“Aku Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam. siapa kapten kapal ini?” ucap lelaki bertampang sangar itu lagi, rupanya dia adalah Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam.
“Aku kapten kapal ini!” ucap Kapten kapal tanpa gentar tampak maju kedepan.
“Tak perlu terjadi pertumpahan darah, asalkan kau mau menyerahkan setengah dari barang bawaanmu ini” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi.
“Langkahi dulu mayatku kalau kau ingin mengambilnya” ucap kapten kapal tak kalah keras.
Sepertinya pertempuran diantara kedua belah pihak memang tak bisa dihindari lagi. Kedua belah pihak tampak sudah bersiap siaga dengan apa yang akan terjadi.
“Tunggu!” sebuah suara keras membahana terdengar ditempat itu, membuat semua orang yang ada ditempat itu mengalihkan pandangan mereka kearah asal suara. Rupanya suara itu berasal dari sosok Bintang.
“Tenanglah semua.. tenang!” ucap Bintang mencoba meredakan su
Lawan Sheeva yang mendengar panggilan meremehkan itu segera mengambil ancang-ancang untuk menyerang.“Hadapi dengan kelembutan melawan kekerasaan Sheeva” kembali terdengar suara Bintang terngiang ditelinganya.Sheevapun mengikuti bisikan Bintang, gerakan lembut bagaikan air mengalir dari jurus tai chi diperlihatkan oleh Sheeva.“Arrrgghhhh!” lawan Sheeva berlari kedepan ingin menerkamnya.Hanya dengan menggeser sedikit tubuhnya kesamping, lalu menggunakan kakinya untuk menjegal kaki lawan, dan dengan sedikit dorongan tangan untuk menambah daya dorongnya Sheeva lakukan, hasilnya ;Bruuukkk!!Lawan Sheeva tersungkur keras menghantam dinding kapal. Sheeva sendiri terkejut dengan hasilnya, hanya dalam satu gebrakan saja, lawan berhasil dijatuhkan. Sheeva kembali menatap kearah Bintang yang tampak tersenyum mengangguk kearahnya.Lawan Sheeva sendiri terlihat bangkit dengan amarah kekesalan yang mem
Sementara Sheeva yang berada ditengah-tengah kepungan para anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam tampak langsung memasang kuda-kuda bersikap waspada.“Jangan takut Sheeva, gunakan jurus menggunakan ketenangan melawan pertempuran” kembali terdengar bisikan Bintang dipendengaran Sheeva, Sheeva sendiri tampak langsung berpaling kearah Bintang dan kemudian menganggukkan kepalanya.“SERANG!” perintah Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam kepada para anak buahnya yang telah siap sedia menyerang.Hyatttt!! Hyatttt!! Hyatttt!! Hyatttt!!Belasan orang anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam langsung bergerak menyerang kearah Sheeva.Sheeva pun dengan sigap menyambutnya, dari gerakannya, Sheeva terlihat begitu sangat tenang menghadapi lawan-lawannya.Desss ! Desss ! Desss ! Desss ! Desss !Beberapa orang anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam terlihat langsung terpental terkena hantaman Sheeva. Pertarungan terjadi dengan sengit,
Glekkk!!Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam tampak harus meneguk ludahnya sendiri saat melihat belasan anak buahnya tersungkur hanya dalam satu gebrakan saja oleh lawannya.“Kalian sudah kalah. sesuai kesepakatan, segera tinggalkan kapal ini!” ucap Bintang dengan dinginnya.“Kesepakatan dibuat hanya untuk dilanggar. itulah kode etik bajak laut!” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi tersenyum sinis. Lalu tiba-tiba saja tangan kiri Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam terangkat, dan mengarahkan senjata laras pendek ditangannya kearah Bintang. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang, termasuk Sheeva.“Kakak.” ucap Sheeva langsung mendekat dan menempel dipunggung Bintang.“Tenanglah Sheeva” ucap Bintang menenangkan Sheeva.“Apa kehebatanmu bisa menandingi senjata apiku ini!” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi membanggakan senjata laras pendek ditangannya.“Kau ak
Secepatnya kapal Bajak Laut Tengkorak Hitam langsung berlayar menjauh dari kapal dagang tempat Bintang berada. Diatas kapal Bintang, kapten kapal beserta awak kapal juga termasuk Sheeva tampak masih memandang tak percaya kearah Bintang.“Kapten. kita bisa melanjutkan perjalanan kita sekarang!” ucap Bintang tersenyum kearah kapten kapal yang masih termangu ditempatnya.“Baa..ba.baik tuan!” ucap kapten kapal dengan gugup.“Sheeva, ayo kita pergi dari sini!” ucap Bintang seraya berbalik dan menarik tangan Sheeva. Sheeva bagaikan sapi yang dicocok hidungnya hanya berjalan mengikuti Bintang dengan tetap memandang kearah Bintang dengan tatapan kagum.“S..si..siapa dia kapten?” tanya salah seorang awak kapal setelah bayangan Bintang dan Sheeva menghilang dari balik pintu kapal.“Entahlah aku juga tidak tau.” sahut kapten kapal“Apa dia benar-benar seorang manusia?” tanya awak k
Sore itu, kapal dagang yang ditumpangi Bintang dan Sheeva merapat di Alexandria.Alexandria, sebuah nama yang cantik. Sesuai namanya, kota di pesisir utara Mesir ini memang sangat cantik. Disebut Iskandariyah oleh orang Mesir, kota ini berhadapan langsung dengan birunya Laut Mediterania. Bibir pantainya dihiasi hamparan pasir putih kekuningan, khas padang pasir Timur Tengah, berbaur dengan bebatuan yang menonjol di sana-sini. Dari sisi usia, Alexandria tergolong kota tua. Ia dibangun oleh Alexander the Great (Alexander Agung), penguasa Kekaisaran Makedonia, sebuah negeri di timur laut Yunani. Pada masa jayanya, Alexander berhasil memimpin ke kaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, yang membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Ketika menaklukkan Mesir, ia membangun Alexandria dan menjadikannya sebagai ibu kota kekaisaran. Sejarah mencatat, Alexander the Great membangun kota ini pada 332 SM dengan mendatangkan sejumlah arsitek dari Yunani. Tak heran, &lsqu
“Tidak. jangan lakukan itu Sheeva.” ucap Bintang lagi hingga membuat Sheeva mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang.“Kenapa kak?”“Kakak sudah memiliki beberapa orang istri Sheeva” ucap Bintang lagi hingga membuat Sheeva terdiam.“Sheeva pantas mendapatkan calon suami yang jauh lebih baik dari kakak.” sambung Bintang lagi tersenyum.Tiba-tiba saja Bintang bangkit berdiri, Sheeva yang terdiam termangu kembali menatap kearah Bintang.“Kakak mau kemana? kita tidak jadi latihan?”“Aku akan berjalan-jalan dulu sebentar keluar untuk melihat-lihat.. Sheeva istirahat dan tidur saja ya” ucap Bintang tersenyum, lalu beranjak pergi meninggalkan Sheeva yang masih terduduk termangu.Alexandria memang sangat indah dimalam hari, hal inilah yang membuat Bintang mengagumi keindahan kotanya. Biarpun malam sudah mulai larut, tapi kota masih ramai dengan orang yang beraktif
Malam semakin larut.Tunggg!! Tunggg!!Peronda malam di kota Alexandria terdengar membunyikan suara gong sebanyak 2x yang menandakan dalam beberapa jam kedepan matahari akan segera terbit. Malam yang semakin larut, rupanya tak begitu dirasakan oleh sepasang muda mudi yang tengah dimabuk asmara. Bintang dan Sheeva.Di kamarnya, Sheeva tampak dengan manja merebahkan kepalanya dipangkuan Bintang. Bintang sendiri tampak menyandarkan dirinya didinding ranjang. Keduanya tampak begitu mesra dengan sesekali berciuman dan saling melumat bibir dengan mesranya. Terlihat jelas kebahagiaan diwajah Sheeva sehingga Sheeva menolak tidur malam ini. Sheeva tak ingin melewatkan kesempatan yang begitu sangat membahagiakan malam ini terlewat begitu saja dengan memilih untuk tidur. Sheeva lebih memilih untuk menikmati kebersamaannya dengan Bintang.Bintang sendiri dengan sabar melayani kemanjaan Sheeva kepada dirinya. Bintang memaklumi kalau ini adalah untuk pertama kalinya Sh
Pagi datang, Bintang dan Sheevapun melanjutkan perjalanan mereka untuk menuju Qairo, pusat kotaraja Mesir. Dengan menggunakan 2 ekor kuda yang mereka beli di Alexandria, keduanya memacu kudanya dengan cepat. Perjalanan Alexandria menuju Qairo cukup jauh, bisa memakan waktu 4-5 hari perjalanan bila menggunakan kuda. Bila waktunya beristirahat, keduanya beristirahat dimanapun mereka berada. Disepanjang perjalanan, Sheeva terlihat sangat bahagia dengan senyum sumringah dibalik cadar yang dikenakannya.Siang itu, Bintang dan Sheeva melintasi padang gurun pasir yang cukup gersang dan tandus, untunglah Bintang sudah mempersiapkan kuda mereka dengan segala perbekalannya dan yang lebih menguntungkan lagi, hari itu matahari tidak bersinar dengan terik, cuaca mendung, tapi masih cukup jauh untuk mendatangkan hujan.“Berhenti Sheeva!” ucap Bintang tiba-tiba seraya merentangkan tangannya kesamping. Sheeva yang berkuda disebelah Bintang segera menghentikan lari kudanya.