Share

67. Bagian 4

last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-13 01:02:54

Bintang terlihat terdiam mendengarkan hal itu. Sejenak Bintang memandang kearah Stoor dan Kitsuni yang ada dibawah.

“Baiklah.. Sku akan ikut membantumu King!” ucap Bintang lagi.

“Zzzeggghhhhhh!” King mulai menghimpun tenaga terakhirnya untuk mengerahkan bijuu dama merah hitam yang menyala-nyala dengan kilatan-kilatan petir di dalamnya.

Bintang sendiri kini tampak merapatkan kedua tangannya membentuk mudra dan tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar kerambutnya. Simbol bulan ditangan kanan, matahari di tangan kiri terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua mata Bintang tampak tertutup dan begitu terbuka, kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Inilah wujud Cermin Agung Matahari Rembulannya yang sudah mencapai tahap sempurna. Perlahan Rambut emas Bintang tampak berdiri dan bersinar terang, kedua tangan Bintang yang masih merapat didepan dad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 5

    Keadaan alam benar-benar hancur berantakan, saat Bintang memandang keatas, hanya terlihat sosok Agoess sennin yang masih berdiri mengambang diudara. Bintang menyipitkan pandangan untuk melihat lebih jelas sosok Agoess sennin yang tampak memegang sebuah benda yang mengeluarkan sinar keemasan, benda yang sangat mirip dengan mutiara atau biji kristal yang mengeluarkan cahaya keemasan.Dan Agoess sennin terlihat menelannya.“Plasshhh!” tiba-tiba saja sosok Agoess sennin memancarkan cahaya keemasan yang amat terang benderang, begitu terangnya sampai-sampai Bintang cukup merasakan silaunya hingga harus menyipitkan pandangannya. Bintang melepaskan energi pelindung Jubah Sakti Sembilan Dewanya.“Ghraaghhhhh!” wajah Bintang berubah saat melihat tiba-tiba saja Agoess sennin mengeluarkan ruangan dahsyat seperti raungan seekor naga.“Jadi inikah yang disebut Śarīra...” sebuah suara kembali mengejutkan Bintang, saat Bintang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 6

    Melihat ketiga orang didekatnya telah mengerahkan kekuatan penuhnya, Bintangpun tak ingin ketinggalan. Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar kerambutnya. Simbol bulan ditangan kanan, matahari di tangan kiri terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Bintang sudah berubah dalam mode Cermin Agung Matahari Rembulannya.Kini ke-4nya mengeluarkan aura dahsyat dari sekujur tubuh mereka, aura dahsyat itu membuat tempat itu bergetar dengan sangat hebat. Bebatuan yang ada ditempat itu tampak terangkat keudara, udara seakan berhenti berhembus, keempatnya masih menghimpun tenaga dahsyat masing-masing.“Wesshhh...!” tiba-tiba saja sosok Agoess sennin sudah mendahului berkelebat kearah Bintang. Gerakannya begitu cepat hingga menyamai kecepatan cahaya.“Weesshhhh!” tapi gerakan Agoess sennin tertahan saat sesosok bayangan ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 7

    Dhuar !! Dhuar !! Dhuar !! Dhuar !! Dhuar!Pertarungan Bintang dan Tomeo terus berlangsung dengan sengit, setiap serangan Tomeo mengandung ledakan yang cukup dahsyat untuk menghancurkan apa saja yang disentuhnya. Sosok Tomeo yang lebih mirip rubah daripada manusia terlihat bergerak lincah memburu sosok Bintang kesana kemari. Bahkan kedua kuku tangan Tomeo sudah berubah menjadi panjang dan runcing, Bintang masih terlihat dengan tenang menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Tomeo kepadanya.Pada satu kesempatan, Bintang melompat tinggi keudara, tapi Tomeo tidak membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Tiba-tiba saja ;“Wuuuttt ...wuuttt...wuuuttt!” kesembilan ekor yang ada dibokong Tomeo memanjang dan langsung menyerang kearah Bintang dengan dahsyat.“Golok Emas, heaa!” Bintang mengibaskan kedua tangannya“Wuuutt....wuuuttt.....wuuutttt!”Dari kibasan tangan Bintang keluar sinar berbentuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 8

    “Winggssss!” diatas telapak tangan kiri Bintang muncul sebuah pusaran chakra besar yang mengelilingi sebuah bola energi berwarna merah keemasan, pusaran chakra membentuk matahari rasenshuriken yang mengeluarkan hawa panas yang luar biasa panasnya, berputar dengan sangat cepat laksana gasing. Inilah jurus Keagungan Mentari dari Cermin Agung Matahari Rembulan.“Winggssss!” diatas telapak tangan kanan Bintang muncul sebuah pusaran chakra besar yang mengelilingi sebuah bola energi berwarna biru, pusaran chakra membentuk bulan rasenshuriken yang mengeluarkan hawa hawa dingin yang luar biasa menusuk tulang, berputar dengan sangat cepat laksana gasing. Inilah jurus Keagungan Bulan dari Cermin Agung Matahari Rembulan.“Werrrrr...!” Tomeo melepaskan bijuu dama yang ada diekornya, melesat cepat kearah Bintang. Hawa panas langsung menyebar.Bintangpun menyadari kalau biju

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 9

    Bintang melompat turun dengan ringannya kedalam lubang besar tersebut dan turun tepat disamping Tomeo. sesaat terlihat keadaan Tomeo yang sangat parah, nafasnya sudah tinggal satu satu, sekali lihat saja Bintang tahu kalau lawannya takkan selamat dari keadaannya yang sangat terluka parah saat ini, bahkan Bintang hanya sedikit merasakan energi kehidupan dari sosok Tomeo.Tomeo sendiri secara perlahan membuka kedua matanya, dapat dilihatnya sosok lawannya telah berdiri didekatnya, Bintang sendiri terlihat berjongkok disebelah Tomeo.“Kkk.. kau benar...benar hebat! sudah.. lama... aku mencari lawan sepertimu !” ucap Tomeo lagi dengan terbata-bata.Bintang mengulurkan tangannya dan memegang pundak Tomeo, Bintang menyalurkan hawa murninya untuk memberikan sedikit kekuatan pada diri Tomeo. Tomeo yang merasakan hal itu terlihat tersenyum getir.“Bb...bolehkah aku tau namamu?” tanya Tomeo lagi.“Namaku Bintang” jawab Bin

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 10

    DAHSYATNYA pertarungan yang terjadi antara Bintang dan Tomeo, juga terjadi pada pertarungan Dewa Iblis dan Agoess sennin. Begitu sengitnya pertarungan keduanya sampai-sampai keduanya tak sadar sudah menjauhi tempat pertarungan Bintang dan Tomeo.Entah sudah berapa puluh jurus keduanya bertarung, hingga pada suatu ketika sosok Agoess sennin dan Dewa Iblis sama-sama melompat mundur kebelakang.Agoess sennin dengan pancaran mataharinya yang membuat tubuhnya berpedar dengan sinar keemasan dan Dewa Iblis dengan kung fu pengubah ototnya yang membuat tubuh Dewa Iblis berpedar dengan aura hitam pekat.“Luar biasa energi kekuatan ini!” batin Dewa Iblis mengagumi energi yang kini ada di dalam dirinya, begitu kuat seakan tak terbendung. Dewa Iblis Awan Api dengan kekuatan King Singa Perkasa yang ada di dalam dirinya ditambah dengan kekuatan kung fu pengubah otot yang dahsyat membuat sosok Dewa Iblis tampil dengan aura mengerikan.Sedang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 11

    Saat sore sudah datang menjelang, sepasang muda mudi ini tampak tiba digerbang sebuah kota kecil, tapi penduduknya terlihat cukup ramai, ini dapat terlihat dari orang-orang yang tampak berdiri dijalan keluar dari rumah dan menatap ke suatu arah. Arah itu adalah arah ledakan maha dahsyat yang kian sering terdengar dan terlihat dari kejauhan. Ledakan yang getarannya hingga sampai ke kota kecil itu. Banyak orang-orang yang menduga kalau ledakan itu berasal dari sebuah pertarungan dahsyat. Dan dugaan itu tidak salah, karena memang ledakan-ledakan dahsyat yang menggetarkan itu berasal dari pertarungan Dewa Iblis dan Agoess sennin. Sepasang muda mudi yang tak lain adalah Bintang dan Roro Putri Srikandi tampak turun dari kudanya dan mulai berjalan memasuki kota kecil tersebut, hampir seluruh penduduk kota kecil itu tampak keluar dari rumah mereka menatap kearah ledakan yang jauh terjadi, sesekali terasa getaran dengan skala kecil terasa sampai ke kota kecil itu. “Dinda.. Sementara malam ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Ksatria Pengembara Season 1   67. Bagian 12

    MALAM menghiasi alam, bulan dan Bintang yang bertaburan tampak ikut menemani malam itu. Suasana yang indah itu tampak tak begitu dinikmati oleh sebuah kota kecil yang keadaannya begitu begitu sangat mencekam. Sesekali dikejauhan terdengar suara ledakan dahsyat yang diiringi oleh getaran yang cukup kuat.Di salah satu kamar di dalam sebuah penginapan yang ada dikota kecil itu, terlihat sosok Roro masih terbaring lelah dengan memeluk dada Bintang. Dari selimut yang menutupi tubuh keduanya, jelas dapat diketahui kalau dibalik selimut tidaklah mengenakan apa-apa alias bugil.“Dinda..” ucap Bintang memecah kesunyian diantara mereka.“Iya kanda” balas Roro dengan lembut.Tapi tak ada balasan suara dari Bintang, hingga Roro harus mengangkat wajahnya, menatap kearah Bintang.“Ada apa kanda?” tanya Roro lagi dengan lembut, tangannya terangkat dan dengan lembut membelai wajah Bintang.“Kanda ingin menceritakan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status