“Mahluk itu tidak akan bisa dibunuh ditempat ini.”. kembali terdengar suara sang kepala kera. Tapi kemudian perhatian Bintang kembali terpecah saat mahluk hitam itu sudah kembali menyerangnya dengan tombak bermata limanya.
“Cringg.”. Bintang mencabut pedang lentur yang ada dipunggungnya, dan ; “Trangg...trangg....tranggg”. kini keduanya sudah kembali bertarung sengit dengan senjata masing-masing, dan pada suatu kesempatan Bintang berhasil membabatkan pedangnya kearah kepala si mahluk hitam, dan ; “Crasshhh.”. kepala sang mahluk hitam langsung terpotes putus dari tempatnya, melihat hal itu, Bintang segera melompat menjauh.
Pandangan Bintang bergidik saat tidak melihat darah dari tebasan pedangnya tadi dan Bintang semakin terkejut saat melihat tiba-tiba saja kepala si mahluk hitam yang tadi sudah terguling-guling dibebatuan itu tiba-tiba saja kembali melesat dan menyatu ditubuh pemiliknya.
“Sudah kubilang kau t
Sebuah ruangan goa terlihat cukup luas, terihat sebuah undakan tangga yang menjulang tinggi, begitu tingginya sampai-sampai ujung undakan tangga itu tidak terlihat oleh pandangan mata. Dibawah undakan tangga terlihat sesosok tubuh berdiri dengan menatap tajam kearah undakan tangga yang ada dihadapannya. Sosok tubuh itu adalah sosok seorang kakek yang tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa.“Tunjukkan dirimu Ratu Kegelapan.”. tiba-tiba saja terdengar suara kakek tua berperawakan gagah itu dengan lantang. Suaranya menggema diseluruh tempat itu.“Hupp.”. tiba-tiba saja sikakek pertapa melompat menjauh saat segelombang angin menerjangnya dengan keras, begitu tidak mengenai sasaran, putaran angin beliung itu terlihat menjauh beberapa tombak dihadapan sang kakek dan kejap berikutnya ; “zeggghtsss..”. angin itu sirna dan sebagai gantinya kini dihadapan sang kakek pertapa menjelma sosok seorang wanita berwajah cantik, tap
“Pukulan Kegelapan Abadi yeaahhh...wuusshhh”. sosok Ratu Kegelapan ikut melesat kedepan dan ; “Blepppp....”. kedua telapak tangan yang saling mengeluarkan cahaya yang berbeda warna itu saling bertemu dan kini terlihatlah keduanya saling mengadu tenaga dalam satu sama lain.Dan astaga, apa yang terjadi benar-benar luar biasa, semua bebatuan yang ada disekitar pertarungan itu tiba-tiba saja terangkat dengan sendirinya, bahkan ; “Duarr....duarr... duarrr..”. batu-batu itu langsung hancur berkeping-keping akibat kuatnya gelombang tenaga yang keluar dari kedua pendekar hebat itu, bahkan ditempat itu langsung menjelma menjadi satu putaran angin puting beliung yang benar-benar menghancurkan tempat itu, hingga akhirnya ;“Blarrrrrrr....”. sebuah ledakan dasyat akhir terjadi saat keduanya mencapai puncak, “Akhhh.”. hampir bersamaan kedua sosok itu saling terlempar hebat kebelakang. Baik sosok Mbah Suro maupun
Dunia Alam Kegelapan, tempat kediaman Ratu Kegelapan, merupakan sebuah tempat semu yang bagi kebanyakan orang, tempat ini hanya isapan jempol belaka, bahkan mungkin banyak orang yang menganggap tempat seperti itu tidaklah ada. Tapi sayang ada banyak hal yang ada diatas muka bumi ini yang mungkin berada diluar jangkauan akal manusia, salah satunya adalah keberadaan Dunia Alam Kegelapan. Sebagaimana diceritakan pada cerita sebelumnya (Munculnya Ratu Kegelapan), Bintang bersama Mbah Suro memasuki Dunia Alam Kegelapan untuk menyelamatkan roh Nyai Purbasari yang dibawa oleh Ratu Kegelapan ke Dunia Alam Kegelapan. Tapi malangnya justru dengan segala taktik dan tipu dayanya, Ratu Kegelapan berhasil memperdaya Bintang dan Mbah Suro.Dan sebagai akibatnya, Bintang dan Mbah Suro kini harus menerima keadaan dirinya yang terkurung disebuah kerangkeng besi yang terbungkus oleh satu cahaya hijau, hebatnya lagi kerangkeng besi itu tampak mengawang diudara, sementara dibawah
“Tapi guru tidak usah khawatir, aku akan berusaha mengeluarkan guru dari tempat terkutuk ini”. ucap nyamuk kecil itu lagi. “Tunggu Dewa Kera, aku hanya ingin tahu kenapa kau memanggilku guru, padahal kita baru bertemu disini”. ucap Bintang lagi cepat untuk menghilangkan rasa penasarannya. “Itu karena guru telah menyelamatkanku. Dulu aku pernah bersumpah, siapapun orang yang menyelamatkanku dari tempat terkutuk ini aku akan menganggapnya sebagai guruku. Sudah begitu lama sekali aku terperangkap ditempat terkutuk ini, mungkin sudah sekitar 800 tahunan”. ucap nyamuk kecil itu. “800 tahun”. ucap Bintang dan Mbah Suro dengan wajah berubah. “Yah, kalau saja waktu itu Ratu Kegelapan tidak memperdayaku, hal itu tidak akan terjadi.”. ucap nyamuk kecil itu lagi. “Dan selama itu pula aku selalu menantikan orang yang bisa menyelamatkanku dari tempat terkutuk ini hingga akhirnya guru datang dan membebaskanku dari batu kutukan itu”. ucap nyamuk kecil itu la
“Aku takkan pernah bisa melupakan saat-saat kemesraan diantara kita kangmas”. ucap Ratu Kegelapan lagi dengan lembut, dan Bintang tak menyadari saat tiba-tiba saja dari kedua mata Ratu Kegelapan terlihat kilatan cahaya hitam yang keluar. Dan secara diam-diam Ratu Kegelapan sudah menggunakan pengaruh ghaibnya kepada Bintang. “Aku benar-benar mencintaimu kangmas. Apakah kangmas lupa dengan janji kita untuk menikah”. ucap Ratu Kegelapan seraya melangkah kedepan, mendekati sosok Bintang yang terlihat tiba-tiba saja terpaku ditempatnya. Ditempatnya Mbah Suro kembali terkejut saat melihat Bintang yang mulai terpengaruh dengan pengaruh ghaib yang diberikan oleh Ratu Kegelapan, tapi tidak ada yang bisa diperbuat oleh Mbah Suro, karena untuk menggerakkan tubuh saja Mbah Suro sudah tidak kuasa, bahkan untuk mengeluarkan suara untuk menyadarkan Bintang saja Mbah Suro tak kuasa. Sosok Ratu Kegelapan terlihat semakin dekat dengan sosok Bintang, dan Bintang seperti benar-b
“Pukulan Kegelapan Abadi yeaahhh...wuusshhh....”. sosok Ratu Kegelapan melesat kedepan dengan cahaya hitam dikedua tangannya. “Nur Prasetya Bumi heaaa... Wussshhh”. sosok Bintangpun ikut melompat kedepan dengan cahaya putih ditangannya. dan ; “Blepppp...”. kedua telapak tangan yang saling mengeluarkan cahaya yang berbeda warna itu saling bertemu dan kini terlihatlah keduanya saling mengadu tenaga dalam satu sama lain. Terkadang cahaya hitam milik Ratu Kegelapan terlihat unggul, mengalahkan cahaya putih yang keluar dari kedua tangan Bintang. “Serrrrr”. tiba-tiba saja sesosok bayangan berkelebat kebelakang Bintang dan rupanya Mbah Suro yang melakukan hal itu, Mbah Suro terlihat langsung menempelkan kedua tangannya kepunggung Bintang dan terlihat dari tangan Mbah Suro mengalir cahaya putih yang juga tak kalah terang dari cahaya yang keluar dari tangan Bintang, wajah Ratu Kegelapan langsung berubah melihat hal itu, tapi terlambat baginya u
Malam itu Nyai Purbasari benar-benar tak dapat memejamkan matanya, benaknya selalu teringat akan Bintang, kegelisahannya jelas terpancar dari sosok dirinya yang malam itu benar-benar tak kuasa untuk memejamkan kedua matanya, lebatnya guyuran hujan malam itu seakan ikut menambah kegundahan hati Nyai Purbasari. “Ah... Apakah kangmas Bintang benar-benar tidak menyadari kalau sikapku selama ini padanya sudah menandakan kalau aku mencintainya... Ah, tidak mungkin kangmas Bintang tidak tahu hal ini”. ucap Nyai Purbasari lagi, berkata pada dirinya sendiri. “Tapi, ah, bagaimana kalau memang seandainya kangmas Bintang memang benar-benar tidak tahu dengan perasaanku ini. Ah, aku harus mengatakan tentang hal ini padanya, diterima atau tidak yang penting aku sudah mengungkapkan perasaanku padanya, paling tidak seumur hidupku aku tidak akan dihantui oleh rasa penasaranku.”. batin Nyai Purbasari lagi memutuskan tentang apa yang harus dilakukannya. Memutuskan demikian, Nyai Purbasa
“Ya, tapi nyai tau sendiri kalau aku begitu mencintai Nyai Kembangsari.”. ucap Bintang lagi hingga kali ini wajah Nyai Purbasari justru berubah murung. Harapannya untuk mendapatkan sambutan cinta dari Bintang rasanya hanya tinggal harapan baginya. “Tapi aku sadar nyai, aku harus terus melanjutkan hidupku.”. ucap Bintang lagi hingga lagi-lagi paras cantik Nyai Purbasari berubah, ditatapnya kedua mata Bintang untuk mencari jawaban atas pernyataan Bintang barusan. “Sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama dengan nyai”. ucap Bintang lagi hingga semakin membuat paras Nyai Purbasari berubah. Bahkan Nyai Purbasari semakin terkejut saat tiba-tiba saja jari jemari tangan Bintang sudah mulai membelai wajah cantiknya, Nyai Purbasari tidak menyadari kalau saat itu Bintang sudah tak sanggup lagi untuk menahan gejolak hasrat birahi didalam dirinya melihat sosok jelita Nyai Purbasari yang berdiri begitu menggairahkan dihadapannya. “Sekarang katakan padaku nyai, apakah nyai mencintaiku?”. uc