“Bagaimana Sheeva?” tanya Bintang hingga menyadarkan Sheeva dari lamunannya.
“Eh.. oh iya. Maaf kak, Sheeva kurang memperhatikan. Jurus-jurus yang kakak peragakan tadi sangat indah luar biasa sehingga membuat Sheeva termangu” ucap Sheeva dengan lugunya tersenyum. Lagi-lagi Bintang hanya bisa tersenyum mendengarnya.
“Tapi jurus lembut seperti itu bagaimana bisa hasilnya sangat dahsyat kak?” sambung Sheeva lagi bertanya dengan bingung. Bintang terdiam sejenak lalu kemudian tersenyum.
“Ayo berdiri” ucap Bintang menyuruh Sheeva untuk berdiri. Tanpa banyak bertanya Sheeva segera bangkit berdiri.
“Kemari” ucap Bintang dan lagi-lagi tanpa banyak bertanya Sheeva berjalan mendekati Bintang.
“Sekarang coba serang kakak dengan sekuat tenaga yang Sheeva miliki” ucap Bintang lagi hingga mengejutkan Sheeva. Sheeva ragu untuk melakukannya.
“Jangan takut, kakak hanya akan memperli
Hari-hari berikutnya, Bintangpun mulai mengajari Sheeva jurus tai chi, bukan hanya jurus tai chi, tapi Bintang juga memberikan ajian mata dewa kepada Sheeva, dan ada yang paling menyenangkan bagi Sheeva dalam mempelajari jurus tai chi, yaitu terkadang Bintang harus merapatkan dirinya dibelakangnya dan memegang kedua tangannya, lalu mengarahkan dirinya untuk memperagakan jurus-jurus tai chinya. Terkadang Bintang harus memeluknya dari belakang untuk mengajarinya, dan Sheeva sangat senang dengan hal ini. Hari demi hari kedekatan diantara mereka berdua terus terjalin, sekarang justru Sheeva yang berharap kalau perjalanan ini takkan pernah sampai ke Mesir, karena Sheeva ingin lebih berlama-lama bersama Bintang.Kali inipun Bintang kembali harus mengajarkan Sheeva dengan cara memeluknya dari belakang, lalu memegang kedua tangan Sheeva dan menggerakkannya dengan sangat perlahan untuk memperagakan jurus tai chi yang diajarka
PAGI ITU.Tong ! Tong ! Tong ! Tong ! Tong !Suara pentungan terdengar bertalu-talu dari atas kapal dagang yang ditumpangi oleh Bintang. Bintang dan Sheeva yang mengenakan cadar tampak baru saja keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi. Terlihat diluar orang sudah sibuk berlari panik kesana kemari.“Ada apa?” tanya Bintang pada salah seorang awak kapal yang tengah berlari.“Bajak laut!” ucap awak kapal itu lagi menjawab sebentar, lalu kemudian kembali berlari kedalam. Wajah Sheeva terlihat berubah mendengar hal itu, hanya Bintang yang tetap tenang mendengarnya.“Bajak laut kak!” ucap Sheeva lagi dengan suara bergetar“Ayo kita kedepan!” ucap Bintang lagi mengajak Sheeva, walaupun sebentarnya takut, tapi Sheeva akhirnya mengikuti langkah Bintang yang kedepan.Di depan terlihat kapten kapal sudah bersiap dengan para awak kapal dengan pedang dan perisai ditangan, sepertinya merek
“Aku Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam. siapa kapten kapal ini?” ucap lelaki bertampang sangar itu lagi, rupanya dia adalah Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam.“Aku kapten kapal ini!” ucap Kapten kapal tanpa gentar tampak maju kedepan.“Tak perlu terjadi pertumpahan darah, asalkan kau mau menyerahkan setengah dari barang bawaanmu ini” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi.“Langkahi dulu mayatku kalau kau ingin mengambilnya” ucap kapten kapal tak kalah keras.Sepertinya pertempuran diantara kedua belah pihak memang tak bisa dihindari lagi. Kedua belah pihak tampak sudah bersiap siaga dengan apa yang akan terjadi.“Tunggu!” sebuah suara keras membahana terdengar ditempat itu, membuat semua orang yang ada ditempat itu mengalihkan pandangan mereka kearah asal suara. Rupanya suara itu berasal dari sosok Bintang.“Tenanglah semua.. tenang!” ucap Bintang mencoba meredakan su
Lawan Sheeva yang mendengar panggilan meremehkan itu segera mengambil ancang-ancang untuk menyerang.“Hadapi dengan kelembutan melawan kekerasaan Sheeva” kembali terdengar suara Bintang terngiang ditelinganya.Sheevapun mengikuti bisikan Bintang, gerakan lembut bagaikan air mengalir dari jurus tai chi diperlihatkan oleh Sheeva.“Arrrgghhhh!” lawan Sheeva berlari kedepan ingin menerkamnya.Hanya dengan menggeser sedikit tubuhnya kesamping, lalu menggunakan kakinya untuk menjegal kaki lawan, dan dengan sedikit dorongan tangan untuk menambah daya dorongnya Sheeva lakukan, hasilnya ;Bruuukkk!!Lawan Sheeva tersungkur keras menghantam dinding kapal. Sheeva sendiri terkejut dengan hasilnya, hanya dalam satu gebrakan saja, lawan berhasil dijatuhkan. Sheeva kembali menatap kearah Bintang yang tampak tersenyum mengangguk kearahnya.Lawan Sheeva sendiri terlihat bangkit dengan amarah kekesalan yang mem
Sementara Sheeva yang berada ditengah-tengah kepungan para anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam tampak langsung memasang kuda-kuda bersikap waspada.“Jangan takut Sheeva, gunakan jurus menggunakan ketenangan melawan pertempuran” kembali terdengar bisikan Bintang dipendengaran Sheeva, Sheeva sendiri tampak langsung berpaling kearah Bintang dan kemudian menganggukkan kepalanya.“SERANG!” perintah Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam kepada para anak buahnya yang telah siap sedia menyerang.Hyatttt!! Hyatttt!! Hyatttt!! Hyatttt!!Belasan orang anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam langsung bergerak menyerang kearah Sheeva.Sheeva pun dengan sigap menyambutnya, dari gerakannya, Sheeva terlihat begitu sangat tenang menghadapi lawan-lawannya.Desss ! Desss ! Desss ! Desss ! Desss !Beberapa orang anggota Bajak Laut Tengkorak Hitam terlihat langsung terpental terkena hantaman Sheeva. Pertarungan terjadi dengan sengit,
Glekkk!!Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam tampak harus meneguk ludahnya sendiri saat melihat belasan anak buahnya tersungkur hanya dalam satu gebrakan saja oleh lawannya.“Kalian sudah kalah. sesuai kesepakatan, segera tinggalkan kapal ini!” ucap Bintang dengan dinginnya.“Kesepakatan dibuat hanya untuk dilanggar. itulah kode etik bajak laut!” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi tersenyum sinis. Lalu tiba-tiba saja tangan kiri Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam terangkat, dan mengarahkan senjata laras pendek ditangannya kearah Bintang. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang, termasuk Sheeva.“Kakak.” ucap Sheeva langsung mendekat dan menempel dipunggung Bintang.“Tenanglah Sheeva” ucap Bintang menenangkan Sheeva.“Apa kehebatanmu bisa menandingi senjata apiku ini!” ucap Ketua Bajak Laut Tengkorak Hitam lagi membanggakan senjata laras pendek ditangannya.“Kau ak
Secepatnya kapal Bajak Laut Tengkorak Hitam langsung berlayar menjauh dari kapal dagang tempat Bintang berada. Diatas kapal Bintang, kapten kapal beserta awak kapal juga termasuk Sheeva tampak masih memandang tak percaya kearah Bintang.“Kapten. kita bisa melanjutkan perjalanan kita sekarang!” ucap Bintang tersenyum kearah kapten kapal yang masih termangu ditempatnya.“Baa..ba.baik tuan!” ucap kapten kapal dengan gugup.“Sheeva, ayo kita pergi dari sini!” ucap Bintang seraya berbalik dan menarik tangan Sheeva. Sheeva bagaikan sapi yang dicocok hidungnya hanya berjalan mengikuti Bintang dengan tetap memandang kearah Bintang dengan tatapan kagum.“S..si..siapa dia kapten?” tanya salah seorang awak kapal setelah bayangan Bintang dan Sheeva menghilang dari balik pintu kapal.“Entahlah aku juga tidak tau.” sahut kapten kapal“Apa dia benar-benar seorang manusia?” tanya awak k
Sore itu, kapal dagang yang ditumpangi Bintang dan Sheeva merapat di Alexandria.Alexandria, sebuah nama yang cantik. Sesuai namanya, kota di pesisir utara Mesir ini memang sangat cantik. Disebut Iskandariyah oleh orang Mesir, kota ini berhadapan langsung dengan birunya Laut Mediterania. Bibir pantainya dihiasi hamparan pasir putih kekuningan, khas padang pasir Timur Tengah, berbaur dengan bebatuan yang menonjol di sana-sini. Dari sisi usia, Alexandria tergolong kota tua. Ia dibangun oleh Alexander the Great (Alexander Agung), penguasa Kekaisaran Makedonia, sebuah negeri di timur laut Yunani. Pada masa jayanya, Alexander berhasil memimpin ke kaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, yang membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Ketika menaklukkan Mesir, ia membangun Alexandria dan menjadikannya sebagai ibu kota kekaisaran. Sejarah mencatat, Alexander the Great membangun kota ini pada 332 SM dengan mendatangkan sejumlah arsitek dari Yunani. Tak heran, &lsqu