Share

79. Bagian 22

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-06 01:01:23

“Sialan.. Dia benar-benar sudah tau tentang Tameng Medusaku ini” batin Dewi Laut lagi.

“Kalau begitu akan kugunakan sihirku lagi untuk melawannya” batin Dewi Laut lagi seraya memejamkan kedua matanya.

Bleeppp!! Bleeppp!! Bleeppp!!

Sosok Dewi Laut tiba-tiba saja menjelma menjadi puluhan banyaknya. Dengan senjata tongkat ular dan tameng ditangan masing-masing.

“Hiyattt! puluhan sosok Dewi Laut langsung menyerang kearah Bintang dengan ganasnya.

Bintang yang sudah dalam posisi buta. Dapat merasakan bagaimana banyaknya serangan yang datang kepadanya. Maka Bintangpun segera menggerakkan kedua tangannya untuk membuka jurus pertama Sembilan Butanya. buta tanpa arah yang terdiri dari 360 perubahan bentuk jurus.

Kini terlihatlah bagaimana Bintang menghadapi puluhan sosok Dewi Laut yang menyerangnya dengan gencar dari berbagai arah. Tapi ternyata jurus Sembilan Buta, buta tanpa arah<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   80 | Pengorbanan Tahta Samudra

    SOSOK Bintang berdiri dihadapan ribuan buah patung dengan berbagai posisi, disejauh mata memandang, hanya patung-patung saja yang terlihat. Tapi pandangan Bintang hanya tampak terpaku pada 3 buah patung yang ada dihadapannya. Sosok patung yang berada ditengah adalah sosok laki–laki berperawakan besar, dengan wajah dipenuhi dengan brewok, walaupun begitu wajahnya masih terlihat penuh wibawa dan keagungan tersendiri, mengenakan pakaian mewah seperti layaknya seorang raja, ditambah lagi sebuah mahkota berkepala naga yang ada dikepalanya, sosok ini tampak mematung dalam keadaan duduk dikursi singgasananya yang megah, tapi kursi singgasana naga yang didudukinya tidaklah membatu.Sosok yang disebelah kanan, adalah sosok Wanita berparas teramat cantik jelita bak seorang bidadari dari kayangan, mengenakan pakaian berwarna hijau pupus, bermata biru, mahkota emas berbentuk kepala naga dikepalanya, hiasan mengkilau dan indah menghiasi disekujur tubuhnya, bajunya hanya sebatas dada

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Ksatria Pengembara Season 1   80. Bagian 2

    “Ghraaghhhhh!” sebuah suara keras terdengar menyadarkan Bintang dari keadaannya. Bintang menoleh kearah samping kanannya, terlihat sosok Naga Manggala yang terbang mengelilinginya.“Manggala.. Syukurlah, kau telah kembali” ucap Bintang tersenyum.“Masih ada harapan gusti!” tiba-tiba saja Bintang dapat mendengar suara Naga Manggala yang masuk kedalam batinnya.“Manggala, suara engkaukah itu?” tanya Bintang sedikit terkejut.“Benar gusti” kembali terdengar suara Naga Manggala begitu jelas dibatinnya.“Apa yang kau katakan tadi, Manggala?”“Masih ada harapan untuk menghilangkan kutukan batu itu, Gusti” ucap Manggala lagi hingga lagi-lagi wajah Bintang berubah.“Bagaimana? Apa kau tau caranya Manggala?” tanya Bintang cepat.“Silahkan ikut dengan hamba, gusti” ucap Manggala lagi seraya merendahkan kepalanya dihadapan Bintang.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Ksatria Pengembara Season 1   80. Bagian 3

    Malam itu dikamarnya, pikiran Bintang berkecamuk memikirkan tentang hal ini, ada suatu alasan berat bagi Bintang untuk meminta bantuan eyang Mandalaksana, tapi karena memang tidak ada jalan lain, maka Bintang terpaksa melakukannya.Keesokan paginya, Guriwa segera melaporkan kedatangan Bintang kepada eyang Mandalaksana dan eyang putri yang sangat terkejut mendengar hal itu.“Apa Bintang datang bersama Roro, Guriwa?” tanya eyang putri cepat.“Tidak eyang putri, gusti prabu hanya datang sendiri” ucap Guriwa lagi hingga membuat wajah eyang Mandalaksana dan eyang putri berubah.“Cepat kau suruh dia menghadapku, Guriwa” ucap eyang Mandalaksana lagi.“Baik guru” ucap Guriwa cepat seraya menjura hormat dan meninggalkan tempat itu.Tak lama kemudian Guriwa sudah kembali bersama Bintang. Bintang langsung menghaturkan sembah hormatnya dihadapan eyang Mandalaksana dan eyang putri. Guriwa sendiri segera men

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Ksatria Pengembara Season 1   80. Bagian 4

    MALAM HARINYA, Bintang baru diminta menghadap kembali. Terlihat wajah eyang putri yang dirundung kesedihan, berbeda dengan wajah eyang Mandalaksana yang masih terlihat begitu tenang.“Eyang.. eyang putri. Sebelumnya hamba mohon maaf, sungguh ini bukan kehendak yang hamba inginkan” ucap Bintang lagi.“Tidak apa-apa gusti prabu. Ini semua sudah menjadi kehendak yang maha kuasa. Jadi kapan kita berangkat ke Istana Dasar Samudra?” ucap eyang Mandalaksana.“Malam ini, jika memang eyang berkenan”“Baik. Kita berangkat sekarang juga” ucap eyang Mandalaksana dengan penuh semangat. Bersama Bintang, eyang Mandalaksana dan eyang putri, ketiganya segera pergi ke halaman depan yang cukup luas. Disana sudah menanti semua murid-murid eyang Mandalaksana.“Guriwa, Jagat Lanang. Aku dan eyang putri akan pergi. Tak tau kapan akan kembali. Gunung Bromo ini akan kupercayakan kepada kalian” ucap eyang

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Ksatria Pengembara Season 1   80. Bagian 5

    Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya tiba juga mereka di Istana Dasar Samudra. Naga Manggala menggunakan gelembung yang meringkupi tubuh eyang Mandalaksana dan eyang putri, agar keduanya tetap bisa bernafas saat Naga Manggala menyelam kedalam lautan yang dalam. Sementara Bintang memang memiliki kemampuan bernafas dan berbicara didalam air, ini tentu saja karena Mutiara Naga yang ada keningnya.Eyang Mandalaksana dan eyang putri tak mampu menyembunyikan rasa kagum mereka melihat negeri bawah laut dan sebuah istana bawah laut yang begitu megah yang ada dihadapan mereka, tapi wajah keduanya berubah saat melihat disepanjang perjalanan mereka, tampak orang-orang yang telah menjadi batu diberbagai tempat. Di istana sendiri ribuan orang juga tampak membatu.“Ini adalah Maharaja Manggala, eyang” ucap Bintang menunjuk patung batu seorang laki-laki gagah yang tengah duduk disinggasananya.“Dan ini istri hamba..” u

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Ksatria Pengembara Season 1   80. Bagian 6

    “Guruu!” Dewa Keralah yang pertama tersadar dari keadaannya dan langsung mengenali sosok Bintang yang ada dihadapannya.“Dewa Kera...” ucap Bintang tersenyum melihat Dewa Kera yang sudah mulai pulih.“Kanda..” sebuah suara lembut menegur Bintang. Bintang segera berpaling.“Dinda” ucap Bintang dengan wajah berseri-seri melihat sosok Putri Samudra yang sudah pulih seperti sedia kala. Hampir bersamaan baik Bintang maupun Putri Samudra sama-sama berlari kedepan dan saling memeluk mesra satu sama lain. Putri Samudra terlihat tak mampu menahan air matanya dipelukan Bintang.“Dinda pikir takkan bisa bertemu kanda lagi” ucap Putri Samudra sesugukan dipelukan Bintang.Sorak sorai para penghuni Istana Dasar Samudra menyadarkan Bintang dan Putri Samudra yang segera melepas pelukan mereka. Dewa Kera sendiri hanya tersenyum-senyum sendiri.“Guru..” Bintang cepat berlutut men

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • Ksatria Pengembara Season 1   80. Bagian 7

    “Nanti akan dinda ajarkan, agar kanda bisa menjadi raja yang bijak dan adil” ucap Putri Samudra lagi. Dan Bintang mengangguk mantap.“Guru...” tiba-tiba saja Dewa Kera memotong ucapan Bintang dan Putri Samudra. Keduanya segera berpaling.“Murid harus segera kembali guru” ucap Dewa Kera.“Baiklah Dewa Kera”“Murid berjanji akan berusaha mencari obat untuk Eyang Mandalaksana dan Eyang Putri, mengembalikan mereka terlepas dari kutuk batu guru” ucap Dewa Kera lagi hingga mengejutkan Bintang dan Putri Samudra dan yang lain yang ada ditempat itu.“Apakah bisa, Dewa Kera?” tanya Bintang cepat.“Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha dan percaya guru. Mudah-mudahan, murid bisa menemukan obat atau benda pusaka yang bisa melepaskan kutuk batu ini” ucap Dewa Kera lagi hingga memberikan secercah harapan untuk Bintang.-o0o- 

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • Ksatria Pengembara Season 1   80. Bagian 8

    “Saat ini Setyo Kencana dalam tahap pembangunan dan bisa dikatakan mulai dari nol lagi, tindakan kanda memerdekaKan kerajaan-kerajaan lain ditambah pengurangan pajak, pemberian bantuan dan pembangunan ulang kotaraja. Ini akan membuat keuangan kerajaan akan seperti pepatah, besar pasak daripada tiang. Dinda takut, Setyo Kencana akan runtuh karena kekurangan biaya” ucap Putri Samudra lagi hingga membuat Bintang mengangguk mengerti. “Wah.. sepertinya kanda memang harus banyak belajar dari dinda tentang pemerintahan” “Pasti dan tentu kanda.. agar kanda bisa menjadi raja yang bijak dan disayangi rakyatnya. Bila nanti kanda sudah tidak menjadi raja lagi, nama kanda akan tetap dikenang didalam sejarah Setyo Kencana” ucap Putri Samudra lagi tersenyum. Bintang ikut tersenyum. “Tapi untuk belajar, paling tidak kanda harus tinggal disini selama beberapa minggu kedepan” sambung Putri Samudra lagi. “Jangankan beberapa minggu, beberapa bulan juga kanda mau” ucap Bintang tersenyum. “Ihh.. kanda,

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status