“Urusan disini serahkan padaku, panglima Ho, kalian serang benteng Perompak Laut Kuning. Jangan kasih ampun, bunuh mereka semua!” ucap pejabat Yi dengan tegas hingga membuat panglima Ho dan putri Lan Yan saling pandang.
“Bb...baik pejabat tinggi” ucap panglima Ho menjura hormat dan segera mengajak para prajurit untuk bergerak menyerang ke arah benteng Perompak Laut Kuning yang terlihat mulai sepi karena ditinggal oleh para anggota kelompok Perompak Laut Kuning saat melihat kematian Iblis Badai, Iblis Selatan dan Iblis Timur tadi.
“Lan Yan, kau bantu panglima Ho menghancurkan benteng Perompak Laut Kuning” perintah pejabat Yi lagi kepada putri Lan Yan.
“Baik ayah” ucap putri Lan Yan tanpa membantah walau sebenarnya dia masih ingin melihat pertarungan adiknya Im Ji Hye menghadapi Iblis Barat dan Iblis Utara.
Sepeninggal putri Lan Yan, pejabat Yi kembali memperhatikan jalannya pertarungan, sesekali tatapannya me
“D-dia.!” betapa terkejutnya Lan Yan begitu dekat dan mengenali raut wajah dibalik caping bambu yang dikenakan sang pemuda, sampai-sampai Lan Yan harus mundur beberapa langkah karena begitu kagetnya. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi yang lain terutama pejabat Yi.“Cringg!” bahkan panglima Ho sendiri langsung menghunus goloknya, diikuti oleh para prajurit yang lain.“Ada apa Lan Yan, siapa dia?” ucap pejabat Yi bingung dan heran.“Dia...dia...dia Bintang, Ksatria Pengembara ayah” ucap Lan Yan dengan suara bergetar hingga berubahlah wajah pejabat Yi mendengar hal itu, tapi sebelum semuanya terjadi, tiba-tiba saja Im Ji Hye sudah berdiri dihadapan mereka membelakangi Bintang.“Dia adalah suamiku, apapun yang ingin kalian lakukan, langkahi mayatku terlebih dahulu” ucap Im Ji Hye singkat, padat dan keras seraya membentangkan kedua tangannya.Hal ini tentu saja sangat mengejutkan semua orang
Sementara itu didalam sebuah kamar mewah yang ada diistana Goryeo, tampak sosok Bintang yang masih tenggelam dialam tapa zikirnya, kedua matanya terpejam, tapi bibir Bintang terus berkomat kamit membaca zikir. Malam ini adalah malam ke-3 Bintang kehilangan tenaganya. Menyelamatkan pejabat Yi yang sekarat membuat Bintang harus kehilangan tenaganya selama 7 hari, inilah kelemahan dari Segel Sembilan Dewa yang Bintang miliki.“Tok...tok...tok”“Asssalamu’alaikum” sebuah ketukan diiringi salam terdengar dari balik pintu, kedua mata Bintang terbuka. “Wa’alaikumsalam” Bintang menjawab pelan.“Kreakkk” pintu terbuka dan masuklah seorang gadis berparas cantik nan jelita dengan membawa hidangan ditangannya.Bintang tersenyum menyambut kedatangan gadis cantik nan jelita yang tak lain adalah istrinya, Im Ji Hye yang tampak membawakan Bintang hidangan. Selama 3 hari ini, Im Ji Hye lah yang telah men
“Sudah dong kak” ucap Im tersenyum dan membiarkan tangan Bintang yang merapikan rambut dan membelai wajahnya.“Bagaimana keadaan kakak?”“Alhamdulillah sudah lebih baik istriku”Keduanya tersenyum. Lalu Im Ji Hye menundukkan wajahnya dan dengan lembut melumat bibir Bintang, Bintangpun membalasnya dengan mesra, tak lama keduanya sudah saling melepas dan Im Ji Hye kembali menatap kedua mata Bintang dengan penuh arti.“Im sayang sekali sama kakak. Seumur hidup, jangan tinggalkan Im ya, kak” ucap Im dengan sendu. Bintang tersenyum mendengar hal itu dan tangan Bintang terangkat seraya membelai wajah jelita nan imut Im Ji Hye.“Hanya maut yang akan memisahkan kita istriku”Im Ji Hye tersenyum sumringah mendengar hal itu.“Im cinta sekali sama kakak”“Kakak juga cinta sekali sama Im”Kedua-duanya tersenyum lalu kembali saling melumat bibir satu
“Oh ya, anakku, Im... Dulu sewaktu bertarung dengan Perompak Laut Kuning, ayah lihat Im menggunakan sebuah jubah sakti yang kalau tidak salah yang melekat dipunggungmu itu anakku, jubah apakah itu?” ucap pejabat Yi lagiIm ji hya tampak menatap kearah jubah sakti yang melekat dipunggungnya, dan ; “Ayah benar, ini memang jubah sakti pemberian seorang saudagar dari timur tengah sebagai hadiah atas pernikahan Im dengan kak Bintang” jelas Im Ji Hye lagi hingga membuat orang-orang yang ada diruangan itu mengangguk-angguk mengerti.“Kau sungguh beruntung anakku...sungguh beruntung” ucap pejabat Yi lagi. “Jaga baik-baik jubah sakti itu” sambung pejabat Yi lagi.“Pesan ayah, pasti akan Im ingat selalu”Putri Lan Yan tampak sekali-kali mencuri pandang kearah Bintang, tapi yang dipandang, terlihat seolah-olah tak tahu.“Oh ya, satu hal lagi. Sewaktu bertarung dengan Iblis Utara dan Iblis Barat
“Lima jurus ilmu semesta secara umum dapat dikuasai oleh semua orang, karena ini mengacu pada lima panca indra yang secara umum dimiliki oleh semua orang, sedangkan jurus Sirkulasi Jalan Langit dicapai dengan mencapai tahap indra ke-6. Jurus terakhir ilmu semesta, Bumi bergetar Langit bergoncang ini sebentarnya terdiri dari dua jurus terpisah, jurus pertama bumi bergetar mengacu pada tiga kekuatan alam, yang pertama Angin, Air, Api dan Gunung, sedangkan jurus kedua langit bergoncang, terdiri dari satu kekuatan alam, yaitu Halilintar dan untuk mencapai tahap terakhir dari dua jurus terakhir ilmu semesta ini paling tidak harus mencapai tahap indra ke 7 dan 8”. Jelas Bintang yang semakin membuat wajah pejabat Yi berubah.Bagaimana pejabat Yi tidak terkejut, ilmu semesta yang dipelajari dan disempurnakannya hampir seumur hidupnya bisa dipahami oleh Bintang hanya dalam sekali lihat saja.&ld
Satu rombongan besar lengkap dengan prajurit bersenjata lengkap tampak memasuki pintu gerbang kota Goryeo, dibarisan paling depan adalah sosok seorang laki tampan bermata sipit dengan pakaian kebesarannya, tampak menaiki seekor kuda hitam jantan yang gagah. Disebelah kiri kanan dan belakang lelaki bermata sipit ini tampak beberapa orang prajurit berkuda yang juga berpenampilan gagah, sementara dibarisan paling belakang tampak seratus prajurit bersenjata lengkap berjalan kaki yang mengiringinya.Sepanjang jalan masyarakat Goryeo tampak menyambut meriah kedatangan para utusan kaisar Ming ini. Sementara itu didepan pintu gerbang istana kerajaan Goryeo, pejabat Yi dan yang lain telah menunggu kedatangan mereka.Rombongan kaisar Ming akhirnya tiba dihadapan rombongan pejabat Yi, pemimpin yang paling depan tampak turun dari kudanya, diikuti oleh yang lain.“Hamba Laksamana Ho-Tian memberi salam untuk pejabat Yi” terdengar pemimpin utusan kaisar Ming tampak
“Im... Apakah kau benar-benar mencintai tuan Bintang?” tanya Lan Yan tiba-tiba.“Memangnya kenapa kak?”“Bukankah kalian baru bertemu sebentar, kak Lan Yan takut ini cuma perasaan Im sesaat saja, tapi penderitaannya akan seumur hidup” ucap Lan Yan lagi. Im Ji Hye tersenyum mendengar hal itu, Im Ji Hye tahu kalau kakaknya Lan Yan pernah terluka dalam mencintai seseorang.“Walaupun Im baru mengenal dan bertemu dengan kak Bintang, tapi Im merasa, kak Bintang memang ditakdirkan untuk berjodoh dengan Im kak.. Im selalu bahagia bila bersama kak Bintang, dan itu sudah cukup bagi Im untuk memutuskan hidup bersama kak Bintang” jelas Im Ji Hye lagi.“Apa adik Im tau, sudah berapa istri tuan Bintang?”Lagi-lagi Im tersenyum mendengar hal itu.“Im tak tahu kak, tapi itu tak penting bagi Im, yang terpenting bagi Im.... Im cinta sama kak Bintang, kak Bintang cinta sama Im... itu sudah cukup
DARI GORYEO, kita melompat kesuatu tempat yang sangat jauh letaknya, kita menuju kesebuah tempat yang sangat megah dan besar. Bangunan megah dan besar itu tampak berundak-undak, seperti bangunan berada diatas bangunan, disekeliling bangunan tersebut tampak sebuah tembok pagar yang besar dan tinggi yang mengelilinginya, pintu gerbang bangunan tersebutpun berukuran sangat besar, bahkan terlalu besar untuk ukuran 2 ekor gajah untuk memasukinya. Bangunan tersebut tampak berada diatas sebuah bukit yang hanya memiliki satu jalan untuk mencapai kesana, yaitu jalan depan, karena disekeliling tembok pagar bangunan tersebut hanyalah terdiri dari jurang-jurang dalam dan terjal yang sangat mustahil untuk didaki.Delapan orang berpakaian serba hitam yang biasa kita kenal dengan sebutan ninja, terlihat berjaga dipintu gerbang, sebilah pedang tampak tersampir dipunggung mereka. Kedelapan ninja tersebut terlihat langsung bersikap waspada begitu terlihat serombongan orang yang menaiki bukit t
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu