BLLLEEEGGAAARRRR !!!
Ledakan yang maha keras terjadi, baik sosok Bintang maupun sosok Susanoo sama-sama terlempar hebat kebelakang, hanya saja kali ini Bintang tak terlalu jauh terlempar, dengan bersalto beberapa kali, Bintang berhasil menjejakkan kedua kakinya ketanah. Sementara sosok Susanoo terlempar cukup jauh dan berguling-guling hingga akhirnya terhenti dan terkapar. Ledakan maha dahsyat itu membuat tempat itu semakin porak poranda dilanda kehancuran karena kedahsyatan jurus keduanya. Terlihat sosok Susanoo telah kembali berubah menjadi sosok komandan kiri yang tampak terkapar ditanah, bergerak sebentar lalu kemudian diam. Komandan kiri tewas dengan tubuh hancur.
Bintang sendiri tampak menarik nafas panjangnya melihat hal itu. “Hugghhh!” Bintang terlihat meringis menahan sakit seraya memegangi luka didada atas sebelah kanan beas tusukan belati. Bintang segera menyalurkan hawa murninya untuk mengurangi rasa sakitnya. Setelah
DI SEBUAH goa yang terdapat diantara tebing-tebing bebatuan yang curam, tampak didalamnya tengah duduk termangu, gelisah seorang gadis berwajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya. Rambutnya yang hitam dan dipotong sebahu menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat. Sosok jelita ini tak lain adalah Putri Sheeva. Sebagaimana dikisahkan dalam chapter sebelumnya (Perburuan Maut) Bintang meminta Sheeva untuk menunggunya didalam goa ini karena Bintang ingin menghadapi gerombolan para ninja yang memburu mereka.Sesekali wajahnya yang cantik jelita terlihat menatap kearah pintu goa, seperti tengah menunggu sesuatu. Wajahnya terlihat cemas gelisah.Bruukk!!Sebuah suara terdengar dari arah depan pintu goa, Sheeva sempat terkejut untuk sesaat tapi ;&
LAUTAN berombak tenang sore itu, sebuah kapal dagang tampak melaju dengan cepat membelah lautan, di geladak kapal terlihat berdiri sosok Bintang yang tengah mengamati lautan. Di sebelahnya juga tampak berdiri sosok jelita Putri Sheeva. Saat luka dalamnya sembuh, Bintang segera mengajak Sheeva secepatnya kembali ke desa nelayan. Bintang berharap bisa menyusul Wahid, Tatyana dan Bruce, tapi saat Bintang dan Sheeva sampai didesa nelayan tersebut, ternyata Wahid, Tatyana dan Bruce sudah berangkat terlebih dahulu menuju Mesir. Maka Bintang dan Sheevapun segera menyusul dengan menumpang disebuah kapal dagang yang cukup besar.Entah apa yang ada dipikiran keduanya, tatapan mereka tampak menatap kearah rona merah senja matahari terbenam yang ada dihadapan mereka. Beberapa penumpang lain juga ikut menyaksikan peristiwa indah tenggelamnya matahari tersebut dari geladak kapal.“Indah sekali.” ucap Sheeva tanpa sadar.Sejenak Sheeva memalingkan pandangannya, men
“Bagaimana Sheeva?” tanya Bintang hingga menyadarkan Sheeva dari lamunannya.“Eh.. oh iya. Maaf kak, Sheeva kurang memperhatikan. Jurus-jurus yang kakak peragakan tadi sangat indah luar biasa sehingga membuat Sheeva termangu” ucap Sheeva dengan lugunya tersenyum. Lagi-lagi Bintang hanya bisa tersenyum mendengarnya.“Tapi jurus lembut seperti itu bagaimana bisa hasilnya sangat dahsyat kak?” sambung Sheeva lagi bertanya dengan bingung. Bintang terdiam sejenak lalu kemudian tersenyum.“Ayo berdiri” ucap Bintang menyuruh Sheeva untuk berdiri. Tanpa banyak bertanya Sheeva segera bangkit berdiri.“Kemari” ucap Bintang dan lagi-lagi tanpa banyak bertanya Sheeva berjalan mendekati Bintang.“Sekarang coba serang kakak dengan sekuat tenaga yang Sheeva miliki” ucap Bintang lagi hingga mengejutkan Sheeva. Sheeva ragu untuk melakukannya.“Jangan takut, kakak hanya akan memperli
Hari-hari berikutnya, Bintangpun mulai mengajari Sheeva jurus tai chi, bukan hanya jurus tai chi, tapi Bintang juga memberikan ajian mata dewa kepada Sheeva, dan ada yang paling menyenangkan bagi Sheeva dalam mempelajari jurus tai chi, yaitu terkadang Bintang harus merapatkan dirinya dibelakangnya dan memegang kedua tangannya, lalu mengarahkan dirinya untuk memperagakan jurus-jurus tai chinya. Terkadang Bintang harus memeluknya dari belakang untuk mengajarinya, dan Sheeva sangat senang dengan hal ini. Hari demi hari kedekatan diantara mereka berdua terus terjalin, sekarang justru Sheeva yang berharap kalau perjalanan ini takkan pernah sampai ke Mesir, karena Sheeva ingin lebih berlama-lama bersama Bintang.Kali inipun Bintang kembali harus mengajarkan Sheeva dengan cara memeluknya dari belakang, lalu memegang kedua tangan Sheeva dan menggerakkannya dengan sangat perlahan untuk memperagakan jurus tai chi yang diajarka
PAGI ITU.Tong ! Tong ! Tong ! Tong ! Tong !Suara pentungan terdengar bertalu-talu dari atas kapal dagang yang ditumpangi oleh Bintang. Bintang dan Sheeva yang mengenakan cadar tampak baru saja keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi. Terlihat diluar orang sudah sibuk berlari panik kesana kemari.“Ada apa?” tanya Bintang pada salah seorang awak kapal yang tengah berlari.“Bajak laut!” ucap awak kapal itu lagi menjawab sebentar, lalu kemudian kembali berlari kedalam. Wajah Sheeva terlihat berubah mendengar hal itu, hanya Bintang yang tetap tenang mendengarnya.“Bajak laut kak!” ucap Sheeva lagi dengan suara bergetar“Ayo kita kedepan!” ucap Bintang lagi mengajak Sheeva, walaupun sebentarnya takut, tapi Sheeva akhirnya mengikuti langkah Bintang yang kedepan.Di depan terlihat kapten kapal sudah bersiap dengan para awak kapal dengan pedang dan perisai ditangan, sepertinya merek
“Aku Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam. siapa kapten kapal ini?” ucap lelaki bertampang sangar itu lagi, rupanya dia adalah Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam.“Aku kapten kapal ini!” ucap Kapten kapal tanpa gentar tampak maju kedepan.“Tak perlu terjadi pertumpahan darah, asalkan kau mau menyerahkan setengah dari barang bawaanmu ini” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi.“Langkahi dulu mayatku kalau kau ingin mengambilnya” ucap kapten kapal tak kalah keras.Sepertinya pertempuran diantara kedua belah pihak memang tak bisa dihindari lagi. Kedua belah pihak tampak sudah bersiap siaga dengan apa yang akan terjadi.“Tunggu!” sebuah suara keras membahana terdengar ditempat itu, membuat semua orang yang ada ditempat itu mengalihkan pandangan mereka kearah asal suara. Rupanya suara itu berasal dari sosok Bintang.“Tenanglah semua.. tenang!” ucap Bintang mencoba meredakan su
Lawan Sheeva yang mendengar panggilan meremehkan itu segera mengambil ancang-ancang untuk menyerang.“Hadapi dengan kelembutan melawan kekerasaan Sheeva” kembali terdengar suara Bintang terngiang ditelinganya.Sheevapun mengikuti bisikan Bintang, gerakan lembut bagaikan air mengalir dari jurus tai chi diperlihatkan oleh Sheeva.“Arrrgghhhh!” lawan Sheeva berlari kedepan ingin menerkamnya.Hanya dengan menggeser sedikit tubuhnya kesamping, lalu menggunakan kakinya untuk menjegal kaki lawan, dan dengan sedikit dorongan tangan untuk menambah daya dorongnya Sheeva lakukan, hasilnya ;Bruuukkk!!Lawan Sheeva tersungkur keras menghantam dinding kapal. Sheeva sendiri terkejut dengan hasilnya, hanya dalam satu gebrakan saja, lawan berhasil dijatuhkan. Sheeva kembali menatap kearah Bintang yang tampak tersenyum mengangguk kearahnya.Lawan Sheeva sendiri terlihat bangkit dengan amarah kekesalan yang mem
Sementara Sheeva yang berada ditengah-tengah kepungan para anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam tampak langsung memasang kuda-kuda bersikap waspada.“Jangan takut Sheeva, gunakan jurus menggunakan ketenangan melawan pertempuran” kembali terdengar bisikan Bintang dipendengaran Sheeva, Sheeva sendiri tampak langsung berpaling kearah Bintang dan kemudian menganggukkan kepalanya.“SERANG!” perintah Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam kepada para anak buahnya yang telah siap sedia menyerang.Hyatttt!! Hyatttt!! Hyatttt!! Hyatttt!!Belasan orang anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam langsung bergerak menyerang kearah Sheeva.Sheeva pun dengan sigap menyambutnya, dari gerakannya, Sheeva terlihat begitu sangat tenang menghadapi lawan-lawannya.Desss ! Desss ! Desss ! Desss ! Desss !Beberapa orang anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam terlihat langsung terpental terkena hantaman Sheeva. Pertarungan terjadi dengan sengit,
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig