Share

115. Bagian 6

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Aku Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam. siapa kapten kapal ini?” ucap lelaki bertampang sangar itu lagi, rupanya dia adalah Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam.

“Aku kapten kapal ini!” ucap Kapten kapal tanpa gentar tampak maju kedepan.

“Tak perlu terjadi pertumpahan darah, asalkan kau mau menyerahkan setengah dari barang bawaanmu ini” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi.

“Langkahi dulu mayatku kalau kau ingin mengambilnya” ucap kapten kapal tak kalah keras.

Sepertinya pertempuran diantara kedua belah pihak memang tak bisa dihindari lagi. Kedua belah pihak tampak sudah bersiap siaga dengan apa yang akan terjadi.

“Tunggu!” sebuah suara keras membahana terdengar ditempat itu, membuat semua orang yang ada ditempat itu mengalihkan pandangan mereka kearah asal suara. Rupanya suara itu berasal dari sosok Bintang.

“Tenanglah semua.. tenang!” ucap Bintang mencoba meredakan su

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   115. Bagian 7

    Lawan Sheeva yang mendengar panggilan meremehkan itu segera mengambil ancang-ancang untuk menyerang.“Hadapi dengan kelembutan melawan kekerasaan Sheeva” kembali terdengar suara Bintang terngiang ditelinganya.Sheevapun mengikuti bisikan Bintang, gerakan lembut bagaikan air mengalir dari jurus tai chi diperlihatkan oleh Sheeva.“Arrrgghhhh!” lawan Sheeva berlari kedepan ingin menerkamnya.Hanya dengan menggeser sedikit tubuhnya kesamping, lalu menggunakan kakinya untuk menjegal kaki lawan, dan dengan sedikit dorongan tangan untuk menambah daya dorongnya Sheeva lakukan, hasilnya ;Bruuukkk!!Lawan Sheeva tersungkur keras menghantam dinding kapal. Sheeva sendiri terkejut dengan hasilnya, hanya dalam satu gebrakan saja, lawan berhasil dijatuhkan. Sheeva kembali menatap kearah Bintang yang tampak tersenyum mengangguk kearahnya.Lawan Sheeva sendiri terlihat bangkit dengan amarah kekesalan yang mem

  • Ksatria Pengembara Season 2   115. Bagian 8

    Sementara Sheeva yang berada ditengah-tengah kepungan para anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam tampak langsung memasang kuda-kuda bersikap waspada.“Jangan takut Sheeva, gunakan jurus menggunakan ketenangan melawan pertempuran” kembali terdengar bisikan Bintang dipendengaran Sheeva, Sheeva sendiri tampak langsung berpaling kearah Bintang dan kemudian menganggukkan kepalanya.“SERANG!” perintah Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam kepada para anak buahnya yang telah siap sedia menyerang.Hyatttt!! Hyatttt!! Hyatttt!! Hyatttt!!Belasan orang anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam langsung bergerak menyerang kearah Sheeva.Sheeva pun dengan sigap menyambutnya, dari gerakannya, Sheeva terlihat begitu sangat tenang menghadapi lawan-lawannya.Desss ! Desss ! Desss ! Desss ! Desss !Beberapa orang anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam terlihat langsung terpental terkena hantaman Sheeva. Pertarungan terjadi dengan sengit,

  • Ksatria Pengembara Season 2   115. Bagian 9

    Glekkk!!Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam tampak harus meneguk ludahnya sendiri saat melihat belasan anak buahnya tersungkur hanya dalam satu gebrakan saja oleh lawannya.“Kalian sudah kalah. sesuai kesepakatan, segera tinggalkan kapal ini!” ucap Bintang dengan dinginnya.“Kesepakatan dibuat hanya untuk dilanggar. itulah kode etik bajak laut!” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi tersenyum sinis. Lalu tiba-tiba saja tangan kiri Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam terangkat, dan mengarahkan senjata laras pendek ditangannya kearah Bintang. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang, termasuk Sheeva.“Kakak.” ucap Sheeva langsung mendekat dan menempel dipunggung Bintang.“Tenanglah Sheeva” ucap Bintang menenangkan Sheeva.“Apa kehebatanmu bisa menandingi senjata apiku ini!” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi membanggakan senjata laras pendek ditangannya.“Kau ak

  • Ksatria Pengembara Season 2   115. Bagian 10

    Secepatnya kapal Bajak Laut Tengkorak Hitam langsung berlayar menjauh dari kapal dagang tempat Bintang berada. Diatas kapal Bintang, kapten kapal beserta awak kapal juga termasuk Sheeva tampak masih memandang tak percaya kearah Bintang.“Kapten. kita bisa melanjutkan perjalanan kita sekarang!” ucap Bintang tersenyum kearah kapten kapal yang masih termangu ditempatnya.“Baa..ba.baik tuan!” ucap kapten kapal dengan gugup.“Sheeva, ayo kita pergi dari sini!” ucap Bintang seraya berbalik dan menarik tangan Sheeva. Sheeva bagaikan sapi yang dicocok hidungnya hanya berjalan mengikuti Bintang dengan tetap memandang kearah Bintang dengan tatapan kagum.“S..si..siapa dia kapten?” tanya salah seorang awak kapal setelah bayangan Bintang dan Sheeva menghilang dari balik pintu kapal.“Entahlah aku juga tidak tau.” sahut kapten kapal“Apa dia benar-benar seorang manusia?” tanya awak k

  • Ksatria Pengembara Season 2   115. Bagian 11

    Sore itu, kapal dagang yang ditumpangi Bintang dan Sheeva merapat di Alexandria.Alexandria, sebuah nama yang cantik. Sesuai namanya, kota di pesisir utara Mesir ini memang sangat cantik. Disebut Iskandariyah oleh orang Mesir, kota ini berhadapan langsung dengan birunya Laut Mediterania. Bibir pantainya dihiasi hamparan pasir putih kekuningan, khas padang pasir Timur Tengah, berbaur dengan bebatuan yang menonjol di sana-sini. Dari sisi usia, Alexandria tergolong kota tua. Ia dibangun oleh Alexander the Great (Alexander Agung), penguasa Kekaisaran Makedonia, sebuah negeri di timur laut Yunani. Pada masa jayanya, Alexander berhasil memimpin ke kaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, yang membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Ketika menaklukkan Mesir, ia membangun Alexandria dan menjadikannya sebagai ibu kota kekaisaran. Sejarah mencatat, Alexander the Great membangun kota ini pada 332 SM dengan mendatangkan sejumlah arsitek dari Yunani. Tak heran, &lsqu

  • Ksatria Pengembara Season 2   115. Bagian 12

    “Tidak. jangan lakukan itu Sheeva.” ucap Bintang lagi hingga membuat Sheeva mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang.“Kenapa kak?”“Kakak sudah memiliki beberapa orang istri Sheeva” ucap Bintang lagi hingga membuat Sheeva terdiam.“Sheeva pantas mendapatkan calon suami yang jauh lebih baik dari kakak.” sambung Bintang lagi tersenyum.Tiba-tiba saja Bintang bangkit berdiri, Sheeva yang terdiam termangu kembali menatap kearah Bintang.“Kakak mau kemana? kita tidak jadi latihan?”“Aku akan berjalan-jalan dulu sebentar keluar untuk melihat-lihat.. Sheeva istirahat dan tidur saja ya” ucap Bintang tersenyum, lalu beranjak pergi meninggalkan Sheeva yang masih terduduk termangu.Alexandria memang sangat indah dimalam hari, hal inilah yang membuat Bintang mengagumi keindahan kotanya. Biarpun malam sudah mulai larut, tapi kota masih ramai dengan orang yang beraktif

  • Ksatria Pengembara Season 2   115. Bagian 13

    Malam semakin larut.Tunggg!! Tunggg!!Peronda malam di kota Alexandria terdengar membunyikan suara gong sebanyak 2x yang menandakan dalam beberapa jam kedepan matahari akan segera terbit. Malam yang semakin larut, rupanya tak begitu dirasakan oleh sepasang muda mudi yang tengah dimabuk asmara. Bintang dan Sheeva.Di kamarnya, Sheeva tampak dengan manja merebahkan kepalanya dipangkuan Bintang. Bintang sendiri tampak menyandarkan dirinya didinding ranjang. Keduanya tampak begitu mesra dengan sesekali berciuman dan saling melumat bibir dengan mesranya. Terlihat jelas kebahagiaan diwajah Sheeva sehingga Sheeva menolak tidur malam ini. Sheeva tak ingin melewatkan kesempatan yang begitu sangat membahagiakan malam ini terlewat begitu saja dengan memilih untuk tidur. Sheeva lebih memilih untuk menikmati kebersamaannya dengan Bintang.Bintang sendiri dengan sabar melayani kemanjaan Sheeva kepada dirinya. Bintang memaklumi kalau ini adalah untuk pertama kalinya Sh

  • Ksatria Pengembara Season 2   115. Bagian 14

    Pagi datang, Bintang dan Sheevapun melanjutkan perjalanan mereka untuk menuju Qairo, pusat kotaraja Mesir. Dengan menggunakan 2 ekor kuda yang mereka beli di Alexandria, keduanya memacu kudanya dengan cepat. Perjalanan Alexandria menuju Qairo cukup jauh, bisa memakan waktu 4-5 hari perjalanan bila menggunakan kuda. Bila waktunya beristirahat, keduanya beristirahat dimanapun mereka berada. Disepanjang perjalanan, Sheeva terlihat sangat bahagia dengan senyum sumringah dibalik cadar yang dikenakannya.Siang itu, Bintang dan Sheeva melintasi padang gurun pasir yang cukup gersang dan tandus, untunglah Bintang sudah mempersiapkan kuda mereka dengan segala perbekalannya dan yang lebih menguntungkan lagi, hari itu matahari tidak bersinar dengan terik, cuaca mendung, tapi masih cukup jauh untuk mendatangkan hujan.“Berhenti Sheeva!” ucap Bintang tiba-tiba seraya merentangkan tangannya kesamping. Sheeva yang berkuda disebelah Bintang segera menghentikan lari kudanya.

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status