Share

4. Bagian 5

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sepeninggalan rombongan mantan istrinya itu, terlihat Gusti Adipati Pandan Arum menarik napas panjang dan dalam. Dan hal ini sempat terlihat oleh Bintang.

“Ampunkan hamba gusti adipati, sepertinya ada sesuatu yang amat berat yang kini tengah dipikirkan oleh Gusti adipati ?”. ucap Bintang sedikit mengejutkan Gusti Adipati Pandan Arum yang seakan baru menyadari kalau Bintang saat itu masih berada didekatnya.

“Oh, maaf Raden, aku sampai lupa kalau Raden masih ada disini”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum.

“Tidak apa-apa gusti, hamba memakluminya”

“Kau benar Raden, saat ini aku memang tengah memikirkan bagaimana bisa mendapatkan uang sebanyak itu..... sebagaimana Raden ketahui kadipaten Pandan Arum ini baru saja berdiri, dan belum banyak sumber-sumber kekayaan alam dikadipaten ini yang bisa dimanfaatkan dengan baik”

“Ampun gusti, kalau gusti adipati tidak keberatan, hamba ingin mendengar lebih banyak mengenai Gerombolan Bayangan Setan ini”. ucap Bin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 6

    “Apa....!! lari, Ha ha ha...! kalian ini bergurau atau tidak punya pikiran hah !!!”. ucap Bintang tertawa, sindiran itu jelas membuat merah wajah ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan itu. “Apa maksud ucapanmu Ksatria Pengembara ?” “Kalau kami yang memberikan peti uang ini dulu kepada kalian, tentu kalian memiliki kesempatan untuk meninggalkan kami, tapi kalian yang terlebih dahulu memberikan Gusti Ayu Pandansuri kepada kami, mana mungkin aku bisa melarikan peti uang ini sendirian......bukankah itu tidak masuk akal.”. ucap Bintang lagi hingga membuat ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan ini kembali saling pandang, apa yang dikatakan oleh Bintang memang masuk diakal. “Sudah kang, kita turuti saja permainannya, ketua bisa marah kalau malam ini kita gagal membawa upeti, lagipula kalau mereka macam-macam”. ucap salah satu dari ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan itu terlihat mengedipkan matanya seakan ada sesuatu rencana yang tengah mereka rencanakan, dan hal ini

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 7

    Disebuah kamar indah, seperti layaknya kamar seorang putri adipati, terlihat diatas sebuah pembaringan indah, sesosok tubuh wanita muda berparas cantik tengah terbaring tak sadarkan diri. Di kiri dan kanannya tampak pula beberapa orang wanita setengah baya yang tengah menungguinya, takkala rombongan Gusti Adipati Pandan Arum tiba dikamar itu, kedua wanita setengah baya itu segera menjura hormat, tapi Gusti Adipati Pandan Arum justru terlihat langsung menghampiri sosok wanita cantik yang tengah terbaring diatas pembaringan tersebut. Dan kini barulah Gusti Adipati Pandan Arum menyadari kalau ada sesuatu yang aneh pada keadaan Pandansuri putrinya. Sosok Patih Ganggar terlihat ikut mendekati sosok Gusti Ayu Pandansuri dan terlihat Patih Ganggar memeriksa keadaan Gusti Ayu Pandansuri dan keningnya berkerut. “Ada apa paman patih ? ada apa dengan putriku ?”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi cepat. “Tidak ada yang aneh pada diri Gusti Ayu gusti” “Tapi kena

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 8

    “Kanda...., bagaimana nasib Pandansuri kanda”. ucap istrinya kembali terisak pilu menyadari keadaan putrinya yang semakin sulit untuk disembuhkan. Gusti Adipati Pandan Arum terlihat bingung. “Bagaimana menurutmu paman patih”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi. “Maafkan saya gusti, tapi saya sendiri juga bingung mengenai masalah ini, sampai saat ini tidak ada seorangpun yang tahu dimana markas Gerombolan Bayangan Setan itu berada” ucap Patih Ganggar lagi hingga semakin membuat Gusti Adipati Pandan Arum bingung. “Maaf gusti....”. Bintang terlihat ikut angkat bicara hingga kini perhatian mereka kembali tertuju kearah Bintang. “Mbah Suro, tadi mbah mengatakan kalau Gusti Ayu Pandansuri masih bisa mendengar apa yang kita semua bicarakan.” “Benar raden, Mantra Pulung Batu hanya bisa mengunci raga seseorang, tapi semua indra ditubuhnya masih berfungsi dengan baik....”. “Kalau begitu, apakah kalau kita menggunakan suara batin, Gusti Ayu Pand

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 9

    “Kanda”. sebuah suara lembut terlihat menyadarkan sosok Gusti Adipati Pandan Arum yang saat itu terlihat tengah termenung. “Dinda”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum tersenyum saat melihat siapa yang kini ada disebelahnya. “Ada ada kanda ?” “Kanda hanya tidak tahu bagaimana harus mendapatkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu satu hari dinda”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum terlihat sedih. “Lalu apa yang harus kita lakukan kanda ?” “Dinda jangan khawatir, walau bagaimanapun akan kanda jual semua kekayaan kanda demi keselamatan Pandansuri”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi. Dan kemudian terlihat Gusti Adipati Pandan Arum mengedarkan pandangannya kearah Patih Ganggar, Mbah Suro yang berada tak jauh darinya, tapi kemudian wajah Gusti Adipati Pandan Arum terlihat berubah. “Paman, dimana Raden Bintang ?”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum saat menyadari kalau Bintang tidak lagi berada diantara mereka, ucapan Gusti Adipati Pandan Arum ini tent

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 10

    Malam akhirnya datang, kegelapan kembali menyelemuti bumi, rembulan sudah tampak ditempatnya, disusul dengan munculnya satu persatu sang Bintang yang seperti biasanya dengan setia menemani sang rembulan. Sementara itu ditempat persembunyiannya, Bintang terlihat tengah menikmati ayam panggang buatannya seraya terus memperhatikan kearah dinding batu yang berada beberapa tombak dihadapannya. Cukup lama Bintang menunggu ditempat persembunyiannya, hingga ; “Ggghrrrrr...”. suara gemuruh tiba-tiba saja terjadi, dan Bintang yang berada ditempatnya tentu saja terkejut, dikegelapan malam Bintang dapat melihat dinding batu yang diduganya sebagai markas Gerombolan Bayangan Setan terlihat bergeser dari tempatnya, dan dari dalam dinding batu yang terbuka itu Bintang dapat melihat dengan jelas ke-8 sosok tubuh yang mengenakan pakaian serba hitam dan topeng setan terlihat keluar. “Kena kalian”. batin Bintang lagi tersenyum melihat hal itu dan Bintang kini dapat melihat salah seorang

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 11

    “Ho ho ho...! tak kusangka Ksatria Pengembara yang terkenal itu hanyalah nama kosong belaka”. terdengar ejekan dari si Bayangan Setan lagi, sementara itu ditempatnya Bintang terlihat mulai bangkit. “Aku belum kalah Bayangan Setan” “Bagus, bagus aku senang melihat semangatmu Ksatria Pengembara, aku beri kau kesempatan untuk menyerangku agar kau tidak mati penasaran”. ucap si Bayangan Setan lagi terlihat mempersilahkan Bintang untuk melancarkan serangannya. Merasa diremehkan, Bintang segera mempersiapkan jurusnya, jurus Tendangan Tanpa Bayangannya, dan ; “Hyyattt.....wuutt....wuuttt..” sosok Bintang berkelebat kedepan dengan jurus andalannya. Ditempatnya terlihat wajah dibalik Topeng Setan itu cukup terperanjat melihat serangan yang kini dilancarkan oleh Bintang, tapi sesaat kemudian bibirnya terlihat tersenyum. “Huppp”. dengan gerakan yang tak kalah cepat, sosok si Bayangan Setan bergerak menghindari serangan Bintang yang cepat luar biasa, tapi

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 12

    Dari Pertarungan yang terjadi antara Bintang dan si Bayangan Setan, kini kita melompat ke tempat kadiaman Gusti Adipati Pandan Arum yang saat itu tengah dilanda kegalauan dan kebingungan, karena Gusti Adipati Pandan Arum hanya mampu mengumpulkan satu peti keping uang emas, padahal Gusti Adipati Pandan Arum harus menyediakan dua peti uang emas untuk menebus kesehatan putri kesayangannya, Gusti Ayu Pandansuri. “Bagaimana ini kanda, kalau tidak memenuhi permintaan mereka, bagaimana dengan Pandansuri”. ucap wanita yang bekas istrinya itu terlihat begitu sangat khawatir. “Tenanglah dinda, kanda akan memikirkan jalan keluarnya”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi terlihat berfikir. “Bagaimana ini paman ?” “Maaf gusti, hamba juga bingung memikirkan hal ini”. ucap Patih Ganggar lagi hingga semakin membuat Gusti Adipati Pandan Arum semakin bingung dan kalut. Disaat seperti itulah tiba-tiba saja seorang prajurit kadipaten datang menghadap. “Sembah horm

  • Ksatria Pengembara Season 1   4. Bagian 13

    “Guru”. ucap Bintang lagi tanpa sadar. “Apa yang sedang kau lakukan Bintang ? apakah kau ingin menyerah begitu saja”. “Maafkan saya guru, tapi dia terlalu tangguh, dia seperti bisa menebak semua gerakanku, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa”. “Hu..!! aku sungguh malu mendengarkan ucapanmu Bintang, sungguh menyesal aku mengangkatmu sebagai murid”. “Maafkan saya guru, tapi saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa ?” “Apakah kau lupa dengan wejangan-wejangan yang pernah aku katakan padamu, sekarang coba kau ulangi wejangan yang pernah aku berikan padamu”. “We....wejangan yang mana guru ?” “Dasar geblek, sekarang dengarkan baik-baik pesanku ini, karena jika kau tidak mengerti, maka bersiaplah untuk mengakhiri hidupmu ditempat ini”. “Disetiap pertarungan yang kau lakukan, anggaplah pertarungan itu hanyalah merupakan latihan bagimu, dan lawan yang kau hadapi tidalah merupakan lawan yang berat, dia hanyalah seora

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status