“Bruushhh......settt....settt...setttt”. disaat-saat perhatian sang wanita berkerudung merah tengah terarah pada serangan ke-12 orang pengikut Begal Gonggo, tiba-tiba saja sesosok tubuh muncul dari dalam tanah dibelakangnya, dan belum lagi sang wanita berkerudung merah menyadari apa yang terjadi, sosok yang ternyata adalah sosok Begal Gonggo itu terlihat langsung melepaskan senjata rahasia dari tangannya. Walaupun sempat mendengar desiran-desiran halus dari arah belakangnya, sang wanita berkerudung merah mencoba untuk menepisnya dengan mengibaskan tangannya dan ; “Wuuttt”. segelombang angin berkiblat kencang kearah senjata-senjata rahasia itu, tapi ; “crashh.....akhhhh”. sang wanita berkerudung merah terlihat menjerit keras saat merasakan punggungnya terasa seperti ditusuk sesuatu, sepertinya beberapa dari senjata rahasia itu berhasil mengenai dirinya. “Hup..”. dengan gerakan yang sangat cepat sang wanita berkerudung merah melompat men
Seraya terus melayani serangan-serangan lawannya, Bintang terus membagi perhatiannya kearah pertarungan sang wanita berkerudung merah, karena melihat keadaannya jelas Bintang sangat mengkhawatirnya. Sesekali Bintang membalas serangan ke-12 orang para anak buah Begal Gonggo yang langsung tersungur akibat tendangan keras Bintang. Tapi itu tidak membuat surut semangat para penyerangnya yang justru semakin bersemangat menyerangnya.Setelah sekian lama ; “Duarr...duarrr.....duarrrr”. tempat itu dilanda beberapa kali ledakan dahsyat dari pertarungan yang terjadi antara sang wanita berkerudung merah dengan Begal Gonggo, kedua-duanya terlihat saling terlempar kebelakang. “Huakk”. sang wanita berkerudung merah terlihat langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya seraya memegangi dadanya yang terasa nyeri, tapi sosok sang wanita berkerudung merah masih mampu berdiri ditempatnya.Sementara itu diseberang sana, sosok Begal Gonggo terlihat masih berdiri d
“Pakai saja nisanak”. Ucap Bintang lagi.“Terima kasih, tapi aku sudah cukup banyak berhutang budi pada kisanak.”. ucap wanita berkerudung merah itu lagi membuka ucapannya dan keningnya tiba-tiba saja berkerut saat melihat pemuda dihadapannya tersenyum kearahnya.“Kenapa kisanak tersenyum, apakah ada yang salah dengan diriku”. ucap wanita berkerudung merah itu lagi.“Oh tidak, maaf, maaf... Aku kira selama ini nisanak ini bisu, tapi ternyata nisanak bisa juga bicara”. ucap Bintang tertawa pelan, wanita berkerudung merah hanya ikut tersenyum mendengar gurauan itu, lalu bersama Bintang dia menikmati buah-buahan yang tadi dibawa oleh Bintang.“Oh ya aku sampai lupa memperkenalkan diriku, namaku Bintang. Kalau boleh tahu nama nisanak ini si ?”“Mawar... Namaku Mawar”. wanita berkerudung merah terlihat langsung memotong ucapan Bintang.“Sekali lagi aku benar-benar mengu
“Nyai Purbasari... Siapa dia ki ?”“Loh raden belum tahu ya, Nyai Purbasari itu adalah seorang sinden yang saat ini sangat terkenal dimana-mana den, dimana saja dia mengadakan pertunjukan selalu banyak orang yang melihatnya. Selain bersuara merdu, Nyai Purbasari juga sangat cantik den, seumur hidup aki, belum pernah aki melihat wanita yang begitu sempurna seperti Nyai Purbasari. Pokoknya raden pasti menyesal kalau tidak melihatnya”. ucap aki pemilik warung lagi seraya segera meninggalkan Bintang untuk melayani tamunya yang lain.Karena rasa penasarannya, akhirnya Bintang memutuskan untuk menunda perjalananya terlebih dahulu untuk membuktikan ucapan-ucapan orang-orang didesa itu tentang sosok Nyai Purbasari.***Malam sudah datang, tapi seperti biasanya, malam itu kademangan Sambodas sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya, disepanjang jalan terlihat diterangi oleh api obor yang terang benderang, puluhan bahkan ratusan orang ta
“Serrrrr”. sebelum tubuh Nyai Purbasari menghantam tanah, sebuah bayangan biru menyambarnya dengan cepat dan setelah bersalto beberapa kali diudara, sosok bayangan biru itu baru kembali turun ketanah dan kini terlihatlah sosok pemuda yang tak lain adalah Bintang, sementara itu sosok Nyai Purbasari telah berada dipondongan Bintang, Bintang segera menurunkannya dengan sangat hati-hati.“Sebaiknya nyai cepat menyingkir dari tempat ini”. ucap Bintang lagi seraya berbalik ingin melangkah pergi.“Tuan tung...!”. terlambat bagi Nyai Purbasari ingin mengucapkan terima kasih kepada tuan penolongnya, saat itu beberapa orang pengawalnya sudah terlihat menyuruhnya untuk segera meninggalkan tempat itu. Sebelum meninggalkan tempat itu, Nyai Purbasari terlihat masih sempat berpaling dan menatap kearah Bintang dan kemudian diapun melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.Tempat yang tadi begitu riuh dan ramai oleh para penonton, kini suda
“Huakkk.”. si Tapak Beracun langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya saat bangkit dari jatuhnya. “Pulihkan luka dalammu Tapak Beracun, sekarang giliranku”.ucap si Jarum Iblis lagi maju beberapa tindak kedepan.Ditempatnya Dewi Mawar Merah terlihat menatap sosok lawan yang berdiri dihadapannya, sosok lelaki ini sangat berbeda dengan sosok si Tapak Beracun tadi, sosok yang sekarang terlihat lebih tenang, rambutnya yang panjang yang dibiarkannya terurai didepan wajahnya, memuat kedua mata lelaki ini tak terlihat, tapi dari sikapnya Dewi Mawar Merah yakin kalau laki-laki yang satu inipun tak bisa dianggap enteng.“Ayo Dewi Mawar Merah, kita selesaikan pertarungan ini..”. ucap lelaki itu lagi seraya mengembangkan kedua tangannya. Melihat hal itu Dewi Mawar Merahpun bersiap menyambutnya.“Jaga seranganku Dewi Mawar Merah...hiyatttt”. sosok si Jarum Iblis merengsek kedepan, baru beberapa langkah ; “Sett... set
Dewi Mawar Merah hanya bisa terpana menyaksikan serangan maut yang dilepaskan oleh si Jarum Iblis, saat serangan itu semakin dekat, Dewi Mawar Merah hanya mampu menutupi kedua matanya dengan kedua tangannya.“Serrrr...weeesss...desshhh..”. disaat-saat yang genting itu pula tiba - tiba saja Dewi Mawar Merah merasakan ada satu hembusan angin kencang yang datan dari arah sebelah kananya dan kejap berikutnya Dewi Mawar Merah dapat mendengar sebuah teriakan keras yang datang dari arah depannya, belum lagi hilang rasa terkejutnya, tiba-tiba saja Dewi Mawar Merah merasakan ada yang menyambar tubuhnya dan membawanya melesat dengan kecepatan tinggi, penasaran dengan apa yang terjadi, tapi Dewi Mawar Merah membuka kedua matanya dan betapa terkejutnya Dewi Mawar Merah saat menyadari kalau saat itu dirinya tengah berada dipondongan seorang pemuda berjubah biru yang beberapa waktu lalu juga pernah menolongnya.Apa yang terjadi ? disudut sana terlihat sosok si Jarum Ibli
“Baiklah nisanak, aku pergi dulu sebentar, nisanak disini saja dulu .”. ucap Bintang lagi seraya bangkit berdiri.“Ma...mau kemana ?”. ucap gadis ini cepat.“Aku akan mencari makan untuk kita berdua. Nisanak pasti sudah sangat lapar”. ucap Bintang tersenyum seraya berkelebat pergi, sepeninggalan Bintang, gadis ini termenung, walau mereka baru saja kenal, tapi pemuda itu begitu amat baik kepadanya bahkan sangat akrab sekali dengan dirinya seakan-akan mereka sudah kenal begitu lama.Sambil menunggu, gadis ini kembali mengenakan kerudung merahnya dan setelah itu dia mengambil sikap bersemedi untuk memulihkan tenaganya.Belum begitu lama gadis ini tenggelam dialam tapa bratanya, tiba-tiba saja pendengarannya yang tajam mendengar suara-suara mencurigakan yang datangnya dari arah depan, maka setika gadis ini dengan cepat membuka kedua matanya, tapi ; “Tuk”. sebuah totokan sudah mendarat ditubuhnya dengan telak dan
“Kami akan mempertimbangkan ucapanmu tadi kisanak, tapi kau harus memberitahukan dulu namamu pada kami”. ucap salah seorang diantara mereka lagi, ditempatnya Bintang terlihat berfikir sejenak, dan ;“Orang-orang persilatan menyebutku Ksatria Pengembara”. ucap Bintang akhirnya, tapi ucapan singkat itu justru membuat perubahan hebat diwajah kedua lelaki yang ada dihadapannya, bahkan raut wajah gadis berkerudung merah itupun ikut berubah.“Ternyata dia adalah pendekar yang terkenal itu”. batin gadis berkerudung merah ini lagi seraya menatap kearah sosok Bintang.“Baiklah pendekar, urusan ini tidak perlu kita lanjutkan lagi, tapi sebaiknya pendekar berhati-hati, ki Demang Wagata telah menyewa beberapa orang pendekar untuk menangkap gadis itu.”. ucap salah seorang dari kedua pendekar dari lembah lawu itu lagi.“Baik, terima kasih atas pemberitahuan kisanak berdua”. ucap Bintang lagi seraya menjura hor
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu