Kisah ini berawal kira-kira 5 abad silam atau 500 tahun yang lalu. Dimana terjadi disebuah bukit yang terlihat berdiri dengan tegarnya menjulang keangkasa, seakan ingin menantang keperkasaan langit yang ada diatasnya. Jurang lebar tampak berada dipinggiran bukit tersebut. Sementara itu di langit, tampak segerombolan awan menghitam datang secara bergerombol bagaikan air bah yang siap menghantam apa saja yang ada dihadapannya, perlahan tapi pasti keadaan diatas bukit itu mulai terlihat mendung dan gelap.
“Glaaarrr........glarrr........”. terdengar dua kali guntur menggelegar keras memecah kesunyian alam, tak lama kemudian secara sambung menyambung keadaan diatas bukit itu terlihat semakin menggila, alam seakan tidak lagi bersahabat, sambung menyambung guntur dan halilintar menggelegar dasyat seakan-akan shang yang widhi benar-benar sudah murka. Tapi anehnya, bila dilihat dari kejauhan, hanya diatas bukit itu saja yang menjadi tempat kemurkaan alam, sementara diluar bukit itu, keadaan alam begitu tenang dan hening, seakan tak pernah terjadi apa-apa, sungguh sangat mengherankan dan mengejutkan.
“Werrrrr..........”. satu cahaya biru tampak terbang melesat dari arah utara, melesat dengan kecepatan tinggi menuju kearah bukit tersebut, begitu cepatnya lesatan cahaya biru itu akan sangat sulit ditangkap dengan pandangan mata biasa, beberapa kali terlihat cahaya biru itu berputar-putar diatas puncak bukit tersebut, hingga akhirya cahaya biru terlihat turun tepat dipuncak bukit tersebut.
“zeeebbb........”. bersamaan dengan turunnya cahaya biru yang cukup terang itu keatas permukaan tanah diatas puncak bukit tersebut, bersamaan dengan itu pula cahaya biru tersebut berubah menjelma menjadi satu sosok tubuh seorang laki-laki berperawakan besar, wajahnya tampak dipenuhi oleh cambang dan brewok, tapi hal itu masih tak membuat kewibawaan dan keagungan wajahnya, lelaki berperawakan besar ini tampak mengenakan pakaian yang begitu mewah seperti layaknya pakaian seorang raja besar, ditambah lagi sebuah mahkota berkepala naga yang tersampir dikepalanya. Matanya yang tajam terlihat menatap keadaan disekitarnya, tapi sejauh mata memandang hanya dataran bebatuan dan pinggiran jurang yang terlihat dihadapannya.
“Wuutttt......weeessshhhh.........”. wajah lelaki ini terlihat langsung berpaling kearah selatan saat satu cahaya merah terlihat juga melesat dengan kecepatan tinggi kearah bukit yang ditempatnya saat ini.
“Ternyata kau juga tidak lupa akan hari ini Yudha......”. entah apa maksud lelaki berperawakan besar itu bergumam sendiri saat melihat cahaya merah yang kini semakin dekat kearahnya.
“zeeeebbgghhhh............”. begitu menyentuh tanah, seperti halnya kemunculan lelaki berperawakan besar itu, cahaya merah inipun ikut menjelma menjadi sosok seorang laki-laki bertumbuh tinggi kekar, wajahnya terlihat tampan dan penuh wibawa, begitu tenang dan memancarkan keagungan yang bgitu nyata, pakaian yang dikenakannya pun tak jauh beda dengan sosok yang berada dihadapannya, bahkan sosok lelaki yang baru muncul inipun ikut mengenakan mahkota berkepala naga seperti halnya lelaki berewokan yang ada dihadapannya.
“Manggala......”
“Yudha.......”. hampir bersamaan kedua laki-laki ini terlihat saling mendekat dan saling berpelukan, rupanya keduanya telah saling mengenal satu sama lain, ini terlihat dari betapa hangatnya pelukan keduanya, seakan-akan keduanya sudah begitu lama tak bertemu satu sama lain.
Perlu para pembaca ketahui sebelumnya, kedua lelaki yang hampir muncul secara bersamaan diatas bukit tersebut, bukanlah orang-orang biasa, yang bertubuh besar dan kekar bernama Manggala atau yang lebih dikenal sebagai Raja Naga Samudra, penguasa istana dasar Samudra yang berada didasar lautan. Sedangkan laki-laki yang disebut dengan nama Yudha oleh Raja Naga Samudra adalah Raja Negeri Alam Lelembut atau yang lebih sering disebut sebagai Maharaja Alam Lelembut.
Kedua lelaki ini memang bukanlah saudara kandung, tapi kedua-duanya adalah bersaudara seperguruan karena kedua-duanya pernah menuntut ilmu pada seorang pertapa yang begitu waskita dan mumpuni yang bernama Panembahan Agung.
Sebagai penguasa-penguasa negeri alam lelembut dan negeri alam ghaib, tentu kedua-duanya memiliki kesaktian yang tinggi bahkan sangat mumpuni, tapi kali ini kedatangan keduanya ke bukit yang disebut oleh Panembahan Agung sebagai Bukit Iblis ini bukanlah karena tidak disengaja, tapi keduanya datang ketempat ini karena sumpah dan janji yang mereka ucapkan dihadapan guru mereka, Panembahan Agung. Sebelum menyelesaikan menuntut ilmu kesaktian dari Panembahan Agung, sang guru menceritakan sebuah cerita yang amat mengejutkan bagi keduanya, adapun cerita yang mengejutkan itu adalah mengenai akan lahirnya sosok penguasa alam kegelapan yang bernama Pangeran Iblis. Keberadaan sosok Pangeran Iblis ini sudah berlangsung selama ribuan tahun bahkan jutaan tahun yang lalu, tapi dari generasi ke generasi, Mahaguru hingga sampai ke Panembahan Agung bersama penerus kesaktiannya terus berhasil menggagalkan lahirnya kembali sosok Pangeran Iblis kembali keatas muka bumi ini. Panembahan Agung mengatakan kalau sampai Pangeran Iblis lahir dapat terlahir kembali keatas muka bumi ini, maka selamanya bumi ini akan selalu berada dalam kegelapan.
Oleh karena itulah sebagai murid terakhir dari Panembahan Agung, Raja Naga Samudra dan Raja Alam Lelembutlah yang harus memikul tanggung jawab tersebut untuk mencegah kembali lahirnya sosok Pangeran Iblis keatas muka bumi ini. Dan menurut perkiraan Panembahan Agung, sosok Pangeran Iblis akan lahir kembali keatas muka bumi ini, tepatnya di Bukit Iblis adalah 500 tahun sejak Panembahan Agung berhasil mencegah lahirnya Pangeran Iblis keatas muka bumi ini.
Dan hari itu adalah hari ini, tepat 500 tahun sejak tewasnya Pangeran Iblis ditangan Panembahan Agung diatas Bukit Iblis ini, hingga Raja Naga Samudra dan Raja Alam Lelembutpun datang ke Bukit Iblis untuk menunaikan amanat Panembahan Agung, guru mereka.
“Zzzeegggzzzzz.........zzzeeggghhh.......”. suara gemuruh terdengar membahana di Bukit Iblis, tepat dengan terjadinya gempa hebat diatas bukit tersebut, hal ini membuat sosok Raja Naga Samudra dan Raja Alam Lelembut saling melepas pelukan mereka untuk melepas rindu, keduanya terlihat langsung menatap kearah langit, dimana langit terlihat semakin menggila. Langit seakan benar-benar mau runtuh, saling sambar menyambar dengan kerasnya. “Ternyata apa yang dikatakan guru benar-benar nyata Manggala......”. “Benar Yudha, semula akupun begitu sulit mempercayai cerita guru, kedatanganku kemari hanya ingin memastikan hal itu, tapi melihat apa yang terjadi saat ini, sepertinya Pangeran Iblis itu memang benar-benar nyata.......” “Apakah menurutmu, kita akan bisa mencegah kelahiran Pangeran Iblis itu seperti yang dilakukan guru dulu......” “Mudah-mudahan Yudha, seperti yang guru pernah katakan, kalau kita ingin mengalahkan Pangeran Iblis, kita harus yakin akan kem
“Yudha, kau tidak apa-apa.....?” “Aku tidak apa–apa Manggala...kau sendiri bagaimana....?”. “Aku tidak apa-apa......”. “Apakah kalian kira bisa mengalahkanku ha.....!!! apakah guru kalian Panembahan Agung tidak mengajarkan yang lebih baik pada kalian untuk menghadapiku......”. tiba-tiba saja terdengar suara mengema ditempat itu, anehnya mulut Pangeran Iblis tampak tidak sedikitpun terbuka saat mengeluarkan ucapan tadi, tapi suaranya sudah terdengar begitu keras dan nyaring, ucapan itu jelas meremehkan serangan yang baru saja dilancarkan oleh Raja Naga dan Raja Alam Lelembut. “Jangan berani kau menghina guru kami manusia iblis.....”. ucap Raja Naga tak kalah sengit. “Kenapa, kenapa tidak guru kalian sendiri yang datang menghadapiku, kenapa hanya 2 murid bodoh seperti kalian yang dikirimnya untuk menghadapiku.......kalian hanya mengantarkan nyawa saja ditanganku, sebaiknya pergilah, katakan pada guru kalian itu untuk menghadapiku sendiri..
Sementara itu cahaya biru yang tadi keluar dari Pedang Manggala yang ada ditangan Raja Naga, tiba-tiba ; “Sharrrggkkk............”. cahaya itu berubah menjelma menjadi sesosok Naga raksasa yang kini terus melesat kearah sosok Pangeran Iblis. Sementara itu kelima cahaya yang tadi keluar dari lubang-lubang seruling emas yang ada ditangan Raja Alam Lelembut tampak tak kalah hebatnya melesat kearah Pangeran Iblis, bahkan seperti apa yang terjadi pada Naga Biru jelmaan cahaya yang tadi keluar dari Pedang yang ada ditangan Raja Naga. Lima cahaya kuning keemasan itupun terlihat melesat dengan cepat kearah sosok Pangeran Iblis. Hampir bersamaan sosok bayangan naga biru jelmaan cahaya biru yang keluar dari hulu Pedang Manggala serta kelima cahaya yang keluar dari lubang-lubang seruling Yudha itu langsung melibat dan membungkus sosok Pangeran Iblis dari ujung kaki hingga sebatas leher, begitu keras dan eratnya membelit tubuh Pangeran Iblis seakan ingin meremukkan tubuh
Kehidupan terus berjalan seiring dengan perputaran sang waktu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulanpun berganti tahun, tanpa terasa kehidupan diatas jagat raya terus berjalan seperti biasanya. Sementara itu keadaan diatas jagat raya ini tengah menganut sebuah hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa, tepatnya masa itu disebut sebagai masa dunia persilatan. Para pendekar dari seluruh sentero jagat terus memperdalam ilmu kesaktian yang mereka miliki untuk menjadi yang nomor 1 dan yang terkuat dijagat raya ini, golongan putih dan golongan hitam terus saling berlomba-lomba untuk mencapai tingkatan tersebut, tak perduli berapa nyawa yang harus melayang karena tujuan itu, nama dan kedudukan menjadi pendekar yang tak terkalahkan telah membutakan mata setiap orang yang haus akan besarnya sebuah nama untuk ditakuti dan disegani baik oleh lawan maupun kawan. Dan hal itu pulalah yang saat ini terjadi disebuah pulau yang terkenal akan kekayaan buminya y
Gempa hebat yang terjadi semalam, ternyata tidak saja terjadi di Lembah Obat, tapi hampir terjadi diseluruh alam jagat raya ini, hingga keesokan harinya terjadi kegegeran dan kegemparan diseluruh alam jagat raya ini karena terjadinya gempa bumi yang sama sekali tidak diduga dan tidak diraba kedatangannya. Seketika saja berita tentang gempa bumi hebat itu menjadi bahan pembicaraan dimana-mana, berbagai persepsi diutarakan oleh setiap orang, tapi yang mana yang benar, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin kebenaran akan hal itu. Tapi sebagian tokoh-tokoh yang sudah mumpuni, gempa hebat yang terjadi semalam bukanlah gempa biasa, melainkan suatu pertanda besar yang akan terjadi di alam jagat raya ini. Tapi merekapun masih tetap bertanya-tanya tentang hal itu. Tidak ada seorangpun yang dapat merabanya secara pasti. Bagi beberapa yang tahupun hanya menyimpannya menjadi rahasia dirinya sendiri. Oleh karena pristiwa besar yang mengundang seribu macam pertanyaan dan
Cukup lama, tidak ada yang membuka suara mengenai hal itu, hingga akhirnya ketiga datuk terlihat menarik napas panjang, akankah pertemuan kali ini tidak akan menghasilkan apapun. “Tunggu.....!!”. tiba-tiba saja sebuah suara terdengar diiringinya dengan berkelebatnya satu sosok bayangan melesat dan turun tepat ditengah-tengah mereka. Semua mata kini langsung tertuju kearah sosok yang kini telah berada ditengah-tengah mereka, rupanya sosok tersebut adalah sosok seorang kakek yang berpakaian putih, tapi bukan hal itu yang aneh pada sosok kakek yang satu ini, wajahnya terlihat begitu memerah, sementara ditangannya tampak sebuah bumbung tuak yang sesekali dituangkannya kedalam mulutnya, dapat dipastikan kalau merahnya wajah sikakek tentu karena minuman tuak yang ada ditangannya, rambutnya terlihat memutih, padahal wajahnya masih belum begitu tua, kedua matanya terlihat seperti orang yang tengah mengantuk, bahkan gaya berdirinya saja seperti orang yang mau jatuh. A
Matahari masih bersinar dengan teriknya siang itu, sinarnya yang panas menyengat seakan ingin membakar semua apa yang ada diatas permukaan bumi ini, hingga tak heran banyak orang lebih memilih untuk tetap berada didalam rumah mereka karena mereka tak tahan akan panasnya sinar matahari pada siang itu. Diantara teriknya terpaan sinar sang surya, sebuah lembah terlihat berdiri dengan suburnya, sejauh mata memandang, pohon-pohon berbagai jenis dan ragam tumbuh dengan suburnya dilembah tersebut, dari jenis yang mudah ditemui hingga sampai jenis yang amat langka sekalipun ada dilembah itu, hingga tak heran orang-orang dunia persilatan memberikan nama Lembah Obat kepada lembah tersebut, tapi keberadaan Lembah Obat ini hanya segelintir orang saja yang mengetahuinya. Sehingga bisa terbilang sangat jarang ada orang yang dapat mencapai tempat itu. Siang itu, dua sosok tubuh tampak berjalan menaiki Lembah Obat, keduanya adalah dua sosok kakek-kakek yang mengenakan serba putih, g
“Benua, kedatanganku kemari bersama Datuk Langit adalah karena......”. “Aku sudah tahu maksud kedatangan kalian semua, kalian pasti ingin menanyakan tentang pertanda gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu.......” “Benar, kedatangan kami memang ingin menanyakan tentang hal itu Peramal 5 Benua......”. ucap Datuk Langit lagi “Ah, jangan terlalu berbasa basi seperti itu datuk, panggil saja namaku seperti yang lainnya.......” “Weleh....weleh, kau memang hebat Benua, tak heran namamu sebagai Peramal 5 Benua tidak diragukan lagi......”. “Bujul buneng, sudah-sudah, sekarang katakan pada kami Benua, apa sebenarnya arti pertanda dari gempa besar itu, aku sudah tidak sabar untuk mendengarnya......”. “Memang gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu bukan kejadian biasa, tapi nanti saja aku akan menjelaskannya pada kalian, karena kita masih akan kedatangan seorang tamu lagi.....”. ucap Benua lagi hingga membuat semua yang ada di
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu