Malam menyelimuti gelapnya malam, rembulanpun tampak bersinar redup malam itu, Bintang-Bintang tak banyak bertaburan menemani sang rembulan malam itu. Sementara itu di Istana Dasar Laut, tempat Bintang berada. Sebagaimana diceritakan dalam kisah sebelumnya, Bintang yang terlempar kedasar lautan akibat bertarung dengan Jenderal tou ba gui telah diselamatkan oleh Naga Manggala, dan selama hal itu pula yang membuat Bintang bertemu dengan dua maharaja penguasa dua alam, yaitu Maharaja Naga Samudra dan maharaja alam lelembut. Dari kedua maharaja ini Bintang mendapatkan beberapa ilmu kanuragan tingkat tinggi untuk bekal Bintang dalam menghadapi Pangeran Iblis kelak. Untuk mengetahui lebih lengkap baca (Maharaja Dua Alam).
Malam ini adalah malam terakhir Bintang berada di Istana Dasar Laut, karena besok Bintang akan pergi menemui Panembahan Agung di Bukit Bintang. Dan malam itu Bintangpun segera mempersiapkan dirinya untuk segera bertemu dengan or
Jangan lupa mampir juga Ke buku baru saya ya ZAYN & PUTRI ZHENA (Petualangan ke Negeri Jin) Terima kasih IG : Ksatria Pengembara FB : Jhon (Ksatria Pengembara) Folow ig @Ksatria Pengembara Di sana anda akan melihat cover-cover dari tiap masing-masing judul Ksatria Pengembara, juga judul-judul cover yang akan terbit dimasa akan datang.
Bintang semakin iba mendengar cerita Putri Samudra, maka Bintangpun bangkit berdiri dan berjalan kearah Putri Samudra.Perlahan Bintang membalik tubuh sang Putri dan dengan lembut Bintang mengangkat wajah jelita sang Putri hingga kini menatap kearahnya, dengan tersenyum Bintang menghapus air mata yang mengalir dikedua mata indah sang Putri.“Apakah benar Putri cinta pada kangmas.?”. tanya Bintang lagi. Putri Samudra tak menjawabnya tapi menatap Bintang dengan pandangan yang penuh arti.“Kenapa kangmas bertanya seperti itu?”. tanya Putri Samudra lagi.“Karena... Kangmas juga mencintai Putri”. ucap Bintang lagi, berbinar kedua mata indah sang Putri Samudra mendengar ucapan Bintang, Putri Samudra langsung memeluk erat tubuh Bintang dan merebahkan kepalanya didada Bintang yang bidang.“Apakah Putri benar-benar mencintai kangmas?”. ucap Bintang lagi membalas pelukan hangat sang Putri.“Sebenar
“Gharrrgghh...”. suara keras Naga Manggala menggelegar dikedalaman lautan, sosok sang naga raksasa terlihat terbang melesat dengan kecepatan tinggi keatas, dan ;“Byuurrrrr.....durrr...”. begitu sosok Naga Manggala keluar dari dalam lautan menimbulkan suara ledakan yang cukup keras dan kini sosok Naga Manggala sudah terbang tinggi melintasi awan. Tapi Naga Manggala tidak sendiri, diatas terlihat duduk seorang pemuda berbaju putih dan mengenakan jubah biru, dengan rambut dikuncir kuda dan sebilah pedang yang tersampir dipunggungnya, sosok pemuda ini tak lain adalah Bintang adanya.Diatas punggung sang naga, terlihat Bintang yang duduk dengan mata yang berbinar, baru kali ini Bintang naik seekor naga yang membawanya terbang melintasi langit, dari atas Bintang dapat melihat dengan jelas keadaan dibawahnya. Melihat pemandangan dibawahnya, Bintang benar-benar takjub. Walau ini bukan untuk yang pertama kalinya Bintang terbang melintas langit, karena d
Entah sudah berapa lama Bintang memejamkan kedua matanya dan tiba-tiba saja Bintang merasakan keadaan disekitarnya menjadi sepi senyap, sunyi, tidak ada satu suarapun yang terdengar.“Bukalah matamu anakku...”. dan Bintang lebih dikejutkan lagi saat tiba-tiba saja sebuah suara yang begitu agung terdengar, perlahan Bintang mulai membuka kedua matanya. Dan alangkah terkejutnya Bintang, beberapa tombak dihadapannya tampak duduk seorang kakek yang mengenakan pakaian seperti seorang pertapa, ditangannya tampak sebuah tasbih yang terbuat dari biji – biji sawi, matanya terlihat begitu lembut, wajahya yang begitu teduh dan agung seakan memancarkan Aura yang begitu menyejukkan bagi siapa saja yang menatapnya, tapi bukan itu yang membuat Bintang takjub, yang membuat Bintang takjub adalah dari sekujur tubuh sang kakek tampak memancar cahaya putih yang berpedar dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sang kakek tampak duduk diatas sebuah batu berwarna putih bersih.
Kita tinggalkan Bintang yang tengah berlatih ilmu kanuragan di Bukit Bintang. Sekarang mari kita menuju kembali ke Istana Dasar Laut, tempat kekuasaan Maharaja Naga Samudra.Maharaja Manggala terlihat tengah duduk ditaman belakang Istana Dasar Laut, tak ada seorangpun yang terlihat menemani sang maharaja.Sosok jelita Putri Samudra tampak tiba ditempat itu beserta ke-4 dayangnya. Melihat ayahandanya yang hanya seorang diri berada ditaman itu, Putri Samudra segera memerintahkan kepada ke-4 dayangnya untuk meninggalkannya. Setelah menjura hormat, ke-4 dayang itupun segera meninggalkan tempat itu.“Sembah hormat ananda kepada ayahanda”. ucap Putri Samudra setelah berada dihadapan Maharaja Manggala.“Bangunlah puteriku. Duduklah didekatku”. ucap Maharaja Manggala lagi mempersilahkan Putri Samudra untuk duduk didekatnya.“Bagaimana puteriku, apakah kau sudah memikirkannya matang-matang tentang keputusanmu untuk men
“Rupanya kanjeng Putri Samudra yang datang. Terimalah sembah hormat saya kanjeng Putri”. ucap wanita tua ini lagi saat mengenali sosok yang ada didepan gubuk tuanya.“Bangunlah Nyi Ipat Koco. Bagaimana kabarmu nyi?”. ucap sosok gadis berparas cantik nan jelita yang rupanya adalah Putri Samudra adanya.“Hamba baik-baik saja kanjeng Putri, mari..mari silahkan masuk kanjeng Putri”. ucap wanita tua itu lagi mempersilahkan Putri Samudra untuk masuk kedalam gubuknya, sebelum melangkah masuk, Putri Samudra terlihat memberikan tanda kepada ke-4 dayang setianya untuk menunggu diluar gubuk, sedangkan Putri Samudra sendiri masuk bersama wanita tua yang disebut Putri Samudra dengan panggilan Nyi Ipat Koco.Setelah berada didalam pondok, Nyi Ipat Koco segera mempersilahkan kanjeng Putri Samudra untuk duduk didekatnya.“Sudah lama sekali kanjeng Putri tidak berkunjung kemari” ucap Nyi Ipat Koco.“Iya ny
Hampir 3 bulan sudah lamanya Bintang berada di Bukit Bintang. Selama itu pula Bintang berada dibawah bimbingan Panembahan Agung. Dan Bintang benar-benar tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menempa dirinya. Guna bekalnya mengembara dirimba persilatan. Hari ini Bintang sudah kembali menghadap Panembahan Agung.“Bintang. Kau sudah mempelajari beberapa jurusku dengan sangat sempurna. Sekarang kau sudah siap untuk menghadapi Pangeran Iblis”. ucap Panembahan Agung lagi.“Saya akan berusaha semampu saya eyang. Mohon doa dari eyang”. ucap Bintang lagi menjura.“Aku akan selalu mendoakanmu Bintang”Panembahan Agung terlihat mengangkat tangannya kearah langit, dan ; “Bleeezzhhh......weeesshhh”. tiba-tiba saja ditangan Panembahan Agung sudah muncul sebuah benda berbentuk Bintang yang mengeluarkan cahaya putih, Bintang tentu saja mengenali benda tersebut, karena saat pertama kali datang ke Bukit Binta
Sementara itu di Istana Dasar Laut. Maharaja Naga Samudra tengah memanggil Putri kesayangannya, Putri Samudra untuk menghadap padanya.“Ananda, besok Bintang akan pulang, dia telah menyelesaikan latihannya di Bukit Bintang”. ucap Maharaja Manggala lagi, wajah Putri Samudra terlihat berubah, tapi kemudian tersenyum bahagia.“Ayahanda ingin mendengar keputusanmu tentang lamaran Bintang untuk menjadikan ananda sebagai istrinya. Apakah ananda sudah memikirkannya.?”. ucap Maharaja Manggala lagi.“Ananda sudah memikirkannya ayahanda”“Selama sebulan ini ananda sudah memikirkannya, mempertimbangkannya dan ananda memutuskan untuk menerima pinangan kangmas Bintang untuk menjadi suami ananda. Tapi itupun kalau ayahanda tidak keberatan. Jikalau ayahanda keberatan, ananda akan menolaknya”. ucap Putri Samudra lagi.Maharaja Manggala terlihat menarik nafas panjang, dan ; “Ananda sudah dewasa, ayahand
“Kanda bukannya tak menginginkan pernikahan ini Dinda, hanya saja. Kanda sudah tahu kalau Dinda akan kehilangan segala-galanya bila pernikahan ini terjadi. Dan Kanda tidak ingin semua itu terjadi. Hidup bersama Kanda belum tentu Dinda akan bahagia. Sementara disini, kebahagiaan sudah pasti akan ada”. ucap Bintang lagi dan kini barulah Putri Samudra mengerti kenapa Bintang bersikap dingin kepadanya, Putri Samudra tak tahu darimana Bintang tahu kalau Putri Samudra akan kehilangan semua haknya sebagai Putri penguasa Istana Dasar Laut bila dia menikah, tapi kemudian Putri Samudra tersenyum, Bintang heran melihat senyum diwajah Putri Samudra.“Kebahagiaan. Bagaimana Kanda bisa tahu kalau Dinda lebih bahagia bila berada disini dibanding hidup bersama dengan Kanda”. ucap Putri Samudra lagi hingga semakin membuat Bintang terkejut mendengarya.“Dinda lebih rela hidup sebentar asalkan bisa merasakan mencintai dan dicintai Kanda. Daripada hidup kekal
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu