Share

3. Bagian 19

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bintang melangkahkan kakinya memasuki pintu gerbang sebuah Kadipaten yang terlihat begitu ramai penduduknya dengan berbagai macam aktifitasnya. Ini pertama kalinya Bintang menjejakkan kakinya disebuah Kadipaten setelah mengembara selama ini. Dan Bintang cukup termangu melihat betapa ramainya kehidupan disebuah Kadipaten. Selain ramainya penduduk yang tinggal di Kadipaten tersebut, Bintang juga dapat melihat orang-orang yang berasal dari kalangan pendekar dunia persilatan yang cukup ramai ditempat itu. Sesekali Bintang terlihat berpapasan dengan serombongan prajurit Kadipaten yang tengah melakukan ronda keliling. Dan hati Bintang tertarik untuk melangkah menuju kesebuah warung makan yang ada di Kadipaten itu yang terlihat cukup ramai pengunjungnya, sudah beberapa hari ini Bintang tidak merasakan masakan enak, selama pengembaraannya Bintang lebih banyak berada di alam bebas dan hanya ayam hutan panggang saja yang selalu setia menemani keroncongan perutnya.

Kedatangan Bintang l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   3. Bagian 20

    “Tong...! tongg...!! tonnggg!!!”. tiba-tiba saja sebuah pentungan gong terdengar dari arah luar, dan bagaikan diperintah, banyak dari penduduk awam maupun dari kalangan pendekar yang ikut mengerumuni beberapa orang prajurit yang tadi memukul gong tersebut, diatas seekor kuda terlihat seorang laki-laki separoh baya yang mengenakan pakaian kebesarannya sebagai seorang pejabat tinggi di Kadipaten Pandan Arum itu, setelah melihat orang yang berkumpul mengelilinginya, terlihat lelaki separoh baya itu membuka sebuah gulungan kertas yang ada ditangannya. “Tong! Tongg!!! tenang-tenang”. seorang prajurit kembali memukul gong untuk menenangkan suasana riuh yang terjadi ditempat itu. Seketika saja suasana riuh itu menjadi terhenti, sepi senyap, semua perhatikan kini tertuju kepada laki-laki yang berada diatas kuda yang kini tengah membuka gulungan kertas yang ada ditangannya. Sebelum membacakan isi gulungan surat itu, lelaki itu terlihat menatapi keadaan disekitarnya. Lalu kemudian dia

  • Ksatria Pengembara Season 1   3. Bagian 21

    “Mudah-mudahan saja semua itu hanya perasaan gusti saja, kita berdoa saja kepada shang yang widhi gusti, semoga Gusti Ayu Pandansuri dalam keadaan selamat”. ucap Nyi Payan lagi. “Yah, mudah-mudahan sa....” “hiieekkk!!!”. Belum lagi wanita itu menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja mereka dikejutkan suara ringkikan kuda mereka yang berada didepan, apa yang terjadi sebenarnya hingga membuat sisais kuda kereta kuda itu menghentikan langkahnya ? Di depan sana, tepatnya kini berada dihadapan 10 orang prajurit yang terlihat langsung bersiap siaga dengan tombak ditangan mereka, tampak 8 sosok yang mengenakan pakaian serba hitam yang menutupi sekujur tubuhnya, bahkan wajah ke-8 sosok hitam itupun terlihat tertutup oleh sebuah topeng menyeramkan yang biasa disebut dengan topeng setan. Kehadiran ke-8 manusia bertopeng setan ini terlihat tidak membuat gentar ke-10 orang prajurit pengawal kereta kuda itu. “Siapa kalian ? kenapa kalian menghal

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Gerombolan Bayangan Setan

    Senja datang menjelang, diufuk barat terlihat sang mentari yang beberapa waktu lagi akan segera tenggelam, mega-mega merah terlihat menghiasi ufuk barat, dari arah timur terlihat serombongan burung-burung yang terbang bergerombol pulang kesarangnya setelah seharian pergi mencari makan. Hampir semua kehidupan diatas muka bumi ini terlihat mulai berhenti dan melangkah pulang kerumah mereka masing-masing. Tapi suasana yang seharusnya tenang dan hening itu tidak terjadi disebuah hutan yang cukup lebat, sebuah pertarungan sengit tengah terjadi, dimana terlihat sosok seorang wanita tua yang menggunakan sebuah selendang yang berwarna kuning keemasan sebagai senjatanya tengah bertarung dengan tiga sosok bayangan hitam yang bergerak cepat melancarkan serangan kearahnya. Ketiga sosok bayangan hitam itu bergerak begitu cepat hingga sulit untuk melihat sosok ketiganya, yang terlihat hanyalah bayangan ketiganya yang terus menggepur sosok wanita tua yang bernama Nyi Payan atau yan

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 2

    Sosok Nyi Payan yang terus terdesak mundur kebelakang jelas memperlihatkan kalau Nyi Payan sangat terdesak oleh kedua serangan lawannya yang terlihat terus menggeseknya kedepan, bahkan ; “Deesss”. satu tendangan keras menghantam tubuh Nyi Payan saat salah satu dari kedua lawannya membuat satu gerakan tipuan, dimana saat itu perhatian Nyi Payan memang tengah tertuju pada kedua kuku lawannya, hingga serangan tiba-tiba yang berupa tendangan yang dilancarkan oleh salah satu lawannya tidak kuasa dibendung oleh Nyi Payan hingga terpentallah sosok Nyi Payan dengan deras kebelakang, bahkan selendang keemasan yang merupakan senjata andalannya terlihat terlepas dari tangannya, beberapa kali terlihat sosok Nyi Payan terguling-guling ditanah hingga akhirnya sosoknya terkapar tak berdaya ditanah. “Huakkk.”. terlihat Nyi Payan memuntahkan darah kental berwarna kehitaman, dengan sisa-sisa tenaganya Nyi Payan terlihat bangkit dari tempatnya, sosok Nyi Payan terlihat goyah karena luka dalam

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 3

    “Akan kulumat tubuhmu bocah tengik! hyattt....serrr....”. kembali sosok lelaki bercaping setan itu menggebrak kedepan dengan hebatnya, dan kali ini Bintang kembali memperlihatkan kelasnya sebagai seorang pendekar pilih tanding didunia persilatan, setiap serangan yang dilancarkan kepadanya dapat dihindarinya dengan mudah, bahkan serangan cepat yang dilancarkan oleh lawannya seakan tidak berarti apa-apa baginya. Dalam beberapa jurus kedepan saja, sudah terlihat kalau lawan Bintang sudah mulai kehabisan tenaga, tapi tidak seorangpun yang tahu kalau penyebab semua itu adalah akibat dari jurus kijang kelana yang Bintang miliki, jurus tangguh yang diturunkan oleh kakek Raja Penidur padanya, jurus yang mampu menyerap tenaga lawan, semakin lawan itu bernafsu untuk menjatuhkan Bintang, maka semakin cepat pula tenaganya terkuras akibat jurus kijang kelana dan hal ini tidak disadari oleh lawan Bintang. Memasuki jurus ke 43, sosok lelaki bertopeng setan yang menjadi lawan Bintang tampak melompa

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 4

    “Kisanak, jika kisanak tidak keberatan, sudikah kisanak ikut dengan kami”. ucap wanita anggun itu lagi tiba-tiba kepada Bintang, dan Bintang terlihat berpikir sejenak. “Baiklah gusti......aku akan ikut dengan kalian”. ucap Bintang akhirnya, dan terlihat senyum kepuasan diwajah wanita anggun itu. Maka merekapun melanjutkan perjalanan mereka menuju Kadipaten Pandan Arum. *** Matahari baru saja menampakkan dirinya diufuk timur. Sementara itu ditempat kediaman Gusti Adipati Pandan Arum terlihat belasan orang prajurit yang berjaga dengan ketatnya disepanjang penjuru rumah itu. Sementara itu : “Tok ! Tok ! Tok ! ”. sebuah ketukan terdengar beruntun dipintu sebuah kamar besar. “Tok ! .Tok ! Tok ! Tok ! ”. kembali ketukan itu terdengar, kali ini lebih panjang dan lama. “Kreakkkk...”. kali ini pintu itu terbuka, dan terlihatlah sosok seorang laki-laki tegap dengan wajah wibawa keluar, dikepalanya terlihat sebuah mahkota emas. Dia

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 5

    Sepeninggalan rombongan mantan istrinya itu, terlihat Gusti Adipati Pandan Arum menarik napas panjang dan dalam. Dan hal ini sempat terlihat oleh Bintang. “Ampunkan hamba gusti adipati, sepertinya ada sesuatu yang amat berat yang kini tengah dipikirkan oleh Gusti adipati ?”. ucap Bintang sedikit mengejutkan Gusti Adipati Pandan Arum yang seakan baru menyadari kalau Bintang saat itu masih berada didekatnya. “Oh, maaf Raden, aku sampai lupa kalau Raden masih ada disini”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum. “Tidak apa-apa gusti, hamba memakluminya” “Kau benar Raden, saat ini aku memang tengah memikirkan bagaimana bisa mendapatkan uang sebanyak itu..... sebagaimana Raden ketahui kadipaten Pandan Arum ini baru saja berdiri, dan belum banyak sumber-sumber kekayaan alam dikadipaten ini yang bisa dimanfaatkan dengan baik” “Ampun gusti, kalau gusti adipati tidak keberatan, hamba ingin mendengar lebih banyak mengenai Gerombolan Bayangan Setan ini”. ucap Bin

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 6

    “Apa....!! lari, Ha ha ha...! kalian ini bergurau atau tidak punya pikiran hah !!!”. ucap Bintang tertawa, sindiran itu jelas membuat merah wajah ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan itu. “Apa maksud ucapanmu Ksatria Pengembara ?” “Kalau kami yang memberikan peti uang ini dulu kepada kalian, tentu kalian memiliki kesempatan untuk meninggalkan kami, tapi kalian yang terlebih dahulu memberikan Gusti Ayu Pandansuri kepada kami, mana mungkin aku bisa melarikan peti uang ini sendirian......bukankah itu tidak masuk akal.”. ucap Bintang lagi hingga membuat ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan ini kembali saling pandang, apa yang dikatakan oleh Bintang memang masuk diakal. “Sudah kang, kita turuti saja permainannya, ketua bisa marah kalau malam ini kita gagal membawa upeti, lagipula kalau mereka macam-macam”. ucap salah satu dari ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan itu terlihat mengedipkan matanya seakan ada sesuatu rencana yang tengah mereka rencanakan, dan hal ini

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status