“Rupanya kanjeng Putri Samudra yang datang. Terimalah sembah hormat saya kanjeng Putri”. ucap wanita tua ini lagi saat mengenali sosok yang ada didepan gubuk tuanya.
“Bangunlah Nyi Ipat Koco. Bagaimana kabarmu nyi?”. ucap sosok gadis berparas cantik nan jelita yang rupanya adalah Putri Samudra adanya.
“Hamba baik-baik saja kanjeng Putri, mari..mari silahkan masuk kanjeng Putri”. ucap wanita tua itu lagi mempersilahkan Putri Samudra untuk masuk kedalam gubuknya, sebelum melangkah masuk, Putri Samudra terlihat memberikan tanda kepada ke-4 dayang setianya untuk menunggu diluar gubuk, sedangkan Putri Samudra sendiri masuk bersama wanita tua yang disebut Putri Samudra dengan panggilan Nyi Ipat Koco.
Setelah berada didalam pondok, Nyi Ipat Koco segera mempersilahkan kanjeng Putri Samudra untuk duduk didekatnya.
“Sudah lama sekali kanjeng Putri tidak berkunjung kemari” ucap Nyi Ipat Koco.
“Iya ny
Hampir 3 bulan sudah lamanya Bintang berada di Bukit Bintang. Selama itu pula Bintang berada dibawah bimbingan Panembahan Agung. Dan Bintang benar-benar tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menempa dirinya. Guna bekalnya mengembara dirimba persilatan. Hari ini Bintang sudah kembali menghadap Panembahan Agung.“Bintang. Kau sudah mempelajari beberapa jurusku dengan sangat sempurna. Sekarang kau sudah siap untuk menghadapi Pangeran Iblis”. ucap Panembahan Agung lagi.“Saya akan berusaha semampu saya eyang. Mohon doa dari eyang”. ucap Bintang lagi menjura.“Aku akan selalu mendoakanmu Bintang”Panembahan Agung terlihat mengangkat tangannya kearah langit, dan ; “Bleeezzhhh......weeesshhh”. tiba-tiba saja ditangan Panembahan Agung sudah muncul sebuah benda berbentuk Bintang yang mengeluarkan cahaya putih, Bintang tentu saja mengenali benda tersebut, karena saat pertama kali datang ke Bukit Binta
Sementara itu di Istana Dasar Laut. Maharaja Naga Samudra tengah memanggil Putri kesayangannya, Putri Samudra untuk menghadap padanya.“Ananda, besok Bintang akan pulang, dia telah menyelesaikan latihannya di Bukit Bintang”. ucap Maharaja Manggala lagi, wajah Putri Samudra terlihat berubah, tapi kemudian tersenyum bahagia.“Ayahanda ingin mendengar keputusanmu tentang lamaran Bintang untuk menjadikan ananda sebagai istrinya. Apakah ananda sudah memikirkannya.?”. ucap Maharaja Manggala lagi.“Ananda sudah memikirkannya ayahanda”“Selama sebulan ini ananda sudah memikirkannya, mempertimbangkannya dan ananda memutuskan untuk menerima pinangan kangmas Bintang untuk menjadi suami ananda. Tapi itupun kalau ayahanda tidak keberatan. Jikalau ayahanda keberatan, ananda akan menolaknya”. ucap Putri Samudra lagi.Maharaja Manggala terlihat menarik nafas panjang, dan ; “Ananda sudah dewasa, ayahand
“Kanda bukannya tak menginginkan pernikahan ini Dinda, hanya saja. Kanda sudah tahu kalau Dinda akan kehilangan segala-galanya bila pernikahan ini terjadi. Dan Kanda tidak ingin semua itu terjadi. Hidup bersama Kanda belum tentu Dinda akan bahagia. Sementara disini, kebahagiaan sudah pasti akan ada”. ucap Bintang lagi dan kini barulah Putri Samudra mengerti kenapa Bintang bersikap dingin kepadanya, Putri Samudra tak tahu darimana Bintang tahu kalau Putri Samudra akan kehilangan semua haknya sebagai Putri penguasa Istana Dasar Laut bila dia menikah, tapi kemudian Putri Samudra tersenyum, Bintang heran melihat senyum diwajah Putri Samudra.“Kebahagiaan. Bagaimana Kanda bisa tahu kalau Dinda lebih bahagia bila berada disini dibanding hidup bersama dengan Kanda”. ucap Putri Samudra lagi hingga semakin membuat Bintang terkejut mendengarya.“Dinda lebih rela hidup sebentar asalkan bisa merasakan mencintai dan dicintai Kanda. Daripada hidup kekal
Akhirnya hari yang dinantipun tiba, hari pernikahan antara Bintang dan Putri Samudra. Kemeriahan terlihat jelas di Istana Dasar Laut, bahkan Istana Dasar Lautpun sudah dihias sedemikian indah dan megah untuk menyambut pernikahan ini. Semua bangsa lelembut penghuni dasar lautan datang menghadiri pesta pernikahan Putri maharaja penguasa Istana Dasar Laut, satu demi satu tamu mulai berdatangan, Bintang yang saat itu berdiri disebelah Maharaja Manggala terlihat ikut menyambut tamu yang datang.Diantara riuhnya suara yang ada ditempat itu, tiba-tiba saja suasana menjadi sunyi saat satu rombongan datang memasuki Istana Dasar Laut dan tiba diaula pernikahan. Kedatangan rombongan inilah yang membuat suasana ditempat itu menjadi hening sejenak.Yang berdiri paling depan adalah sosok laki–laki tinggi kekar, dengan wajah tampan dan beribawa, wajahnya terlihat begitu tenang dan memancar kan keagungan yang nyata, mengenakan pakaian mewah seperti layaknya seorang raja, ditamba
Di kamarnya, Putri Samudra terlihat tengah dihiasi oleh para dayang-dayang setianya, dengan mengenakan pakaian yang serba merah, ditambah dengan kilauan mutiara yang menghiasi dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki, membuat sosok Putri Samudra begitu anggun dan sangat cantik sekali. Sosok Putri Samudra seakan begitu berkilau dan berseri dengan senyum diwajahnya.Putri Samudra terlihat begitu bahagia sekali, ini terpancar jelas diwajahnya yang berbinar dan bercahaya, pakaian merah yang membungkus tubuhnya yang indah terlihat begitu sangat pas sekali dengan kecantikan dan kejelitaan yang dimilikinya.“Tok...Tok...Tok...”. sebuah suara ketukan terdengar dipintu kamar tersebut, Putri Samudra segera memerintahkan dayangnya untuk membukanya.Begitu pintu terbuka, dua sosok gadis jelita langsung masuk kedalam.“Ayunda Putri”. terdengar suara dibelakang Putri Samudra yang membuat Putri Samudra menolehkan pandangannya, dan ;&ld
“Tidak salah lagi. Pantas sepertinya nama Bintang itu sudah tidak asing ditelingaku”. ucap Putri Dewi Kencana lagi. “Idih... Beruntung sekali ayunda Putri bisa menikah dengan pendekar besar seperti Ksatria Pengembara”. goda Putri Aura lagi. “Tapi aku juga baru tahu tentang hal ini, Kanda Bintang tak pernah mengatakan siapa dirinya sebenarnya”. batin Putri Samudra lagi. Waktu yang dinantipun tiba. Di mana Bintang dan Putri Samudra melangsungkan pernikahan mereka dengan sangat khidmat, semua tersenyum bahagia waktu itu, terlebih Bintang dan Putri Samudra sendiri. Pesta pernikahan dinegeri dasar laut ini berlangsung meriah, dari pagi hingga malam, pesta terus berlangsung. Saat malam tiba, satu demi satu tamu undangan mulai beranjak pulang dan yang terakhir pulang adalah rombongan maharaja Yudha penguasa negeri alam lelembut. Bintang bersama istrinya Putri Samudra serta Maharaja Manggala sendiri yang langsung mengantarkan rombongan maharaja Yudha meninggalkan Istana Dasar Laut. “Baikl
“Ini adalah malam pengantin kita kanda. Mari kita jadikan malam ini menjadi malam yang paling berkesan untuk kita berdua”. ucap Putri Samudra lagi seraya menundukkan wajahnya, diciumnya dengan lembut kening Bintang, dari kening menjalar kekedua mata Bintang, dari mata ciuman Putri Samudra berlabuh di hidung Bintang dan akhirnya mendarat dibibir Bintang, kali ini Bintang membalasnya dengan hangat pagutan bibir indah Putri Samudra dibibirnya.Kian malam kian kentara terdengar suara rintihan dan desahan penuh kenikmatan yang terdengar dari dalam kamar pengantin tersebut.“Aahhh.”. hampir bersamaan kedua-duanya terkapar lemah tak berdaya diatas tempat peraduan itu, baik Putri Samudra dan Bintang terlihat sama-sama terbaring lemas tanpa tenaga. Cukup lama keduanya terlihat terbaring tak bergerak, mencoba untuk mengumpulkan kembali sisa-sisa tenaga yang tersisa. Malam terus berjalan seiring dengan berakhirnya kemeriahan pesta yang terjadi diluar, perm
Tiga Minggu sudah Bintang dan Putri Samudra menikmati masa bulan madu mereka sebagai suami istri. Baik Bintang maupun Putri Samudra begitu sangat bahagia menjalani hari-hari mereka sebagai sepasang suami istri. Dari Istana Dasar Laut, kita melompat ke sebuah negeri dataran tengah yaitu negeri tiongkok.Saat ini situasi didataran tengah sudah sangat mengkhawatirkan keadaannya, hal ini dikarenakan Zhu Yuan-Zhang sudah memproklamirkan dirinya sebagai kaisar ditingkok dan berpusat kekuasaan di daerah yang bernama Yingtian. Kaisar Shun-Ti yang sudah mendengar hal ini jelas tak tinggal diam, berbagai serangan dan gempuran hebat terus dilakukan kedaerah kekuasaan kaisar Zhu Yuan-Zhang, tapi kaisar Zhu Yuan-Zhang terus bertahan, dengan dukungan orang-orang persilatan, kedudukan kaisar Zhu Yuan-Zhang kini terus semakin bertambah kuat.Saat ini kaisar Zhu Yuan-Zhang tengah mengadakan pertemuan dengan petinggi-petinggi kerajaannya, termasuk diantaranya Jenderal Yuan Chonghuan, Je
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu