DI TENGAH-TENGAH halaman istana, terlihat sebuah panggung arena besar telah dipersiapkan, dan para pendekar maupun masyarakat awam yang memasuki halaman istana langsung bergerak melingkar memenuhi tempat itu. Sementara itu rombongan jenderal Mushahi tampak menaiki sebuah panggung kehormatan yang cukup tinggi, dari panggung kehormatan tersebut dapat melihat dengan jelas panggung arena pertarungan dan seluruh orang-orang yang berdiri mengelilinginya.
Jenderal Mushahi tampak bangkit menuju keujung panggung kehormatan. Tangan kanannya terangkat hingga langsung membuat suasana yang hiruk pikuk menjadi hening seketika.
“Aku membutuhkan banyak tenaga pendekar untuk kujadikan prajurit pilihan di istana selatan, siapapun yang terpilih aku jamin, harta – tahta dan wanita akan didapatkan.... “ ucap Jenderal Mushahi lagi seraya berhenti sejenak. “Siapapun yang bisa menang tanpa terkalahkan selama 5 pertarungan berturut-turut, berhak untuk mengabdikan diriny
“Ada apa mushahi?” tanya Seribu Pedang ikut penasaran“Camp penahanan prajurit utara telah dihancurkan Seribu Pedang, dan para tawanan juga telah dilepaskan” ucap Jenderal Mushahi lagi hingga ikut membuat wajah Seribu Pedang berubah.“Siapa yang berani melakukan hal itu?”“Dari informasi yang hamba dapat, semuanya dilakukan oleh anggota Klan Asura” ucap Souji lagi.“Apa! Klan Asura! ” ucap Seribu Pedang dengan wajah berubah. “Kalau memang Klan Asura berpihak ke istana utara, ini benar-benar berita buruk bagi istana selatan mushahi” ucap Seribu Pedang lagi.“Aku rasa ini tidak mungkin, Klan Asura tidak akan berpihak kemanapun dalam pertikaian utara dan selatan, karena dulu aku pernah menawarkan imbalan sebesar apapun yang diminta oleh Klan Asura, asalkan mereka mau mendukung dan bergabung dengan istana selatan” ucap Jenderal Mushahi.“Maksudmu ada pihak
“Silahkan sampaikan saranmu, tuan?” ucap Jenderal Mushahi lagi setelah bangkit berdiri.“Dengan peserta sebanyak ini dan syarat 5 pertarungan harus dimenangkan secara berturut-turut, selain sangat sedikit yang bisa lolos dengan syarat itu, juga akan memakan waktu yang terlalu lama, jika boleh aku ingin menyarankan 2 metode pertarungan, itupun jika tuan jenderal menyetujuinya” ucap Bintang lagi.“Tak perlu berbelit-belit, cepat utarakan saranmu” ucap Seribu Pedang ikut-ikutan bangkit berdiri disebelah Jenderal Mushahi.“Yang pertama, 5 pendekar langsung bertarung didalam satu arena, siapapun yang bertahan terakhir, maka dialah pemenangnya” ucap Bintang berhenti sejenak.“Yang kedua, semua pendekar yang ada ditempat ini boleh naik ke arena pertarungan, yang bertahan paling akhir dialah pemenangnya” sambung Bintang lagi sehingga langsung membuat heboh tempat itu, banyak yang membenar dan menginginka
ARENA PERTARUNGAN. Dua sosok tubuh sudah saling berhadapan, Seribu Pedang dengan belati dewanya, pemuda gagah yang tak lain adalah Bintang dengan pipa rokok dan samurai dipinggang. Sampai saat ini belum ada yang bergerak ditempatnya, kedua-duanya masih saling menatap satu sama lain.Seribu Pedang sendiri masih mencoba untuk mengukur tingkat kekuatan lawannya, tapi ; “Ini benar-benar aneh, sedikitpun aku tak merasakan kekuatan dari dirinya” batin Seribu Pedang lagi.Bintang sendiri tampak dengan santai memutar-mutar pipa yang terbuat dari emas itu ditangan kirinya.“Apa kita akan bertarung atau hanya berdiam diri saja seperti ini” ucap Bintang dengan santai. Hingga menyadarkan sosok Seribu Pedang. “Aku telah menjanjikan tuan jenderal 10 jurus untuk mengalahkanmu.. Ayo kita mulai!” ucap Bintang mengarahkan pipa rokok emasnya kepada Seribu Pedang.“Cabut samuraimu!” ucap Seribu Pedang tegas.&ld
“Sreeegg..” Seribu Pedang menarik sebuah rantai dari balik punggungnya.Bintang terkejut saat melihat senjata rantai ditangan Seribu Pedang, rantai itu memiliki dua sisi, disetiap sisi tergantung 10 buah senjata pedang berbagai macam ukuran, jadi bila dihitung-hitung dikedua sisi rantai tersebut terdapat 20 senjata pedang.“Wuutt... Wuuuttt!” Bintang semakin terkejut saat melihat Seribu Pedang mulai memutar-mutar rantai ditangannya dengan kedua tangannya. Kini Bintang baru mengerti kenapa lawannya memiliki gelar Seribu Pedang.Dari putaran rantai pedang tersebut, terlihat bayangan ratusan pedang yang tak terlihat lagi bentuknya, berputar laksana baling-baling, sementara Seribu Pedang dengan ringan dan santainya terus memutar-mutar rantai ditangannya.“Hiyatttt, seeeeerrrrggggg...!!!” tiba-tiba saja Seribu Pedang melemparkan salah satu ujung rantainya kearah Bintang, gulungan ratusan pedang terlihat langsung mengarah kea
Malam itu, Jenderal Mushahi mengundang Bintang untuk berkumpul diaula utama istana selatan, Bintang yang tiba ditempat itu, terkejut saat melihat ada banyak pendekar-pendekar pedang rekrutan istana selatan. Bila dihitung jumlahnya ada 8 orang termasuk dirinya. Suasana ditempat itu begitu rusuh, masing-masing pendekar terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing, dengan berbagai macam makanan yang serba lezat, ditambah dua orang wanita penghibur (Geisha) yang menemani. Salah satu diantaranya juga termasuk Seribu Pedang yang tampak hanya melemparkan senyum dinginnya kepada Bintang.Bintang sendiri tampak diarahkan kesebuah meja yang telah menanti dua orang Geisha yang dengan ramah dan lembut mempersilahkan Bintang untuk duduk. Salah satu Geisha tampak dengan lembut memijit tubuh Bintang, sedangkan yang satu lagi tampak sibuk mempersiapkan makanan.“Gongggg!” sebuah suara gong terdengar membahana ditempat itu, disusul dengan masukny
Babby Cherry sendiri tampak mengambil sebuah baskom air panas, lalu dengan lembut melepaskan sepatu yang dikenakan oleh Bintang, melepaskan samurai dan pipa rokok dan meletakkannya diatas meja. Bintang bagaikan seorang raja yang dilayani oleh permaisurinya, bahkan saat Babby Cherry melepaskan pakaian dibagian atasnya, Bintangpun tak menolaknya, dihadapan Bintang, Babby Cherry melepaskan satu demi satu pakaian yang dikenakannya, hingga kini sosok Babby Cherry hanya mengenakan sebuah pakaian sutra tipis tembus pandang hingga sosok indah tubuh Babby Cherry terlihat jelas dimata Bintang. Babby Cherry terlihat mendekatkan wajahnya, dan jujur bagi Bintang saat ini hampir-hampir tak mampu menahan nafsu birahinya karena sosok Babby Cherry begitu indah dan sedap dipandangan, desah nafas harum Babby Cherry begitu terasa menampar diwajah Bintang saat wajah itu begitu berdekatan. Dengan lembut Babby Cherry tampak mencium kening Bintang, turun ke hidung Bintang lalu kemudian turun dan melumat b
SIANG ITU, adu pertandingan di halaman istana selatan kembali dilakukan, dan seperti saran yang Bintang sampaikan sehari sebelumnya, kali ini lima orang pendekar menaiki arena pertarungan untuk menentukan siapa yang paling hebat mampu bertahan terakhir diarena pertarungan.Delapan orang pendekar yang sudah terpilih tampak duduk dipanggung kehormatan bersama Jenderal Mushahi memperhatikan jalannya pertarungan. Tapi bagi Bintang, pertarungan justru tak menarik perhatiannya, Bintang mengedarkan pandangannya kearah kerumunan orang yang memperhatikan jalannya pertarungan. Dengan mata dewanya Bintang dapat melihat dengan jelas, walaupun jaraknya cukup jauh dari tempatnya berada.Tiba-tiba saja pandangan Bintang terpaku pada sosok yang mengenakan pakaian serba hitam dan juga mengenakan caping hitam bertirai hingga menutupi wajahnya.“Azumi...” batin Bintang mengenali sosok bercaping cadar tersebut. Lalu Bintang kembali mengedarkan pandangannya kese
Malam terus berjalan, dan cuaca terlihat mendung malam itu. Sesekali suara guntur menggelegar dikaki langit. Diantara bangunan-bangunan yang ada dikota raja selatan, sekelebat bayangan hitam melompati atap-atap bangunan dengan ringannya. Pakaian serba hitam yang dikenakannya begitu sangat menguntungkan dirinya karena menyatu dengan kegelapan malam hingga keadaannya sulit untuk dilihat dengan mata biasa. Dari gerakannya yang ringan, dapat dipastikan sosok bayangan hitam itu memiliki ilmu peringan tubuh yang cukup tinggi. Di salah satu atap rumah yang cukup tersembunyi, bayangan hitam itu menghentikan gerakannya dan kini diantara keremangan malam kita dapat melihat dengan jelas sosok ninja hitam tersebut. Dua bilah pedang tampak tersampir dipunggung dan pinggangnya. Dari bentuk tubuhnya kita dapat memastikan kalau ninja hitam ini adalah seorang wanita. Ninja hitam tampak mengamati keadaan disekitarnya, seperti tengah menanti sesuatu. Sejenak ninja hitam tampak menatap kearah langit, me
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu