Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya tiba juga mereka di Istana Dasar Samudra. Naga Manggala menggunakan gelembung yang meringkupi tubuh eyang Mandalaksana dan eyang putri, agar keduanya tetap bisa bernafas saat Naga Manggala menyelam kedalam lautan yang dalam. Sementara Bintang memang memiliki kemampuan bernafas dan berbicara didalam air, ini tentu saja karena Mutiara Naga yang ada keningnya.
Eyang Mandalaksana dan eyang putri tak mampu menyembunyikan rasa kagum mereka melihat negeri bawah laut dan sebuah istana bawah laut yang begitu megah yang ada dihadapan mereka, tapi wajah keduanya berubah saat melihat disepanjang perjalanan mereka, tampak orang-orang yang telah menjadi batu diberbagai tempat. Di istana sendiri ribuan orang juga tampak membatu.
“Ini adalah Maharaja Manggala, eyang” ucap Bintang menunjuk patung batu seorang laki-laki gagah yang tengah duduk disinggasananya.
“Dan ini istri hamba..” u
“Guruu!” Dewa Keralah yang pertama tersadar dari keadaannya dan langsung mengenali sosok Bintang yang ada dihadapannya.“Dewa Kera...” ucap Bintang tersenyum melihat Dewa Kera yang sudah mulai pulih.“Kanda..” sebuah suara lembut menegur Bintang. Bintang segera berpaling.“Dinda” ucap Bintang dengan wajah berseri-seri melihat sosok Putri Samudra yang sudah pulih seperti sedia kala. Hampir bersamaan baik Bintang maupun Putri Samudra sama-sama berlari kedepan dan saling memeluk mesra satu sama lain. Putri Samudra terlihat tak mampu menahan air matanya dipelukan Bintang.“Dinda pikir takkan bisa bertemu kanda lagi” ucap Putri Samudra sesugukan dipelukan Bintang.Sorak sorai para penghuni Istana Dasar Samudra menyadarkan Bintang dan Putri Samudra yang segera melepas pelukan mereka. Dewa Kera sendiri hanya tersenyum-senyum sendiri.“Guru..” Bintang cepat berlutut men
“Nanti akan dinda ajarkan, agar kanda bisa menjadi raja yang bijak dan adil” ucap Putri Samudra lagi. Dan Bintang mengangguk mantap.“Guru...” tiba-tiba saja Dewa Kera memotong ucapan Bintang dan Putri Samudra. Keduanya segera berpaling.“Murid harus segera kembali guru” ucap Dewa Kera.“Baiklah Dewa Kera”“Murid berjanji akan berusaha mencari obat untuk Eyang Mandalaksana dan Eyang Putri, mengembalikan mereka terlepas dari kutuk batu guru” ucap Dewa Kera lagi hingga mengejutkan Bintang dan Putri Samudra dan yang lain yang ada ditempat itu.“Apakah bisa, Dewa Kera?” tanya Bintang cepat.“Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha dan percaya guru. Mudah-mudahan, murid bisa menemukan obat atau benda pusaka yang bisa melepaskan kutuk batu ini” ucap Dewa Kera lagi hingga memberikan secercah harapan untuk Bintang.-o0o- 
“Saat ini Setyo Kencana dalam tahap pembangunan dan bisa dikatakan mulai dari nol lagi, tindakan kanda memerdekaKan kerajaan-kerajaan lain ditambah pengurangan pajak, pemberian bantuan dan pembangunan ulang kotaraja. Ini akan membuat keuangan kerajaan akan seperti pepatah, besar pasak daripada tiang. Dinda takut, Setyo Kencana akan runtuh karena kekurangan biaya” ucap Putri Samudra lagi hingga membuat Bintang mengangguk mengerti. “Wah.. sepertinya kanda memang harus banyak belajar dari dinda tentang pemerintahan” “Pasti dan tentu kanda.. agar kanda bisa menjadi raja yang bijak dan disayangi rakyatnya. Bila nanti kanda sudah tidak menjadi raja lagi, nama kanda akan tetap dikenang didalam sejarah Setyo Kencana” ucap Putri Samudra lagi tersenyum. Bintang ikut tersenyum. “Tapi untuk belajar, paling tidak kanda harus tinggal disini selama beberapa minggu kedepan” sambung Putri Samudra lagi. “Jangankan beberapa minggu, beberapa bulan juga kanda mau” ucap Bintang tersenyum. “Ihh.. kanda,
“Mendekatlah putriku” ucap Maharaja Manggala lembut. Dengan beringsut Putri Samudra mendekati ayahandanya.“Kau akan menjadi seorang pemimpin yang hebat putriku” ucap Maharaja Manggala seraya mengusap-usap kepala Putri Samudra. Hal ini membuat Putri Samudra semakin tak kuat menahan tangisnya.“Jangan bersedih putriku. Bukankah setiap saat kau masih bisa menemuiku dialam tapa bratamu” ucap Maharaja Manggala lagi.“Bintang, kemarilah” ucap Maharaja Manggala lagi.Bintangpun mendekat dengan beringsut kedepan.“Bintang, mulai saat ini aku serahkan putriku kepadamu secara mutlak. Jagalah dia, lindungilah dia, jangan biarkan hatinya menderita”“Baik guru... Hamba berjanji akan selalu menjaga dan menyayangi istri hamba seperti hamba menjaga dan menyayangi diri hamba sendiri” ucap Bintang lagi seraya menjura hormat.“Kini aku bisa pergi dengan tenang” ucap Mah
“Ikuti saja langkah kanda dinda” ucap Bintang lagi seraya menggerakkan kakinya melangkah ke kanan dan kekiri. Dengan heran Putri Samudrapun mengikuti kemana langkah Bintang. “Dulu sewaktu kanda mengembara kenegeri luar, kanda pernah melihat orang-orang melakukan ini... mereka menyebutnya dansa” ucap Bintang. “Dansa..” ulang Putri Samudra lagi “Sama seperti tarian atau sinden yang menari. Apalagi bila disertai alunan musik, pasti akan indah sekali” ucap Bintang lagi seraya tiba-tiba memeluk erat tubuh Putri Samudra kedalam pelukannya. Putri Samudra tersenyum seraya membalas pelukan erat Bintang kedalam pelukannya, karena tubuh keduanya sudah menyatu, Putri Samudra hanya menjatuhkan kepalanya didada Bintang dan hanya mengikuti saja kemana langkah Bintang bergerak. Keduanya terus tenggelam dalam suatu dansa yang lembut dan romantis, walaupun tanpa alunan musik sekalipun. Keduanya hanya bergoyang lembut, mengikuti kata hati semata. Terasa bagaimana Putri Samudra semakin mempererat deka
Malam itu di Setyo Kencana, disalah satu rumah pejabat istana Setyo Kencana, tengah diadakan pertemuan yang dilakukan secara diam-diam. Yang menjadi tuan rumahnya adalah Rakryan Tumenggung Subali, salah satu pejabat yang paling berpengaruh di istana Setyo Kencana.Rakryan Tumenggung Subali adalah sosok seorang laki-laki yang sudah berumur, tapi raut wajahnya masih terlihat begitu gagah dan penuh wibawa, hanya saja pandangan matanya menyiratkan satu ambisi dan kelicikan. Ada 15 orang pejabat istana Setyo Kencana yang datang menghadiri undangan Rakryan Tumenggung Subali.“Aku mengundang kalian kemari, untuk membahas mengenai masa depan dan kelangsungan Setyo Kencana ini” ucap Rakryan Tumenggung Subali. “Kebijakan-kebijakan yang diambil gusti prabu benar-benar bisa membuat Setyo Kencana berada diambang kebangkrutan. Pengurangan pajak, pembebasan kerajaan-kerajaan yang selama ini dibawah kekuasaan Setyo Kencana, pemberian gaji dan tunjangan besar kepada p
MISI RAHASIA yang diberikan oleh Bintang kepada patih Sahdewa dan patih Ranggalawu sebagai pemimpin misi, dengan membawa 100 orang prajurit dan 6 orang senopati yang baru diangkat yang tak lain adalah sahabat-sahabat Bintang. Dengan berbekal peta yang diberikan oleh Bintang, mereka terus berjalan mencari tempat yang dimaksud oleh Bintang.Langkah mereka akhirnya tiba disebuah danau, dan sampai disini patih Sahdewa tampak menghentikan langkah kudanya. Di ikuti yang lain. Patih Sahdewa tampak kembali membuka peta yang terbuat dari kulit binatang ditangannya dan memperhatikannya dengan seksama.“Bagaimana Sahdewa?” tanya patih Ranggalawu lagi.“Tidak salah lagi, inilah danau yang dimaksud gusti prabu” ucap patih Sahdewa lagi.Keduanya terlihat menatap danau yang ada dihadapan mereka. Lalu keduanya turun dari punggung kuda mereka, semua yang ada dibelakang ikut turun dari kuda mereka, kecuali 100 orang prajurit yang memang berjalan kak
Hari penobatan Putri Samudra sebagai penguasa Istana Dasar Samudra akhirnya tiba. Seluruh penghuni Istana Dasar Samudra sudah berkumpul diaula, ada yang sibuk dengan tabuhan genderangnya, ada yang sibuk mempersiapkan makanan, berbagai macam persiapan tampak sibuk dilaksanakan oleh penghuni Istana Dasar Samudra.Bintang sendiri tampak duduk disalah satu singgasana yang telah dipersiapkan untuknya, Bintang bersama yang lain telah menunggu kehadiran Putri Samudra bersama para sesepuh Istana Dasar Samudra.Gongggg !!!Sebuah gong terdengar membahana ditempat itu, hingga keriuhan suara ditempat itu langsung terhenti, sunyi.“Kanjeng Putri Samudra telah tiba!” sebuah suara keras terdengar membahana ditempat itu. Ribuan penghuni Istana Dasar Samudra langsung berlutut memberi hormat dengan menundukkan wajah. Kecuali Bintang tentunya.Sosok Putri Samudra muncul dengan pakaian yang didominasi warna hij
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu