“Tak mungkin Tujuh Bintang Utara Menerangi Semesta dapat mengatasinya” batin pejabat Yi lagi menyadari keadaan dirinya.
Sementara itu Iblis Badai yang melihat lawannya sudah berada diudara, segera mengarahkan serangan patung pasir besi raksasanya untuk menyerobot keatas. Semua patung pasir besi raksasa menyatu membentuk sebuah patung raksasa yang sangat besar dan langsung melayangkan tinjunya kearah pejabat Yi yang berada diudara.
Lagi-lagi wajah pejabat Yi berubah melihat kehebatan jurus Iblis Badai yang mampu membentuk wujud patung pasir besi raksasa yang sangat besar ukurannya, sampai-sampai sosok pejabat Yi bagaikan seekor nyamuk berbanding tinju patung pasir besi raksasa yang saat ini tengah menuju kearahnya.
Menyadari hal itu, pejabat Yi langsung merapatkan kedua tangannya kembali didepan dada.
“Swingg..” tiba-tiba saja diatas kepala pejabat Yi muncul sebuah jaring raksasa yang terbentuk dari sinar emas yang saling s
Di ketinggian udara, terlihat kilatan halilintar melesat dengan kecepatan tinggi menukik kebawah, semakin lama semakin terlihat jelas kalau kilatan halilintar yang melesat kebawah itu adalah sosok pejabat Yi yang ditangannya tampak bola energi sebesar bola kaki yang mengeluarkan aura halilintar dan awan hitam yang berkumpul didalam bola energi yang bergerak kesana kemari, sosok pejabat Yi melesat dengan cepat kebawah diiringi kekuatan alam yang amat dahsyat yang mengiringi serangannya. Inilah tingkat terakhir dari ilmu semesta. Bumi bergetar Langit bergoncangWajah Iblis Badai, Iblis Barat dan Iblis Timur berubah melihat serangan pejabat Yi yang mengeluarkan aura maut yang sangat luar biasa kuatnya, seakan-akan maut telah membayang didepan mata mereka.“Jangan gentar, ayo!” Iblis Badai mencoba membangkitkan semangat walah dirinya sendiri ciut melihat mengerikannya serangan pejabat Yi.“Wuuuuttttt...!!!” dengan gabungan 3
SURAT yang membuat wajah Bintang dan Im Ji Hye berubah saat membacanya, ternyata adalah surat tebusan yang dikirimkan oleh Perompak Laut Kuning yang berisi permintaan tebusan atas tawanan putri dan para prajurit Goryeo yang ditawan oleh Perompak Laut Kuning. Pejabat Tinggi Yi In-Im segera mengambil tindakan dan berangkat bersama para prajurit menuju ke Gurun Iblis tempat kediaman Iblis Badai yang merupakan ketua dari Perompak Laut Kuning. Tapi diperbatasan, Pejabat Tinggi Yi In-Im menyuruh para prajuritnya untuk menunggunya, Pejabat Tinggi Yi In-Im sendiri berangkat seorang diri ke markas benteng Perompak Laut Kuning.Untuk cepat menyusul Pejabat Tinggi Yi In-Im, Bintang memutuskan untuk menggunakan jubah sakti milik Im Ji Hye, hadiah pemberian dari Syekh Muhammad Azis Bin IbrahIm, begitu jubah itu dibentang dan Bintang bersama Im Ji Hye naik keatasnya. Secara otomatis, jubah membesar membentuk seperti sebuah permaidani, dengan pikirannya Im Ji Hyepun memerintahkan jubah itu
Sementara itu wanita berjubah tampak menolehkah pandangannya kearah pejabat Yi dan Bintang yang masih berada ditempatnya. Lalu memalingkan pandangannya kearah ke-4 wakil ketua Perompak Laut Kuning, lalu berpaling kembali kearah rombongan putri Lan Yan dan panglima Ho serta para prajurit yang ditawan. Sementara itu putri Lan Yan dan yang lain tampak mengerutkan keningnya mencoba mengenali dua sosok yang telah menyelamatkan pejabat Yi dari kematian.“Siapa kau? berani sekali ikut campur urusan kami !” ucap Iblis Utara cepat.Si wanita bercaping tak menjawab, tapi tangannya terangkat dan mulai melepaskan caping bambu dikepalanya, saat caping bambu terbuka.“Adik Im..!” terdengar teriakan putri Lan Yan yang mengenali sosok Im Ji Hye.“Putri Im” panglima Ho dan para prajurit ikut-ikut menyebut satu nama.“Serrr...” tiba-tiba saja Im melemparkan caping bambu ditangannya kearah 4 wakil ketua Perompak Laut Ku
“Serrr...” tiba-tiba saja sosok Iblis Utara sudah menghilang ditempatnya dan muncul beberapa tombak ditempatnya berdiri tadi, begitu seterusnya, Iblis Utara mampu bergerak cepat bagaikan angin melesat kedepan, inilah kehebatan Iblis Utara dengan tapak tanpa jejak miliknya.Di tempatnya Im Ji Hye cukup terkejut melihat kemampuan lawannya yang mampu bergerak hilang timbul, tapi Im Ji Hye tak mau terpaku, ditatapnya sosok Iblis Barat yang masih berada ditempatnya, jalan terbaik yang bisa Im Ji Hye lakukan adalah melompat kembali keudara, karena untuk menangkis serangan Iblis Utara sangat sulit dilakukan, karena Im Ji Hye tak mampu menebak kemana sosok Iblis Utara akan melancarkan serangan.“Hupp...” dengan gerakan cepat Im Ji Hye melompat keudara, tapi ; “Settt....settt.” Iblis Barat yang diam sejak tadi, secara tiba-tiba saja melepaskan senjata rahasianya kearah lawannya yang melompat kembali keudara, walaupun senjata rahasia Iblis Bar
“Urusan disini serahkan padaku, panglima Ho, kalian serang benteng Perompak Laut Kuning. Jangan kasih ampun, bunuh mereka semua!” ucap pejabat Yi dengan tegas hingga membuat panglima Ho dan putri Lan Yan saling pandang.“Bb...baik pejabat tinggi” ucap panglima Ho menjura hormat dan segera mengajak para prajurit untuk bergerak menyerang ke arah benteng Perompak Laut Kuning yang terlihat mulai sepi karena ditinggal oleh para anggota kelompok Perompak Laut Kuning saat melihat kematian Iblis Badai, Iblis Selatan dan Iblis Timur tadi.“Lan Yan, kau bantu panglima Ho menghancurkan benteng Perompak Laut Kuning” perintah pejabat Yi lagi kepada putri Lan Yan.“Baik ayah” ucap putri Lan Yan tanpa membantah walau sebenarnya dia masih ingin melihat pertarungan adiknya Im Ji Hye menghadapi Iblis Barat dan Iblis Utara.Sepeninggal putri Lan Yan, pejabat Yi kembali memperhatikan jalannya pertarungan, sesekali tatapannya me
“D-dia.!” betapa terkejutnya Lan Yan begitu dekat dan mengenali raut wajah dibalik caping bambu yang dikenakan sang pemuda, sampai-sampai Lan Yan harus mundur beberapa langkah karena begitu kagetnya. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi yang lain terutama pejabat Yi.“Cringg!” bahkan panglima Ho sendiri langsung menghunus goloknya, diikuti oleh para prajurit yang lain.“Ada apa Lan Yan, siapa dia?” ucap pejabat Yi bingung dan heran.“Dia...dia...dia Bintang, Ksatria Pengembara ayah” ucap Lan Yan dengan suara bergetar hingga berubahlah wajah pejabat Yi mendengar hal itu, tapi sebelum semuanya terjadi, tiba-tiba saja Im Ji Hye sudah berdiri dihadapan mereka membelakangi Bintang.“Dia adalah suamiku, apapun yang ingin kalian lakukan, langkahi mayatku terlebih dahulu” ucap Im Ji Hye singkat, padat dan keras seraya membentangkan kedua tangannya.Hal ini tentu saja sangat mengejutkan semua orang
Sementara itu didalam sebuah kamar mewah yang ada diistana Goryeo, tampak sosok Bintang yang masih tenggelam dialam tapa zikirnya, kedua matanya terpejam, tapi bibir Bintang terus berkomat kamit membaca zikir. Malam ini adalah malam ke-3 Bintang kehilangan tenaganya. Menyelamatkan pejabat Yi yang sekarat membuat Bintang harus kehilangan tenaganya selama 7 hari, inilah kelemahan dari Segel Sembilan Dewa yang Bintang miliki.“Tok...tok...tok”“Asssalamu’alaikum” sebuah ketukan diiringi salam terdengar dari balik pintu, kedua mata Bintang terbuka. “Wa’alaikumsalam” Bintang menjawab pelan.“Kreakkk” pintu terbuka dan masuklah seorang gadis berparas cantik nan jelita dengan membawa hidangan ditangannya.Bintang tersenyum menyambut kedatangan gadis cantik nan jelita yang tak lain adalah istrinya, Im Ji Hye yang tampak membawakan Bintang hidangan. Selama 3 hari ini, Im Ji Hye lah yang telah men
“Sudah dong kak” ucap Im tersenyum dan membiarkan tangan Bintang yang merapikan rambut dan membelai wajahnya.“Bagaimana keadaan kakak?”“Alhamdulillah sudah lebih baik istriku”Keduanya tersenyum. Lalu Im Ji Hye menundukkan wajahnya dan dengan lembut melumat bibir Bintang, Bintangpun membalasnya dengan mesra, tak lama keduanya sudah saling melepas dan Im Ji Hye kembali menatap kedua mata Bintang dengan penuh arti.“Im sayang sekali sama kakak. Seumur hidup, jangan tinggalkan Im ya, kak” ucap Im dengan sendu. Bintang tersenyum mendengar hal itu dan tangan Bintang terangkat seraya membelai wajah jelita nan imut Im Ji Hye.“Hanya maut yang akan memisahkan kita istriku”Im Ji Hye tersenyum sumringah mendengar hal itu.“Im cinta sekali sama kakak”“Kakak juga cinta sekali sama Im”Kedua-duanya tersenyum lalu kembali saling melumat bibir satu
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu