“Wah, nasi yang kau bawa ini enak sekali Pasadena”. ucap Bintang lagi setelah menyelesaikan makanannya, kening Pasadena semakin berkerut saat melihat Bintang yang kini berdiri bahkan dengan tenangnya berjalan kearahnya.
“Aku tidak tahu, apakah aku yang lupa memberitahukan padamu Pasadena, atau selama ini kau yang terlalu bodoh tidak pernah mendengar tentangku dari teman-temanmu selama ini kalau aku Ksatria Pengembara tidak akan bisa dilumpuhkan hanya dengan racun picisan seperti itu..”. ucap Bintang lagi tersenyum sinis.
Dan kini sadarlah Pasadena akan keterjepitan dirinya, karena didepannya kini berdiri sosok Bintang yang jelas tidak mungkin untuk dilewatinya, sedangkan disebelah kanannya berdiri sosok Patih Suryo yang juga rasanya tidak mungkin untuk dilewatinya, dan disebelah kanannya juga telah menghadang sosok Tumenggung Sahdewa yang terlihat telah mencabut keris ditangannya, dan yang terakhir yang ada dibelakangnya adalah sosok Gusti Prabu Jagat Kencana.
<“Ayo”. Gusti Prabu Jagat Kencana kembali memacu kudanya kedepan, disusul pula oleh yang lain, terkecuali sosok Bintang yang masih berada ditempatnya tanpa memacu kudanya, hal ini tentu saja membuat Gusti Prabu Jagat Kencana dan yang lainnya ikut menghentikan langkah kuda mereka seraya berbalik. “Ada apa Bintang ?”. “Maafkan saya gusti prabu, saya tidak bisa ikut gusti prabu, saya harus segera kembali kesana”. ucap Bintang lagi dan ini membuat Gusti Prabu Jagat Kencana dan yang lainnya saling pandang satu sama lain. “Bukankah lebih baik kita bersama-sama saja Bintang ?”. ucap Patih Suryo lagi. “Maafkan saya paman patih, tapi saya khawatir Iblis Kapak Merah saat ini pasti sudah mengetahui tentang bebasnya gusti prabu dari tangan Warok Hitam dan.” “Tidak apa-apa Bintang, biarkan dia menyusun kekuatan, aku yakin, kita pasti bisa mengalahkan mereka dalam peperangan nanti.”. ucap Gusti Prabu Jagat Kencana bersemangat memotong ucapan Bintang.
Begitu tiba dibawah pohon tempat persembunyian sosok tersembunyi itu, lelaki yang tampak sebuah kapak merah tersampir dipinggangnya itu terlihat langsung membuka celananya dengan tergesa-gesa, rupanya dia sudah kebelat ingin buang air kecil, hal inilah yang membuat sosok bersembunyi itu dapat menarik napas lega karena ternyata keberadaannya diatas pohon belum diketahui oleh orang Gerombolan Kapak Merah tersebut. Cukup lama lelaki berpakaian serba merah itu melepaskan uneg-unegnya, hingga akhirnya selesai juga dan dia terlihat berniat untuk kembali menaikkan celananya yang tadi dipelorotkannya, tapi ; “Jangan terburu-buru kisanak, kecuali kalau kau sudah tidak sayang lagi dengan nyawamu.”. betapa terperanjatnya sosok lelaki yang baru saja ingin kembali menaikkan celananya tersebut, tapi sebilah pedang yang kini menempel dilehernya telah membuat kedua tangannya terhenti, kilauan cahaya rembulan yang memantul dari ujung pedang yang kini menempel dilehernya membuat orang
Kehebohan yang terjadi ditempat itu ternyata telah mengusik ketenangan Iblis Kapak Merah sendiri, bersama beberapa orang kepala begal sekutunya, Iblis Kapak Merah segera keluar dari markas besarnya. Ditempatnya bintang kini dapat melihat sosok yang dikenalinya sebagai Iblis Kapak Merah yang keluar bersama beberapa tokoh kepala begal yang cukup memiliki nama besar ditanah jawa ini. Kehadiran Bintang yang datang dan kini berada tepat dihadapan Iblis Kapak Merah membuat wajah Iblis Kapak Merah berubah, karena dia ingat betul kalau pemuda itu adalah tawanan mereka beberapa waktu yang lalu. Tapi bagaimana sekarang pemuda ini kini sudah berada dihadapannya. Sebelum Iblis Kapak Merah mengeluarkan ucapannya, salah seorang pengikutnya terlihat mendekat dan berbisik kepada salah seorang yang saat itu berada tak jauh dari sosok Iblis Kapak Merah dan sesaat wajahnya terlihat berubah, orang itu tak lain adalah Si Jarum Beracun, orang kepercayaan Iblis Kapak Merah.
Sementara itu Iblis Kapak Merah sendiri bersama para petinggi sekutunya terlihat langsung mengambil tempat yang nyaman untuk menyaksikan hal itu. Menyadari kalau tidak ada jalan keluar lagi bagi dirinya untuk meninggalkan tempat itu yang sudah terkepung rapat oleh pengikut Gerombolan Kapak Merah, akhirnya ; “Hupp....hiyatt....hiyattt”. Bintang bergerak menghindari beberapa serangan kapak merah yang telah menyerangnya dan kini terlihatlah bagaimana Bintang bergerak cepat untuk menghindari setiap serangan yang siap merenggut nyawanya. Serangan demi serangan datang bagaikan air bah yang tiada henti-hentinya, dan sejauh ini Bintang hanya terlihat bergerak menghindari setiap serangan yang datang kearahnya, dan hal ini diam-diam telah mengundang decak kekaguman dari kepala-kepala begal yang saat itu ada bersama Iblis Kapak Merah. Semua perhatian kini tertuju kearah pertarungan yang terjadi, dimana terlihat Bintang benar-benar harus mati-matian menyelamatkan
“Tendangan Angin Puyuh..wuussh..wusshh..”. segelombang angin puyuh tercipta saat Bintang menggunakan salah satu dari jurus Tendangan Tanpa Bayangannya, untunglah jurus Tendangan Angin Puyuh ini cukup membuat kepungan yang ada disekeliling Bintang sedikit terbuka, hingga kini Bintang dapat menarik napas dalam-dalam untuk menghimpun kembali tenaganya yang terkuras, para pengikut Gerombolan Kapak Merah benar-benar tidak memberikan untuk Bintang untuk menghela napas dan kesempatan yang terbuka sesaat ini benar-benar dimanfaatkan Bintang untuk menghela napasnya dalam-dalam. Tapi kembali Bintang harus bersiap siaga saat melihat kembali ratusan orang pengikut Gerombolan Kapak Merah kembali bersiap untuk menyerangnya. Sesaat sebelum serangan itu dilancarkan Bintang masih sempat mengarahkan pandangannya kearah rombongan Iblis Kapak Merah dan para sekutunya yang berada dipendopo rumah. Ketegangan yang terjadi diluar juga terus terjadi didalam ruangan penjara bawah tanah, sesek
Sementara para pengikut Gerombolan Kapak Merah masih terlihat berada ditempatnya, tidak ada yang berinisiatif untuk menyerang terlebih dahulu, sebenarnya mereka cukup gentar melihat puluhan orang teman mereka yang sudah terkapar ditanah dan kesempatan ini tentu saja dimanfaatkan oleh Bintang untuk menarik napas dalam-dalam seraya mengumpulkan kembali sisa-sisa tenaganya yang tersisa. Sementara itu dipendopo rumahnya, Iblis Kapak Merah beserta para sekutunya cukup terkejut melihat kenyataan banyak orang-orang mereka yang berjatuhan. Apalagi saat ini mereka melihat bagaimana orang-orang mereka terlihat gentar untuk kembali maju menyerang melihat teman-teman mereka yang sudah terkapar disana sini. “Kalau ini terus dibiarkan bisa akan sangat berbahaya ketua”. ucap si Jarum Beracun lagi kepada Iblis Kapak Merah. “Apa yang dikatakan oleh Jarum Beracun memang sangat benar ketua, tolong ijinkan kami untuk ikut turun ketua”. ucap salah seorang ketua begal lagi.
Beberapa orang diantaranya yang tadi tengah memegang tali terlihat langsung mengambil tempat disegala sudut tubuh Bintang, Bintang semakin bersiap dengan Pedang Lentur ditangannya untuk menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi. “Serangg !!”. hampir bersamaan ke-6 sosok kepala begal yang tengah memegang tali tersebut langsung bergerak kedepan, bahkan ; “Settt....settt....setttt”. beberapa orang diantaranya terlihat langsung melontarkan tali ditangan mereka, tapi Bintang yang sudah bersiap menerima segala kemungkinan segera bergerak menghindar dengan cara melompat keudara, dan sepertinya hal itupun sudah diduga oleh para kepala tersebut, terbukti, tiga orang diantara mereka langsung melesat keudara menyongsong kearah Bintang dengan senjata mematikan ditangan mereka, tapi mereka salah menduga kalau Bintang dapat dengan semudah itu ditundukkan, dengan Pedang Lentur ditangannya, Bintang mengibaskan pedangnya, dan ; “Trangg...tranggg....tranggg”. terdengar beberapa kal
“Tak kusangka nama besar Ksatria Pengembara akan pupus ditanganku.....ha....ha....ha....aku Iblis Kapak Merah adalah pendekar no. 1 ditanah jawa ini.....Ha ha ha...!!!”. ucap Iblis Kapak Merah lagi tertawa saat melihat Bintang yang mulai putus asa dengan usahanya untuk melepaskan dirinya dari cengkraman Iblis Kapak Merah. “Wuuttt......akkgghhh”. Bintang terpekik saat tiba-tiba saja Iblis Kapak Merah melemparkan tubuhnya dengan keras hingga tubuh Bintang tersungkur dan terseret ketanah cukup jauh. “Jika aku mau aku bisa saja membunuhmu tadi Ksatria Pengembara, tapi kematian yang cepat terlalu mudah bagimu, aku ingin kau merasakan sedikit bagaimana penderitaan yang akan kuberikan padamu”. ucap Iblis Kapak Merah lagi seraya kembali berjalan mendekati Bintang. Bintang sendiri berusaha untuk bangkit, tubuh dan tenaganya sudah benar-benar tak kuasa lagi untuk melakukan semua itu, bahkan saat Iblis Kapak Merah sudah berada didekatnya, Bintang benar-benar tidak berda