Ledakan dahsyat terjadi pada kepompong ulat sutra saat Tinju es selatan milik Ma Zhanhai menghantamnya, dan terlihat kepompong ulat sutra milik Gye langsung pecah berhamburan kemana-mana, tapi Ma Zhanhai yang sudah pernah melihat hal itu tidak lengah. Saat serat-serat benang sutra tiba-tiba saja keluar dari dalam tanah untuk melilit kedua kaki dan tubuhnya, Ma Zhanhai cepat melompat tinggi keudara. Dan ;
“Tinju es selatan, Hyyaattt !”
Ma Zhanhai kembali melepaskan Tinju es selatannya.
“Pukulan Sakti Ulat Sutra, heaaa!” sosok Gye keluar dari kepompong yang hancur, melesat keatas dan melepaskan pukulan dahsyatnya kearah Ma Zhanhai.
Buuuummm!!! Buuuummm!!! Buuuummm!!!
Ledakan-ledakan dahsyat terjadi, baik sosok Gye maupun Ma Zhanhai sama-sama terlempar kebelakang. Gye berhasil mendaratkan kakinya dengan sangat ringan ditanah, hanya saja terlihat darah yang merembes keluar da
Ilmu sesat ini dipelajari oleh Tuan Muda Lhoka dari gurunya yang berjuluk Monster Tua Rasi Bintang, ilmu ini dapat menghisap dan memusnahkan tenaga dalam lawan yang dikenal dengan ilmu penghisap Energi. Ilmu ini tercipta berdasarkan kepandaiannya dalam mengolah berbagai racun binatang berbisa seperti ular, lipan, kalajengking, lebah, kodok, laba-laba serta berbagai macam binatang berbisa lainnya. Monster Tua Rasi Bintang adalah pendiri aliran Rasi Bintang yang malang melintang di Kangow sebagai aliran hitam yang keji, bahkan Monster Tua Rasi Bintang dapat membunuh 300 lebih jagoan rimba persilatan dalam semalam.Ilmu Sesat Rasi Bintang dibagi Menjadi 2 Bentuk penggunaan tenaga dalam. Yang pertama adalah Ilmu Penghisap Energi yang dibagi menjadi 2 tingkatan. Pada tingkat pertama hanya dapat menarik dan memusnahkan ilmu lawan, namun pada tingkatan kedua mampu menghisap dan menjadikan tenaga lawan sebagai milik sendiri. Namun tenaga tersebut tidak akan bertahan lama dan
Tuan Muda Lhoka berusaha untuk menarik tangannya lepas dari genggaman tangan Bintang yang semakin erat menggenggam tangannya, Tuan Muda Lhoka sudah tidak kuat lagi untuk menampung kekuatan yang masuk kedalam dirinya, tapi Bintang tak membiarkan hal itu terjadi, kedua tangan Tuan Muda Lhoka digenggam dengan keras oleh Bintang.“Ampun.. Ampun tuan pendekar.. tolong lepaskan!” ucap Tuan Muda Lhoka mengiba meminta ampun dihadapan Bintang. Benar-benar tidak kuat lagi dirinya yang masih terus menyedot kekuatan dari Bintang.Seeerrrrr!!!Sosok Ma Zhanhai tiba-tiba berkelebat mendekati mereka, bukannya untuk menyerang, sosok Ma Zhanhai tiba-tiba saja ikut berlutut dihadapan Bintang.“Tolong lepaskan Tuan Muda Lhoka tuan pendekar, tolong!” iba Ma Zhanhai ikut berlutut dihadapan Bintang.Bintang sendiri dapat melihat bagaimana menderitanya Tuan Muda Lhoka, jika terus dibiarkan bisa-bisa sosok Tuan Muda Lhoka akan tewas dengan tubuh me
Festival 1000 lampion malam itu akan segera dilaksanakan, ratusan orang tampak sudah berkumpul disepanjang jalan ibukota dengan masing-masing memegang lampu lampion, ada yang memegang satu, juga ada yang memegang dua sekaligus. Sungguh indah sekali pemandangan itu bila dilihat dari kejauhan, ratusan lampu lampion sudah siap untuk dilepaskan ke udara secara bersama-sama. Hanya tinggal menunggu waktunya saja, dimana lampu-lampu lampion akan dilepaskan secara bersama-sama tepat ditengah malam.Keindahan itu pula yang saat ini dinikmati oleh Bintang dan Gye yang melihatnya dari atas sebuah puncak bukit dari kejauhan, keduanya tampak berdiri menikmati pemandangan indah dihadapan mereka, Gye tampak dengan erat memeluk lengan Bintang seraya terus memperhatikan keindahan pemandangan yang ada dihadapan mereka, Bintang memberikan ajian mata dewanya kepada Gye agar Gye dapat melihat dengan jelas dari kejauhan dan hal ini pula yang semakin membuat kekaguman Gye pada Bintang sema
“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh” terdengar lelaki tua yang baru saja muncul dihadapan Bintang memberikan salam.“Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh” Bintang menjawab salam itu seraya membuka kedua matanya.“Ada gerangan apakah kiranya tuanku memanggil hamba” ucap Mustofa ini dengan lemah lembut.“Mustofa, aku ingin kau menikahkan kami berdua” ucap Bintang lagi, Mustofa tampak memalingkan pandangannya kearah Gye.“Apakah orangtua atau wali atasnya masih ada tuanku?”Bintang tampak menatap kearah Gye yang tampak menggeleng.“Sudah tidak ada Mustofa”“Baiklah tuanku, izinkan hamba pergi sebentar untuk mencari 2 orang saksi atas pernikahan ini” ucap Mustofa seraya menjura hormat kembali kepada Bintang. Bintang hanya mengangguk.Malam itu akhirnya Bintang dan Gyepun menikah dengan penuh kesakralan, tahap demi tahap
FESTIVAL 1000 lampion di Kota Shannan berlangsung selama 2 hari 2 malam, seperti malam sebelumnya, malam inipun sudah dipersiapkan 1000 lampion yang siap diterbangkan keudara. Dari kejauhan, tepatnya dari atas sebuah bukit, sepasang muda mudi tengah duduk saling berpangku menikmati pemandangan indah yang ada dihadapan mereka, raut wajah keduanya terpancar suatu kebahagiaan, kebahagiaan seperti sepasang pengantin baru, karena memang keduanya baru saja menikah dan masih menikmati hari-hari pengantin mereka, malam ini adalah malam kedua malam pengantin mereka. Dan keduanya tak lain adalah Bintang dan Gye adanya. Kini keduanya sudah menikah, tidak ada lagi rasa sungkan dan malu untuk saling bermesraan dan bermanjaan. Gye tampak bergelayut manja dipangkuan Bintang, dengan menggenggam erat tangan Bintang, keduanya tampak begitu menikmati keromantisan dan keindahan malam, melihat ribuan lampion yang sudah siap dilepaskan ke udara.Wajah keduanya berbinar saat seribu lampion mulai di
2 POSTER tampak terpampang dibeberapa tempat disepanjang jalan, ramai orang yang melihatnya, ternyata 2 poster itu adalah poster buronan dengan nilai buronan yang sangat tinggi, sehingga tak heran banyak orang yang tertarik untuk melihatnya. Dua diantaranya adalah sepasang pendekar yang mengenakan caping dikepalanya, keduanya juga tampak ikut berdesak-desakan diantara orang-orang yang tengah melihat 2 poster tersebut. Dikatakan pendekar karena terlihat pedang yang tersampir dipunggung mereka. Tak lama kedua orang bercaping ini tampak berjalan keluar dari kerumunan dan mulai berjalan menjauh. Melihat pakaian keduanya, mereka adalah sepasang muda mudi.“Mahal sekali nilai buronan kita kak” terdengar suara lembut disalah seorang bercaping yang rupanya adalah Gye.“Sepertinya tuan muda masih penasaran denganmu Gye” ucap Bintang tersenyum menggoda. Gye hanya mencibir mendengar hal itu.“Tapi Gye-kan sudah punya suami yang sangat Gye cint
Sebuah sentilan jari yang ringan namun mempunyai kekuatan seperti seekor kuda yang sedang menendang dengan berangnya. Sentilan jurus 'Jari Petir' itu tidak mempunyai wujud ataupun warna, namun gelombang tenaga dalam inti petir yang dikeluarkan cukup tinggi mampu menghancurkan benda. Tak heran jika lelaki besar dan sangar itu terlempar ke belakang dan terbanting cukup jauh. Pingsan dan tak bangun-bangun lagi.Sementara Gye yang ada didekat Bintang tak terlalu heran dengan hal itu, karena memang menurutnya Bintang adalah gudangnya ilmu-ilmu yang berada diluar nalarnya. Makanya Gye hanya tersenyum memandang kearah Bintang yang saat itu juga menatapnya dengan tersenyum.Seett! Seett!Taappp ! Taappp !Tiba-tiba saja Gye menggerakkan tangannya kedepan, kini diantara jepitan jari Gye terlihat dua buah belati, rupanya ada yang melemparkan senjata rahasianya kearah Bintang dan Gye, untunglah Gye dengan sigap menangkapnya.Gye bangkit berdiri dan m
“Minggir ! minggir! minggir!”Belum lagi para pendekar ingin menyerang kearah Bintang dan Gye, sebuah teriakan terdengar dari luar kerumunan. Barisan para penduduk dan pendekar yang ada ditempat itu terlihat langsung menepi, puluhan orang prajurit terlihat langsung masuk kedalam barisan dan dengan sangat disiplin, puluhan orang prajurit terlihat langsung bergerak mengepung sosok Bintang dan Gye. Dan para prajurit juga terlihat langsung membentuk jalan dengan berbaris rapi. Diujung pandangan terlihat sosok berkuda tengah berjalan kearah Bintang dan Gye.Bintang dan Gye mengenali sosok itu karena dia adalah Panglima Liu Wenhui, dihadapan Bintang dan Gye, Panglima Liu Wenhui menghentikan langkah kudanya dan dengan ringannya Panglima Liu Wenhui melompat turun dari punggung kudanya.“Tuan...! nona...! ikutlah bersama kami untuk menghadap tuan walikota” ucap Panglima Liu Wenhui lagi kepada Bintang dan Gye.“Kami sudah menikah tuan