Jenderal Kojiro bersama beberapa orang petinggi dan prajurit tampak memasuki taman belakang tersebut, tapi untuk sementara mereka hanya berdiri memperhatikan Zhang Yuqi yang tengah berlatih. Semuanya terlihat kagum dengan perkembangan jurus pedang Walet Terbang milik putri Zhang Yuqi, hingga akhirnya sesi latihan itupun usai, barulah Jenderal Kojiro beserta rombongan mendekat.
“Hebat! Hebat! Sungguh hebat sekali putri Zhang” ucap Jenderal Kojiro memuji kehebatan Zhang Yuqi. Jenderal Kojiro dan yang lainnya langsung menjura hormat dihadapan putri Zhang. Bintang sendiri menjura hormat kepada Jenderal Kojiro dan yang lain.
Lalu mereka segera mengambil tempat duduk yang ada ditaman tersebut.
“Ternyata kehebatan tuan Bintang memang bukan omong kosong sudah mampu menyempurnakan ilmu pedang Walet Terbang milik putri Zhang” ucap Jenderal Kojiro lagi.
“Hamba hanya memberikan sedikit pengetahuan hamba jenderal, tidak
SIANG itu Zhang Yuqi tampak duduk termangu menatap kosong dari jendela kamarnya, sejak kepergian Bintang bersama Jenderal Kojiro untuk menemui kaisar, Zhang merasakan kekosongan dalam jiwanya, entah kenapa Zhang merasakan hidupnya sepi tanpa Bintang. Zhang Yuqi kini harus mengakui kalau dirinya telah jatuh cinta kepada Bintang.“Tok...tok...tok..” lamunan Zhang Yuqi buyar saat sebuah ketukan dipintu kamarnya, Zhang Yuqi dengan cepat berjalan kearah pintu. “Kreaakkk..” terlihat seorang prajurit yang langsung menjura hormat didepan pintu kamarnya.“Ada apa prajurit?”“Mata-mata kita diperbatasan mengatakan nona Soda dan nona Azumi sudah kembali putri” ucap prajurit itu lagi hingga membuat wajah putri Zhang berubah.“Baik, persiapkan semuanya untuk menyambut kepulangan mereka” ucap putri Zhang lagi.“Baik putri..” ucap sang prajurit seraya menjura hormat dan cepat beranjak pergi.
“Benar.. dari cerita putri, pendekar itu benar-benar pendekar tanpa tanding jika sudah mampu mengalahkan anggota Klan Asura, Klan Light Ninja bahkan ketua aliran Loucha Dewa Iblis Awan Api” ucap Soda lagi.“Yah, dia bukan saja hebat, bahkan berkat bimbingannya, aku bisa menyempurnakan pedang Walet Terbangku” ucap Zhang Yuqi lagi.“Dengan bergabungnya pendekar hebat seperti itu, kita pasti bisa menyelamatkan Hyuga-san dan Putri Yuki, bahkan mungkin memenangkan peperangan ini” ucap Soda lagi.“Ya, akupun berfikir seperti itu”.“Lalu dimana pendekar hebat itu sekarang putri?” tanya Azumi lagi.“Dia sedang menghadap kaisar di pengungsian bersama Jenderal Kojiro”“Siapa nama pendekar itu putri?” ucap Soda lagi terlihat tak sabar untuk mengetahui namanya.“Dia bukan berasal dari negeri ini, namanya Bintang” ucap Zhang Yuqi lagi, tapi tib
KOTARAJA SELATAN, sebuah kota yang sangat ramai penduduknya, masyarakat awam, pendekar samurai, bahkan para ninja tampak dengan bebas berkeliaran di wilayah kotaraja ini. Berbanding terbalik dengan keadaan di wilayah utara. Sesekali terlihat serombongan prajurit yang meronda diseluruh penjuru kota. Penjagaan di kotaraja selatan ternyata cukup ketat.Di pintu gerbang kotaraja, terlihat pula pos pemeriksaan yang dijaga ketat oleh para ninja berpakaian putih. Setiap orang yang ingin keluar dan masuk terlihat diperiksa dengan ketat oleh para penjaga.Kotaraja selatan memang terbilang lebih modern dan canggih keadaan kotanya dibanding kotaraja utara, tak heran selain menjadi pusat perdagangan, kotaraja selatan juga memiliki pelabuhan dagang yang sangat besar hingga perekonomian masyarakatnya maju dan makmur.Dari kejauhan, seorang pemuda tampan bertubuh kekar tampak berdiri didepan pintu gerbang kotaraja selatan. Selain memiliki wajah gagah, penampilannyapun cukup me
DI TENGAH-TENGAH halaman istana, terlihat sebuah panggung arena besar telah dipersiapkan, dan para pendekar maupun masyarakat awam yang memasuki halaman istana langsung bergerak melingkar memenuhi tempat itu. Sementara itu rombongan jenderal Mushahi tampak menaiki sebuah panggung kehormatan yang cukup tinggi, dari panggung kehormatan tersebut dapat melihat dengan jelas panggung arena pertarungan dan seluruh orang-orang yang berdiri mengelilinginya.Jenderal Mushahi tampak bangkit menuju keujung panggung kehormatan. Tangan kanannya terangkat hingga langsung membuat suasana yang hiruk pikuk menjadi hening seketika.“Aku membutuhkan banyak tenaga pendekar untuk kujadikan prajurit pilihan di istana selatan, siapapun yang terpilih aku jamin, harta – tahta dan wanita akan didapatkan.... “ ucap Jenderal Mushahi lagi seraya berhenti sejenak. “Siapapun yang bisa menang tanpa terkalahkan selama 5 pertarungan berturut-turut, berhak untuk mengabdikan diriny
“Ada apa mushahi?” tanya Seribu Pedang ikut penasaran“Camp penahanan prajurit utara telah dihancurkan Seribu Pedang, dan para tawanan juga telah dilepaskan” ucap Jenderal Mushahi lagi hingga ikut membuat wajah Seribu Pedang berubah.“Siapa yang berani melakukan hal itu?”“Dari informasi yang hamba dapat, semuanya dilakukan oleh anggota Klan Asura” ucap Souji lagi.“Apa! Klan Asura! ” ucap Seribu Pedang dengan wajah berubah. “Kalau memang Klan Asura berpihak ke istana utara, ini benar-benar berita buruk bagi istana selatan mushahi” ucap Seribu Pedang lagi.“Aku rasa ini tidak mungkin, Klan Asura tidak akan berpihak kemanapun dalam pertikaian utara dan selatan, karena dulu aku pernah menawarkan imbalan sebesar apapun yang diminta oleh Klan Asura, asalkan mereka mau mendukung dan bergabung dengan istana selatan” ucap Jenderal Mushahi.“Maksudmu ada pihak
“Silahkan sampaikan saranmu, tuan?” ucap Jenderal Mushahi lagi setelah bangkit berdiri.“Dengan peserta sebanyak ini dan syarat 5 pertarungan harus dimenangkan secara berturut-turut, selain sangat sedikit yang bisa lolos dengan syarat itu, juga akan memakan waktu yang terlalu lama, jika boleh aku ingin menyarankan 2 metode pertarungan, itupun jika tuan jenderal menyetujuinya” ucap Bintang lagi.“Tak perlu berbelit-belit, cepat utarakan saranmu” ucap Seribu Pedang ikut-ikutan bangkit berdiri disebelah Jenderal Mushahi.“Yang pertama, 5 pendekar langsung bertarung didalam satu arena, siapapun yang bertahan terakhir, maka dialah pemenangnya” ucap Bintang berhenti sejenak.“Yang kedua, semua pendekar yang ada ditempat ini boleh naik ke arena pertarungan, yang bertahan paling akhir dialah pemenangnya” sambung Bintang lagi sehingga langsung membuat heboh tempat itu, banyak yang membenar dan menginginka
ARENA PERTARUNGAN. Dua sosok tubuh sudah saling berhadapan, Seribu Pedang dengan belati dewanya, pemuda gagah yang tak lain adalah Bintang dengan pipa rokok dan samurai dipinggang. Sampai saat ini belum ada yang bergerak ditempatnya, kedua-duanya masih saling menatap satu sama lain.Seribu Pedang sendiri masih mencoba untuk mengukur tingkat kekuatan lawannya, tapi ; “Ini benar-benar aneh, sedikitpun aku tak merasakan kekuatan dari dirinya” batin Seribu Pedang lagi.Bintang sendiri tampak dengan santai memutar-mutar pipa yang terbuat dari emas itu ditangan kirinya.“Apa kita akan bertarung atau hanya berdiam diri saja seperti ini” ucap Bintang dengan santai. Hingga menyadarkan sosok Seribu Pedang. “Aku telah menjanjikan tuan jenderal 10 jurus untuk mengalahkanmu.. Ayo kita mulai!” ucap Bintang mengarahkan pipa rokok emasnya kepada Seribu Pedang.“Cabut samuraimu!” ucap Seribu Pedang tegas.&ld
“Sreeegg..” Seribu Pedang menarik sebuah rantai dari balik punggungnya.Bintang terkejut saat melihat senjata rantai ditangan Seribu Pedang, rantai itu memiliki dua sisi, disetiap sisi tergantung 10 buah senjata pedang berbagai macam ukuran, jadi bila dihitung-hitung dikedua sisi rantai tersebut terdapat 20 senjata pedang.“Wuutt... Wuuuttt!” Bintang semakin terkejut saat melihat Seribu Pedang mulai memutar-mutar rantai ditangannya dengan kedua tangannya. Kini Bintang baru mengerti kenapa lawannya memiliki gelar Seribu Pedang.Dari putaran rantai pedang tersebut, terlihat bayangan ratusan pedang yang tak terlihat lagi bentuknya, berputar laksana baling-baling, sementara Seribu Pedang dengan ringan dan santainya terus memutar-mutar rantai ditangannya.“Hiyatttt, seeeeerrrrggggg...!!!” tiba-tiba saja Seribu Pedang melemparkan salah satu ujung rantainya kearah Bintang, gulungan ratusan pedang terlihat langsung mengarah kea
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu