CLETAR!” Kilat guntur menyambar, memecah kaki langit, angin berhembus dengan kuat, suasana badai terasa begitu kentara, tapi hujan sudah berhenti turun sejak beberapa waktu yang lalu. Hangzhou sebuah kota terbesar di provinsi Zhejiang di pesisir timur, tiongkok.
“Cleetarrr!” kembali halilintar menggelegar dahsyat, untuk sesaat menerangi kota Hangzhou.
“Heaaaa!”
“Aakkhhh...akhhh...akhhhh!” tiba-tiba saja jeritan-jeritan kesakitan terdengar dari dalam sebuah penginapan yang juga merupakan warung makan. Beberapa sosok tubuh lelaki tampak terlempar keluar dari dalam penginapan tersebut, jatuh ke kubangan lumpur yang ada didepan penginapan.
Di dalam penginapan, tampak seorang wanita yang berparas cantik jelita tampak tengah ketakutan menatap sosok-sosok lelaki berwajah beringas yang menatap kearahnya dengan tatapan tak percaya. Karena bagaimana tidak, wanita yang kelihatannya lemah inilah yang telah membuat beberapa ka
“Wesshhh...wesshhh.” tiba-tiba saja kedua tangan Badai Timur sudah berkobar api menyala yang mengeluarkan hawa panas menyengat, hal ini membuat gadis jelita yang ada dihadapan Badai Timur terlihat semakin ketakutan.“Jangan takut nona, hamba akan membantu” tiba-tiba saja wajah gadis jelita berubah saat ditelinganya terngiang sebuah suara, si gadis jelita terkejut seraya mengedarkan pandangannya kearah sekelilingnya, saat pandangannya membentur sesosok yang tak jauh darinya yang juga mengenakan caping, gadis jelita ini menghentikan pandangannya. Entah kenapa batin gadis jelita ini mengatakan kalau lelaki bercaping yang ditatapnya inilah yang baru saja mengirimkan suara kepadanya.“Sambut seranganku ini, heaaa!” gadis jelita terkejut saat Badai Timur dengan tiba-tiba saja telah menyerang kearahnya dengan cepat.“Sett.....pletak!”“Adowwww.!” tapi belum lagi serangan Badai Timur mendekati sosok gadi
“Ha ha ha...! sebentar lagi ratusan orang anak buahku akan mengepung tempat ini, jika kalian tak menyerah akan kubuat kalian menyesal telah menantang Perompak Laut Kuning” ucap Badai Timur lagi. Hal ini membuat wajah-wajah ditempat itu berubah, hanya Putri Lan Yan yang masih bersikap tenang.“Ternyata nama besar Badai Timur hanyalah omong kosong” ucap Putri Lan Yan lagi.“Apa maksudmu wanita?”“Bukankah sudah jelas, nama besar Badai Timur hanyalah orang yang beraninya hanya berlindung dibelakang bawahannya” ucap Putri Lan Yan lagi hingga langsung membuat wajah Badai Timur memerah.“Wesshhh...wesshhh.” tiba-tiba saja kembali kedua tangan Badai Timur sudah berkobar api menyala yang mengeluarkan hawa panas menyengat, hal ini membuat cukup membuat Putri Lan Yan terkejut, untunglah dia mengenakan caping bertirai, hingga perubahan wajahnya tidak terlihat.Panglima Ho yang melihat gelagat tak bai
“Tetap dibelakang hamba, putri” ucap pemuda bercaping itu lagi, tanpa banyak membantah Putri Im Ji Hye langsung berpindah kebelakang, sementara itu pemuda bercaping tampak sudah menghadap dua orang lelaki berkuda yang bersenjata tombak tersebut. Kedua lelaki bertampang sangar ini tampak turun dari kedua mereka.“Siapa kau yang berani mencampuri urusan Perompak Laut Kuning?” ucap salah seorang dari keduanya lagi.“Cepat serahkan putri itu kepada kami!” ucap yang satunya lagi.Pemuda bercaping tampak memalingkan wajahnya menatap kearah Putri Im Ji Hye yang tampak masih ketakutan ditempatnya. “Dia adalah calon istriku, urusannya juga urusanku” ucap pemuda bercaping tiba-tiba hingga membuat wajah Putri Im Ji Hye berubah.“Cari mati, heaa!”. salah seorang dari keduanya langsung menusuk dengan tombak ditangan kearah pemuda bercaping.Putri Im Ji Hye beringsut mundur karena kaget dan takut meliha
“Cepat angkat jangkar dan segera berlayar!” ucap Putri Lan Yan memberikan perintah.“Baik putri!” terdengar para prajurit dengan sigap langsung mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Putri Lan Yan.“Adik Im, kau tidak apa-apa?” tanya Putri Lan Yan lagi kepada Putri Im Ji Hye yang masih gugup dengan apa yang menimpa dirinya.“Aku ...aku tidak apa-apa kak” ucap Putri Im Ji Hye dengan gugup, tapi jawaban itu sudah cukup bagi Putri Lan Yan yang kini langsung menatap kearah lautan, dimana terlihat 4 kapal layar besar semakin mendekat kearah dermaga.“Sepertinya sulit bagi kita untuk keluar dari sini tanpa harus bertempur putri” terdengar suara Panglima Ho yang kini sudah berdiri disebelah Putri Lan Yan.“Adik Im, segera masuk kedalam, urusan disini biar kakak dan Panglima Ho yang mengurus”“Baik kak” ucap putri Im Ji Hye yang langsung beranjak masuk kedalam kapal
Di lautan, sebuah kapal mewah tampak melaju dengan kencang. Di geladak kapal tampak sosok wanita berwajah jelita tengah berdiri menatap lautan luas yang ada dihadapannya. Melihat wajahnya, dia tak lain adalah Putri Lan Yan. Setelah lolos dari sergapan Perompak Laut Kuning, Putri Lan Yan memerintahkan terus melaju tanpa mengurangi kecepatan.Dari arah belakang, tampak seorang gadis yang juga berparas jelita tengah datang mendekatinya.“Sudah bangun adik Im” ucap Putri Lan Yan seraya berpaling kearah putri Im Ji Hye yang memang berada dibelakangnya.“Sudah kak Lan Yan” ucap putri Im Ji Hye tanpa gairah.“Kenapa? Bermimpi lagi?”“Iya kak”“Mimpi yang sama lagi?”“Benar kak, selalu yang sama selama satu bulan ini, tapi...” putri Im Ji Hye menghentikan ceritanya hingga membuat Putri Lan Yan tertarik untuk mendengarnya lebih lanjut.“Malam tadi, gadis dalam
Wajah Panglima Ho berubah pucat melihat sesosok yang berdiri perkasa diujung geladak dikapal berbendera kuning berlambang tengkorak tersebut.“Iblis Badai” ucap Panglima Ho dengan wajah berubah. Ucapan Panglima Ho cukup didengar oleh para prajurit, hingga kontan seketika terjadi kehebohan dikapal tersebut.“Maju dengan kecepatan penuh!” ucap Putri Lan Yan tegas.“Maju dengan kecepatan penuh!” ulang Panglima HoTapi keanehan terjadi, tiba-tiba saja angin bertiup berubah arah, mengarahkan layar kapal justru menuju ke kapal Perompak Laut Kuning. Apa yang terjadi tentu sangat mengejutkan orang-orang yang ada dikapal, termasuk Panglima Ho, hanya Putri Lan Yan yang masih terlihat tenang.Kedua kapal kini sudah saling berhadapan, keadaan Langit sangat berbeda dari keadaan dibawahnya, langit tampak sangat gelap, petir dan guntur silih berganti seakan ingin memecahkan cakrawala. Laut tampak bergelombang dengan dahsyat.
“Aaahhh.” seorang gadis jelita tapi dengan wajah yang sedikit pucat tampak baru saja tersadar dari keadaannya, untuk sesaat ada rasa pusing dikepalanya, perlahan kedua matanya terbuka tapi kembali tertutup karna silau akan sinar mentari yang menyeruak masuk dikedua pelupuk matanya. Setelah cukup lama, akhirnya kedua mata gadis jelita ini terbuka setelah membiasakan diri. Melihat raut wajahnya kita mengenali gadis ini sebagai putri Im Ji Hye.“Ukkhhh” Im Ji Hye terlihat mencoba untuk bangkit, tapi kembali berbaring saat merasakan tubuhnya yang pegal disekujur tubuhnya. Im Ji Hye mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi.<kilas balik> Sebagian kapal hancur berantakan, terbang dibawa angin puting beliung yang dahsyat, Im Ji Hye yang saat itu berada didalam kapal ikut terbang tinggi terbawa angin puting beliung. Im Ji Hye berusaha berteriak sekeras mungkin agar ada yang mendengar teriakannya untuk menolongnya, tapi apa daya, dibawah suasa
“Oh iya, maaf... Hamba lupa memperkenalkan diri, nama hamba Bobou” ucap pemuda itu dengan wajah tersenyum lucu.“Bo..Bobou” ucap Im Ji Hye menahan tawa, karena nama itu disebutkan dengan wajah lucu, jadi terdengar dan terlihat lucu bagi Im Ji Hye, sebisanya Im Ji Hye menahan tawanya sendiri.“Nona sendiri siapa namanya?”“Hamba Im Ji Hye, terima kasih tuan Bobou sudah banyak menolong hamba” ucap Im Ji Hye dengan ramahnya“Ah, jangan terlalu dipikirkan nona Im Ji Hye, sudah kewajiban kita sebagai sesama manusia saling tolong menolong” ucap Bobou lagi lagi-lagi tersenyum dengan wajah lucu, Im Ji Hye ikut tersenyum melihat hal itu.Di hatinya Im Ji Hye cukup kagum dengan sikap rendah hati yang dimiliki oleh penolongnya, disamping ramah juga terkadang lucu sehingga menghibur hatinya yang sedang gundah.“Nona Im Ji Hye belum menjawab pertanyaan hamba tadi?”&ldqu
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu