tapi Bintang bergerak cepat membalik tubuhnya karena Bintang yakin suara letusan senapan api itu dilepaskan oleh wanita yang meneriakinya dari arah belakang.Tappp !!!Peluru tajam yang melesat dengan sangat cepat kearah Bintang tersebut terhenti diantara kedua jari tangan Bintang yang menjepit. Hal ini membuat sosok wanita jelita yang ada dihadapan Bintang terdiam bagaikan patung, menatap takjub atas apa yang Bintang lakukan. Ditangan wanita ini tampak tergenggam sebuah senapan api laras pendek.Wanita ini tampak hanya mengenakan pakaian kaos hitam dan c
MALAM datang. Wanita ksatria yang memperkenalkan namanya sebagai Anacheri kepada Bintang mulai menceritakan rombongannya yang tiba-tiba saja dicegat oleh begal rampok yang jumlahnya ratusan orang. Anacheri yang berada dalam satu kereta kuda dengan nyonya majikannya, karena memang Anacheri adalah pengawal pribadi nyonya majikannya.“Dalam pertempuran itu, kami berhasil melumpuhkan belasan orang begal rampok tersebut, tapi sayang, saya gagal melindungi nyonya majikan saya yang dibawa kabur oleh para begal rampok tersebut” ucap Anacheri mengakhiri ceritanya kepada Bintang. Bintang yang ada dihadapannya, terlihat mendengarkannya dengan penuh keseriusan.“Lalu dimana pengawal yang lain?” tanya Bintang.“Beberapa orang tetap disuruh melanjutkan perjalanan, sementara saya dan tuan Akhas tetap melanjutkan pencarian untuk menyelamatkan nyonya Farah”“Nyonya Farah” ulang Bintang“Nama majikan saya adalah
“Sudah siap nona?” tanya Bintang lagi membuyarkan lamunan nona Anacheri.“Sudah” ucap nona Anacheri pelan setengah berbisik ditelinga belakang Bintang, berdiri bulu kuduk Bintang mendengar bisikan itu. Tapi lagi-lagi Bintang harus membuang pikiran kotor dibenaknya.“Tutup mata nona” ucap Bintang lagi. Tak banyak membantah, nona Anacheri segera memejamkan matanya.Weeesshhh....!!!Mengerahkan Ajian Saifi Angin pemberian Begawan Cakra Buana hingga tubuh Bintang berkelebat cepat bagaikan menghilang dari pandangan, Ajian Saifi Angin adalah sebuah kesaktian kedikdayaan yang dapat mempercepat seseorang dalam perjalanan. Dengan aji Sapu Angin ini Bintang dapat menempuh jarak jauh dalam waktu yang singkat. Ajian ini pula yang menjadikan orang seperti kijang atau burung dalam kecepatan bergerak. Orang yang mempunyai Ajian Saifi Angin dapat meringankan tubuh seringan-ringannya, sehingga dapat lari
Sosok berpakaian merah yang kini telah berhadapan langsung dengan lelaki berkepala plontos yang tak lain adalah Bintang adanya. Lelaki berkepala plontos sendiri terlihat menggeram penuh kemarahan menatap kearah Bintang karena kesenangannya yang terganggu. Sementara itu para anggota begal rampok yang lain terlihat langsung mendatangi markas mereka saat mendengar suara keras dari tubuh ketua mereka yang tadi terpental keluar setelah menghancurkan dinding bangunan yang menjadi markas mereka. Hingga kini tempat itu sudah dipenuhi oleh ratusan orang anggota begal rampok tersebut.Bintang sendiri tampak berpaling kearah belakang, dapat dilihatnya sosok wanita cantik tersebut sudah mengenakan jubahnya dan saat ini juga tengah menatapnya. Dan seolah tidak memperdulikan lelaki plontos yang tengah menatapnya dengan marah, Bintang terlihat berjalan mendekati wanita cantik tersebut. Dan berjongkok didekat wanita cantik tersebut.“Nyonya Farah tidak apa-apakan?” tanya B