Malam kembali datang menjelang, seperti biasanya malam itupun rembulan tampak bersinar dengan redup, tapi disana sini masih cukup banyak bintang-bintang yang menemaninya dengan setia.
Malam itu ditempat kediamannya, Nyai Purbasari tengah menceritakan sebuah rahasia tentang dirinya dan kakaknya Nyai Kembangsari, rahasia besar yang sangat membuat Bintang terkejut.
“Tidak mungkin!”. ucap Bintang tanpa sadar.
“Hal ini mungkin memang sangat sulit untuk dipercaya kangmas, tapi itulah kenyataan, kangmas mungkin tahu kalau nyimas Kembangsari memiliki sebuah tanda lahir dilengan kanannya seperti ini.”. ucap Nyai Purbasari lagi seraya menyingkapkan pakaian dilengannya dan kini terlihatlah sebuah tangan indah nan putih milik Nyai Purbasari, tapi bukan hal itu yang memancing perhatian Bintang, melainkan sebuah tanda merah berbentuk segitiga dilengan Nyai Purbasari, tanda yang sama seperti yang dimiliki oleh Nyai Kembangsari.
“Tapi tetap
“Weerrrr......werrr”. tapi tiba-tiba saja dari arah luar, sebuah cahaya hitam berkiblat masuk kedalam kamar Bintang melalui jendela kamar yang terbuka itu, sesaat terlihat semburat cahaya hitam itu tampak mengitari tempat peraduan Bintang sampai kemudian cahaya itu terlihat mulai turun kelantai dan astaga, secara mengejutkan dari cahaya hitam yang berpedar itu mulai menjelma menjadi sesosok tubuh. Semakin lama cahaya hitam itu semakin memudar, tapi kali ini sebagai gantinya, cahaya hitam itu telah menjelma menjadi sosok seorang wanita anggun berparas cantik, wanita anggun ini tampak mengenakan pakaian serba hitam dengan garis-garis merah, tapi pakaian hitam yang dikenakannya cukup tipis hingga cukup memperlihatkan bentuk lekuk tubuhnya yang indah dibalik pakaiannya itu. Bahkan bukan itu saja yang sangat menarik dari sosok wanita cantik ini, pakaian transparan yang digunakannya tampak begitu rendah dibagian dadanya hingga belahan kedua gunung kembarnya yang membusung indah terlihat jel
Malam kembali datang, tapi malam ini hujan tidak turun seperti malam sebelumnya, walau bersinar redup, tapi sang rembulan masih menampakkan dirinya dipuncaknya, ditemani beberapa bintang yang masih setia bersamanya.Malam telah semakin larut, saat Nyai Purbasari terlihat keluar dari kamarnya, dengan sangat hati-hati Nyai Purbasari terlihat melangkah seakan-akan dia tak ingin keberadaannya diketahui oleh orang lain. Suasana malam itu benar-benar sunyi senyap, hampir semua mahluk sudah tenggelam dibuaian mimpinya. Nyai Purbasari terus melangkah menuju kepintu sebuah kamar, dan saat dia tiba didepan pintu kamar itu, dia berhenti sejenak, lalu dengan sangat hati-hati Nyai Purbasari terlihat menempelkan pendengarannya kearah pintu kamar tersebut.Secara perlahan tapi pasti, raut wajah jelita milik Nyai Purbasari terlihat berubah, nafasnya terdengar memburu, keringat dingin terlihat mengucur diwajahnya, dengan wajah memerah Nyai Purbasari terlihat cepat menarik wajahnya dari
“Kau boleh melakukan apapun nyimas, tapi tolong jangan ganggu dia. ?” ucap Nyai Purbasari lagi kepada Bintang.“Oh... Rupanya kau juga jatuh cinta padanya Purbasari. Tak heran adik dan kakak mencintai orang yang sama.”. ucap Nyai Kembangsari lagi tersenyum sinis.“Tapi dia memang pantas untuk dimiliki oleh setiap wanita didunia ini. Tapi selagi aku yang memiliki, tidak ada seorang wanitapun yang boleh memilikinya. Termasuk kau Purbasari”. ucap Nyai Kembangsari lagi dengan tegas. Dan Nyai Purbasari sangat terkejut saat tiba-tiba saja sosok Nyai Kembangsari yang tadinya berada beberapa langkah dihadapannya, kini sudah berada tepat didepannya, bahkan ; “Ugghhh.”. dengan tiba-tiba saja tangan kanan Nyai Kembangsari telah mencengkram lehernya dengan keras, hingga sosok tubuh Nyai Purbasari terangkat keatas.“Akan kukirim kau untuk menemui kakakmu.”. ucap Nyai Kembangsari lagi dengan pandangan yang mengeluark
Bersamaan dengan itu Mbah Suropun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Bintang dan kembali wajah Bintang berubah mendengar cerita yang disampaikan oleh Mbah Suro.“Aku datang terlambat Bintang”.“Ta... Tapi bisakah kita menolongnya mbah.”.“Bisa, hanya saja waktu kita sangat sempit Bintang, bila sampai matahari terbit diufuk timur, maka semuanya sudah terlambat..”. ucap Mbah Suro seraya menatap kearah mulut goa, dimana kegelapan masih menyapa.“Kalau begitu jangan ditunda lagi mbah, ayo kita berangkat sekarang”. ucap Bintang, tapi Bintang terkejut saat melihat wajah Mbah Suro yang berubah.“Tempat kekuasaan Ratu Kegelapan berada di dunia kegelapan Bintang, dan ditempatnya Ratu Kegelapan takkan bisa dikalahkan, jika kita kesana, aku ragu apakah kita bisa untuk mengalahkannya..”. ucap Mbah Suro lagi.“Aku tak perduli mbah, yang penting sekarang adalah menyelamatkan Ny
“Buka matamu sekarang Bintang.!”. sebuah suara terdengar lembut dipendengaran Bintang, dengan perasaan berdebar Bintang segera membuka kedua matanya, dan ; “Ahhh...”. Bintang terperanjat kaget saat melihat keberadaan dirinya saat itu, tak ada sesuatupun yang dapat terlihat kecuali kegelapan. Hanya sosok Mbah Suro saja yang dapat Bintang lihat, karena disekujur tubuh Mbah Suro terlihat memancarkan cahaya putih yang cukup terang.“Inilah Dunia kegelapan itu Bintang, gunakan aji Nur Prasetya Bumimu untuk melihat jalan.”. ucap Mbah Suro lagi dan tanpa menunggu waktu lagi, Bintangpun segera merapal aji Nur Prasetya Buminya, dan seketika saja tubuh Bintangpun langsung memancarkan cahaya putih yang cukup terang seperti yang dipergunakan oleh Mbah Suro. Dan Bintang kini baru dapat melihat kalau tepat dihadapan mereka, ada dua buah lorong goa yang cukup besar.“Kita harus bergerak cepat Bintang, jika tidak Nyawa Nyai P
“Aku Bintang, aku kemari karena ingin menyelamatkan temanku”. ucap Bintang tegas.“Aku adalah penjaga tempat ini, dan siapapun yang masuk kedalam tempat ini takkan pernah bisa keluar dengan selamat dan kau harus menjadi budakku sama seperti mereka”. ucap mahluk hitam itu lagi, Bintang melirikkan pandangannya kearah mayat-mayat hidup yang berjalan disana sini.“Aku takkan sudi bernasib sama seperti mereka”. ucap Bintang lagi.“Huh! kita lihat saja apa bicaramu sehebat kemampuanmu.”. ucap mahluk hitam itu lagi seraya menyilangkan tombak bermata limanya, Bintangpun tak tinggal diam.“Hyattt......bet...bett....betttt..”. sosok mahluk itu terlihat langsung menyerang Bintang dengan ganasnya, tombak bermata lima miliknya langsung menderu kearah Bintang.Untunglah yang menjadi lawan mahuk hitam ini Bintang, hingga serangan hebat itu terlihat masih bisa diatasi Bintang dengan gerakan lincah jurus
“Mahluk itu tidak akan bisa dibunuh ditempat ini.”. kembali terdengar suara sang kepala kera. Tapi kemudian perhatian Bintang kembali terpecah saat mahluk hitam itu sudah kembali menyerangnya dengan tombak bermata limanya.“Cringg.”. Bintang mencabut pedang lentur yang ada dipunggungnya, dan ; “Trangg...trangg....tranggg”. kini keduanya sudah kembali bertarung sengit dengan senjata masing-masing, dan pada suatu kesempatan Bintang berhasil membabatkan pedangnya kearah kepala si mahluk hitam, dan ; “Crasshhh.”. kepala sang mahluk hitam langsung terpotes putus dari tempatnya, melihat hal itu, Bintang segera melompat menjauh.Pandangan Bintang bergidik saat tidak melihat darah dari tebasan pedangnya tadi dan Bintang semakin terkejut saat melihat tiba-tiba saja kepala si mahluk hitam yang tadi sudah terguling-guling dibebatuan itu tiba-tiba saja kembali melesat dan menyatu ditubuh pemiliknya.“Sudah kubilang kau t
Sebuah ruangan goa terlihat cukup luas, terihat sebuah undakan tangga yang menjulang tinggi, begitu tingginya sampai-sampai ujung undakan tangga itu tidak terlihat oleh pandangan mata. Dibawah undakan tangga terlihat sesosok tubuh berdiri dengan menatap tajam kearah undakan tangga yang ada dihadapannya. Sosok tubuh itu adalah sosok seorang kakek yang tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa.“Tunjukkan dirimu Ratu Kegelapan.”. tiba-tiba saja terdengar suara kakek tua berperawakan gagah itu dengan lantang. Suaranya menggema diseluruh tempat itu.“Hupp.”. tiba-tiba saja sikakek pertapa melompat menjauh saat segelombang angin menerjangnya dengan keras, begitu tidak mengenai sasaran, putaran angin beliung itu terlihat menjauh beberapa tombak dihadapan sang kakek dan kejap berikutnya ; “zeggghtsss..”. angin itu sirna dan sebagai gantinya kini dihadapan sang kakek pertapa menjelma sosok seorang wanita berwajah cantik, tap